Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN PELAKSANAAN PERAWAT PELAKSANA

RUANG KANTHIL RSUD BANYUMAS

Oleh:

ALIFTINA RETNO WULANDARI

1711040067

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai

suatu fenomena yang harus mendapat respons segera dari perawat.Respons dimaksud

terutama yang bersifat dedukatif dengan selalu meningkatkan kemampuan diri dalam hal

belajar lebih banyak tentang konsep pengelolaan pelayanan keperawatan dan langkah-

langkah konkrit dalam pelaksanaannya.Langkah-langkah konkrit tersebut dapat berupa

penataan model pemberian asuhan keperawatan, penataan tenaga keparawatan dan perbaikan

sistem pendokumentasian keperawatan.

Manajemen keperawatan saat ini perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan ke depan. Hal ini sangat berkaitan dengan tuntutan profesi

maupun tuntutan global tentang kualitas pelayanan keperawatan, sehingga diperlukan

pengelolaan secara profesional, khususnya kemampuan profesional manajerial perawat

dalam melaksanakan peran perawat sebagai manajer.Sekarang ini, sebagaimana kita ketahui

bahwa sistem pelayanan kesehatan khususnya sistem pelayanan keperawatan mengalamin

perubahan sangat pesat.Perubahan tersebut selain karena semakin meningkatnya ilmu

pengetahuan dan teknologi keperawatan, juga sebagai dampak dari situasi politik dan sistem

sosial, ekonomi yang sering mengalami perubahan.Dari ketiga aspek perubahan itu

berimplikasi terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan sekaligus menjadi tantangan

bagi tenaga perawat profesional (Nursalam, 2002).


Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasi dalam tatanan pelayanan nyata, baik

di rumah sakit maupun di masyarakat, sehingga perawat perlu memahami konsep

pengelolaan pelayanan keperawatan, terutama tentang penerapan peran perawat

manajer.Konsep yang harus dikuasai adalah konsep perubahan, konsep manajemen

keperawatan, penyusunan perencanaan (rencana strategi) dan langkah-langkah penyelesaian

masalah.

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dengan

pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien, untuk itu manajemen

keperawatan pelu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa

depan.

Pelayanan keperawatan dapat mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi pada

sistem pelayanan kesehatan yang berarti juga tetap menjaga dan selalu mengkatkan kinerja

perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan maka fungsi manajemen

dalam pelayanan keperawatan harus terlaksana dengan baik khususnya yang berkaiatan

dengan supervisi.

Mengimplementasikan ketrampilan manajerial yang harus dimiliki kepala ruangan

sebagai manajer antara lain adalah supervisi pelayanan keperawatan dan melakukan

penilaian kinerja tenaga keperawatan sesuai dengan tanggung jawab dalam mengatur dan

mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap (Depkes,1999).

Sedangkan menurut Kron (1987) dalam melaksanakan supervisi kepala ruangan harus

mempunyai kemampuan sebagai perencana, pengarah, pelatih, pengamat, penilai. Kron (

1981), menyatakan juga supervisi sangat diperlukan pada pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh perawat pelaksana yang belum profesional, agar unit pelayanan

keperawatan menjadi baik. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi pelayanan keperawatan di

Indonesia.

Era globalisasi dan kemajuan ilmu serta teknologi mengakibatkan masyarakat

dengan mudah mengakses sumber informasi.Informasi yang banyak diterima oleh

masyarakat membuat mereka semakin kritis dalam menggunakan jasa pelayanan.Tuntutan

masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas merupakan masukan bagi pemberi

pelayanan yang harus direspon bila ingin tetap bertahan.Bersamaan dengan hal tersebut di

atas, kebijakan pasar bebas menciptakan iklim kompetisi terhadap pelayanan kesehatan

yang diadakan Rumah sakit baru dengan berorientasi pada kepuasan klien yang menjadi

tujuan penggunaan jasa pelayanan Rumah sakit (Dep.Kes, 2000).

Rumah sakit merupakan subsistem pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi

penyediaan pelayanan kesehatan yang paripurna sekaligus sebagai pusat latihan bagi

tenaga kesehatan dan pusat penelitian. Rumah sakit sebagai organisasi sistem terbuka pada

hakekatnya akan terkena imbasan dari perubahan supra sistem yang lebih besar. Imbasan

tersebut berdampak pada keinginan Rumah sakit untuk memenangkan persaingan melalui

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berorientasi pada kepuasan klien.Pelayanan

yang berkualitas merupakan jaminan rasa aman dan nyaman bagi klien.Kualitas pelayanan

kesehatan yang dihasilkan oleh Rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kinerja pemberi

pelayanan kesehatan. Kinerja pemberi pelayanan kesehatan khususnya perawat pelaksana

dapat dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan (Schmele, 1996).

Menurut Ilyas (1996), bahwa supervisi yang baik 2 dan terencana dapat meningkatkan

kinerja personel. Dalam sebuah proses supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat
pelaksana akan terjadi bimbingan, pengarahan, perbaikan dan umpan balik, sehingga

melalui supervisi dapat meningkatkan kinerja perawat.

Sejalan dengan teori Hezberg dalam Siagian (1999), bahwa kepuasan personel

(perawat) dapat dipengaruhi oleh supervisi.Lebih jauh Bitel (1995), mengatakan bahwa

kompetensi supervisi kepala ruangan (entrepreneurial, intelektual, emosi dan

interpersonal).Dapat mempengaruhi kepuasan kerja perawat.Hasil penelitian Refilita

(2001), didapatkan hubungan yang signifikan antara supervisi kepala ruangan dengan

kinerja perawat.Sari (1998), juga menemukan ada perbedaan kinerja perawat secara

signifikan antara perawat yang disupervisi dengan baik dengan perawat yang disupervisi

kurang baik.Teori dan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa supervisi yang

dilakukan oleh kepala ruangan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat yang

selanjutnya mempengaruhi kinerja perawat.

Kepuasan kerja perawat pelaksana terhadap supervisi kepala ruangan dapat

meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik sehingga tercapai

kualitas pelayanan keperawatan (Hasibuan, 1996).Bitel (1995), mengemukakan bahwa

kualitas supervisi dapat dipengaruhi oleh kompetensi kepala ruangan dalam melakukan

supervisi.Berdasarkan uraian di atas maka kompetensi supervisi kepala ruangan

mempunyai peran strategis dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan.

B. Tujuan Menjadi Kepala Ruang Keperawatan

Mengimplementasikan tugas Kepala Ruang sebagai perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan atau penggarahan, dan pengawasan di Ruang Kanthil RSUD Banyumas.


C. Visi Dan Misi

a. Motto

Melayani Dengan Sepenuh Hati

b. Visi

Prima Dalam Pelayanan Sub Spesialistik & Pendidikan Profesi

c. Misi

 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sub spesialistik

 Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang

kesehatan

 Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan

profesionalisme dan kesejahteraa.

 Mengembangkan sarana dan prasarana yang unggul, tepat dan aman

 Mengembangkan sistem manajemen yang handal, transparan, akuntabel, efektif &

efisien.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Aspek Manajemen Kepala Ruang

1. Pengertian

Kepala ruang adalah seorang tenaga keperawatan professional yang diberikan

tanggung jawab serta kewenangan dalam mengelola/mengatur kegiatan pelayanan

keperawatan di ruang rawat (Depkes, 1999).

2. Persyaratan Kepala Ruang

Berdasarkan Depkes (1999), syarat menjadi kepala ruang yaitu: pendidikan

minimal Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan, pernah mengikuti kursus/pelatihan

manajemen pelayanan keperawatan ruang atau bangsal, memiliki pengalaman kerja

sebagai perawat pelaksana 3-5 tahun, serta sehat jasmani dan rohani.

Persyaratan sebagai kepala ruang memberikan gambaran kepada kita bahwa

jabatan kepala ruang diberikan bukan berdasarkan kesenioran tetapi lebih pada

kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan melalui orang lain.

3. Tanggung Jawab Kepala Ruang

Kepala ruang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada instansi

perawat/ kepala instansi terhadap hal-hal seperti kebenaran dan ketepatan rencana

kebutuhan tenaga keperawatan dan program pengembangan pelayanan keperawatan,

menilai kinerja tenaga keperawatan secara objektif dan benar, melakukan orientasi bagi

perawat baru, memastikan kebenaran dan ketepatan protap/SOP pelayanan serta laporan

berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan, kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan


penggunaan alat, kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan

siswa/mahasisa mahasiswa institusi pendidikan keperawatan (Depkes, 1999).

4. Wewenang Kepala Ruang

Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruang mempunyai wewenang sebagai

berikut: meminta informasi dan pengarahan kepada atsan, member petunjuk dan

bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan, mengawasi, mengendalikan dan menilai

pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang

rawat, menanda tangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala

ruang, menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/kasi/kepala rumah sakit untuk

kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan (Depkes, 1999).

5. Uraian Tugas Kepala Ruang

Berdasarkan Depkes (1999), uraian tugas kepala ruang adalah:

a. Melaksanakan fungsi perencanaan (PI), meliputi: menyusun rencana kerja kepala

ruangan, berperan serta dalam menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan

di ruang rawat yang bersangkutan, menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan

dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala

perawat instalasi/kepala instalasi.

b. Melaksanakan fungus penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi:

1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat,

melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.

2) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain, sesuai

kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di runah sakit.


3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang

akan bekerja diruang rawat inap.

4) Memeberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan atau yang menggunakan

ruang rawatnta sebagai lahan praktek.

5) Memberikan orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi : penjelasan tentang

peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat inap, fasilitas yang ada dan cara

penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.

6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan

keperawatan sesuai standar.

7) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan

petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.

8) Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan

ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala instansi/kepala bidang keperawatan.

9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan

berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah sakit.

10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan

siap pakai.

11) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada

perubahan program pengobatan pasien.

12) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut

tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan

keperawatan.
13) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan

dan kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting untuk tindakan

keperawatan.

14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan

ruang rawat.

15) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat.

16) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan

macam dan jenis makanan pasien.

17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan

program dietnya.

18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang

rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian medical

record bila pasien keluar/pulang dari ruangan rawat tersebut.

19) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta

kegiatan lainya di ruang rawat, disampaikan kepada atasanya.

20) Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya

sebagai lahan praktek.

21) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar

dalam batas wewenangnya.

22) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain saat pergantian dinas.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) meliputi:

1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah

ditentukan.
2) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh

pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan.

3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung

jawabnya.

4) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,

peralatan dan obat-obatan.

5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku

secara mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian mutu keperawatan.

B. Peran Kepala Ruang Dalam Metode Tim

Tahapan peran kepala ruang, meliputi:

1. Pengkajian: mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajamen.

2. Perencanaan:

Fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan

a. Menunjuk ketua tim.

b. Mengikuti serah terima klien.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien.

e. Merencanakan strategi pelaksanaan keeperawatan.

f. Merencanakan lgistik ruangan/failitas ruangan.

g. Melakukan pendokumentasian.
3. Implementasi :

Fungsi pengorganisasian, meliputi:

a. Merumuskan sistem penugasan.

b. Menjelaskan rincian tugas ketua tim.

c. Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat.

d. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di ruang rawat.

e. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan/fasilitas ruangan.

f. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik.

g. Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.

Fungsi pengarahan:

a. Memberikan pengarahan kepada ketua tim.

b. Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap

anggota tim.

c. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.

d. Membimbing bawahan.

e. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim.

f. Melakukan supervisi.

g. Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan

keperawatan di ruangan.

h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

4. Evaluasi

Fungsi pengendalian, meliputi:


a. Mengevaluasi kinerja ketua tim.

b. Memberikan umpan balik pada kinserja ketua tim.

c. Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak lanjut.

d. Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan.

e. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.


LAPORAN PELAKSANAAN KEPALA RUANG
DI RUANG KANTHIL RSUD BANYUMAS

A. Pengkajian dan Perencanaan


Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 28 Maret 2018 sebagai Kepala Ruang
dengan pasien kelolaan kamar C1, C2, C3, C4, C5, C6. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa pasien yang dikaji sejumlah 4 pasien Ruang kanthil dengan
kriteria sebagai berikut:
Dalam pemberian asuhan keperawatan dikamar C3, C4, C5, C6 tim yang
bertanggung jawab, yaitu :
TIM I: Bertanggung jawab atas kamar C3, C4 dengan ketua TIM yaitu Bayu
Purnomo Aji, S. Kep yang membawahi perawat pelaksana yaitu Lutfi Latifah, S. Kep
dan Jamaludin, S. Kep.
Dilihat dari tingkat ketergantungan pasien, maka dapat dihitung jumlah perawat
yang dibutuhkan, yaitu :
- Pagi

Total care : 2x 0,36= 0,72

= 0,72

- Siang

Total care : 2 x 0,30= 0,30

= 0,6

- Malam

Total care : 2 x 0,20= 0,4

= 0,20

Jadi, kebutuhan perawat di ruang kanthil selama 24 jam yaitu 0,72+0,6+0,4= 1,72

atau 2 orang perawat.

