PEMANFAATAN BAHAN
ALAMI EUGENOL SEBAGAI ZAT ANTIOKSIDAN
Intisari
Abstract
bumi seraya berkata, “yaa Tuhan kami, tidaklah Kau B. METODE PENELITIAN
ciptakan ini semua sia-sia, maka peliharalah kami 1. Alat dan Bahan
dari azab neraka.” ( Q.S. Ali Imraan: 190-191 ). Alat-alat yang digunakan adalah seperang
Salah satu bahan alam yang sangat kat alat refluk, pemanas listrik, pipa kapiler,
potensial untuk dikembangkan adalah eugenol. lampu UV, neraca analitik, alat-alat gelas pada
Eugenol merupakan senyawa utama penyusun umumnya, spectronic 20 Visible, alat penentu
minyak cengkeh dengan kandungan sekitar 75- titik lebur (elektrotermal 9100), spektrofoto
90 % (Dewick, 2009). Beberapa hasil penelitian meter infra merah (FTIR, Shimadzu 8201 PC),
menunjukkan bahwa eugenol memiliki berbagai spektrometer resonansi magnet inti (1H-NMR,
aktivitas biologi, seperti: antifungi, antikanker, 60 MHz (JNM-MY 60 JEOL).
dan antiinflamasi (Carrasco et al., 2008; Bahan-bahan yang digunakan dalam sintesis
Cheng et al., 2008; Thakur dan Pitre, 2009). adalah piperazin (Merck), paraformaldehid
Pemanfaatan lain dari eugenol yaitu dapat (Merck), eugenol 99% (sigma-aldrich),
digunakan sebagai zat antioksidan. Akan tetapi benzena (Merck), metanol teknis, etanol, dan
aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh eugenol plat Silika gel 60 F254 TLC Aluminium. Bahan
masih relatif rendah. Hasil penelitian Ogata et yang digunakan dalam uji aktivitas antioksidan
al. (2000) menunjukkan bahwa eugenol hanya adalah DPPH (2,2-diphenil-1-pikrilhidrazil) dan
memiliki nilai IC50 ~ 0,8 mM. kloroform.
Aktivitas antioksidan senyawa golongan 2. Prosedur Penelitian
fenolik, termasuk eugenol dipengaruhi oleh a. Sintesis senyawa 1,4-bis[(2-hidroksi-
jumlah gugus hidroksi yang mampu mendo 3-metoksi-5-(2-propenil)fenil)-metil]-
norkan hidrogen untuk menetralkan radikal piperazin
bebas (Aini et al., 2007). Oleh karena itu, perlu Sebanyak 2,46 gram eugenol (15
dikembangkan suatu senyawa turunan eugenol mmol) dan 0,45 gram paraformaldehid
yang dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai (15 mmol) dilarutkan dalam 50 mL
zat antioksidan. Hal ini dapat dilakukan dengan benzena kemudian ditambahkan 0,65
menambah jumlah gugus hidroksi dalam gram piperazin (7,5 mmol) ke dalam
molekulnya atau menambahkan suatu gugus larutan. Campuran direfluk selama
pendonor elektron sehingga eugenol menjadi 20 jam. Hasil refluk didiamkan dalam
lebih mudah melepas atom hidrogen untuk pendingin selama 24 jam. Endapan
menetralkan radikal bebas (Aini et al., 2007). yang terbentuk dipisahkan dengan
Pada penelitian ini, telah disintesis senyawa penyaringan menggunakan kertas
turunan eugenol dengan menambahkan saring Whatman 42. Residu yang
piperazin sebagai gugus pendonor elektron didapatkan kemudian direkristalisasi
sehingga diperoleh senyawa 1,4-bis[(2-hidroksi- dengan kloroform-metanol. Endapan
3-metoksi-5-(2-propenil)fenil)-metil]piperazin. diuji kemurniannya dengan pengukuran
Piperazin dipilih sebagai gugus pendonor titik lebur dan karakterisasi senyawa
elektron karena molekul ini dapat mengikat dilakukan dengan spektrofotometer
dua molekul eugenol sehingga jumlah dua inframerah spektrometer 1H-NMR.
