Anda di halaman 1dari 7

‫‪      Daftar Peserta Tes Yang Lolos Seleksi PSB 2017/2018 Gelombang‬‬

‫‪1 ▒ Hadirilah Tahlil Akbar dan Pengajian Umum dalam Rangka Haul ke-7 Gus‬‬
‫‪Dur ▒ Hadirilah! Hadroh Al Mukhsin akan Meriahkan Maulid Nabi di‬‬
‫‪Unhasy ▒ Pengumuman Hasil Seleksi Open Recruitment ▒ Pekan Depan PBSI‬‬
‫‪Unhasy Akan Gelar Jagongan Seni #2     ‬‬

‫‪Tiga Pilihan Hidup dan Introspeksi‬‬


‫‪Diri‬‬
‫‪February 2, 2017‬‬

‫*‪Oleh : Kiai Agus Maulana‬‬

‫ﻱ‬‫ﺍﻝ ِﺬ ْ‬‫ﻝﻪ َّ‬ ‫ﻝﻪ ‪ .‬ﺍَ ْﻝ َﺡ ْﻡ ُﺪ ِﻝ ِ‬ ‫ﺍَ ْﻝ َﺡ ْﻡ ُﺪ ِﻝ ِ‬


‫ﻱ َﻦ‬ ‫ﺏ ْ‬
‫ﺍﻝ ُﻡ ْﺅ ِﻡ ِﻦ ْ‬ ‫ﻕ ُﻝ ْﻭ َ‬ ‫َﻥ َﻭّﺭَ ُ‬
‫ﻕ ُﻝ ْﻭﺑَ ُﻩ ْﻡ‬‫ﻦ ُ‬ ‫ﺍﻁ َﻡ َﺌ َّ‬
‫ﺍﻱ ِﺔ‪َ .‬ﻭ ْ‬ ‫ِﺪ َ‬ ‫ﺎﻝﻩ َ‬ ‫ﺑِ ْ‬
‫ﻝﺎ‬‫ﺵ َﻩ ُﺪ ﺃَ ْﻥ َﻝﺎﺇِ َﻝ َﻪ ﺇِ َّ‬ ‫ﻱ ِﺪ‪ .‬ﺃَ ْ‬ ‫ﺑِ َّ‬
‫ﺎﻝﺕ ْﻭ ِﺡ ْ‬
‫ﻱ ْﻉ َﻝ ُﻡ‬ ‫ﻙ َﻝ ُﻪ‪َ .‬‬ ‫ﻱَ‬ ‫ﺎﺵﺭِ ْ‬ ‫ﺍﻝﻝﻪ َﻭ ْﺡ َﺪ ُﻩ َﻝ َ‬ ‫ُ‬
‫ﺵ َﻩ ُﺪ ﺃَ َّ‬
‫ﻥ‬ ‫ﻱ ُﺪ‪َ .‬ﻭﺃَ ْ‬ ‫ﺐ ْ‬
‫ﺍﻝ َﻡ ِﺝ ْ‬ ‫ﻱُ‬ ‫َﻕ ْ‬‫ﺽ َﻭ ُﻩ َﻭ ﺍﻝﺭّ ِ‬ ‫ﺍﻝَﺄ ْﺭ ِ‬ ‫ﺍﺕ َﻭ ْ‬
‫ﺍﻝﺱ َﻡﺎ َﻭ ِ‬ ‫َّ‬ ‫ﻑﻲ‬ ‫َﻡﺎ ِ‬
‫ِﻱ ِﻦ ِﻪ‬ ‫ﺍﻝ ِﺬﻱ ﺃَ َﻥﺎﺭَ ْ‬
‫ﺍﻝ ُﻭ ُﺝ ْﻭ َﺩ ﺑِ ُﻦ ْﻭﺭِ ﺩ ْ‬ ‫ﺱ ْﻭ ُﻝ ُﻪ َّ‬ ‫ﻡ ًﺪﺍ َﻉ ْﺒ ُﺪ ُﻩ َﻭﺭَ ُ‬ ‫ُﻡ َﺡ َّ‬
‫ﻱ ِﺪ‬ ‫ﺍﻝ َﻭ ِﻉ ْ‬‫ﻱ ْﻭ ِﻡ ْ‬ ‫ﺕ ِﻪ ﺇِ َﻝﻰ َ‬ ‫ﻱ َﻉ ِ‬ ‫ﺵﺭِ ْ‬ ‫‪َ .‬ﻭ َ‬

‫ﻡ ٍﺪ َﻭ َﻉ َﻝﻰ ِ‬
‫ﺁﻝ ِﻪ‬ ‫ﻱ ِﺪ َﻥﺎ ُﻡ َﺡ َّ‬ ‫ﺱ ِّ‬ ‫ﻝ ْﻡ َﻉ َﻝﻰ َ‬ ‫ﺱ ِّ‬ ‫ﻝ َﻭ َ‬ ‫ﺹ ِّ‬ ‫ﻡ َ‬ ‫ﺍَ َّ‬
‫ﻝﻝ ُﻩ َّ‬
‫ﻱ ْﻭ ِﻡ‬‫ﺎﺕ ﺇِ َﻝﻰ َ‬ ‫ﺎﻝ َﺡ ِ‬ ‫ﺍﻝﺹ ِ‬ ‫َّ‬ ‫ﻱ َﻦ ﺃَ َﻡ ُﻦ ْﻭﺍ َﻭ َﻉ ِﻡ ُﻝ ْﻭﺍ‬ ‫ﺍﻝ ِﺬ ْ‬‫ﺹ َﺡﺎﺑِ ِﻪ َّ‬ ‫َﻭﺃَ ْ‬
‫ﻑﺎﺯَ‬ ‫ﻕ ْﺪ َ‬ ‫ﺍﻝﻝﻪ َﻭ َ‬
‫ِ‬ ‫ﻕ َﻭﻯ‬ ‫ﺕْ‬ ‫ﺎﻱ ﺑِ َ‬‫ﻱ َ‬ ‫ﻱ ُﻙ ْﻡ َﻭﺇِ َّ‬ ‫ﺹْ‬ ‫ﻡﺎﺑَ ْﻉ ُﺪ ُﻩ‪ .‬ﺃُ ْﻭ ِ‬ ‫ﺍﻝ َﻡ ْﻭ ُﻉ ْﻭ ِﺩ ﺃَ َّ‬‫ْ‬
‫ﺎﻝﻰ ﺃَ َﻡﺭَ َﻥﺎ‬ ‫ﺕ َﻉ َ‬ ‫ﺍﻝﻝﻪ َ‬
‫َ‬ ‫ﻥ‬‫ﺱ ِﻝ ُﻡ ْﻭ َﻥ ﺇِ َّ‬ ‫ﺍﻝ ُﻡ ْ‬ ‫ﻱ َﻩﺎ ْ‬ ‫ﺍﻉ َﻝ ُﻡ ْﻭﺍ ﺃَ ُّ‬
‫ﻕ ْﻭ َﻥ‪َ .‬ﻭ ْ‬ ‫ﺕُ‬ ‫ﺍﻝ ُﻡ َّ‬‫ْ‬
‫ﻑﻲ‬‫ﻱ َﻦ‪ِ .‬‬ ‫ﻑﺎﺋِ ِﺰ ْ‬ ‫ﺎﻝ َﻦﺎ ِﻝ َﻦ ُﻙ ْﻭ َﻥ ِﻡ َﻦ ْ‬
‫ﺍﻝ َ‬ ‫ﻱ ِﻉ ﺃَ ْﻉ َﻡ ِ‬ ‫ﻑﻲ َﺝ ِﻡ ْ‬ ‫ﻕﻰ ِ‬ ‫ﺎﻝﺕ َ‬ ‫ﺑِ ُّ‬
‫ﺍﻝَﺄ َﻭﺍ ِﻡﺭِ‬
‫ﺎﻝ ْ‬ ‫ﺙ ِ‬ ‫ﺕَ‬ ‫ﺎﻡ ِ‬
‫ﻱ ْﻉ ِﻦﻲ ﺑِ ْ‬ ‫ﻑﻲ ْﺍ ِ‬
‫ﻝﺂﺥﺭَ ِﺓ َ‬ ‫ﻱﺎ َﻭ ِ‬ ‫ﻱﺎ ِﺓ ُّ‬
‫ﺍﻝﺪ ْﻥ َ‬ ‫ﺍﻝ َﺡ َ‬ ‫َﻩ ِﺬ ِﻩ ْ‬
‫ِﻱ ِﻪ‬ ‫ﺎﺏ َﻥ َﻭﺍﻩ ْ‬ ‫ﺕ َﻦ ِ‬ ‫ﺍﺝ ِ‬ ‫‪َ .‬ﻭ ْ‬

‫ﺎﻝﻝﻪ ِﻡ َﻦ‬
‫ِ‬ ‫ﻱ ِﺰ‪ .‬ﺃَ ُﻉ ْﻭ ُﺫ ﺑِ‬ ‫ﺎﺏ ْ‬
‫ﺍﻝ َﻉ ِﺰ ْ‬ ‫ﺕ ِ‬ ‫ﻙَ‬ ‫ﻑﻲ ِ‬ ‫ﺎﻝﻰ ِ‬ ‫ﺕ َﻉ َ‬ ‫ﺍﻝﻝﻪ َ‬‫ُ‬ ‫ﻕ َ‬
‫ﺎﻝ‬ ‫َﻭ َ‬
‫ﺙ َّ‬
‫ﻡ‬ ‫ﻱ ِﻡ‪ُ .‬‬ ‫َﺡ َﻡ ِﻦ ﺍﻝﺭّ ِ‬
‫َﺡ ْ‬ ‫ﺍﻝﻝﻪ ﺍﻝﺭّ ْ‬
‫ِ‬ ‫ﺱ ِﻡ‬‫ﻱ ِﻡ‪ .‬ﺑِ ْ‬ ‫َﺝ ْ‬
‫ﺎﻥ ﺍﻝﺭّ ِ‬ ‫ﻁ ِ‬ ‫ﻱَ‬ ‫َّ‬
‫ﺍﻝﺵ ْ‬
‫ﻑ ِﻡ ْﻦ ُﻩ ْﻡ‬‫ِﻥﺎ ۖ َ‬‫ﻱ َﻦﺎ ِﻡ ْﻦ ِﻉ َﺒﺎﺩ َ‬ ‫ﻑْ‬ ‫ﻁَ‬‫ﺍﺹ َ‬
‫ﻱﻦ ْ‬ ‫ﺍﻝ ِﺬ َ‬ ‫ﺎﺏ َّ‬ ‫ﺕ َ‬ ‫ﻙَ‬ ‫ﺍﻝ ِ‬‫ﺃَ ْﻭﺭَ ْﺙ َﻦﺎ ْ‬
‫ﺍﺕ‬
‫ﻱﺭَ ِ‬ ‫ﺎﻝ َﺥ ْ‬‫ﻕ ﺑِ ْ‬
‫ﺱﺎﺑِ ٌ‬ ‫ﺹ ٌﺪ َﻭ ِﻡ ْﻦ ُﻩ ْﻡ َ‬ ‫ﺕ ِ‬‫ﻕَ‬ ‫ﺱ ِﻪ َﻭ ِﻡ ْﻦ ُﻩ ْﻡ ُﻡ ْ‬ ‫ﻑ ِ‬ ‫ﻡ ِﻝ َﻦ ْ‬‫ﺎﻝ ٌ‬‫ﻅ ِ‬‫َ‬
‫ﻱﺭ‪ ..‬ﺍﻝﺂﻱﺔ‬ ‫ﻙ ِﺒ ُ‬ ‫ﺍﻝ َ‬
‫ﺽ ُﻝ ْ‬ ‫ﻑ ْ‬‫ﺍﻝ َ‬‫ﻙ ُﻩ َﻭ ْ‬ ‫‪.‬ﺑِِﺈ ْﺫ ِﻥ َّ‬
‫ﺍﻝﻝ ِﻪ ۚ َٰﺫ ِﻝ َ‬

‫‪Para Hadirin Sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT.‬‬


Marilah pada siang hari ini, dalam kesempatan yang berbahagia ini,
senantiasa dengan rasa sadar kita terus meningkatkan rasa takwa kita
kepada Allah SWT. Dengan bersungguh-sungguh mematuhi perintah-perintah
Allah dengan mengerjakan sebaik-baiknya dan menjauhi segala larangan-
laranganNya. Dengan demikian, takwa tidak sekadar diucap dalam lisan
tetapi lebih dari itu. Perlu ada eksekusi berupa pengerjaan syariat yang sudah
dianjurkan oleh Allah SWT, dan yang telah dirisalahkan oleh baginda Rasul
Muhammad SAW.

