Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat
dan hidayah-Nya jualah saya dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila yang berjudul “Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila”.

Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya


kepada sumber bacaan saya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
1.1 Latar Belakang

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga
tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan
bangsa Indonesia.

Mengingat tingkah laku para tokoh di berbagai bidang dewasa ini, yang berkaitan
dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial, ekonomi dan moral, maka sudah
sepantasnya kalau kita saling mengingatkan bahwa tidak mungkin ada solusi (pemecahan)
terhadap berbagai persoalan gawat yang sedang kita hadapi bersama, kalau fikiran dan
tindakan kita bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila yang sangat menjunjung tinggi
Hak asasi manusia. Terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar ( hak asasi )yang
harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, banyak ulasan atau
penelaahan, yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai persoalan ini.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Apa pengertian Pancasila?
3. Apa yang dimaksud HAM dalam Pancasila?
4. Apa yang dimaksud HAM dalam UUD 1945?
5. Apa hubungan HAM dengan UUD 1945?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Agar mahasiswa mengerti tentang HAM
2. Agar mahasiswa dapat memahami tentang Pancasila
3. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna HAM dalam Pancasila dan UUD
1945
4. Agar mahasiswa mengerti, memahami dan dapat menerapkan HAM dalam Pancasila dan
UUD 1945 di dalam kehidupan sehari hari.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan dari istilah
human rights atau the right of human. Secara terminologi istilah ini artinya adalah Hak-Hak
Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah Hak Asasi Manusia (HAM)
lebih sering digunakan dari pada pemakaian Hak-hak Manusia. Di Indonesia hak-hak
manusia pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “hak asasi” sebagai terjemahan dari
basic rights (Inggris) dangrondrechten (Belanda), atau bisa juga disebut hak-hak fundamental
(civil rights). Istilah hak-hak asasi secara monumental lahir sejak keberhasilan Revolusi
Perancis tahun 1789 dalam “Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen” (hak-hak
asasi manusia dan warga negara Perancis), dengan semboyan Liberte, Egalite, Fraternite.
Istilah HAM berkembang sesual dengan perkembangan zaman.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai
warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa
membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar
HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia
memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu
Komnas HAM. Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti
bahwa sebagai anugerah dari tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari
eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan
atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat
yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan. Walau demikian, bukan berarti bahwa
perwujudan hak asasi manusia dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak
asasi orang lain. Memperjuangkan hak sendiri sampai-sampai mengabaikan hak orang lain,
ini merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi
kita selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain. Hak asasi manusia adalah hak dasar
yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati sebagai anugerah dari tuhan,
mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu. Kesadaran
akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk
tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama.dengan pengakuan akan prinsip dasar
tersebut,setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia. jadi,kesadaran
akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah
sama dan sederajat.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya, yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintahan dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (pasal 1 angka 1
UU Nomor 39 Tahun 1999).
Nilai-nilai yang mendasari pandangan bangsa Indonesia terhadap HAM adalah ajaran
agama, nilai moral universal , nilai luhur budaya bangsa, serta pancasila dan UUD 1945.
Dalam berbagai peristiwa pelanggaran HAM di tanah air, muncullah gerakan-gerakan
perjuangan menegakan HAM secara nasional sehingga muncul lembaga-lembaga
perlindungan HAM. Lembaga perlindungan HAM di Indonesia bertugas untuk melindungi
hak-hak setiap warga Negara dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Lembaga-
lembaga tersebut di antaranya adalah:
1. Komisi nasional hak asasi manusia
2. Pengadilan hak asasi manusia
3. Lembaga bantuan hukum
4. Biro konsultasi dan bantuan hukum perguruan tinggi
Namun, demikian upaya penegakan HAM bukan saja bergantung pada instrument
atau lembaga-lembaga perlindungan HAM yang ada, melainkan lebih pada kesadaran setiap
manusia akan pentingnya hak dimulai dari lingkungan keluarga, warga sekitar tempat tinggal,
sekolah, dan masyarakat luas.
Berdasar pernyataan, kami setuju dengan kedua pemaparan karena Hak asasi manusia
itu adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku
seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita
mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya

2. Pengertian Pancasila
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur.
Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah
NKRI, wajib mentaati pancasila serta mengamalkan dengan tanpa persyaratan. Pancasila
adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
3. Maksud Dari Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila
Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan
terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa
Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah
perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala
bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Pasal 27, ayat (1) UUD 1945 menetapkan bahwa segala warga negara bersama
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Ayat (2) pasal itu menetapkan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak
asasi tentang kerakyatan atau demokrasi yang pokok dasarnya ditetapkan pada sila ke 4
sebagai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dilengkapi lebih lanjut dengan ketetapan dalam pasal 28 UUD.
Bangsa Indonesia memiliki hak untuk menyelenggarakan demokrasinya itu hak
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya yang ditetapkan dalam undang-undang.
 Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan Sebagai
berikut :

1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.

3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga


Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM
dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /


perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat
yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu
hak-hak partisipasi masyarakat.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.

4. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945


4.1. Hak Asasi Manusia dalam pembukaan UUD 1945
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 hak untuk menentukan nasip sendiri 1 “bahwa
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskann karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.”
Pengakuan bahwa kemerdekaan adalah “hak segala bangsa” adalah pengakuan HAM kolektif
dari satu bangsa untuk hidup bebas dari segala penindasan oleh bangsa lain. Pegakuan ini
menegaskan kedudukan yang sejajar semua bangsa di dunia karena penjajahan pada dasarnya
adalah bertentangan dengan “peri kemanusiaan dan peri keadilan”.2
Alinea kedua pembukaan menyebut Indonesia sebagai negara yang “adil” dan
“makmur”. Kekuasaan hendaklah dijalankan dengan adil, artinya negara tidak dapat
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Prinsip negara hukum mengakui adanya
asas legalitas, yaitu tindakan aparatur negara haruslah didasarkan pada hukum dan bukan
didasarkan pada kekuasaan.
Alinea ketiga menyebutkan hasrat bangsa Indonesia untuk “berkehidupan kebangsaan
yang bebas”, yang menekankan HAM kolektif yang dimiliki sebuah bangsa.
Alinea keempat pembuakaan menegaskan tujuan pembentukan pemerintahan negara
Indonesia untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melaksanakan ketertiban dunia”, dan ini memuat pula intisari doktrin HAM.3 Pada alinea ini
merupakan pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam bidang sosial, politik, ekonomi
dan pendidikan.

4.2. Hak-hak Asasi dalam Batang Tubuh UUD 1945


Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan
2 ayat aturan tambahan juga memuat rumusan-rumusan yang cukup luas mengenai materi
HAM, baik secara ekspisit maupun implisit.5
HAM dalam batang tubuh UUD 1945 dicantumkan dalam pasal-pasal berikut:
- Hak akan warga negara, pasal 26 UUD 1945 “yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang sebagai warga negara (ayat 1), dan syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang” (ayat 2).6
- Pasal 27 tentang persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak bagi
kemnusiaan.7 Pasal 27 ayat (1) telah menetapkan bahwa segala warga negara bersamaa
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat (2) telah menetapkan pula
bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
- Pasal 28 UUD 1945 menyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya dijamin oleh
Pemerintah dan Peamerintah akan mengundangkan Undang-undang yang akan mengaturnya.
- Pasal 29 UUD 1945 dalam ayat (2) dengan tegas menyatakan bahwa Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
- Pasal 30 UUD 1945 dalam pasal ini dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang syarat-syaratnya diatur dengan
Undang-undang.
- Pasal 31 UUD 1945 menegaskan tentang hak-hak asasi di bidang pendidikan, bahwa tiap-
tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, yang untuk itu maka Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajara nasional yang diatur dengan
Undang-undang.
Sejalan dengan pendidikan pasal 32 menyatakan bahwa pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia, jadi dalam arti ini setiap unsur-unsur kebudayaan, macam-macam
kebudayaan yang ada yang telah dimiliki penduduk mempunyai hak untuk dilindungi dan
dikembangkan.
- Tentang Hak Ekonomi di atur dalam pasal 33 UUD 1945 yang dengan tegas
menyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan,
cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hayat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara, Bumi dan air dan kekayaan alam dan yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
- Pasal 34 UUD 1945 tentang kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara.

4.3. Hak-hak Asasi dalam Penjelasan UUD 1945


Ham dalam penjelasan meliputi:
- Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan, yang termuat dalam penjelasan
pasal 24 dan 25 UUD 1945 “ kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubungan dengan itu, harus diadakan
jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim”.
- Hak mempertahankan tradisi budaya, yang termuat dalam penjelasan pasal 32 UUD
1945 “kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah diseluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa.
Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, persatuan dengan tidak
menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta memperingati derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia”
- Hak mempertahankan bahasa daerah, yang termuat dalam penjelasan pasal 36 UUD
1945, “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyat dengan
baik-baik bahasa-bahasa itu akan dihormati da dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu
pun merupaka sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.”

5. HUBUNGAN HAK ASASI MANUSIA DENAGAN UUD 1945


Hubungan HAM dengan UUD 1945 dapat diterjemahkan dalam moral bangsa sebagai
berikut :
(a). Kebijaksanaan harus diarahkan pada kebijaksanaan politik dan hokum, dengan perlakuan
serta hak dan kewajiban yang sama bagi siapapun, perorangan atau kelompok yang berada di
dalam batas wilayah NKRI.
(b). Kebijaksanaan Ekonomi dan Kesejahteraan, dengan kesempatan serta beban
tanggungjawab yang sama, bagi siapapun yang ingin berusaha atas dasar persaiangan yang
sehat.
(c). Kebijaksanaan Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kebebasan serta batasan – batasan
yang perlu menjaga ketahanan dan pertahanan mental terhadap anasir dan eksploitasi dari
dalam dan luar negeri.
(d). Kebijaksanaan luar negeri, meningkatkan kehormatan bangsa yang merdeka yang bias
mengatur diri sendiri, serta mampu menyumbang pada hubungan baik antara bangsa – bangsa
di dunia.
PENUTUP
1. Kesimpulan

Indonesia sebagai Negara hukum sangat menjunjung Hak asasi manusia, dan
pancasila sebagai dasar negara dan landasan yang fundamental mengandung nilainilai bahwa
negara negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai mahluk yang beradab dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
serta ikut berperan aktif dalam kehidupan sosial dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai