Anda di halaman 1dari 10

1.

Jelaskan prinsip kerja dari boiler dan HRSG serta fungsi dari masing – masing
komponennya!

Prinsip kerja boiler :

Boiler adalah sebuah wadah tertutup berisi air atau fluida lain untuk dipanaskan. Sekalipun
sebuah boiler tidak harus berfungsi untuk mendidihkan fluida, namun kita lebih familiar dengan
boiler yang berfungsi untuk mendidihkan air sehingga memproduksi uap air. Sehingga pada
umumnya kita lebih memahami bahwa boiler adalah sebuah alat untuk memproduksi uap air.

Ilustrasi Sederhana Boiler

Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita sedang
mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu diiringi proses
perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah air, serta air itu sendiri.
Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal
yakni konduksi, konveksi, dan radiasi.

Boiler Pipa Air Superheated


Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan dari pembakaran bahan
bakar di dalam furnace. Energi panas ini sebagian akan terpancar secara radiasi ke pipa-pipa
evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas yang terserap oleh permukaan pipa
akan secara konduksi berpindah ke sisi permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir air yang
terus-menerus menyerap panas tersebut. Proses penyebaran panas antar molekul air di dalam aliran
ini terjadi secara konveksi. Perpindahan panas konveksi antar molekul air, seakan-akan menciptakan
aliran fluida tersendiri terlepas dengan aliran air di dalam pipa-pipa boiler.

Proses Pembentukan Uap Air di dalam Pipa Boiler

Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir mengikuti bentuk
boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas buang
akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan diteruskan secara konduksi ke air di dalam pipa.
Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah (saturated steam) dan dapat berlanjut
hingga menjadi uap kering (superheated steam).

Pipa Boiler
Fungsi Komponen – komponen Boiler :

1. Tungku Perapian (Furnace)

Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi
sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air,
pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran. Proses perpindahan panas pada furnace
terjadi dengan tiga cara:

 Perpindahan panas secara radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api atau gas
yang akan menempel pada dinding tube sehingga panas tersebut akan diserap oleh fluida
yang mengalir di dalamnya.
 Perpindahan panas secara konduksi, panas mengalir melalui hantaran dari sisi pipa yang
menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi panas pada air.
 Perpindahan panas secara konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan molekul-molekul
air sehingga panas akan menyebar kesetiap aliran air.

Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang pertama dan ruang kedua.
Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi pemanasan langsung dari sumber panas yang diterima
oleh tube (pipa), sedangkan pada ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang diterima
berasal dari udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama. Jadi, fungsi dari ruang pemanas
kedua ini yakni untuk menyerap panas yang terbuang dari ruang pemanasan pertama, agar energi
panas yang terbuang secara cuma-cuma tidak terlalu besar, dan untuk mengontrol panas fluida yang
telah dipanaskan pada ruang pertama agar tidak mengalami penurunan panas secara berlebihan.

2. Steam Drum
Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat terbentuknya
uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air dengan perbandingan antara
50% air dan 50% uap. untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-
sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke
atas dan kemudian menguap.

3. Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam drum
masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses pemanasan lanjutan
menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan suhu
tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk
keperluan peralatan lain.
4. Air Heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang digunakan
untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna. Udara yang akan
dihembuskan, sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal
(suhu luar) yaitu 38°C. Namun, setelah melalui air heater, suhunya udara tersebut akan meningkat
menjadi 230°C sehingga sudah dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan air yang
terkandung didalamnya karena uap air dapat menganggu proses pembakaran.

5. Dust Collector (Pengumpul Abu)


Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang berada pada aliran
pembakaran hingga debu yang terikut dalam gas buang. Keuntungan menggunakan alat ini adalah
gas hasil pembakaran yang dibuang ke udara bebas dari kandungan debu. Alasannya tidak lain
karena debu dapat mencemari udara di lingkungan sekitar, serta bertujuan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat akibat adanya gesekan abu maupun pasir.

6. Pengatur Pembuang Gas Bekas


Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (Induced Draft Fan) melalui dust
collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap. Damper pengatur gas asap diatur terlebih
dahulu sesuai kebutuhan sebelum IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka maka akan
semakin besar isapan yang akan terjadi dari dalam tungku.