Seperti yang sudah kami torehkan tadi, Allah SWT ber�rman dalam surat al
Fatir, “Maka aku wariskan kitab kepada hamba-hambaKu, dan di antara
mereka ada yang dholimun linafsihi menganiaya dirinya sendiri. Kehidupan
yang dia lakukan, sehari penuh antara dosa dan kebaikan masih
mendominasi lumuran dosa dan penistaan atas diri sendiri. Pendek kata,
dholimun li nafsihi adalah seorang hamba yang selalu menghiasi
kehidupannya dengan kemungkaran dan maksiat, sehingga menjauhkan diri
dari rahmat Allah SWT.

Menurut sahabat Ibn Mas’ud, Uqbah bin Ash, Utsman bin Affan, dan istri
baginda Rasul Muhammad SAW, yaitu Sayyidah Aisyah bahwa demikian
rupanya orang yang selalu berlumuran dosa dan noda, kemaksiatan dan
kemunkaran menghiasi diri di sepanjang perjalanan hidup. Oleh para sahabat
masih dianggap sebagai orang yang layak masuk surga.

Tentu, dalam perjalanan hidup, Allah SWT memberikan pilihan dan membagi
tiga bagian, pertama dholimun li nafsihi, kedua muqtasidun, dan ketiga adalah
sabiqun bi al khoirot. Sudah saya katakan bahwa dholimun li nafsihi seperti
keterangan tadi, sedikit sekali kebaikan yang dia lakukan. Kemudian wa min
hum muqtasidun antara kebaikan dan kemaksiatan ini berimbang, kadang dia
melakukan perintah Allah tetapi masih selalu melakukan kemaksiatan. Yang
ketiga, wa min hum sabiqun bi al khoirot bi idzni Allah yaitu orang-orang yang
berlomba dalam kebaikan.

Hamba yang ketiga ini berupaya melakukan kebaikan sebaik mungkin. Kalau
dia sosok seorang santri, maka tentu pada waktu jam belajar mereka belajar
dengan baik dan tertib. Begitu juga saat menghafal dilakukan dengan baik.
Ketika jam sekolah berlangsung, maka tidak ada alasan apa pun kecuali
untuk berangkat mencari ilmu duduk di kelas masing-masing. Kepada santri,
selagi masih muda, tenaga masih kuat, gunakanlah kebaikan-kebaikan
sebagai ungkapan dari sabiqun bi al khoirot bi idzni Allah. Kehidupan ini
adalah pilihan, semoga kita berpihak kepada hamba Allah yang sabiqun bi al
khoirot.  

Yang kedua, kita ungkapkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Baihaqi dan Imam Ahmad:

َ‫ﺕ‬
‫ﻙ‬ َ ‫ﺹ َّﺡ‬ ِ ‫ﻙ َﻭ‬ َ‫ﺕ‬ِ ‫ﻕ ْﺒ َﻝ َﻡ ْﻭ‬
َ ‫ﻙ‬َ ‫ﺎﺕ‬
َ ‫ﻱ‬ َ ‫ﺱ َﺡ‬ ٍ ‫ﻕ ْﺒ َﻝ َﺥ ْﻡ‬َ ‫ﺱﺎ‬ ً ‫ﺕ ِﻦ ْﻡ َﺥ ْﻡ‬ َ ‫ِﻍ‬ْ‫ﺍ‬
‫ﻙ‬َ ‫ﻕ ْﺒ َﻝ َﻩﺭَ ِﻡ‬
َ ‫ﻙ‬َ َ‫ﺵ َﺒﺎﺑ‬َ ‫ﻙ َﻭ‬َ ‫ﺵ ْﻍ ِﻝ‬
ُ ‫ﻕ ْﺒ َﻝ‬
َ ‫ﻙ‬ َ ‫ﺍﻍ‬
ِ َ‫ﻑﺭ‬ َ ‫ﻕ ِﻡ‬
َ ‫ﻙ َﻭ‬ َ‫ﺱ‬ َ ‫ﻕ ْﺒ َﻝ‬ َ
‫ﻙ‬َ ِ‫ﻕﺭ‬ ْ‫ﻑ‬ َ ‫ﻕ ْﺒ َﻝ‬
َ ‫ﻙ‬َ ‫َ َﻭ ِﻍ َﻦَءﺎ‬

“Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima masalah, hidupmu sebelum


dijemput oleh ajalmu, jagalah kesehatan sebelum sakit datang, gunakan waktu
senggangmu sebaik mungkin sebelum waktu sibukmu datang, masa mudamu
sebelum masa tuamu tiba, dan gunakanlah kekayaan sebaik mungkin sebelum
kefakiran datang.”

Oleh karena itu, dalam kesempatan khutbah ini kami ingin mengetengahkan
tentang lima perkara  tersebut.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Orang-orang sering mengatakan bahwa waktu adalah uang. Dalam Islam,


waktu memilik arti yang penting dalam hidup setiap muslim karena
kedudukannya melebihi uang. Imam Hasan al-Basri berkata, “Tidak ada satu
hari pun yang menampakkan fajar kecuali akan menyeru, wahai anak Adam,
Aku adalah harimu yang baru, yang akan menjadi saksi atas amalmu. Carilah
bekal dariku. Karena jika aku telah berlalu, aku tidak akan kembali lagi hingga
hari kiamat.”

Demikian penting masalah tentang waktu ini, sampai Allah SWT bersumpah
dalam surat al Ashr, “Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan, serta saling
menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”
Sayangnya, tidak banyak orang memahami pentingnya waktu sehingga ia
menjalani roda kehidupan dengan formalitas mencari kemegahan dunia dan
mengabaikan negeri yang dijanjikan oleh Allah SWT yaitu negeri akhirat.
Ketika berjumpa dengan Allah saat kiamat nanti, ia akan menyesali
kelalaiannya. Seperti apa yang diungkapkan Allah dalam kitab suci Al Quran,
“Dan ingatlah ketika hari Allah mengumpulkan mereka. Mereka seakan-akan
tidak pernah berdiam di dunia kecuali sesaat saja pada siang hari. Pada waktu
itu, mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan
pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk dari
Allah SWT.” (Surah Yunus: 45)

Waktu adalah nikmat besar yang diberikan Allah kepada manusia sebagai
sarana berakti�tas untuk urusan duniawi, sekaligus sarana untuk beramal
bagi urusan akhirat. Waktu tidak akan pernah kembali, setiap detik, menit,
dan jam yang telah berlalu. Pendek kata, dengan memanfaatkan waktu
secara tepat, seorang muslim, santri bisa sukses atau gagal dalam urusan
dunia dan akhiratnya. Agar waktu yang diberikan Allah menjadi berkah dan
bermanfaat di dunia dan akhirat, berikut akhlak seorang muslim yang
memanfaatkan waktu dengan baik dalam hidupnya. Betapa besar anugerah
Allah yang diberikan kepada kita semua.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Masa muda adalah masa transisi. Saat seseorang berusaha menemukan


identitas dirinya, sayang masih banyak pemuda yang memanfaatkan
waktunya hanya untuk bersenang-senang dan berfoya-foya. Dia tidak
membiasakan diri untuk belajar dan bekerja keras untuk dunianya, apalagi
untuk menjalankan ibadah-ibadah yang menjadi kewajibannya. Ketika tiba
masa tua, ia mulai menyesali diri karena hidup sengsara. Tidak tahu
kewajibannya sebagai muslim. Banyak orang tua, yang tidak mengerti dan
tidak bisa membaca huruf di dalam Al Quran karena sejak muda tidak mau
belajar Al Quran.

Banyak orang tua yang tidak menjalankan shalat, karena masa mudanya
tidak terbiasa menjalankan shalat. Hal itu tentu bertentangan dengan jargon
sebagai anak-anak muda zaman sekarang. ‘Masa muda, masa berfoya-foya,
masa tua kaya raya, dan mati masuk surga’ ini adalah jargon yang sangat
gila. Bagaimana mungkin waktu muda yang tidak digunakan secara produktif
dan tidak mau beramal salih, saat tua jadi orang kaya dan mati masuk surga.

Dalam hadis dikatakan bahwa, “Pemuda yang taat kepada Allah akan
mendapat naunganNya di akhirat.” Ada tujuh golongan yang mendapat
naungan dari Allah di mana hari itu tidak ada naungan kecuali naungan
dariNya, dan salah satu dari golongan itu adalah pemuda yang taat tersebut.

Hadirin Sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah SWT.

Ketika kondisi tubuh sakit, kemampuan melakukan aktivitas akan berkurang.