gugus hidroksi pada senyawa target menjadi b. Uji Aktivitas Antioksidan dengan
lebih banyak. Dengan demikian, diharapkan Radikal DPPH
produk turunan eugenol ini dapat memiliki Pereaksi DPPH dibuat dengan
aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. cara melarutkan 2 mg DPPH dalam
14 Kaunia Vol. XI No. 1, April 2015/1436: 11-18
proton
IC50 (inhibitory concentration 50%) yaitu
nilai yang menggambarkan besarnya H H H H
2 OH
konsentrasi sampel yang dapat meng C N N C H O C N N C O H
H H
hambat radikal bebas sebesar 50%
H H
ion iminium
H
+
OCH3
metil]piperazin H3CO
N
N
Senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi- OH
OCH3
maldehid, dan eugenol dengan perban Gambar 1 Mekanisme reaksi pembentukan senyawa
dinga n mol masing-masing adalah 1:2:2. 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-(2-propenil)fenil)-
metil]piperazin
Kaunia Vol. XI No. 1, April 2015/1436: 11-18 15
Eugenol memiliki tiga gugus pengaktivasi Serapan melebar pada daerah sekitar
yaitu gugus hidroksi (-OH), gugus metoksi 3417,86 cm-1 karakteristik untuk rentangan
(-OCH3), dan gugus propena (-C3H5). Gugus- gugus hidroksi (-O-H). Serapan C-H aromatik
gugus tersebut merupakan gugus pengarah muncul pada bilangan gelombang 3070,68
orto dan para saat terjadi reaksi substitusi cm-1 dan didukung oleh adanya serapan C=C
aromatik elektrofilik. Akan tetapi gugus OH aromatik pada bilangan gelombang 1597,06
merupakan gugus peng-aktivasi yang lebih cm-1. Keberadaan gugus C=C alkena dapat
kuat daripada gugus -OCH3 dan gugus -C3H5, teridentifikasi dengan munculnya serapan C-H
sehingga gugus OH akan lebih dominan alkena pada daerah 995,27 cm-1. Sementara
mempengaruhi produk dari reaksi substitusi itu, serapan pada 1087,85 cm-1 merupakan
aromatik elektrofilik yang terjadi pada eugenol serapan C-O eter yang didukung oleh serapan
(Fessenden dan Fessenden, 1986). C-H pada 2893,22 cm-1. Serapan gugus C-N
Substitusi elektrofilik yang terjadi pada ditunjukkkan pada daerah 1303,88 cm-1.
eugenol akan terjadi pada posisi orto atau atom Identifikasi lebih lanjut dilakukan
karbon nomor dua dari OH yang terdapat pada menggunakan spektroskopi 1 H-NMR .
eugenol. Hal ini disebabkan pada posisi orto Spektrum 1H-NMR dari produk hasil sintesis
dan para lainnya telah terikat dengan suatu ditunjukkan pada Gambar 3.
gugus propenil dan gugus metoksi. Spektra hasil analisis spektrometri
Senyawa hasil sintesis ini berupa padatan 1
H-NMR menunjukkan terdapat 5 lingkungan
berwarna putih dengan rendemen 37,63 proton. Proton A menunjukkan peak singlet
% dan titik lebur 155-157 oC. Identifikasi pada pergeseran kimia 6,4-6,6 ppm yang setara
produk menggunakan spektrofotometer FTIR, dengan 4 hidrogen menunjukkan proton dari
sebagaimana terlihat pada Gambar 2. benzena. Proton B dengan pergeseran kimia
B
CH2
D
CH
OH C H2C
C H2 H2
H3CO C C A
A
N CH2 HC CH
E
HC CH H2C N
A A C C OCH3 C
H2 H2
CH2 D C OH
HC
CH2
B
4,9-5,1 ppm merupakan proton dari vinil inhibisi sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
terminal (-C=CH2) dengan jumlah hidrogen
sebanyak 4. Proton C merupakan proton Tabel 1 Persen inhibisi dari eugenol dan
senyawa hasil sintesis
gabungan dari metoksi (O-CH3) dan jembatan
Persen (%) inhibisi
metilen (CH2-N) dengan pergeseran kimia 3,6- No
Konsentrasi
(mM) senyawa hasil
3,9 ppm yang mewakili 10 hidrogen. Proton eugenol
sintesis
D dengan pergeseran kimia 3,2-3,4 ppm dan 1. 0,1 21,43 31,09
hasil integrasi setara dengan 4 hidrogen yang 2. 0,2 46,05 55,29
merupakan proton dari C=C-CH2. Proton E 3. 0,3 64,37 67,56
merupakan peak dari proton piperazin dengan
4. 0,4 76,30 76,47
jumlah hidrogen sebanyak 8 terdapat pada
pergeseran kimia 2,5–2,7 ppm. Dari data pada Tabel 1 terlihat bahwa
Berdasarkan interprestasi diatas maka kemampuan senyawa 1,4-bis[(2-hidroksi-3-
dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis metoksi-5-(2-propenil)fenil)-metil]piperazin
merupakan senyawa target yang diharapkan dalam menghambat DPPH lebih baik
yaitu 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-(2- daripada senyawa induknya yaitu eugenol.
propenil)fenil)-metil]piperazin Pada konsentrasi yang relatif kecil, yaitu 0,1
mM, senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-
2. Hasil Uji Aktifitas sebagai Antioksidan 5-(2-propenil)fenil)-metil]piperazin sudah
Hasil uji aktivitas antioksidan senyawa mampu menghambat DPPH hingga 31,09 %
1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-(2-propenil) sedangkan eugenol hanya mampu menghambat
fenil)-metil]piperazin memberikan nilai persen 21,43 %. Begitu juga pada variasi konsentrasi
Kaunia Vol. XI No. 1, April 2015/1436: 11-18 17
Ogata, M., Hoshi, M., Urano, S., dan Endo, T., Youngson, Robert, 2005, Antioksidan: manfaat
2000, Antioxidant Activity of Eugenol Vitamin C & E bagi Kesehatan.
and Related Monomeric and Dimeric Terjemahan Susi Purwoko, Arcan,
Compounds, Chem. Pharm. Bull., 48 Jakarta.
(10), 1467—1469.
Thakur, K. dan Pitre, K.S., 2009, Anti-
inflammatory Activity of Extracted
Eugenol from Ocimum sanctum L.
Leaves, Rasayan J.Chem, 2 (2), 472-
474.