7. Safety Valve (Katup Pengaman)


Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi batas yang telah
ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu katup pengaman uap basah dan katup pengaman
uap kering. Safety valve ini dapat diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan. Pada
uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg per cm kuadrat, sedangkan untuk katup pengaman
uap kering diatur pada tekanan 20,5 kg per cm kuadrat.

8. Gelas Penduga (Sight Glass)


Gelas penduga dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian
air di dalam drum. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengontrolan ketinggian air dalam ketel
selama boiler sedang beroperasi. Gelas penduga ini harus dicuci secara berkala untuk menghindari
terjadinya penyumbatan yang membuat level air tidak dapat dibaca.

9. Pembuang Air Ketel


Komponen boiler ini berfungsi untuk membuang air dalam drum bagian atas. Pembuangan
air dilakukan bila terdapat zat-zat yang tidak dapat terlarut, contoh sederhananya ialah munculnya
busa yang dapat menganggu pengamatan terhadap gelas penduga. Untuk mengeluarkan air dari
dalam drum, digunakan blowdown valve yang terpasang pada drum atas, katup ini bekerja bila
jumlah busa sudah melewati batas yang telah ditentukan.
Prinsip Kerja HRSG :

Gas buang dari turbin gas yang temperaturnya masih tinggi (sekitar 550 0C) dialirkan masuk
ke HRSG untuk memanaskan air didalam pipa-pipa pemanas, kemudian gas buang ini dibuang ke
atmosfir melalui cerobong dengan temperatur yang sudah rendah (sekitar 130 0C). Air didalam pipa-
pipa yang berasal dari drum sebagian berubah menjadi uap karena pemanasan tersebut. Campuran
air dan uap ini selanjutnya masuk kembali ke dalam drum. Di dalam drum, uap dipisahkan dari air
menggunakan separator.

Uap yang terkumpul kemudian diarahkan untuk memutar turbin uap, sedangkan air nya
dikembalikan kedalam drum untuk disirkulasikan lagi kedalam pipa-pipa pemanas bersama dengan
air pengisi yang baru. Demikian proses ini terjadi berulang-ulang selama HRSG beroperasi. Agar
dapat memproduksi uap yang banyak dalam waktu yang relatif cepat, maka perpindahan panasnya
dilakukan dengan aliran berlawanan atau cross flow, dan sirkulasi airnya harus cepat.

Pada prinsip Heat Recovery Steam Generator dan boiler adalah sama, yaitu suatu peralatan
pemindah panas yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan panas.
Perbedaan utama terletak pada sumber panas yang digunakan dan susunan pipa pemanasnya.

Sumber panas untuk membangkitkan uap pada Heat Recovery Steam Generator berasal dari
energi panas yang terkandung didalam gas buang PLTG. Sedangkan pada boiler (ketel), sumber
panas untuk membangkitkan uap berasal dari pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar
(furnace) boiler. Pada boiler pipa-pipa pemanas disusun menjadi dinding ruang bakar, sedangkan
pada HRSG pipa-pipa pemanas disusun tegak lurus terhadap aliran gas buang.

Fungsi Komponen – komponen HRSG :

1. Preheater

Preheater merupakan penukar kalor yang biasanya digunakan untuk memperoleh energi
panas tambahan dari gas buang. Preheater berada pada bagian akhir atau paling atas dari HRSG
untuk menyerap energi terendah dari gas buang.

Aplikasi yang paling umum dari preheater ialah sebagai pemanas awal air kondensat
sebelum memasuki deaerator untuk mengurangi jumlah uap yang dibutuhkan untuk proses
deaerasi. Di dalam preheater, pemanasan air pengisi mencapai temperatur sedikit di bawah titik
didih. Modul dari preheater sendiri berupa tube yang terbuat dari pipa-pipa bersirip.
2. Economizer

Ekonomiser merupakan alat penukar kalor untuk memanaskan awal air pengisi ketel
sebelum masuk ke evaporator. Pada bagian ini jika dimungkinkan terjadi korosi yang tergantung dari
besarnya temperatur air pengisi yang masuk.