Begitu banyak orang yang terbaring di rumah sakit, tidak dapat melakukan
aktivitas secara normal. Belum lagi jika dihitung biaya yang dikeluarkan untuk
mengobati penyakitnya. Hal itu menunjukan betapa besar nikmat sehat
dalam hidup seorang muslim. Oleh karena itu, seorang muslim sudah
sepatutnya mensyukuri nikmat sehat tersebut dengan cara menjaga pola dan
gaya hidup yang benar, dalam bingkai syar’i. Misalnya dengan menjaga tidak
makan berlebihan, tidak melakukan hal-hal yang merusak badan seperti
minum arak, khamr, narkoba.

Dengan demikian, menjaga kondisi tubuh tetap prima dengan pola hidup
sehat, melakukan aktivitas duniawi dan beribadah pun akan makin
bermanfaat.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Menjadi orang kaya adalah impian hampir setiap orang, meski impian
tersebut belum terwujud. Bayangan hidup yang bergelimang, harta sudah ada
dalam angan. Tidak jarang diselipi janji muluk, “Kalau kaya akan banyak
bersedekah, akan menolong yatim piatu, dan orang miskin, serta janji baik
lainnya.” Namun setelah impian terwujud, tidak otomatis janji terpenuhi.
Qarun adalah salah satu contoh yang membuktikan hal itu, karena ingkar
kepada Allah terhadap kekayaan yang telah diberikan. Hakikat kekayaan
adalah milik Allah SWT.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT.


Dalam sehari-semalam, seorang muslim mempunyai waktu 24 jam untuk
diberdayakan dengan baik. Namun waktu yang demikian banyak tersebut,
sering kali terlewati tanpa arti. Jika dihitung, berapa jam untuk menonton
televisi, waktu menganggur, waktu tidak belajar, waktu bergurau, waktu
bermain-main. Ini semua adalah aplikasi kita dalam memanfaatkan waktu
sebaik mungkin. Bandingkan dengan waktu untuk shalat, membaca Al Quran,
dan berzikir misalnya. Lebih banyak mana? Waktu-waktu yang berpotensi
untuk meraih kebaikan dunia akhirat sering kali terlupakan.

Misalnya saat matahari terbit sampai menjelang Dhuhur. Ada waktu yang
bernama Dhuha, namun waktu itu sering tidak dihiraukan karena sibuk
bekerja. Padahal pada waktu itu terdapat keutamaan bagi yang menjalankan
Shalat Dhuha. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, “Wahai
anak Adam, kerjakanlah shalat empat rakaat kepadaKu pada permulaan siang.
Niscaya Aku akan memberikan kecukupan kepadamu sampai akhir siang.”

Dalam hadis lain, Rasullah SAW bersabda, “Barang siapa mengerjakan shalat
Dhuha sebanyak sebelas rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya
istana di Surga. Semoga kita menjadi bagian hamba Allah sesuai dengan
pesan-pesan yang ada dalam Al Quran dan hadis Rasul.

Sebagai akhir mengevaluasi diri, umat Rasulullah SAW umumnya memiliki


umur yang tidak terpaut jauh dengan beliau, rata-rata 60 tahun. Jarang yang
ada 70 atau 80 tahun, tapi nantinya juga umur itu kelak akan ditanya oleh
Allah SWT untuk apa saja penggunaannya. Oleh karena itu, sebelum dihisab
di akhirat, seorang muslim dianjurkan untuk sering merenung dan
mengevaluasi sejauh mana dia memberdayakan umurnya saat hidup di
dunia.

Umar bin Khattab ra. memberi nasehat, “Muhasabahlah! Introspeksilah dirimu


dalam keadaan senang, sebelum di muhasabah dalam keadaan susah.
Sesungguhnya orang-orang yang menghisab dirinya dalam keadaan senang,
sebelum datang kesusahan (hari kiamat), maka urusannya menjadi diridhoi.
Barang siapa menuhankan hidupnya dan disibukkan oleh hawa nafsu, maka
urusannya akan berakhir dengan penyesalan dan kerugian. Barang siapa naik
tahta tanpa perjuangan, perngorbanan, dan belajar, maka akan turun tanpa
penghormatan.”
Hadirin Sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah SWT.

