Review Lahan Pasang Surut
Review Lahan Pasang Surut
Tujuan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada lahan rawa pasang surut di desa telang sari,
tanjung lago kabupaten Banyuasin, Provinsi sumatera utara mulai November 2013
sampai april 2014.
Penelitian ini menggunakan varietas padi ciherang dengan sistem tanam
benih langsung pada petak 4x5 m dan jarak antar petak 1 m. dosis pupuk yang
digunakan Urea 300 kg, SP-36 100 kg dan KCL 150 kg. Untuk tanaman utama
setengah dosis urea dan semua dosis SP-36 dan KCL diberikan pada umur 14
HST kemudian setengah dosis urea diberikan pada umur 40 HST. Sedangkan
Untuk Padi Ratoon Pupuk diberikan pada umur 3 HSP dari tanaman utama.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak Kelompok (RAK).
Perlakuannya yaitu memanen tanaman utama dengan memotong tinggi yang
terdiri dari 10, 20, 30, 40, dan 50 cm diatas permukaan tanah dengan lima kali
pengulangan.
Hasil dan Pembahasan
Pemotongan tanaman utama yang lebih tinggi pada saat panen hingga 50
cm di atas permukaan tanah meningkatkan jumlah anakan produktif dari ratoon.
Pada ketinggian pemotongan 40 dan 50 cm di atas permukaan tanah, jumlah
anakan ratoon produktif lebih dari pada 10 cm.
Kondisi ini disebabkan oleh perbedaan jumlah fotosintesis karena
cadangan makanan yang tersisa di tunggul tanaman utama. Ketinggian
pemotongan juga dikaitkan dengan segmen dan simpul yang tersisa di tunggul
tanaman utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lebih banyak jumlah
anakan produktif pada tinggi pemotongan 20-50 cm dengan 2-3 simpul daun pada
tunggul tanaman utama.
Waktu Berbunga
Waktu berbunga pada padi ratoon berkisar antara 17-40 HSP. Waktu
berbunga lebih cepat pada pemotongan yang tinggi dari atas permukaan tanah.
Rata-rata hari berbunga tidak berbeda antara tinggi pemotongan 20-50 cm. waktu
berbunga lebih cepat karena simpul yang lebih tinggi akan tumbuh tumbuh lebih
cepat daripada tunas yang dihasilkan oleh simpul yang lebih rendah.
Waktu Panen
Rata-rata panen padi ratoon berkisar 47,20 hingga 69,90 HSP. Hari
tercepat diperoleh pada saat panen dengan tinggi pemotongan 50 cm sedangkan
yang terendah pada tinggi pemotongan 10 cm. Serupa dengan waktu berbunga,
waktu panen ratoon lebih cepat pada pemotongan yang lebih tinggi di atas
permukaan tanah karena fase vegetatif yang sangat singkat
Panjang malai
Semakin tinggi tanaman utama dipotong saat panen, panjang malai akan
menjadi lebih pendek. Panjangnya tidak berbeda diantara perlakuan kecuali pada
pemotongan 50 cm (12,54 cm) berbeda dari pemotongan 10 cm (14,93 cm).
Jumlah butir per malai terbesar diperoleh pada tanaman utama yang
pemotongan tinggi 10 cm di atas permukaan tanah (47,05 butir), tidak berbeda
dari pemotongan hingga 40 cm, tetapi berbeda dari tinggi pemotongan 50 cm yang
menghasilkan 32,66 butir per malai. Tinggi pemotongan 10 cm memiliki jumlah
biji permalai lebih banyak karena ratoon memiliki fase vegetative yang lebih
panjang sebelum berbunga.
Semakin tinggi tanaman utama yang dipotong saat panen, semakin banyak
persentase bulir kosong per malai. Persentase tertinggi bulir kosong per malai
diperoleh pada 50 cm tanaman utama yang memotong tinggi di atas permukaan
tanah yang berbeda dari perlakuan lainnya.
Sebagian besar berat gabah per tumpukan yang diperoleh pada tanaman
utama yang memotong tinggi pada 40 cm di atas permukaan tanah (6,87 g) tidak
berbeda dari tinggi pemotongan 20 cm (5,53 g) dan 30 cm (5,29 g), tetapi berbeda
dengan 10 dan tinggi pemotongan 50 cm menghasilkan 3,77 g dan 4,65 g bobot
gabah per tumpukan
Kemampuan ratoon untuk tumbuh per plot di rawa pasang surut dengan
pembibitan langsung berkisar antara 40,00-84,00%. Pada tanaman utama yang
dipotong pada tinggi 10 cm diatas permukaan tanah, hanya menghasilkan 40%
tanaman tumbuh dari populsi utaman tunggul perpetak yang masih hidup, berbeda
dengan tinggi pemotongan 20-50 cm dimana kemampuan ratoon untuk tumbuh
perpetak ada 78-84 %.
Hasil Per petak
Hasil panen utama per petak berkisar antara 6,53-7,56 kg, sedangkan hasil
ratoon padi per petak berkisar antara 0,42-1,70 kg. Padi ratoon / tanaman utama
menghasilkan rasio hasil panen per petak di rawa pasang surut dengan penanaman
langsung sangat rendah, berkisar antara 6,21-23,67%
Kesimpulan