Anda di halaman 1dari 4

Izal Permana

2001655133

LHEA

Tugas Personal 2- Week 7 – Sesi 11


MGMT6159-Operational Management

TEORI
1. Apa bedanya antara Supply Chain dengan Supply Chain Management?
Supply chain adalah jaringan perusahaan – perusahaan yang secara bersama – sama
bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan – perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, took atau
ritel, serta perusahaan – perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistic.
Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan – perusahaan yang terlibat dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir.

SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya. Namun perlu


ditekankan bahwa SCM menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan
dasar semangat kolaborasi. SCM meliputi serangkaian kegiatan koordinasi, penjadwalan,
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk yang
mencakup administrasi, operasional, logistic dan pengelohan informasi mulai dari
pelanggan hingga ke pemasok dan sebaliknya.

2. Supply Chain Management (SCM) adalah : The integration of the activities that procure
materials and services, transform them into intermediate goods and final products, and
deliver them to customers. Aktivitas apa saja yang diintegrasikan dan mengapa
membangun sistem SCM penting bagi organisasi ? Jelaskan !

Aktivitas yang diintegrasikan di dalam SCM meliputi :

 Product development
Pengembangan produk menjadi bagian terpenting bagi perusahaan untuk terus
berinovasi dalam menghasilkan produksinya supaya tidak tenggelam ditelan masa.
Di dalam product development ini perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
hal seperti keinginan / kebutuhan konsumen sehingga melihat trend kebutuhan
konsumen, produk yang dirancang memiliki ketersediaan bahan baku yang mudah
dan mencukupi, fasilitas produksi yang harus mendukung, produk yang dirancang
mudah untuk didistribusikan, informasi akan kebutuhan dari konsumen tersebut

1
harus dapat dikelola oleh perusahaan agar menghasilkan produk yang sesuai di
pasar

 Procurement
Dalam hal pembelian, perusahaan dituntut harus memiliki keahlian dalam
bernegosiasi untuk menerjemahkan strategis perusahaan ke dalam sistem pemilihan
dan evaluasi supplier. Disini perusahaan harus pintar dalam menentukan supplier
untuk mewujudkan rencana strategisnya, dapat menciptakan hubungan kerja sama
jangka panjang dengan memperhatikan biaya-biaya yang akan timbul,
mengevaluasi supply risk, melibatkan supplier dalam pengembangan produk
sehingga terjadi kerja sama yang berkesinambungan untuk memperoleh pembelian
yang efektif.

 Planning dan control


Pada bagian ini bertugas untuk menciptakan koordinasi taktis dan operasional
sehinga kegiatan produksi mulai dari pengadaan material hingga pengiriman
produk bisa dilakukan dengan efisien dan tepat waktu. Koordinasi di dalam
perencanaan dan pengendalian ini tidak hanya di internal tapi juga di dalam supply
chain mulai dari menentukan seberapa banyak unit yang harus diproduksi,
informasi tentang data penjualan terakhir, berapa banyak persediaan yang tersisa,
dll. Hal ini bertujuan untuk menghindari produksi yang berlebihan atau barang
tidak laku dijual. Semua kegiatan di dalam proses produksi harus direncanakan dan
dikendalikan sehingga diperlukan koordinasi tersebut.

 Production
Kegiatan dalam proses produksi adalah mengubah bahan mentah, bahan setengah
jadi yang di dapat dari supplier menjadi barang jadi yang siap dipasarkan ke
konsumen. Dalam proses produksi terdapat 2 pilihan yaitu proses produksi
dikerjakan sendiri oleh perusahaan atau melakukan outsourcing dengan
memberikan pekerjaan kepada sub kontraktor sementara perusahaan fokus terhadap
pilar bisnis utama mereka.

 Distribution
Perusahaan harus merancang sistem dan jaringan distribusi yang efektif dan efisien.
Hal ini dikarenakan perusahaan harus mempertimbangkan faktor biaya,
fleksibilitas, kecepatan dan ketepatan respon kepada pelanggan. Aktivitas distribusi
ini dapat dikerjakan sendiri oleh perusahaan atau diserahkan kepada jasa
transportasi untuk pendistribusian namun diatur dan dikelola oleh perusahaan
secara langsung untuk memastikan bahwa proses di supply chaindistribusi berjala
dengan baik.

3. Apa yang dimaksud dengan Integrasi Vertical ke Depan dan ke Belakang, jelaskan?

2
Integrasi Vertical ke Depan adalah suatu strategi yang digunakan oleh perusahaan yang
mengendalikan jalur distribusinya sendiri sehingga perusahaan sebagai distributor
sekaligus menjadi retailer juga sehingga mengelola keseluruhan proses dari hulu hingga ke
hilirnya.

Contohnya perusahaan Astra International yang semula hanya focus sebagai manufaktur
kendaraan bermotor sekarang dengan menggunakan strategi integrasi vertical ke depan,
Astra memproduksi Astra Otoparts yang menjual spare part semua tipe kendaraan yang
diproduksi atau dipasarkan oleh Astra. Kemudian Astra juga memiliki outlet shop and drive
yang melayani jasa service dan menjual spare part yang diproduksi oleh Astra Otoparts.
Sehingga semua produk Astra dikelolanya sendiri mulai dari hulu sampai hilir.

Integrasi Vertical ke Belakang adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kendali atau memperoleh kepemilikan atas perusahaan pemasok dimana
perusahaan focus kepada bisnis pemasok untuk mendapatkan keuntungan yang lebih jika
hulunya dikendalikan sendiri. Strategi ini biasanya diambil dengan mempertimbangkan
alasan seperti pemasok yang ada saat ini terbatas, tidak andal / mahal, pertumbuhan di
sector industry yang tinggi sehingga lebih baik memasok semua bahannya sendiri, dll.

Contohnya adalah perusahaan Indofood yang semula focus terhadap produksi berbagai
jenis makanan ringan dan mie instant namun karena terlalu banyaknya varian makanan
yang diproduksi maka memutuskan untuk mengendalikan hulunya dengan membeli
Bogasari yang kita kenal sebagai produsen bahan makanan setengah jadi seperti tepung
beras, tepung terigu, dll. Dengan melakukan strategi ini maka Indofood dapat
mengendalikan harga bahan baku untuk menjaga kestabilan harga dan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.

KASUS
1. PT. Aditama, adalah perusahaan supplyer air mineral di Jabodetabek, mempunyai laporan
tahunan sebagai berikut: (ditunjukan dalam Rp. Jutaan)

Pendapatan bersih 2.275


Harga pokok penjualan 994
Persediaan:
Persediaan bahan baku 51,8 -
Persediaan bahan dalam proses 7,7 -
Persediaan barang jadi 58,8 -
Total Investasi persediaan 118,3

a). Berapakah perputaran persediaan?


𝐻𝑃𝑃
Perputaran pesediaan = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
994
= 118,3

3
= 8,4

b). Pihak manajemen ingin mengetahui jumlah minggu pasokan, coba anda bantu
menghitungnya?
Biaya penjualan mingguan = 994/52
= 19,115
Minggu pasokan = 118,3 / 19,115
= 6,19 minggu

c). Jumlah persediaan rata-rata?


118,3

d). Persentase yang di investasikan dalam persediaan?

= 118,3 : 2275 x 100%


= 5.2%

Selesai

Anda mungkin juga menyukai