Sebelum kami tutup khutbah ini, kami ingin ungkapkan dua syair yang paling
populer oleh KH. Abdul Wahid Hasyim :

َ
‫ﻭﻱﺄﺕﻱﻙ ﺑﺎﻝﺄﺥﺒﺎﺭِ ﻡﻦ‬ * ‫ﻙﻦﺕ ﺝﺎﻩﻝًﺎ‬ َ ‫ﺍﻝﺄﻱﺎﻡ ﻡﺎ‬
ُ َ ‫ﺱﺕ ْﺒﺪﻱ‬
‫ﻝﻙ‬ ُ
‫ﻝﻡ ﺕﺰ ِﻭّ ِﺩ‬

“Bakal datang hari-hari di mana dirimu akan ketahuan dalam kebodohan # Dan
kabar itu akan datang sampai di telingamu.”

‫ﺽ َﺡ ُﻙ ْﻭ َﻥ‬
ْ ‫ﻱ‬َ ‫ﻙ‬ َ ‫ﺎﺱ َﺡ ْﻭ َﻝ‬ َّ ‫ﻱﺎ * َﻭ‬
ُ ‫ﺍﻝﻦ‬ ً ‫ﺎﻙ‬ َ ‫ﻙ‬
ِ َ‫ﻱﺎﺑْ َﻦ ﺁ َﺩ َﻡ ﺑ‬ َ‫ﻡ‬ُّ ُ‫ﻙ ﺍ‬
َ ‫َﻭ َﻝ َﺪ ْﺕ‬
‫ﺱ ُﺭ ْﻭﺭًﺍ‬ُ
ً
‫ﺎﺡﻙﺎ‬ِ ‫ﺽ‬ َ ‫ﻙ‬َ‫ﺕ‬ِ ‫ﻱ ْﻭ ِﻡ َﻡ ْﻭ‬ َ ‫ﻑﻲ‬ِ *‫ﻙ ْﻭ‬ َ َ‫ﺕ ُﻙ ْﻭ َﻥ ﺇِ َﺫﺍ ﺑ‬
َ ‫ﻙ ﺍَ ْﻥ‬ َ‫ﺱ‬ِ ‫ﻑ‬ْ ‫ﺎﺝ َﻩ ْﺪ ِﻝ َﻦ‬
ْ ‫ﻑ‬ َ
‫ﺱ ُﺭ ْﻭﺭًﺍ‬ ْ ‫َﻡ‬

“Di saat ibumu melahirkan kamu wahai anak Adam, engkau dalam keadaan
menangis * Sementara orang-orang yang ada di sekitarmu tersenyum
kegirangan.”

“Usahakan di saat ajalmu telah tiba, engkau dalam keadaan senyum simpul
sedangkan orang-orang yang ada di sekitarmu menangis meratap.”

Semoga barokah!

‫ﻲ‬ْ ‫ﻑ َﻉ ِﻦ‬ َ ‫ﻱ ِﻡ َﻭ َﻥ‬ْ‫ﻅ‬ ْ ‫ﺁﻥ‬


ِ ‫ﺍﻝ َﻉ‬ ُ ‫ﻑﻲ ْﺍ‬
ِ ‫ﻝﻕ ْﺭ‬ ِ ‫ﺍﻝﻝﻪ ِﻝﻲ َﻭ َﻝ ُﻙ ْﻡ‬ُ ‫ﻙ‬َ َ‫ﺑَﺎﺭ‬
َّ ِ‫ﻑ ُﺭ ْﻭﺍ ﺇ‬
‫ﻥ ُﻪ ُﻩ َﻭ‬ ِ ‫ﺕ ْﻍ‬َ ‫ﺍﺱ‬
ْ ‫ﻱ ِﻡ َﻭ‬ْ‫ﻙ‬ ْ ِ‫ﺍﻝﺬ ْﻙﺭ‬
ِ ‫ﺍﻝ َﺡ‬ ِّ ‫ﻱ ِﺔ َﻭ‬ ٓ ‫ﺎﻙ ْﻡ ِﻡ َﻦ ْﺍ‬
َ ‫ﻝﺄ‬ ُ ‫ﻱ‬ َّ ِ‫َﻭﺇ‬
‫ﻱ ُﻡ‬ْ ‫َﺡ‬
ِ ّ‫ﻑ ْﻭ ُﺭ ﺍﻝﺭ‬ُ ‫ﺍﻝ َﻍ‬ْ

*Pengasuh Pesantren Kreatif al Mukhsinin Cukir Diwek Jombang

Anda mungkin juga menyukai