Berdasarkan nawacita annangguru PROF KH. SAHABUDDIN bahwa kampus unasman
didirikan berangkat dari kegelisahan dan keprihatinan, karena pada saat itu annangguru miris melihat banyak generasi muda polman yang tak mampu melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan, dikarenakan terhalangi oleh ekonomi yang tidak menunjang, yang notaben masyarakatnya memiliki ekonomi dibawah standar rata-rata. {tidak mampu}. sehingganya annangguru Prof. kh. Sahabuddin. mengambil inisiasi untuk mendirikan sebuah wadah guna menampung mereka walaupun ekonomi mereka terbatas tapi tetap harus melanjutkan pendidikan. Nahh itulah sedikit ringkasan nawacita annangguru sehingga mendirikan kampus tercinta kita UNASMAN. Namun melihat realitas yang terjadi hari ini, kampus unasman menerbitkan regulasi maupun kebijakan yakni wajib ikut lembaga bahasa inggris, yangsecara nyata kebijakan itu telah melenceng dari hakikat nawacita annangguru yang sesungguhnya, sebap lembaga bahasa inggris ini yang menjadi penekanan utama pihak kampus tapi kampus mengabaikan kualitas SDM dari mahasiswa itu sendiri. sedangkan kita lihat fasilitas yang ada dalam kampus itu sangat minim misalnya laboratorium, kursi, ruangan, dan lain-lain. dan seharusnya itu bisa menjadi sorotan utama oleh pihak kampus, karena ia menjadi kebutuhan utama bagi mahasiswa untuk menunjang kapasitas dalam ilmu kejuruan yang mereka pilih. Disamping itu, ada derertan problem yang ada di kampus unasman hari ini yang juga tak kunjung bisa dientaskan, diantaranya: 1. beberapa dosen tidak konsisten dengan keputusan yang telah tersepakati bersama dalam kontrak pembelajaran. contohnya. Beberapa dosen yang hadir melaksanakan perkuliahan kadang langsung menandatangani kartu kontrol yang seharusnya dalam satu kali pertemuan satu paraf justru di paraf 2 sampai 3 kali dalam satu kali pertemuan ini adalah sebuah pembodohan yang dicanamkan oleh dosen. 2. Adanya kebijakan oleh kampus yakni lembaga bahasa inggris yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa kampus unasman. tapi nyatanya program ini hanya di berlakukan di kampus induk dan kampus cabang tidak {mamasa dan malunda}. 3. Mahasiswa sepakat bahwasanya lembaga bahasa inggris ini memang jadi kebutuhan mahasiswa tapi yang jadi keluhan, kenapa kita ketahui bersama bahwa lembaga bahasa inggris tidak masuk dalam kurikulum yang ada dalam kampus(non sks), kenapa ketika tidak melunasi pembayaran lembaga bahasa ingris, tidak diperbolehkan mengikuti final semester? Padahal final semester jauh lebih penting. Kampus seharusnya bisa lebih jelih melihat apa yang seharusnya menjadi kebutuhan utama mahasiswa bukan malah memutuskan kebijakan secara sepihak.. Berangkat dari problem diatas, perlu ada upaya serius dari kampus untuk segera meretas problem diatas agar tidak meluas. Olehnya itu kami menuntut : 1. Pihak institusi kampus agar supaya Memantau serta menindak tegas kepada dosen yang terbukti melakukan kecurangan dalam proses pembelajaran. 2. Pihak institusi agar supaya segera menghapus PENDIDIKAN KARAKTER DAN BAHASA, dan segera melengkapi fasilitas yang menunjang pengembangan kualitas mahasiswa 3. Menuntut instansi kampus untuk transparansi regulasi. 4. Menuntut instansi kampus untuk menghadirkan dikti guna dialog untuk memperjelas regulasi yang ada.