Sehingga kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan tenaga perawat adalah :
- Shif pagi 2 orang perawat.

- Shif sore 2 orang perawat.

- Shift malem 2 orang perawat

Jumlah tempat tidur yang tersedia adalah 6 tempat tidur, sedangkan tempat tidur

yang terisi sebanyak 4 tempat tidur. Maka untuk perhitungan BOR dapat dilihat sebagai

berikut:

BOR = 4/6 X 100% = 66,67%

B. Pengorganisasian

Ka.Ru
Aliftina Retno Wulandari, S.Kep

Kamar C3, C4, C5, C6

Ketua TIM
Bayu Purnomo Aji. S. Kep

Perawat Pelaksana
Lutfi Latifah S.Kep dan Jamaludin S.kep.,

C. Pelaksanaan
 Memimpin meeting morning
 Memperkenalkan diri dan anggota.
 Berdo’a bersama untuk melaksanakan kegiatan.
 Menyampaikan informasi apel pagi.
 Melakukan Meeting Morning dan operan jaga dari shif malam kepada shif pagi, yang
diikuti oleh 3 orang perawat yang shif malam dan 5 orang perawat yang shif pagi.
Dari mahasiswa Ners UMP diikuti oleh 4 orang mahasiswa yang shif pagi dan 1
orang shift malam.
 Membagi tugas dan tanggung jawab kepada katim sesuai dengan kamar yang akan
dikelolanya yaitu kamar C3, C4, C5 dan C6 yang berjumlah 4 pasien
 Melakukan keliling ruangan untuk melihat keadaan pasien.
 Melakukan pre conference untuk mengetahui kesiapan dan perencanaan yang telah
dibuat oleh ketua tim
 Melakukan supervisi ke ruang perawat dan memberi motivasi kepada ketua tim dan
perawat pelaksana untuk mencapai kinerja yang optimal.
 Melakukan post conference dan memberikan reward kepada ketua tim dan perawat
pelaksana setelah menyelesaikan tugasnya.
 Memberikan nilai kinerja tim dan berupaya meningkatkan mutu Askep.
 Melakukan timbang terima (operan jaga).

D. Evaluasi kinerja dan Kegiatan


 Kinerja
a. Ketua TIM : Melaksanakan perannya dengan baik.
b. Perawat Pelaksana : Melaksanakan perannya dengan baik.
 Kegiatan
a. Proses metting morning berjalan dengan baik di ruang Kanthil.
b. Proses timbang terima berjalan dengan baik.
c. Proses pre conference berjalan dengan baik tentang rencana ketua tim terhadap
pasien kelolaannya dan semua perawat pelaksana jelas dan paham tentang
rencana yang telah dibuat oleh ketua tim.
d. Ketua tim dan perawat pelaksana melaksanakan masukan dari Ka.Ru pada saat
supervisi.
e. Proses post conference berjalan dengan baik tentang rencana ketua tim
terhadap pasien kelolaannya dan perawat pelaksana melaksanakannya dengan
baik tentang rencana yang telah dibuat oleh ketua tim.
f. Evaluasi oleh pembimbing Erma Dwi S.Kep., Ns. berjalan dengan baik.

Banyumas, 28 Maret 2018


Kepala Ruang

Aliftina Retno Wulandari, S.Kep


DAFTAR PUSTAKA

Huber. (2006). Leadhership and nursing care management. (3 rd. Ed). USA: Elsevier.

Kozier, Erb, Berman, Synder. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses &

praktik. Jakarta: EGC.

Kuncoro, Agus. (2010). Buku ajar menegement keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam.(2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.

Jakarta: Salemba Medika.

Sitorus, Ratna. (2006). Model praktik keperawatan professional dari rumah sakit: penataan

struktur dan proses (system pemberian keperawatan di ruang rawat. Jakarta:EGC.

Swanbrug, Russel C. (2000). Pengantar kepemimpinan dan keperawatan. Alih Bahasa:

Suharyati. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai