PENDAHULUAN
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optik,
serta kerusakan lapang pandangan yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang
tidak normal.1 Galukoma ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh
pencekungan diskus optikus, atrofi papil saraf optik dan pengecilan lapangan pandang yang dapat
berakhir dengan kebutaan.2,3
Karena galukoma disebabkan oleh adanya tekanan bola mata yang tidak normal, maka pengobatan yang
diberikan adalah pengobatan untuk mengurangi tekanan intraokular. Obat anti glaukoma untuk
menurunkan tekanan intraokular mempunyai bermacam-macam cara kerja dan efeknya bervariasi pada
tiap individu. Pengobatan glaukoma sudut terbuka primer atau kronik bisa dimulai dengan obat-obatan
yang menurunkan produksi humor akuos atau obat yang memperbesar curahan humor akuos keluar bola
mata.4,5 Biasanya pengobatan dimulai dengan pemberian obat tunggal. Bila tidak berhasil maka
digunakan obat kombinasi.
Di Indonesia glaukoma kurang dikenal oleh masyarakat, padahal cukup banyak yang menjadi buta
karenanya. Kebutaan akibat galukoma dapat dicegah apabila diagnosis sudah dibuat sejak dini.
Pertolongan pertama pada glaukoma seringkali menentukan apakah mata yang bersangkutan akan buta
atau tidak. Oleh karena itu sangat penting untuk mendiagnosis secara dini dan selanjutnya diterapi
secara adekuat agar tidak terjadi kebutaan.
1.2. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Galukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna
tersebut pada pupil penderita glaukoma.3 Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan mata
seseorang demikian tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan kerusakan saraf optik dan
mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang. Glaukoma akan terjadi bila cairan
mata di dalam bola mata pengalirannya terganggu. Pada mata yang sehat dan normal, cairan mata ini
akan masuk ke dalam bilik mata dan keluar melalui celah halus ( trabekulum ) di daerah yang disebut
sudut bilik mata, yang terletak antara selaput pelangi dan selaput bening.5
2.2 PATOFISIOLOGI
Di dalam bola mata bagian depan terdapat bilik mata depan yang merupakan ruangan di dalam mata
yang dibatasi kornea, iris, pupil dan lensa yang diisi oleh cairan mata. Cairan ini mengatur makanan dan
oksigen untuk kornea dan lensa. Cairan mata dihasilkan oleh jonjot badan siliar yang terletak di belakang
iris. Melalui celah iris dan lensa, cairan mata keluar melalui pupil lalu ke bilik mata depan. Setelah cairan
mata masuk ke dalam sudut bilik mata dan melalui anyaman trabekulum, cairan mata masuk ke dalam
kanal schlemm.
Bola mata yang dimasuki air terlalu banyak tidak dapat meledak tetapi akan melembung di daerah yang
paling lemah pada papil optik atau pada sklera tempat saraf optik keluar.5 Bila tekanan bola mata naik
serabut saraf akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel tersebut akan mengakibatkan hilangnya
penglihatan yang permanen.
2.3 KLASIFIKASI
1. Glaukoma primer
2. Glaukoma kongenital
· Primer atau infantil
3. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
· Kelainan lensa
· Kelainan uvea
· Trauma
· Pembedahan
4. Glaukoma absolut
2. Tonometri
3. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
4. Oftalmoskopi
ISI
Glaukoma sebenarnya tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah mengontrol tekanan bola mata
sehingga tidak memberikan kerusakan pada saraf optik dan lapang pandang. Pasien glaukoma perlu
diperiksa secara teratur dan memakai obat anti glaukoma seumur hidup.Semua bentuk glaukoma perlu
memakai obat. Pengobatan yang tepat akan mencegah kerusakan lapang pandang dan penglihatan.
Pengobatan glaukoma terutama bertujuan untuk menurunkan tekanan bola mata.5
Tujuan utama pengobatan glaukoma ialah untuk melindungi penglihatan dengan menurunkan tekanan
bola mata yang merusak saraf optik. Pengobatan glaukoma terutama bertujuan untuk memberikan
tekanan bola mata yang memungkinkan saraf masih dapat berfungsi dengan baik . Pengobatan dapat
dalam bentuk tetes mata, tablet, laser dan bedah. Sebaiknya diatur juga tekanan darah, gizi dan berat
badan. 2,5
Tekanan bola mata kadang-kadang perlu diturunkan walaupun berada dalam batas normal.
Pertimbangnnya adalah sebagai berikut:
3. Bila tekanan tidak turun dengan tetes mata dan tablet, maka dilakukan terapi laser
Hal ini harus dipertimbangkan sehubungan dengan bahan yang digunakan. Yang lebih sering dipakai
adalah bahan kadar yang paling ringan dan efek toksik yang minimal. Penggunaan dan dosis obat harus
benar-benar dimengerti.
