Anda di halaman 1dari 6

1.

BAB 1
2. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupannya, manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas

dari interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu bentuk

interaksi tersebut adalah antrian. Antrian masih dapat ditemukan di beberapa

lokasi penyedia produk atau jasa seperti rumah sakit, bengkel mobil dan

restoran. Meskipun tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi menyebabkan

manusia cenderung ingin memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, tetapi

antrian yang menyita waktu dan membatasi aktivitas masih menjadi bagian

dari kehidupan manusia (Wiedjaja, Anton, Alfredo, & Eddy, 2009).


Antrian yang menyita unsur kenyamanan customer dalam bertransaksi

dan mengurangi keefektifan waktu merupakan masalah yang berarti bagi

perusahaan. Para manager perusahaan telah menyadari masalah ini sejak lama

dan telah banyak strategi atau solusi praktis yang ditawarkan untuk membuat

pengalaman menunggu menjadi lebih menyenangkan sehingga mengurangi

tingkat ketidakpuasan customer (Chebat, 2009). Sebab jika antrian semakin

panjang dan customer merasa tidak puas akan pelayanan, perusahaan akan

beresiko kehilangan customer. Kehilangan customer merupakan masalah yang

sangat mempengaruhi masa depan perusahaan.


Menurut data Bank Dunia, dari 230 juta penduduk Indonesia, 100 juta

diantaranya adalah penduduk dengan golongan ekonomi menengah keatas

(Sukanto, 2012). Customer golongan menengah keatas merupakan customer

yang berpotensi tinggi bagi sebuah perusahaan. Karena nilai uang yang

dibelanjakan kelas menengah keatas Indonesia sangat fantastis (Suweca, 2012).

1
2

Melihat kondisi tersebut, maka untuk mempertahankan kepuasan

customer, keberadaan smartphone dapat digunakan sebagai pengganti posisi

customer dalam antrian. Berdasarkan hasil riset pasar yang dilakukan Gfk,

Indonesia merupakan pasar smartphone terbesar dengan peningkatan penjualan

sebesar 62% pada tiga bulan pertama tahun 2012 (Wee, 2012). Android

menjadi operating system yang dipilih sebagian besar pengguna smartphone.

Berdasarkan survei Nielsen pada tahun 2012, Android menempati posisi

pertama sebagai operating system yang paling banyak digunakan dengan

pangsa pasar 51,8 %.

Gambar 1.1 Statistic Operating System


(Sumber: http://blog.nielsen.com)

Dari data yang didapatkan, maka untuk mengatasi masalah antrian dapat

dikembangkan sebuah konsep antrian virtual. Konsep ini diwujudkan dalam

bentuk aplikasi smartphone berbasis Android. Aplikasi yang memungkinkan

customer mengambil nomor antrian tanpa harus datang langsung ke lokasi

antrian, memberikan estimasi waktu tunggu, fitur pengingat dan fitur tambahan

untuk membatalkan antrian.

2
3

1.2 Ruang Lingkup

Agar pembahasan dalam pembangunan sistem tidak terlalu luas, maka

ruang lingkup sistem akan dibatasi pada:


1. Pembangunan aplikasi antrian virtual Qme pada smartphone yang

memiliki operating system Android.


2. Analisis sistem antrian dibatasi pada Hongkong Cafe, klinik pusat

spesialis kulit Erha, dan bengkel Dapur Pacu Autoworks.


3. a. Analisis restoran Hongkong Cafe dibatasi pada antrian customer

yang datang secara langsung ke Hongkong Cafe untuk dine in.


b. Analisis klinik pusat spesialis kulit Erha dibatasi pada antrian pasien

yang melakukan konsultasi dengan dokter.


c. Analisis bengkel mobil Dapur Pacu Autoworks dibatasi pada

customer yang melakukan service rutin.


4. Penyediaan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan

posisi tanpa harus datang secara langsung ke lokasi layanan.


5. Penyediaan estimasi waktu tunggu pengguna.
6. Penyediaan fitur notifikasi jika waktu tunggu sudah mendekati giliran

pengguna untuk dilayani.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Membangun aplikasi berbasis Android yang mampu membantu

mengefektifkan waktu tunggu customer di bengkel mobil, klinik, dan

restoran.

Adapun manfaat aplikasi ini bagi pengguna adalah :

1. Memudahkan pengguna untuk mengambil nomor antrian atau posisi

pada pusat layanan.


2. Informasi perkiraan waktu tunggu yang memberikan pengguna

keleluasaan untuk melakukan aktivitas lain sambil menunggu.

3
4

3. Notifikasi yang mengingatkan pengguna agar pengguna dapat

beraktivitas tanpa takut gilirannya terlewatkan.

Adapun manfaat aplikasi ini bagi pemilik perusahaan adalah :

1. Sebagai alternatif peningkatan mutu pelayanan.


2. Sebagai alternatif sistem antrian yang lebih terkomputerisasi.
3. Mendapatkan sumber informasi mengenai data customer.

1.4 Metodologi Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Studi literatur

Melakukan studi literatur pada buku, artikel online, dan jurnal

yang berhubungan dengan penelitian sebagai dasar untuk

mendapatkan landasan dasar penulisan skripsi.

2. Kuesioner

Metode pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner kepada sejumlah responden. Kuesioner

berisi pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi yang akan

dibangun.

3. Wawancara
Metode pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan cara

menanyakan secara langsung pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya. Pertanyaan ditujukan pada pengelola bengkel mobil,

klinik dan restoran dimana pertanyaan berkaitan dengan aplikasi

yang akan dibangun.

4
5

1.4.2 Metodologi Pengembangan Peranti Lunak

Metode pengembangan peranti lunak yang digunakan untuk

membangun aplikasi ini adalah waterfall model. Tahap-tahap pada

waterfall model adalah sebagai berikut (Pressman, 2010:101) :


a. Communication (project initiation, requirement gathering)
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap masalah

yang ada dan menentukan tujuan yang akan dicapai dari

penelitian terhadap masalah. Kemudian dilakukan analisis

terhadap hasil kuesioner dan wawancara untuk

mengumpulkan kebutuhan pengguna.


b. Planning (estimating, scheduling, tracking)
Pada tahap ini akan dilakukan perencanaan langkah

kerja beserta estimasi waktu untuk setiap langkah kerja.


c. Modelling (analysis, design)
Tahap ini terdiri dari perancangan sistem pada

umumnya dan perancangan layar. Perancangan sistem secara

umum menggunakan beberapa tipe perancangan

diantaranya:

1. Perancangan Use-case diagram.


2. Perancangan activity diagram.
3. Perancangan sequence diagram.
4. Perancangan class diagram.
d. Construction (code, test)
Pada tahapan ini, perancangan pada tahap sebelumnya

akan digunakan sebagai acuan pembangunan aplikasi.

Rancangan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman,

kemudian dilakukan testing aplikasi.


e. Deployment (delivery support feedback)
Pada tahapan ini akan dilakukan pengenalan aplikasi

kepada pengguna. selain itu pada tahap ini juga dilakukan

evaluasi untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna.

5
6

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu :
1. Bab 1 Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan

dan manfaat, metodologi penelitian yang digunakan, dan sistematika

penulisan.

2. Bab 2 Landasan Teori

Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai

landasan berpikir dalam pembuatan aplikasi dan penulisan skripsi ini.

Secara garis besar teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi teori-teori

umum dan khusus.

3. Bab 3 Analisis dan Perancangan


Bab ini menjelaskan mengenai analisis sistem yang sedang

berjalan, analisis pengguna, identifikasi masalah, usulan pemecahan

masalah dan perancangan aplikasi.


4. Bab 4 Implementasi dan Evaluasi

Bab ini menjelaskan tentang proses implementasi aplikasi serta

hasil dari evaluasi yang dilakukan setelah aplikasi diimplementasikan.

5. Bab 5 Simpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dari aplikasi yang dibuat dan juga saran-saran

untuk pengembangan aplikasi kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai