Anda di halaman 1dari 3

Penilaian Pengaruh Perkebunan Kelapa sawit dan perkebunan

karet ditanah rawa gambut tropis menggunakan


keanekaragaman mikroba

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak perkebunan kelapa


sawit dan karet melalui perbandingan dengan tanah dari hutan alam menggunakan
uji mikroba kimia dan molekuler. Hubungan antara aktivitas mikroba dan
keanekaragaman di tanahg rawa gambut tropis sebagai tanggapan terhadap
penggunaan lahan gambut untuk perkebunan sawit dan karet.

Metode dan bahan

1.1 Lokasi penelitian dan pengambilan sampel tanah

Lokasi penelitian yang terpilih di giam siak kecil bukit batu cagar alam
sumatera Indonesia. Terletak antara 0˚44 '- 1˚11'U dan 0˚11' - 102˚10'B di dua
kawasan (Bengkalis dan Siak) dan 1 kota (Dumai), Provinsi Riau. Loaksi ini
(hutan alam, perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet) memiliki ketebalan
gambut berkisar 1,7-5,5 m dengan kedalaman air 11-78 cm. sampel tanah dibuat
dalam bentuk kisi-kisi dengan luas 9𝑚2 , menggunakan 5 poin sampel (kedalaman
10-15 cm) dengan setiap kisi-kisi (empat dibagian sudut dan satu ditengah dari
area sampel). Sampel dikumpulkan dan dibawah ke Australia untuk analisis.

1.2 Konsentrasi ion

Ammonia, nitrat, nitrit dan fosfor diukur menggunakan Dionex ICS-110


(termo ilmiah)- kromatografi ion. Sampel tanah diencerkan secara berturut-turut
dan pengencer tanah 10−3 (250 μl) digunakan untuk penentuan elemen. Analisis
dilakukan sesuai anjuran pabrik.

1.3 Aktivitas enzim

Empat enzim tanah, β-glukosidase dan selobiohidrolase (enzim kunci pada


siklus karbon), kitinase (terlibat dalam siklus N dan C) dan asam fosfat (terlibat
dalam siklus P) dipilih untuk penelitian berdasarkan kepentingannya dalam siklus
nutrisi tanah. Aktivitas enzim dianalisis menggunakan cara yang dijelaskan oleh
Tabatabai dan Bremmer termasuk penggunaan substrat p-nitrophenol (p-NP)
dengan kolorimetri, terkait penentuan p-NP yang dilepaskan oleh masing-masing
enzim ketika tanah diinkubasi dengan larutan substrat buffer.

1.4 Ekstraksi DNA

DNA diekstraksi dari tanah dengan menggunakan metode yang telah


dijelaskan oleh Steffan, Goksoyr dan Nurulita dkk, menggunakan manik-manik
dan mini Beat Beater (produk biospek USA) untuk melepaskan DNa dari tanah.
Minyak mentah dari ekstraksi DNA kemudian dibersihkan dengan kit TURBO
GENECLEAN sesuai anjuran pabrik.

Hasil

2.1 Pengaruh penggunaan lahan pada tanah berkonsentrasi C, N dan P

Analisis sampel tanah menegaskan bahwa perubahan substansial


konsentrasi N pada tanah terjadi karena praktek lahan. Konsentrasi nitrat dari
tanah perkebunan sawit dan karet 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
tanah hutan alam. Konsentrasi Fosfor pada tanah perkebunan sawit dan karet juga
berbeda secara siginifikan antara satu sama lain tetapi tidak pada sampel tanah
hutan alami.

2.2 Pengaruh penggunaan lahan pada aktivitas enzim tanah

Setelah melakukan pengamatan konsentrasi N, C, P dan aktivitas enzim,


pengelolaan lahan pertanian menghasilkan perubahan pada aktivitas enzim
dibandingkan dengan hutan alami. Perubahan siginifikan terjadi pada aktivitas β-
glukosidase, selobiohidrolase dan asam fosfat yang diamati pada tanah
perkebunan karet dan sawit dibandingkan tanah hutan alam mengalami
penurunan, namun enzim kitinase mengalami peningkatan pada tanah perkebunan
karet
2.3 Pengaruh penggunaan lahan pada komunitas bikoroba tanah

Pengamatan keragaman mikroorganisme ditanah rawa gambut yang di


sebabkan praktek pertanian menunjukan perubahan yang substansial. Komunitas
bakteri menunjukan perubahan yang besar diantara kedua kelompok bikroba yang
berbeda yang dievaluasi pada perkebunan sawit dan karet hanya menunjukan 34%
kesamaan dengan tanah hutan alami. Namun keragaman jamur dan Archaea dari
perkebunan sawit dan karet juga menunjukan perbedaan yang serupa.Analisis
komponen utama dari lahan rawa gambut menunjukan bahwa ada dua komunitas
bakteri yang terkait dengan pengelolaan perkebunan sawit dan karet dibandingkan
dengan hutan alami.
Kemudian komunitas mikroba pada perkebunan sawit beada dikelompok
yang sama dengan komunitas sampel lahan hutan alami. Namun, pada tanah
perkebunan karet keragaman mikroba bergerombol sehingga manajemen
perkebunan karet menyebabkan pergeseran besar dalam keragaman jamur dan
archaea di komunitas lahan gambut.Berdasarkan Indeks keragaman Shannon
menjelaskan tanah perkebunan kelapa sawit dan karet secara siginfikan
menurunkan komunitas mikroba dibandingkan dengan tanah hutan alami.

2.4 Kunci hubungan antarra pengaruh penggunaan lahan dan parameter


yang diukur

Analisis komponen utaman dari semua data yang telah dikumpulkan


dilakukan untuk mengukur kontribusi relatif dari manajemen penggunaan lahan
pertanian dan keanekaragaman tanah. Konsentrasi Nitrit yang tinggi dan
konsentrasi nitrat yang lebih rendah dikaitkan dengan karateristik tanah hutan
alami, sedangkan konsentrasi ammonium dan fosfat adalah factor yang relevan
untuk karateristik tanah perkebunan karet. Sementara karateristik tanah hutan
alami dan perkebunan sawit bergantung pada semua enzim hidrolase sedangkan
tanah perkebunan sawit tidak terkait dengan aktivitas enzim apa pun. Pada
keragaman mikroba, setiap jenis sampe tanah bergantung pada spesifik komunitas
mikroba (setiap lahan dikaitkan dengan indeks keragaman Shannon masing-
masing mikroba).

Anda mungkin juga menyukai