3. Evaporator (Pipa Penguapan)

Evaporator atau boiler bank merupakan alat penukar kalor yang menghasilkan uap jenuh
(saturated) dari air pengisi ketel. Evaporator terletak di antara ekonomiser dan superheater.
Campuran air dan uap meninggalkan evaporator dan masuk drum uap melalui pipa-pipa yang
disebut riser. Drum uap merupakan bejana tekan silindris yang terletak di bagian atas HRSG. Di
bagian dalam drum, piranti mekanis seperti cyclone dan screen pemisah campuran air dan uap. Uap
meninggalkan drum melalui pipa yang menuju ke superheater. Sedangkan air disirkulasikan kembali
melalui pipa-pipa yang disebut downcomer masuk kembali ke evaporator. Uap yang masuk ke
superheater merupakan uap kering karena jika uap basah yang masuk maka kandungan partikulat
padat yang terlarut dalam uap akan mengendap dalam tube superheater yang dapat mengakibatkan
temperatur logam tube akan naik dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya kegagalan tube.

4. Superheater (Pipa Pemanas Uap Lanjut)

Superheater merupakan alat penukar kalor pada HRSG yang menghasilkan uap panas lanjut
(superheated steam). Superheater dapat terdiri dari satu atau lebih modul penukar kalor. Pada
modul superheater yang banyak biasanya mempunyai kontrol temperatur uap di antara modul-
modulnya untuk mencegah terjadinya temperatur logam yang berlebih pada bagaian akhir dari
modul dan untuk meminimalkan kemungkinan kandungan air yang masuk ke dalam turbin uap.
2. Jelaskan perbedaan beberapa jenis boiler (sub critical boiler dan super critical boiler)!

Sub-Critical Boiler :

Boiler superheater memproduksi uap air superheated atau kering. Uap air ini menyimpan
lebih banyak energi panas daripada uap air saturated (uap air basah), ditandai dengan nilai entalpi
yang lebih tinggi. Uap air ysng diproduksi oleh boiler konvensional umumnya hanya mencapai fase
saturated, dan pada boiler superheater uap air saturated ini akan dipanaskan lebih lanjut mencapai
fase superheated. Selain menyimpan energi panas yang lebih besar, uap air superheater juga
menghilangkan sifat basah dari uap saturated sehingga tidak akan terjadi kondensasi yang terlalu
cepat di dalam mesin yang menggunakan uap air tersebut.

Keuntungan utama menggunakan boiler superheater dapat mengurangi konsumsi bahan


bakar dan air, namun di sisi lain ada biaya tambahan yang diperlukan untuk perawatan yang lebih
besar. Tanpa adanya perawatan yang baik pada boiler superheater, resiko keselamatan sangat
mungkin terjadi. Karena boiler superheater bekerja pada tekanan dan temperatur yang tinggi, sangat
berbahaya bila terjadi kerusakan pipa pada boiler tersebut.

Boiler superheater pada awal kemunculannya digunakan pada kereta api uap. Dan selanjutnya
banyak dipergunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap. Ukurannya pun bergantung
pada kebutuhan konsumsi uap air, PLTU dengan desain 640 megawatt misalnya menggunakan boiler
superheater dengan produksi uap sekitar 500 kg/detik atau 1800 ton/jam.

Super-Critical Boiler :

Boiler supercritical banyak digunakan di pembangkit listrik tenaga uap. Boiler ini dinamakan
supercritical karena beroperasi pada temperatur kritis, yaitu di atas 3.200 psi atau 220,6 bar.
Berbeda dengan boiler superheater yang membutuhkan suatu alat untuk memisahkan antara uap air
dengan campuran uap dan air (biasa disebut steam drum), boiler supercritical tidak memerlukannya.
Selama proses pembentukan uap air tidak akan terbentuk gelembung-gelembung uap (bubbles),
karena tekanan air berada di atas tekanan kritisnya yang masih mungkin terbentuk gelembung uap.
Hal ini menyebabkan penggunaan bahan bakar yang jauh lebih sedikit dan efisien, dan selanjutnya
mengakibatkan produksi gas buang CO2 menjadi berkurang. Sebenarnya istilah boiler tidak tepat
digunakan pada boiler supercritical, karena pada proses pembentukan uap air yang tidak terjadi
proses boiling/mendidih di dalamnya. Sehingga boiler supercritical lebih dikenal dengan sebutan
supercritical steam generator.
3. Jelaskan prinsip kerja dari sistem eksitasi pada generator sinkron, serta fungsi dari
masing – masing komponennya!

