1. B. Etiologi
1) Adhesi ( perlekatan usus halus ) merupakan penyebab
tersering ileus obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus.
Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal
sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang
disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang
mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan
kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam
masa anak-anak.
1. C. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah
sama, tanpa memandang apakah obstruksi usus tersebut
diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan
utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari
permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltik mula-
mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya hilang. Lumen
usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan gas.
Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksimal
dari letak obstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O
dan elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan
intralumen meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena
dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus dan
kehilangan cairan menuju ruang peritonium akibatnya terjadi
pelepasan bakteri dan toksin dari usus, bakteri yang berlangsung
cepat menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi kehilangan
cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok hipovolemik.
Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi
stranggulasi akan menyebabkan kematian. (Pice and Wilson, hal
404).
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang
terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau
mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi
pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada
bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan
pelebaran dinding usus (distensi).
D. Manifestasi Klinik
2. Muntah.
4. Distensi abdomen.
5. BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus (Kapita
Selekta, 2000, hal 318).
1. E. Pemeriksaan Diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan antara lain:
G. Komplikasi
1. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium
sehinnga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada
intra abdomen.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Keluhan utama .
3.Pemeriksan fisik
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
e. Nyeri/Kenyamanan
f. Pernapasan
g. Diagnostik Test
· Pemeriksaan simtologi
B. Diagnosa Keperawatan
1. D. Rencana Keperawatan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi. Beberapa komponen
yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi tindakan
keperawatan meliputi menentukan prioritas, menentukan kriteria
hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumentasi (Nursalam,
2001, hal 52) Adapun renana tindakan dari diagnosa keperawatan
yang muncul pada pasien dengan obstruksi usus antara lain:
1. Nyeri b/d distensi abdomen dan adanya selang
Nasogastrik tube/ usus.
Kriteria hasil :
Intervensi:
Kriteria hasil :
Intervensi:
Kriteria hasil :
Intervensi:
a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi
kemampuan untuk mencerna makanan, mis: status puasa,
mual, ileus paralitik setelah selang dilepas.
Kriteria hasil :
Intervensi:
DAFTAR PUSTAKA