Kegagalan hasil pengobatan dapat disebabkan oleh kesalahan dalam tehnik pemakaian obat. Menutup
saluran nasolakrimal berguna bila obat diteteskan pada mata, obat akan masuk ke dalam rongga hidung.
Obat yang masuk ke hidung akan masuk ke dalam peredaran darah dan bagian tubuh lainnya. Obat yang
masuk ke dalam peredaran darah akan memberikan efek samping. Untuk mencegah hal ini pada saat
meneteskan obat ke mata maka tempat pengaliran obat masuk hidung di tutup dengan jari selam 1 – 2
menit.5
Sebaiknya antara pemakaian 2 jenis obat diberikan rentang waktu 10-15 menit. Obat yang diteteskan
dalam waktu dekat tidak akan efisien karena obat yang pertama diteteskan akan dibilas oleh obat tetes
berikutnya.
Glaukoma sudut terbuka biasanya diobati dengan obat tetes mata. Jenis obat-obatnya bermacam-
macam tergantung pada berat dan ringannya tekanan yang harus diatasi. Bila tekanan tidak turun
setelah pengobatan dengan obat tetes mata maka diberikan pengobatan tambahan yaitu dalam bentuk
tablet.
Glaukoma dini tidak memperlihatkan gangguan lapang pandang yang nyata. Pengobatan yang
tepat akan memcegah kerusakan lapang pandang dan penglihatan. Gangguan yang lebih berat masih
perlu mendapat pengobatan untuk mencegah kerusakan lanjut. Pada kerusakan serabut saraf yang
belum mati maka masih memnungkinkan untuk menjadi normal kembali.
Tekanan bola mata kadang-kadang perlu diturunkan walaupun berada dalam batas normal.
Pertimbangnnya adalah sebagai berikut:
· Miotika : berguna untuk mengalirkan cairan mata keluar dari bola mata.
· Epinefrin : Menambah pengeluaran cairan mata. Dipiverin segera berubah menjadi epinefrin di
dalam mata.
· Beta blocker : mengurangi produksi cairan mata masuk ke dalam mata. Timol mempunyai efek yang
lebih kuat dibandingkan betaxolol. Namun betaxolol lebih aman diberikan pada penderita kardiovaskular,
asma atau emfisema dan kurang mengakibatkan perubahan pada tekanan darah.
· Karbonik anhidrase inhibitor : Mengurangi pembentukan cairan dalam mata. Tablet yang dikenal
adalah Asetazolamid (diamox), Metazolamid, dan Daranide.
· Analog Prostaglandin : Merupakan obat baru yang dipasarkan. Bersifat pengobatan potensial untuk
glaukoma Obat ini meningkatkan pengeluaran cairan mata melalui saluran alternatif yang disebut
sebagai uveoskleral outflow.5 Obat ini memakai nama Latanaprost, dan digunakan satu kali sehari.
Untuk mencegah berlanjutnya kehilangan penglihatan maka tekanan bola mata harus terus
dikontrol, dan menggunakan obat seterusnya dengan pemakaian yang teratur. Pada saat meneteskan
obat sebaiknya mata melihat ke bawah dan saluran air mata ditutup.
· Pada keadaan yang berat dapat ditambahkan tablet ( methazolamid, asetazolamid) untuk
mengurangi pembentukan cairan mata
· Obat-obat tetes mata kuat baru yang dikenal dengan latanaprost, apraklonidin, dan dorzolamid
topikal
kerjanya:
Beta adrenoreseptor topical (sering disebut beta bloker) adalah obat yang paling sering diresepkan
sebagai terapi glaucoma. Golongan ini menurunkan tekanan didalam mata dengan cara menghambat
produksi dari humor akuos.
Golongan ini dibagi menjadi 2, yaitu nonselektif beta bloker dan selektif beta bloker.
a. Nonselektif adrenoreseptor beta bloker. Timolol telah menjadi beta bloker yang standar selama
bertahun-tahun. Obat nonselektif yang lebih baru adalah levobunolol, carteolol, dan metipranolol.
Beberapa studi berpendapat, bahwa golongan yang lebih baru ini, lebih menguntungkan dibandingkan
dengan timolol walaupun masih dengan efek samping yang sama.5,7
b. Beta 1 adrenoreseptor bloker. Betaksolol dan levo-betaksolol adalah selektif beta bloker. Golongan
ini memiliki efek tambahan yang lebih sedikit pada jantung jika dibandingkan dengan dengan non selektif
beta bloker, walaupun golongan ini masih memiliki efek yang luas. Berbagai studi juga berpendapat
bahwa golongan ini lebih memperlambat progresi jika dibandingkan dengan timolol, meskipun timolol
lebih efektif dalam menurunkan TIO. Beberapa penemuan mengindikasikan bahwa selektif beta bloker
ini juga memiliki efek proteksi saraf.
