PENDAHULUAN
Asosiasi VACTERL pertama kali dikenal pada awal tahun 1970-an. Kondisi
ini termasuk beberapa malformasi kongenital: defek vertebra, atresia ani, Tracheo-
Esophageal Fistula (TEF) dengan atresia esophagus serta dysplasia radial dan
kongenital, sedikitnya terdapat tiga dari tujuh kelainan yaitu: vertebral defects, anal
anomalies. 2,3,4
- A: Anal atresia
- TE : Tracheoesophageal Fistula
1
Sindrom ini tidak termasuk kelainan pada cranial atau central nervous system. Jika
pada vertebre, anus, cardiac, esofagus agenesis, renal, dan limb. Kelainan tersebut
Secara keseluruhan pengelolaan individu yang terkena mungkin bisa dibagi menjadi
dua tahap. Pertama, tatalaksana pada kondisi yang akan membayakan kehidupan.
Kedua, tatalaksana pada cacat bawaan yang dapat mengakibatkan gejala sisa jangka
panjang.1
setelah pembedahan, prognosis dari asosiasi VACTERL akan jauh lebih baik dari
sebelumnya.1
literatur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Definisi
VATER Association pertama kali dikenal pada awal tahun 1970-an. Kondisi ini
Esophageal Fistula (TEF) dengan atresia esophagus serta dysplasia radial dan
dysplasia renal.1
field defect”, dimana malformasi terjadi pada proses blastogenesis yang menyebabkan
“polytopic anomalies” atau defek kongenital yang mengenai banyak organ. Beberapa
“primary polytopic developmental field defect”. Tidak lama setelah deskripsi tentang
kelainan ini muncul, disarankan kriteria diagnostik kelainan ini juga termasuk
- A: Anal atresia
- TE : Tracheoesophageal Fistula
3
Asosiasi ini tidak termasuk kelainan pada cranial atau central nervous system. Jika
2.2. Epidemiologi
Terdapat variasi yang luas dari manifestasi Asosiasi VACTERL, sehingga insiden
pasti dari Asosiasi VACTERL tidak diketahui secara pasti.3 Beberapa penelitian
Namun, biasanya bayi tidak memiliki defek jantung yang berat seperti VSD sehingga
jantung kongenital. Kelainan jantung yang paling banyak terjadi adalah ventrikular
septal defek, atrial septal defek, dan Tetralogi of Fallot. Kelainan yang lebih jarang
Defek pada ginjal terdapat pada sekitar 50% pasien dengan Asosiasi VACTERL.
Sebagai tambahan, sekitar 35% pasien dengan Asosiasi VACTERL memiliki single
umbilical artery yang sering berkaitan dengan kelainan sistem traktus urinarius.
Defek pada ekstremitas sebanyak 70% pada bayi dengan Asosiasi VACTERL
termasuk tidak adanya ibu jari, polidaktili, sindaktili, dan defek pada lengan bawah.
Hanya sekitar 1% dari angka kejadian yang memiliki kelainan secara lengkap.
4
2.3. Anatomi
a. Kolumna Vertebralis7
b. Gastrointestinal7
- Anatomi Esofagus
5
- Anatomi anorektal7
c. Cardiac7.8
Gambar 4. Jantung
6
Gambar 5. Jantung tampak depan.