Prinsip Kerja Sistem Eksitasi :

Komponen utama dari rotor sebuah generator adalah magnet. Magnet ini dapat berupa
magnet permanen maupun magnet yang dibangkitkan dengan menggunakan kumparan. Pada
generator yang menggunakan kumparan sebagai magnet buatan, maka dibutuhkan arus listrik yang
mengalir ke kumparan tersebut. Proses dari pembangkitan medan magnet secara buatan pada
generator inilah yang disebut dengan proses eksitasi.

Perbedaan Generator dengan Exciter dan Magnet Permanen

Pada generator dengan sistem eksitasi, besar tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator
sebanding dengan besar medan magnet di dalamnya, sedangkan besar medan magnet ini sebanding
dengan besar arus eksitasi yang dibangkitkan. Maka, jika arus eksitasi sama dengan nol, maka
tegangan listrik juga sama dengan nol. Atas dasar ini, sistem eksitasi dapat dikatakan sebagai sebuah
sistem amplifier, dimana sejumlah kecil daya dapat mengontrol sejumlah daya yang besar. Prinsip ini
menjadi dasar untuk mengontrol tegangan keluaran generator, jika tegangan sistem turun maka arus
eksitasi harus ditambah, dan jika tegangan sistem terlalu tinggi maka arus eksitasi dapat diturunkan.

Fungsi Komponen – komponen Generator :

1. Rangka Stator : Rangka luar yang biasanya terbuat dari baja berfungsi untuk
menyokong struktur stator dan mempunyai kaki-kaki yang dipasang
pada bagian fondasi. Rangka stator ini dibuat kokoh untuk
mengatasi perubahan beban secara tiba-tiba atau hubung singkat
tiga fasa.

2. Inti Stator : Inti stator menyediakan jalur permeabilitas yang tinggi untuk
proses magnetisasi. Inti stator dibuat berlaminasi untuk mengurangi
rugi eddy current dan juga rugi histeresis. Bahan-bahan non-
magnetic atau penggunaan perisai fluks yang terbuat dari tembaga
juga digunakan untuk mengurangi stray loss.

3. Slot : Slot merupakan tempat untuk meletakkan kumparan stator yang


dibentuk dengan sistem berbuku-buku.
4. Kumparan Stator : Kumparan stator merupakan tempat terbentuknya tegangan
induksi pada generator dan didesain untuk menghasilkan kutub-
kutub elektromagnetik stator yang sinkron dengan kutub magnet
rotor.

5. Collector Ring : Collector ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor,
tetapi dipisahkan oleh isolasi tertentu. Bagian ini merupakan bagian
yang terhubung dengan sumber arus searah yang untuk selanjutnya
dialirkan menuju kumparan rotor.

6. Kumparan Rotor : Kumparan rotor merupakan bagian yang dialiri arus searah sebagai
sumber medan magnet melalui sistem eksitasi tertentu.

7. Poros : Poros merupakan tempat untuk meletakkan kumparan rotor dan


merupakan bagian yang terkopel dengan dan diputar oleh prime
mover.
4. Jelaskan perbedaan beberapa jenis sistem eksitasi generator sinkron!

Jenis Sistem Eksitasi Generator :

1. Exciter Berputar. Exciter jenis ini membangkitkan arus listrik DC dengan menggunakan semacam
generator berukuran kecil yang ikut berputar dengan generator utama. Ada dua tipe exciter
berputar, mereka adalah:

 Tipe yang menggunakan brush. Tipe klasik ini memerlukan komponen slip-ring untuk
menghubungkan arus yang dibangkitkan oleh exciter dengan rotor generator. Sehingga tipe
ini memerlukan perawatan yang berjangka.
 Tipe brushless. Tipe ini lebih modern karena exciter berada satu poros dengan generator
utama. Supply arus dari exciter kumparan magnet generator dihubungkan dengan plat
dioda.

2. Exciter Statis. Exciter tipe ini tidak menggunakan generator kecil sebagai pembangkit arus DC
untuk generator utamanya. Tipe ini menggunakan arus listrik yang keluar dari generator yang
“disearahkan” menjadi DC dan disupply ke rotor generator utama.

Anda mungkin juga menyukai