Semua beta bloker adalah efektif dan secara umum dapat ditoleransi. Oleh karena golongan ini
menyebabkan iritasi terhadap mata yang lebih sedikit dibandingkan dengan medikamentosa lainnya, dan
seringkali golongan ini diberikan pada penderita glaucoma yang disertai dengan katarak.7
Efek samping dan komplikasi : setelah pemberian beta bloker, hanya sedikit dari obat yang diberikan
yang diserap kornea. Sebagian besar, masuk aliran darah. Agen ini dapat menyebabkan efek samping
terhadap sistemik :
a. Menyebabkan fatique, depresi, ansietas, mual muntah yang berat, dan kesulitan bernapas.
b. Beta bloker mempengaruhi jantung, menurunkan denyut jantung dan tekanan darah (tetapi pada
selektif beta bloker tidak memiliki efek ini). Dan golongan ini juga dapat menyebabkan perubahan
kolestrol dan trigliserida dalam tubuh.
c. Dapat memperburuk keadaan asma atau penyakit paru lainnya. Beta bloker hanya digunakan secara
hati-hati atau tidak sama sekali pada pasien-pasien dengan asma, emfisema, bronchitis, atau penyakit
jantung.4,7 Fungsi paru berkurang 40% pada orang tua yang mendapat terapi timolol, bahkan juga pada
yang tidak memiliki masalah pada paru-parunya (selektif beta bloker dapat menurunkan efek tambahan
ini).
d. Pada pasien yang mendapat perubahan terapi dari obat golongan lain ke golongan beta bloker, ada
kemungkinan terjadi peningkatan TIO secara mendadak. Hal ini adalah penting, dan bagaimanapun TIO
harus diperiksa secepat mungkin setelah pengobatan dari golongan lain dihentikan.
e. Pada saat beta bloker digunakan untuk terapi pada salah satu mata, mata yang sebelahnya
(kontralateral) juga mengalami efek yang sama walaupun lebih sedikit, namun tetap terjadi penurunan
TIO yang signifikan.
Interaksi dengan obat-obatan lain : Dapat menambah kerja bila diberikan bersama dengan obat-obatan
lain seperti oral beta bloker, calcium channel blockers, dan antiaritmia seperti quinidin. Timolol dapat
menyebabkan efek samping yang menyerupai keadaan hipoglikemi.
a.Timolol ( Timoptic )
· Menurunkan TIO 30 %
Pada pemakaian timolol terlihat meningkatnya kecepatan pengaliran darah perifer papil saraf optik.
Timolol menurunkan fungsi jantung dan pernapasan pada orang sehat, dimana sensitivitas terhadap
timolol berbeda pada pagi hari dan malam hari. 5
b. Levobunolol
· Nonselektif
Betoxolol dapat memperbaiki peredaran darah retina dan saraf optik. Walaupun timolol dan pilokarpin
mempunyai daya merendahkan tekanan yang besar dibandingkan betaxolol, tapi tidak memperbaiki
fungsi penglihatan..5,6
d. Metapranolol
· 0.3 %
· Lebih murah
e. Carteolol
· Selektif parsial agonis adrenergik reseptor alfa 2, antagonis beta 2 adrenergik reseptor
Adrenergik agonis mengaktifkan otot – otot pada mata yang mendilatasi pupil, oleh karena itu terjadilah
peningkatan pengeluaran cairan akuos.4,7 Variasi terbarunya adalah alfa 2- adrenergik agonis yang
mengurangi produksi akuos humor dan juga meningkatkan pengeluaran melalui jalur uveoskleral.
Adrenergik agonis terdahulu meliputi epinefrin.
Yang termasuk alfa 2-adrenergik agonis adalah Apraclonidine (Iopidine) dan brimonidine. Kedua obat ini
digunakan sebelum dilakukan operasi glaukoma, tapi beberapa penelitian mengindikasikan bahwa obat
ini dapat dapat digunakan sebagai terapi utama ketika penggunaannya dikombinasikan dengan beta-
blokers.7
Biromidine efektif untuk terapi jangka panjang. Memiliki bahan pelindung saraf dan lebih aman
dibandingkan obat lain jika digunakan pada pasien yang sedang hamil atau pada pasien dengan asma.
Efek samping yang paling sering terjadi pada oabat ini adalah mulut kering. Dapat juga menjadi pencetus
reaksi alergi yang menyebabkan kemerahan pada mata dan rasa gatal. Namun biromidine menyebabkan
reaksi alergi yang lebih ringan dibandingkan dengan apraclonidine.
