Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
Air merupakan bahan yang paling penting bagi kehidupan, baik manusia,
hewan, dan tumbuhan.Sekitar tiga per empat dari tubuh kita terdiri dari air.
Penyediaan suber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena
penediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat.
Air yang kelihatan bening belum tentu bersih, dan air yang kelihatannya bersih belum
tentu memenuhi kriteria sehat yang dapat langsung dikomsumsi.
Air salah satu diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai
kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik berupa makanan dan
minuman tidak menyebabkan penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari
sumber, jaringan trasmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah
terjadinya kontak kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan. Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup orang banyak
seperti mandi, mencuci dan menitasi. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan
harus dilakukan secara bijaksana.1
Standard kualitas air bersih dapat di artikan sebagai ketentuan-ketentuan
berdasarkan permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya
dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan-
persyaratan yang harus di penuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan
kesehatan.
Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat
kesehatan mempunyai peran penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan laporan ini telah diperoleh
landasan hukum dalam hal pengawasan air bersih.
2.1.1 Penyebab Air Tercemar
Pencemaran air sumur adalah penyimpangan sifat-sifat air dari kedaan normal
bukan dari kemurniannya. sedangkan menurut peraturan perintah RI nomor 82 tahun
2001 tentang pengelolahan kualitas air dan pengendaliaan pencemaran air bahwa
pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makluk hidup, zat, energi atau
komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat perfungsi sesuai dengan
ketentuannya.3
Air tanah dapat terkontaminasi dari beberapa sumber pencemaran, baik lokal
mau pun regional.Sumber pencemaran tersebut sangat berperan dalam terjadinya
kontaminasi air tanah sampai mencapai 40% dari sumber air tanah.Dibeberapa
tempat, musim sangat berpengaruh pada kualitas air sumur bor, misalnya pada musim
kumarau air sumur menjadi keruh. Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi jarak
harus lebih jauh dibandingkan dengan daerah-daerah dengan curah hujan yang rendah
untuk kondisi tempat yang sama.

2.2 Air Sumur Bor


Sumur bor dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang jauh lebih dalam
atau pun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit
dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebes dari pengotoran mikrobiologi dan
secara langsung dapat dipergunakan sebagai air minum.Air tanah ini dapat diambil
dengan pompa tangan maupun pompa mesin.Sumur bor adalah satu kontruksi sumur
yang paling umum dan meluas digunakan untuk mengambil air tanah bagi
masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum, memasak, dan
mencuci bagi masyarakat.dengan kedalaman 7-10 meter dan ini akan mendapatkan
kualitas air tanah yang berkualitas sedang. Dan bisa dikhawatirkan lagi dengan
kedalaman seperti itu air yang di dapatkan masih tercemar oleh resapan lingkungan
sekitar. Terlebih lagi jika pembuatan sumur bor dibuat diwilayah yang sering terkena
banjir, pemukiman penduduk yang padat, maka sudah dapat dipastikan bahwa air
yang didapatkan masuk kategori tidak baik meskipun air yang didapatkan melimpah.

2.2.1 Sifat-sifat pencemaran air sumur bor sebagai berikut:


1) Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air
tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaannya
Terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan
adalah ± 3ºC suhu udara di sekitarnya yang dapat memberikan rasa segar,
tetapi iklim setempat atau jenis-jenis dari sumber air akan mempengaruhi
temperatur air.
2) Bau dan Rasa
Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan oleh
adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme
mikroskopik, serta persenyawan-persenyawaan kimia seperti phenol. Bahan-
bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berassal dari berbagai
sumber.Intensitas bau dan rasa dapat meningkat apabila terdapat
klorinasi.Karena pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada reaksi individu
maka hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Untuk standard air sesuai dengan
Permenkes RI No,416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan bahwa air bersih
tidak berbau dan tidak berasa.
3) Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
Partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna dan rupa
Berlumpur atau kotor.Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi
tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel
kecil yang tersuspensi. Kekeruhan pada air merupakan suatu hal yang harus
dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa
kekeruhan tersebut akan mengurangi segiestatika, menyulitkan dalam usaha
penyaringan, dan akan mengurangi efektifitas usaha desinfeksi. Tingkat
kekeruhan air dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium dengan metode
turbidimeter.Untuk standard air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI
No.416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum
25 NTU.
4) Syarat Lokasi atau Jarak
Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah
Jarak sumur dan jemban, lubang gali untuk air limbah, dan sumber-sumber
pengotor lainnya.Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan
tanah.
a) Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir.
b) Jarak sumur menimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran
seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya.
5) Berdekatan dengan saluran pembuangan air limbah
Saluaran pembuangan air limbah dari sekitar sumur menurut dibuat dari
tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang-kurangnya 10 m. Kelebihan
sumur ini adalah kemungkinan untuk terjadinya pengotoranakan lebih sedikit
disebabkan gambar kondisi sumur selalu tertutup.
Penentuaan persyaratan dari sumur gali didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut:
a) Kemampuan hidup bakteri pathogen selama 3 hari dan perjalanan air
dalam tanah 3 meter/hari.
b) Kemampuan bakteri pathogen menembus tanah secara vertical sedalam
3 meter.
c) Kemampuan bakteri pathogen menembus tanah secara horizontal sejauh 1
meter.
d) Kemungkinan terjadi kontaminasi pada saat sumur digunakan maupun
sedang tidak digunakan.
e) Kemungkinan runtuhnya tanah dinding sumur bor.
6) Sumur bor
Dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam atau pun lapisan
tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit di
pengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi
dan secara langsung dapat dipergunakan Sebagai air minum. Air tanah dapat
diambil melalui pompa tangan maupun pompa mesin.
7) Kontaminasi E coli pada air sumur bor
Penyakit yang umumnya disebabkan oleh kualitas air yang telah tercemar
antara lain disentri dan kolera. Penyebab utama disentri salah satunya yaitu
adanya bakteri E coli pada air yang kita gunakan. Bakteri ini timbul karena
buruknya sistem senitasi bocornya pipa pembuangan tinja sehingga
mencemari air sumur dengan cara meresap dari tanah atau masuk dari lubang-
lubang yang bocor pada sumur. Bakteri yang bersifat pathogen seperti E coli
yang ditemukan dalam tinja akan dapat disebar luaskan melalui air sumur bor
yang digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan minum. Dimana E coli
digunakan sebagai indicator bahwa air yang dipergunakan untuk membuat
makanan atau minuman telah terkontaminasi maka hal ini dapat berakibat
buruk karena bakteri enteropatogen lain turut mengkontaminasi makanan atau
minuman tersebut seperti salmonella, shigella, dan vibrio menyebabkan
penyakit yaitu berupa radang lambug, usus, kolera, disentri dan tipoid.
Penanggulangan pencemaran bakteri E coli terhadapair sumur dapat dilakukan
dengan menjauhkan air sumur dari sumber-sumber pencemaran seperti
septictank/WC, memasak air terlebih dahulu dan selalu membersihkan
lingkungan.Kondisi itulah yang membuat air sumur bor tersebut positif
terkontaminasi oleh bakteri E coli.
Kondisi itulah yang membuat air sumur tersebut positif terkontaminasi
bakteri E coli.Sesuai aturan pemerintah NO492/MENKES/PER/IV/2010
bahwa air minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif.
Adapun persyratan bakteriologis pada kualitas untuk air yang di gunakan:
Parameter Satuan Kadar maksimal
yang diperoleh
a. Air minum Jumlah per 100 ml 0
E.coli atau fecal coli sampel
b. Air yang masuk Jumlah per 100 ml 0
system distribusi sampel
E.coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml 0
sampel
c, Air pada system distribusi Jumlah per 100 ml 0
sampel
E.coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml 0
sampel

