Anda di halaman 1dari 3

Abstrak - 1

Tulisan ini menguraikan hasil percobaan pengaruh pemberian biochar kayu dan
frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa, L) gogo.
Perlakuan pemberian biochar (A): A0 = tanpa biochar kayu (kontrol), dan A1 = 6% biochar
kayu, dan perlakuan frekuensi penyiraman (F) 4 taraf yaitu : F1 = 1 x 2 hari, F2 = 1 x 4 hari, F3
= 1 x 6 hari dan F4 = 1 x 8 hari.
Pemberian biochar kayu 6 % (A1) nyata meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah anakan
umur 16 mst, dan bobot 100 butir gabah bernas, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap peubah
respon lainnya. Semakin jarang frekuensi (F1  F4) atau semakin lama interval penyiraman secara
linier nyata menurunkan jumlah anakan produktif, bobot gabah perumpun dan bobot gabah jerami.
Tanaman padi gogo tertinggi (umur 16 mst), jumlah anakan terbanyak (umur 16 mst) dan
bobot gabah 100 butir yang terbesar diperoleh pada kombinasi perlakuan A1F1 (diberi biochar 6%
dan disiram 1 x 2 hari). Padi gogo yang diberi biochar (A1) mengasilkan tinggi tanaman, jumlah
anakan dan bobot gabah 100 butir yang lebih besar dari pada tanpa diberi biochar (A0) pada semua
frekuensi penyiraman. Pada perlakuan tanpa Biochar (A0) dan diberi biochar (A1), semakin jarang
frekuensi atau semakin lama interval penyiraman, secara linier nyata menurunkan tinggi tanaman,
jumlah anakan dan bobot gabah 100 butir tanaman padi gogo.
Kata kunci: biochar, frekuensi penyiraman

Abstract - 2
This article describes the result of research on the growth response of oil palm (Elaeis
guineensis Jacq) seedlings in mainnursery to biochar dosage with the various grain size,
biochar dosage and
Tulisan ini menguraikan hasil penelitian respon pertumbuhan bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di mainnursery terhadap dosis biochar dengan berbagai ukuran
butiran, dosis biochar dan bobot media tanam, dan dosis biochar dan pemberian
Tricoderma harzianum. Media tumbuh bibit kelapa sawit menggunakan tanah Ultisol. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis biochar 0.5%, 1,0% dan 1.5% masing-
masing dengan berbagai ukuran nyata meningkatkan bobot basah tanaman dan bobot kering,
tetapi antar perlakuan dosis biochar 0.5%, 1,0% dan 1.5% , masing dengan berbagai ukuran
butiran direspon berbeda tidak nyata semua peubah respon bibit kelapa sawit di mainnursery
umur 18 mspt. Pada perlakuan kombinasi dosis biochar dan bobot media, interaksi dosis
biochar dengan bobot media bepengaruh tidak nyata, tetapi pemberian biochar hingga dosis
6% secara linier meningkatkan bobot kering tanaman, bobot kering tajuk, dan bobot kering
akar, dan peningkatan bobot media dari 5.0 kg hingga 15.0 kg secara linier meningkatkan
bobot kering tanaman, tajuk dan akar bibit kelapa sawit di mainnursery umur 18 mspt. Pada
Perlakuan dosis biochar dan Tricoderma harzianum, pemberian dosis biochar hingga 1,5%
dan interaksinya dengan pemberian Tricoderma harzianum direspon bibit kelapa sawit
berbeda tidak nyata, dan pemberian Tricoderma harzianum nyata meningkatkanluas daun
bifurcate terakhir, bobot basah tanaman dan bobot kering akar bibit kelapa sawit di
mainurseri umur 18 mspt.

Kata Kunci: biochar, dosis, ukuran butir, bobot media, Tricoderma harzianum, respon, bibit
kelapa sawit
Abstract - 3
Tulisan ini menguraikan hasil penelitian respon pertumbuhan bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di prenursery terhadap dosis biochar dengan berbagai ukuran
butiran, dosis biochar dan interval penyiraman, dan dosis biochar dan bobot media.
Penelitian menggunakan top soil Ultisol sebagai media tanam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil peubah respon
pertumbuhan bibit kelapa sawit yang memberi respon yang nyata terhadap dosis biochar.
Pada perlakuan dosis biochar 3%, semakin halus ukuran butiran biochar maka ibit kelapa
sawit semakin tinggi dan daun semakin luas. Pada perlakuan dosis biochar dan interval
penyiraman; kombinasi perlakuan biochar 4% dan penyiraman 1 x 3 hari (D1I3) dan biohar
8% dan penyiraman 1 x 2 har (D3I2) menghasilkan diameter batang terbesar. Peubah respon tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah akar dan bobot kering akar membentuk kurva
kwadratik dengan dosis biochar, dosis biochar optimum berkisar 5.5 – 8.0%. Pada perlakuan
Interval penyiraman 1 x 2 hari menghasilkan bibit tertinggi dan luas daun terlebar. Pada
perlakuan dosis biochar dan bobot media, bobot kering akar terbesar dihasilkan kombinasi
perlakuan biochar 8% dan media 1,6 kg (B2M3) dan biochar 12% dan media 2,1 kg (B3M4). Pada
bobot media besar (2,1 kg), semakin tinggi dosis biochar (hingga 12%) mengakibatkan
peningkatan bobot kering akar. Pada bobot media kecil (0,6 kg), semakin tinggi dosis
biochar (hingga 12%) mengakibatkan penurunan bobot kering akar
Kata Kunci: biochar, dosis, ukuran butir, interval penyiraman, dan bobot media.

Abstrak - 4
Tulisan ini menguraikan hasil penelitian pengaruh sitem pengolahan tanah dan jenis
mulsa organik pada budidaya tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian menggunakan RAKF,
yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama sistem pengolahan tanah (T): T1 = TOT (tanpa
olah tanah), T2 = olah tanah minimum dan T3 = olah tanah intensif. Faktor kedua, Jenis
mulsa (M): M1 = tanpa mulsa, M2 = mulsa jerami padi (15 ton/ha) dan M3 = mulsa jerami
alang-alang (15 ton/ha) dan M4 = jerami jagung (15 ton/ha). Setiap unit percobaan disusun
dalam 3 blok sebagai ulangan. Setiap unit berukuran, jarak tanam jagung 60 cm x 40 (50
tanaman/unit).

Hasil penelitian menunjukkan, olah tanah minimum (T2) efektif mempertahan bobot
isi tanah, manaikkan porositas tanah dibandingkan olah tanaman intensip (T3). Olah tanah
intensip (T3) efektif meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman dan olaha tanah
mminimum efektif meningkatkan hasil tanamman dibandingkan olah tanah intensip (T3).
Pengaruh pemberian jenis mulsa organik. Pemberian mulsa oragnik (M2, M3 dan M4) efektif
mempertahankan bobot isi tanah dan maningkatkan porositas tanah. Mulsa organik jerami
jagung (M4) efektif meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, dan mulsa organik
jerami jagung (M4) dan mulsa organik jerami alang-aalang (M3 efektif meningkatkan hasil
tanaman jagung. Interaksi perlakuan sistem pengolahan tanah (T) dan pemberian jenis
mulsa organik (M) berpengaruh tidak nyata pada semua peubah yang diamati.

Kata kunci: pengolahan tanah, mulsa organik, tanaman jagung, tanah

Anda mungkin juga menyukai