d. Renal7
7
e. Anatomi Skeletal9
2.4. Etiologi1
Etiologi Asosiasi VACTERL tidak diketahui. Belum ada penyebab genetik ataupun
lingkungan yang spesifik telah diidentifikasi. Sebagian besar kasus Asosiasi VACTERL
8
terjadi secara acak, tanpa alasan yang jelas (sporadis).1 Beberapa peneliti percaya bahwa
kelainan yang terjadi pada Asosiasi VACTERL mungkin timbul dari cacat di lapisan tengah
(mesoderm) dari lapisan primer embrio selama perkembangan janin karena berbagai alasan.1
Diabetes pada ibu dilaporkan berpengaruh terhadap timbulnya satu atau lebih kelainan
yang terdapat pada Asosiasi VACTERL, angka kejadian Asosiasi VACTERL lebih besar
pada anak dari ibu dengan diabetes dibandingkan pada populasi umum. Beberapa kelaianan
pada Asosiasi VACTERL dapat juga diamati pada kelainan kromosom, khususnya trisomi
18.1
2.5. Patogenesis
a. Embriologi vertebra
Vertebra terbentuk dari bagian sklerotom somit yang berasal dari mesoderm
paraksial. Vertebra tipikal terdiri dari arkus vertebrae dan foramen vertebrale, korpus,
prosesus transversus, dan prosesus spinosus. Selama minggu keempat, sel-sel sklerotom
bermigrasi ke sekeliling korda spinalis dan notokord untuk menyatu dengan sel-sel dari
somit yang berlawanan di sisi lain tabung saraf. Seiring berjalan waktu sklerotom
mengalami suatu proses yang disebut resegmentasi. Vertebra definitif dibentuk oleh
pemadatan separuh kaudal satu skleretom dan penyatuan dengan separuh cranial
sklerotom di bawahnya.10
Kelainan pada proses pembentukan yang sering terjadi adalah penyatuan asimetris
antara dua vertebra yang berdekatan atau hilangnya separuh dari satu vertebra yang
menjadi penyebab skoliosis. Jumlah vertebra juga sering lebih atau kurang dari jumlah
normal, contohnya pada sekuens Klippel Feil (jumlah vertebra lebih sedikit dari jumlah
normal). Salah satu cacat vertebra yang paling serius terjadi karena penyatuan tidak
9
sempurna atau tidak menyatunya arkus-arkus vertebrae yang dikenal sebagai cleft
b. Embriologi anus
sigmoid, rektum, bagian atas kanalis ani. Endoderm usus belakang ini juga membentuk
Bagian akhir usus belakang bermuara ke dalam kloaka, suatu rongga yang dilapisi
selanjutnya, timbul suatu rigi melintang, yaitu septum urorektal, pada sudut antara
allantois dan usus belakang. Sekat ini tumbuh ke arah kaudal, karena itu membagi
kloaka menjadi bagian depan, yaitu sinus uroginetalis primitif dan bagian posterior, yaitu
membran kloaka, dan di daeraah ini terbentuklah korpus perinealis. Membran kloakalis
depan. Sementara itu, membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenkim, yang
Pada minggu ke-9, membran analis koyak dan terbukalah jalan antara rektum
dan dunia luar. Bagian atas kanalis analis berasal dari endoderm dan diperdarahi oleh
pembuluh nasi usus belakang, yaitu arteri mesentrika inferior. Akan tetapi, sepertiga
bagian bawah kanalis analis berasal dari ektoderm dan ektoderm dibentuk oleh linea
pektinata, yang terdapat tepat di bawah kolumna analis. Pada garis ini, epitel berubah
dari epitel torak menjadi epitel berlapis gepeng. Cacat pada anus yang umum
diantaranya adalah atresia ani yang terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal
10
c. Embriologi jantung
Meskipun pada awalnya berpasangan, pada hari ke-22 perkembangan kedua tabung
jantung membentuk satu tabung jantung yang sedikit bengkok yang terdiri dari tabung
ke-4 sampai ke-7 jantung terbagi menjadi struktur beruang empat yang khas.
membagi atrium kiri dan atrium kanan yang terdiri dari septum primum dan septum
sekundum. Kelainan atrial yang paling sering adalah cacat septum sekundum yang
disebabkan pergeseran letak sekat trunkus dan konus ke depan sehingga menimbulkan
menyempitan saluran keluar ventrikel kanan, cacat besar pada septum interventrikulare,
aorta timbul dari kedua ventrikel dan hipertrofi ventrikel kanan, keadaan ini umum
d. Embriologi trakea
Tunas paru membentuk trakea dan dua kantong keluar di sebelah lateral yaitu
e. Embriologi esophagus
paru) nampak di dinding ventral usus depan. Divertikulum ini berangsur-angsur terpisah
dari bagian dorsal usus depan melalaui septum esofagotrakealis. Dengan cara ini, usus
11
depan terbagi menjadi bagian ventral, yaitu primordium pernapasan dan bagian dorsal
yaitu esophagus.10
spontan septum esophagotrakealis ke arah posterior atau oleh faktor mekanik yang
mendorong dinding dorsal usus depan ke anterior. Bentuk yang sering ditemukan yaitu
sementara bagian distal berhubungan dengan trakea melalui sebuah saluran sempit pada
titik tepat di atas percabangan. Lumen esophagus bisa menjadi sempit sehingga
yang tidak sempurna atau kelainan vaskuler atau kecelakaan yang mengganggu aliran
f. Embriologi ginjal
Pada manusia terdapat tiga sistem ginjal yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros. Pronefros adaah sistem yang rudimenter, mesonefros berfungsi dalam waktu
pendek dalam masa janin awal, sedangkan metanefros membentuk ginjal tetap.