· Alergi sulfa
· Hipokalemia
· Penyakit Ginjal
· Penyakit hati
1. Acetazolamide ( diamox )
2. Methazolamide ( Neptazane )
4. Brinzolamide
a. Epinefrin
Kontraindikasi epinefrin:
· Penyakit kardiovaskular
b. Dipiverine
· Pilokarpian ( Miotik )
Merupakan obat anti glaukoma yang paling sering digunakan sebelum ada Timolol. Pilokarpin dapat
diserap tubuh dengan cepat namun pasien harus menggunakannya beberapa kali dalam sehari.7
Miotik mempercepat keluarnya akuos dari mata dengan kontraksi otot dalam mata. Miotik adalah
kolinergik yang mengecilkan pupil yang memungkinkan pengaliran keluar cairan mata. Miotik
memberikan efek membuka dan mengeluarkan cairan mata.
· Prostaglandin F2 agonis
Efek samping:
· Penglihatan kabur
· Mata kering
· Hiperemia
4. Obat Simpatetik
4.2 Epinefrin
Ketika epinefrin diberikan secara topikal maka akan terjadi midriasis, vasokonstriksi dan
penurunan tekanan intraokular. Pemberian tunggal epinefrin dapat menurunkan tekanan intreokular
dalam waktu 1 jam dengan penurunan maksimal dalam waktu 4 jam. Obat ini masih aktif untuk 12- 24
jam ke depan setelah pemberian. Pada saat pertama kali pasien diberikan epinefrin dapat terlihat
penurun dari tekanan intraokular, namun jika diberikan selama beberapa minggu tekanan intraokular
secara bertahap dapat naik kembali mendekati jumlah sebelum pengobatan. Oleh karena itu pada tahap
ini pemberian kolinergik perlu ditambahkan. 6
Efek samping dari penggunaan epinefrin adalah rasa perih di sekitar mata, memberikan sensasi
yang tidak nyaman untuk pasien, sakit kepala dan reaksi hiperemi. Iritasi dapat terjadi jika pasien
mengalami reaksi alergi.
5. Obat Parasimpatetik
· Iris miosis
Anyaman siliar, uveosklera menurunkan curahan akuos humor yang berlawanan dengan prostaglandin
Pilokarpin
· Mengakibatkan miosis mulai dari 15 – 20 menit pertama dan berlangsung selama 4 – 8 jam
· Bradikardi
· Aritmia
· Pernapasan melambat
· Sakit kepala
· Hipotensi.
5.2 Karbakol
· Mempunyai efek yang sama dengan pilokarpin dan digunakan bila toleransi terhadap pilokarpin
berkurang
· Karbakol tidak dapat menembus bola mata seperti pilokarpin sehingga diperlukan bahan pelarut,
sedangkan bahan pelarut ini dapat mengakibatkan reaksi sensitivitas pada orang tertentu
Semua obat tetes mata dapat memberikan rasa perih atau lengket pada mata. Efek samping
merupakan hasil pengobatan yang tidak digarapkan. Setiap obat yang dipergunakan dapat memberikan
efek samping :
3. Sakit kepala
5. Perubahan emosi
Semua efek samping ini tidak gawat dan dapat hilang setelah beberapa waktu. Efek samping
obat dapat terjadi pada keluhan lokal di mata, sistemik ataupun seluruh tubuh.
· Miotika memberikan keluhan sakit periorbita, sakit di daerah dahi, dan dalam mata, hilang
beberapa hari, penglihatan kabur. Karena miotik mengecilkan pupil maka dapat terjadi gangguan
melihat di tempat gelap sehingga pasien sering mengeluh penglihatan redup terutama di malam hari.
Jarang terjadi ablasia retinakecuali pada miopia.
· Epinefrin memberikan rasa perih. Karena adanya efek rebound mata dapat menjadi merah bila
pemakaian dihentikan.. Selain itu epinefrin juga menyebabkan palpitasi, tekanan darah meningkat,
tremor dan sakit kepala.
· Beta bloker memberikan keluhan penglihatan menjadi kabur, tekanan darah menurun, pusing dan
lelah
· Karbonik anhidrase inhibitor memberikan efek samping diuresis dan rasa semutan pada ujung kaki
dan tangan yang hilang dalam beberapa hari, kulit gatal dan merah
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidarta Ilyas : Ilmu Penyakit Mata edisi 2 , Sagung Seto, Jakarta, 2002
3. Sidarta Ilyas : Ilmu Penyakit Mata edisi 3 , Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta, 2006
4. www.glaucomaworld.com
5. Sidarta Ilyas : Glaukoma edisi 2, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakrarta,
2001
6. Adriani John : Symposium On Ocular Pharmacology and Therapeutics, C. V Mosby Company, Saint
Louis, 1970
7. www.glaucoma.org