Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia. Komoditas perikanan berpotensi
sebagai tulang punggung pembangunan Indonesia di masa mendatang. Terdapat banyak komoditas penting produk perikanan, salah satunya ialah komoditas ikan demersal. Ikan demersal memiliki nilai ekonomi yang tinggi namun memiliki potensi sumberdaya yang relatif kecil jika dibandingkan dengan potensi ikan pelagis. Perikanan demersal Indonesia menghasilkan berbagai jenis ikan diantaranya kakap merah, peperek, bawal dan lainnya dan penangkapannya pun menggunakan berbagai alat tangkap diantaranya bottom gilllnet, bottom trwal, bubu, dan lainnya. Ciri utama sumberdaya ikan demersal antara lain memiliki aktivitas rendah, gerak ruang yang tidak terlalu jauh dan membentuk gerombolan tidak terlalu besar yang menyebabkan penyebarannya relatif merata. Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting yang merangsang dan menentukan pengkonsentrasian serta pengelompokan ikan. Ikan demersal sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi seperti suhu, salinitas, arus, dan bentuk dasar perairan. Gerombolan ikan demersal lebih menyukai salinitas yang tinggi berada ke arah laut yaitu berada pada salinitas 35,5 per mil. Potensi produksi ikan demersal sebagian besar berasal dari usaha perikanan skala kecil karena daerah penangkapan masih terbatas. Ikan demersal di wilayah indonesia sebesar 28,54% dari total potensi sumberdaya perikanan laut Indonesia atau sekitar 1.786.400 ton per tahun. Indonesia potensi untuk mengekspor ikan demersal dari data yang didapatkan negara-negara tujuan Indonesia untuk mengekspor ikan yaitu Jepang, Hongkong, Taiwan, Thailand, Singapura, Vietnam, Australia, Amerika Serikat, Belanda, Belgia, dan lainnya. Ikan kerapu menjadi salah satu ikan yang berpotensi untuk diekspor dengan kenaikan nilai ekspor rata-rata mencapai 9,4% per tahun sejak 2012-2016. Tahun 2017 nilai ekspor kerapu mencapai USD16,42 juta dengan volume ekspor sebesar 30,75% per tahun yang menandakan adanya kenaikan rata-rata per tahun. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Tingginya keanekaragaman hayati ini disebabkan oleh letak geografis yang strategis dan faktor lain berupa iklim musiman dan massa air laut yang mempengaruhi massa air dari dua samudera serta keragaman habitat dan ekosistem didalamnya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberadaan sumberdaya ikan dan daerah penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan menurut Yusuf (2006) dalam Dinas Kelautan dan Perikanan (2009) ialah suatu perairan dimana ikan menjadi sasaran penangkapan diharapkan dapat tertangkap secara maksimal, tetapi masih dalam batas kelestarian sumberdayanya. Analisa daerah penangkapan diperlukan untuk memberikan informasi akurat keberadaan gerombolan ikan, sehingga penangkapan bisa dilakukan dengan efektif dan efesien. Penentuan daerah penangkapan ikan yang potensial saat ini disebagian besar wilayah Indonesia masih menjadi kendala, sehingga usaha pengkapan ikan yang dilakukan masih penuh dengan ketidakpastian karena nelayan tidak dapat langsung menangkap ikan tapi mencari daerah penangkapannya terlebih dahulu. Dengan demikian hasil tangkapannya juga menjadi tidak pasti, disamping itu ketidakpastian tersebut mengakibatkan kapal pengangkap banayak menghabiskan waktu dan bahan bakar untuk mencari lokasi fishing ground akibatnya hasil tangkapan yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menganalisa daerah penangkapan ikan harus pula mengetahui terlebih dahulu tingkah laku ikan dan reaksinya terhadap beberapa parameter fisik, kimia, dan biologi perairan. Gower dalam Zainuddin et al. (2007) bahwa suatu daerah perairan memiliki rentang tertentu dimana ikan berkumpul untuk melakukan adaptasi fisiologis terhadap faktor lain misalnya suhu, arus, dan salinitas yang lebih sesuai dengan toleransi tubuh ikan, namun keberadaan konsentrasi klorofil-a diatas 0,2 mg mengindikasikan keberadaan plankton yang cukup untuk kelangsungan hidup ikan ekonomis penting. Maka dari itu penting bagi kita mengetahui faktor-faktor daerah penangkapan ikan yang mendukung keberadaan komoditas penting perikanan tangkap, terutama nelayan yang perlu akan pengetahuan ini agar mampu mendeteksi keberadaan ikan didaerah penangkapan sehingga tangkapan hasil perikanan mendapatkan hasil yang banyak (maksimal) dan waktu, biaya, dan tenaga yang diminimalisir. Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor daerah penangkapan ikan yang mendukung komoditas penting perikanan tangkap dengan melihat karakteristik pada masing-masing komoditas ikan (tingkah laku). Paper yang kami buat mengenai ikan demersal yang memiliki karakteristik khas karena habitatnya di dasar perairan. KESIMPULAN Ikan demersal merupakan ikan