mesoderm metanefros.10
Agenesis ginjal bilateral atau unilateral diduga disebabkan oleh degenerasi dini
tunas ureter. Agenesis ginjal unilateral dijumpai kira-kira 1:1.000, agenesis ginjal
bilateral 1:3000. Pada kasus agenesis ginjal bilateral terjadi oligohidramnion berat
pada usia 14 minggu. Ini terjadi karena janin meminum cairan amnion tetapi tidak
mengeluarkannya. Janin akan dapat bertahan hidup sampai lahir karena ginjalnya
tidak diperlukan untuk pertukaran zat-zat buangan tetapi akan mati beberapa hari
setelah lahir.10
12
Pembelahan dini tunas ureter dapat mengakibatkan duplikasi ureter parsial atau
lengkap. Pada kasus yang langka, satu ureter bermuara ke dalam kandung kemih
sedangkan yang lain ektopik dan masuk ke vagina, uretra, atau vestibulum. Kelainan
Posisi Ginjal
A B
Gambar 8.
A. Ginjal panggul unilateral yang memperlihatkan posisi kelenjar
adrenal di sisi yang terkena
B. Gambar ginjal tapak kuda
tubuh di lumbal dan sacral. Selama perjalanan naik, ginjal berjalan melewati sudut
percabangan yang dibentuk oleh arteri umbilicus tetapi kadang-kadang satu di antaranya
gagal melewatinya. Ginjal tersebut tetap berada di dalam panggul di dekat arteri iliaka
komunis dan dikenal dengan ginjal pelviks. Kadang-kadang kedua ginjal terdorong
demikian dekatnya satu sama lain selama perjalanannya melalui percabangan arteri
sehingga kutub bawahnya menyatu. Hal ini mengakibatkan terbentuknya ginjal tapal
13
j. Embriologi limb
Tunas anggota badan mulai tampak pada akhir minggu keempat. Pada minggu
keenam bagian ujung tunas menjadi pipih membentuk lempeng tangan dan kaki.
Pembentukan pola jari-jari tergantung pada sekelompok sel di dasar anggota badan yang
disebut sebagai zona aktivitas polarisasi (ZAP). Sel-sel ini menentukan gradient
morfogen yang melibatkan asam retinoat (vitamin A) dan sederetan gen homeoboks
hialin pertama sebagai bayangan bakal anggota badan. Penulangan tulang-tulang anggota
badan, penulangan endokondral dimulai akhir masa mudigah. Cacat anggota badan
beraneka ragam mungkin berupa tidak adanya satu atau beberapa anggota badan yang
unsur anggota badan tetapi sangat pendek (mikromelia). Golongan lain kelainan anggota
badan adalah terdapatnya jari tangan atau jari kaki ekstra (polidaktili) atau hilangnya
satu jari seperti ibu jari (ekstrodaktili). Penyatuan abnormal biasanya terbatas pada jari
Kaki atau tangan belah (deformitas capit-udang) terdiri dari celah abnormal antara
tulang metakarpal kedua dan keempat dan jaringan lunak. Defisiensi radius kongenital
14
merupakan kelainan genetik yang ditemukan bersama dengan malformasi struktur-
struktur lain. Dislokasi panggul kongenital adalah tidak berkembangnya asetabulum dan
sedikitnya 3 dari malformasi congenital pada vertebrae, anus, cardiac, agenesis esofagus,
renal, dan limb. Gambaran Klinis dari Asosiasi VACTERL adalah sebagai berikut:
1. Vertebre : tanda yang paling sering muncul adalah kelengkungan tulang belakang
yang abnormal
2. Anorektal atresia : manifestasi yang sering muncul diakibatkan adanya obstruksi dan
distensi abdomen.
4. Tracheal oesofageal fistula : tanda awal meliputi polihidramnion, tersedak pada bayi.
5. Renal abnormalities : terdapat tanda-tanda gagal ginjal akibat terhalangnya aliran urin
dari ginjal atau refluks dari urin ke ginjal dari kandung kemih.
6. Limb abnormalities : ditemukan cacat pada anggota gerak seperti jari yang berlebih
15
Gambar 10. Janin berusia 34 minggu dengan Asosiasi VACTERL association11
anus, cardiac, agenesis esofagus, renal dan ekstremitas. Kombinasi terbanyak dari dari
asosiasi VACTERL adalah jika terdapat 3 kelainan dapat berupa: cardiac-renal-limb atau
direkomendasikan untuk pasien yang dicurigai menderita Asosiasi VACTERL, sesuai dengan
16
Tabel 1. Metoda Diagnostik Asosiasi VACTERL1
1. Vertebre
Pemeriksaan X-Ray
Gambar 11. Gambaran radiologi (AP) vertebralumbosakral, terlihat spina bifida pada L5 dan S1 12
17
Gambar 12. Tampilan frontal thorak dan abdomen yang menunjukkan skoliosis torakolumbar yang
berat (konveks ke arah kanan) disertai rotasi komponen. Siluet jantung abnormal dengan median
sternotomy wires dan surgical clips suture menunjukkan telah dilakukan operasi jantung.
Gambar 13: Radiogram vertebre servikal (lateral view) menunjukkan fusi element posterior C2-C3 (ditujukkan
oleh tandah panah)6
18
Gambar 14. Radiogram vertebre thoracolumbosacral (lateral view) menunjukkan penyempitan diskus dan fusi
sebagian korpus L1-L2 (ditunjukkan oleh tanda panah)6
Gambar 15. CT scan vertebra menunjukkan hemivertebre setinggi T11 dan T12 13
19
Gambar 16. USG menunjukkan adanya hemivertebra yang kemungkinan merupakan bagian dari
AsosiasiVACTERL14
Gambar 17. Potongan sagital MRI: T1 weighted image of the spine, terlihat sebuah struktur hiperintens linear
yang sesuai dengan gambaran fatty filum. 15
20
2. Atresia ani
a. Pemeriksaan X-Rays
Gambar 18. Neonatus dengan Atresia ani. Terlihat tidak terdapatnya gambaran udara di pelvis 16
Gambar 19. Atresia ani letak rendah, atresia di bawah muskulus levator ani17
21
Gambar 20. Gambar posisi cross-table lateral radiograph18
Gambar 21. Gambar Foto polos dengan posisi cross table lateral menunjukkan upper level of rectal gas (tanda
panah). Level udara adalah 50 mm dari marker menunjukkan atresia ani letak tinggi 19
22
b. Pemeriksaan MRI
22 23 24
22.Gambaran Sagittal FSE T2-weightted bayi laki-laki usia 9 bulan dengan transverse colon stoma (tanda panah
putih), atresia ani letak tinggi dan fistula rektouretra. Rektum berakhir di atas muskulus levator ani (tanda panah
hitam) dan fistula (tanda panah putih) meluas di bagian anterior uretra (tanda panah putih yang pendek), BL dan
kandung kemih.
23.Gambaran Sagittal FSE T2-weighted bayi usia l tahun dengan atresia ani letak rendah dan fistula rektovagina
yang memiliki trias Currarino yaitu malformasi anorektal, defek tulang sacrum, dan massa presakrum (panah
hitam). Rektum berakhir di atas muskulus levator ani, BL dan kandung kemih
24. Gambaran Sagittal FSE T2-weighted anak perempuan 2 tahun, dengan deformitas kloakal (letak tinggi)
menunjukkan jarak 3cm (tanda segitiga hitam), Perkembangan abnormal otot puborectal dan sfingter ani
eksterna, BL dan kandung kemih (scaphoid).
25 26
25. Gambaran transverse SE T1-weighted bayi perempuan usia 3 bulan. Kanal anus terletak pada level
superficial transverse perineal muscle (Panah kecil berwarna hitam) menunjukkan sebuah ectopic anterior
location (panah putih), ventral to the external sphincter (Panah besar berwarna hitam). Sfingter ani eksterna
berkembang normal (EASWR=2.2/5.6=0.39).
26. Gambaran Traverse STIR T1-weighted pada bayi laki-laki usia 5 bulan dengan atresia ani letak tinggi yang
menunjukkan gagalnya pembentukan struktur lumen pada PC plane. Otot puborektal mengalami gangguan
perkembangan. (PRWR=0.3/2.1=0.14).
23
c. Cadiac defect
a. Pemeriksaan X-Rays
Gambar 27 . Foto polos thorak (PA view) menunjukkan adanya kardiomegali (CTR>50%) 6
Gambar 28. Gambaran foto polos thorak(AP) bayi dengan Tetralogy of Fallot 21
24
Gambar 29. Gambaran radiologi bayi dengan tetralogy of Fallot (pasien yang sama dengan gambar di atas).
Terdapat kompresi trakea akibat penekanan aorta asenden yang membesar. 21
b. Pemeriksaan Echocardiography
Gambar 30 . Echocardiografi transtorakal pada short axis menunjukkan transverse muscle band
membagi ventrikel kiri menjadi 2 ruang yang menghasilkan gambaran “figure-of-eight appearance”
pada pasien dengan asosiasi VACTERL(a), (b) Menunjukkan ventrikel kiri dalam keadaan sistolik
menuju aorta yang menunjukkan 2 ruang ventrikel kiri. 22
25
a. USG
Gambar 31. Tampilan Long Axis dari ventrikel kiri menunjukkan sebuah septum perimembranosa
pada ventricular septal defect dengan overriding aorta23
Gambar 32. Gambaran pembuluh darah pada bagian atas mediastinum menunjukkan dilatasi aorta
assenden dan hipoplasia cabang utama arteri pulmonal23
26
Gambar 33. Color Doppler flow menunjukkan arteri koronaria kanan di dalam the right atrioventricular
groove23
Gambar 34. Terdapat gambaran arteri koronaria kiri yang berasal dari arteri koronaria kanan dan melintasi aliran
ventrikel kanan. AAO= Aorta asenden, ANT=anterior, AO=Aorta Asenden, LT= Left, LV=Left Ventricle,
POST= posterior, PT= pulmonary trunk, RCA= Right Coronary Artery, RT=Right, RV=Right Ventricle,
SP=Spine, dan SVC= Superior Vena Cava23
27
b. CT Scan
c. MRI
d. Angiografi
28
d. Trakeoesophageal-Fistula dan/atau atresia esophagus
29
Gambar 40. Barium Esophagogram menunjukkan Traceoesophageal fistula28
A B
30
e. Renal abnormality
a. Pemeriksaan Ultrasound
Gambar 44. Intravenaurogram memperlihatkan perubahan axis ginjal dengan kutub ginjal bawah yang
bergabung ke arah medial, merupakan gambaran sugestif horseshoe kidney. Terlihat dilatasi system kolektif
ginjal kiri, akibat obstruksi ureteropelvic junction, kedua hal ini merupakan kelainan yang sering ditemukan
bersamaan. 30
31
b. Pemeriksaan CT scan
32
f. Limb abnormality
a. Pemeriksaan X-Ray
Gambar 47. Tidak adanya os. Radius yang berkaitan dengan os. Ulna yang pendek 21
Gambar 48. Os. Ulna yang pendek disertai tidak adanya os radius dan hanya 4 hari tangan
Short ulna with absence radius and only 4 rays in the hands 34
33
Gambar 49: X-ray lengan atas yang menunjukkan radial aplasia, ulnar bowing, absent thumb and four
metcarpal(a) agenesis skrum parsial pada pasien dengan Asosiasi VACTERL (b) 21
34
Gambar 51. Post Axial Polydactily34
pada ginjal. Sindrom ini disertai bile duct paucity and cholestasis, kelainan
2. Baller – Gerold syndrome : kelainan radial, dapat termasuk kelainan ginjal. Namun
35
2.8. Penatalaksanaan
Tatalaksana pada Asosiasi VACTERL adalah sesuatu hal yang kompleks. Secara
Keseluruhan pengelolaan individu yang terkena mungkin bisa dibagi menjadi dua tahap.
Pertama, tatalaksana pada kondisi yang akan membayakan kehidupan, seperti malformasi
jantung yang parah, anus imperforata, dan TEF (Tracheal Esophageal Fistula), biasanya
dikelola dengan operasi segera pada masa neonatal atau segera setelah keadaan
memungkinkan. Misalnya anus imperforata, dapat diobati dengan kolostomi segera, diikuti
menyertai juga ditatalaksana secara bertahap. Koreksi malformasi jantung juga membutuhkan
beberapa operasi, tergantung pada jenis spesifik kecacatan bawaan. TEF biasanya diperbaiki
dalam bentuk operasi tunggal, meskipun komplikasi nantinya (seperti fistula yang terjadi
Kedua, tatalaksana pada cacat bawaan yang dapat mengakibatkan gejala sisa jangka
panjang. Salah satu pembahasan yang paling penting dalam mengelola pasien dengan
asosiasi VACTERL adalah mengetahui bahwa beberapa malformasi kongenital yang ringan
namun secara medis penting, seperti anomali tulang belakang yang dapat mengakibatkan
sakit punggung yang parah dikemudian hari, atau anomali ginjal yang dapat menjadi faktor
predisposisi terhadap infeksi, nefrolitiasis dan penurunan fungsi ginjal. Dokter yang
mengelola harus tetap mengetahui masalah jangka panjang ini. Biasanya, peran dari ahli
genetik, mungkin tidak menyangkut dari sistem hasil spesifik atau gejala sisa setelah periode
2.9. Prognosis
` Dengan perbaikan melalui teknik bedah, spesialisasi neonatal dan fasilitas setelah
pembedahan, prognosis dari Asosiasi VACTERL akan jauh lebih baik dari sebelumnya.
36
Namun demikian, meskipun dengan koreksi bedah optimal malformasi seperti anomali
jantung, TEF, dan kelainan anggota tubuh, pasien dapat menghadapi kemungkinan tindakan
medis sepanjang hidup. Namun, rujukan ke pusat yang berpengalan dengan terkoordinasi, tim
multidisiplin, dapat sangat meningkatkan hasil bahkan pada pasien yang sebelumnya diberi
37
BAB III
KESIMPULAN
terdapat tiga dari tujuh kelainan yaitu Vertebral defects, Anal atresia, Cardiac defects,
2. Insiden pasti dari Asosiasi VACTERL tidak diketahui secara pasti. Beberapa penelitian
3. Etiologi Asosiasi VACTERL tidak diketahui. Sebagian besar kasus Asosiasi VACTERL
congenital pada vertebrae, anus, cardiac, agenesis esofagus, renal, dan limb. Kombinasi
terbanyak dari dari asosiasi VACTERL adalah kelainan berupa: cardiac-renal-limb atau
cardiac-anal-renal.
7. Tatalaksana pada asosiasi Vacterl adalah sesuatu hal yang kompleks berupa tatalaksana
38
8. Dengan perbaikan melalui teknik bedah, spesialisasi neonatal dan fasilitas setelah
pembedahan, prognosis dari asosiasi VACTERL akan jauh lebih baik dari
sebelumnya
39
DAFTAR PUSTAKA
40
20. Tang, Shao-Tao et al. MRI of Anorectal Malformation and Realtionship of The
Development State of The Spincter Muscle Complex with Fecal Continence dalam
World J Pediatr, Vol 2 No 3 . August 15, 2006 .
21. Imaging in Tetralogy of Fallot diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/350898-overview#a19 pada tanggal 29 agustus
2013)
22. Al-Farqani, Abdulla. Prashanth Pnaduranga. Salim A-Maskari. Eapen Thomas.
VACTERL Association with Double Chamber Left Ventricle: A Rare Occurrence. 2013.
Diakses dari http://www.annalspc.com/article.asp?issn=0974-
2069;year=2013;volume=6;issue=2;spage=200;epage=201;autolast=Al-Farqani pada
tanggal 28 Agustus 2013.
23. Spitz, Lewis. Review Oesophageal Atresia. Orphanet Journal of Rare Disease. 2007
24. http://www.jultrasoundmed.org/content/26/8/1111/F1.expansion diakses pada tanggal 7
September 2013.
25. http://www.seastarchildren.com diakses pada tanggal 7 September 2013.
26. http://www.nationwidechildrens.org/Document/Get/30854&imgrefurl diakses pada
tanggal 7 September 2013.
27. Gaillard, Frank. Traceoesophageal Fistula: H type. Diakses dari:
http://www.radiopaedia.org/cases/tracheo-oesophageal-fistula-h-type-1 pada tanggal 25
Agustus 2013.
28. Imaging in Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistula. Diakses dari:
http://emedicine.medscape.com/article/414368-overview#a19 pada tanggal 25 Agustus
2013.
29. Donelly, Lane F.D. Diagnostic Imaging Pediatrics. Canada: 2005
30. Horseshoe Kidney Imaging. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/378396-overview#a19 pada tanggal 29 Agustus
2013.
31. Ranschaert, Erik. Horseshoe kidney. Diakses dari:
http://www.radiopaedia.org/cases/horseshoe-kidney-3 pada tanggal 25 Agustus 2013
32. Esedoy, Ruslan. Agenesis Renal Unilateral. Diakses dari
http://www.radiopaedia.org/images/134023 pada tanggal 25 Agustus 2013.
33. Gaillard, Frank. Polydactily. Diakses dari http://www.radiopaedia.org/cases/polydactily-
1 pada tanggal 25 Agustus 2013
34. Alsalam, Hani. Polydactily. Diakses dari: http://www.radiopaedia.org/cases/polydactily
pada tanggal 25 Agustus 2013
41