2.3 Bakteri Escherichia coli


Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun
1885.E coli merupakan flora normal pada tubuh manusia, hidup komensal dalam
colon manusia dan dapat membantu pembuatan vitamin K yang penting untuk
pembekuan darah. E coli digunakan untuk menilai baik tidaknya persediaan air untuk
rumah tangga. Hal ini penting karena air untuk keperluan rumah tangga sering kali
menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan,
seperti: cholera, tyuphus, disentri, dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari
feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. Karena itu, di usahakan
agar air minum rumah tangga dijaga jangan sampai dikotori feses manusia, karena
mungkin dalam feses manusia itu terdapat bibit-bibit penyakit tersebut. Indicator
yang baik untuk menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah
dengan adanya E coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia, baik sakit
maupun sehat terdapat bakteri ini. Dalam 1 (satu) gram feses dapat sekitar 100
(seratus) juta E coli. Ecoli merupakan flora narmal didalam usus manusia dan akan
menimbulkan penyakitkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain
manusia. E coli dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka-luka
dan abses pada berbagai organ. E coli merupakan penyebab utama meningitis pada
bayi yang baru lahir dan penyebab utama infeksi tractus urinarius (pyelonephiritis,
cystisis) pada manusia yang dirawat dirumah sakit. Bakteri ini sering menimbulkan
wabah diare pada anak-anak. Pencegahan karena masalah utamanya adalah infeksi
nosocomial, maka pencegahannya adalah dengan melakukan perawatan yang sebaik-
baiknya dirumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotik secara tepat, tindakan
antiseptik yang benar, misalnya pada pemakaian catheter urine.4
Sejak tahun 1940 di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain Ecoli yang
tidak merupakan flora normal pada saluran pencernaan dapat berubah menjadi
opertunis pathogen bila hidup diluar usus, misalnya pada infeksi saluran kemih. E
coli pada jumlah yang banyak bersama-sama tinja akan mencemari lingkungan, E coli
thermotrlar adalah strain E coli yang hidup pada suhu biakan 44,5ºc dan merupakan
indicator pencemaran air dan makanan oleh tinja.

Gambar 2.3 Struktur dan bentuk E.coli


Bakteri ini termasuk dalam kelompok berbentuk batang, gram negatif,
fakultatif aerob, tumbuh baik pada media sederhana. Bakteri ini dapat
memfermentasikan laktosa dan dapat memfermentasikan glukosa, serta menghasilkan
gas dan tumbuh ideal pada suhu 20º - 40ºC.5
Struktur sel bakteri secara umum terdiri dari:
1. Membran sel, sebagai selaput yang dilindungi oleh dinding sel sebelah luarnya
2. Sitoplasma dengan ribosom, nukleoid dan beberapa granula/vesicula
3. Kapsul, flagella, and pili bagain luar sebagai embelan sel
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
1.Dinding Sel
Tersusun atas peptida
2.Kapsul
Selapu tlicin dari polisakarida atau polipeptida terletak diluar dinding sel,
bakteri yang pathogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan diri dari antitoksin
yang dihasilkan sel inang.
3. Flagella
Berfungsi untuk bergerak (kemotaksis), melekat pada luar membran dinding
sel. Berdasarkan letak dan jumlah flagella maka bakteri dapat dibedakan. Struktur
flagella terdiri dari protein flagelin.
4.Membran sel
Tersusun atas lemak dan protein, bersifat semi permeable, berfungsi untuk
mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
5.Mesosom
Berfungsi sebagai regenerasi energi bagi sel bakteri (respirasi) dan berperan
juga dalam pembentukan dinding sel baru sel bakteri.
6.Sitoplasma
Merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7.DNA (Deoksiribosa Nukleutida Acid)
Untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.
8.Ribosom
Tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis protein. Ukuran
ribosom bakteri
9.Plasmid
Materi genetic ekstrak kromosom (DNA sirkuler), yang dapat melakukan
replikasi sendiri dan memiliki fungsi khusus.[5]
E coli digunakan sebagai kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis
dengan alasan;
a. Ecoli secara normal hanya ditemukan dalam saluran pencernaan manusia,
hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia
atau hewan.
b. E.coli mudah diperiksa dilaboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika
pemeriksaannya dilakukan dengan benar.
c. Bila didalam air tersebut ditemukan E.coli maka air tersebut berbahaya bagi
penggunaan domestik.
d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersamaan dengan E.coli dalam air tersebut.6
E coli juga digunakan untuk menilai tentang baik tidaknya persediaan air
untuk keperluan rumah tangga. Hal ini penting karena air untuk keperluan rumah
tangga sering kali menyebabkan terjadinya epidemi penyakit–penyakit saluran
pencernaan makanan, seperti; cholera, thypus, disentri, dan penyakit kecacingan.4
2.3.1 Klasifikasi Bakteri
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.3.2 Morfologi
Bakteri E coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek
(cocobasil), tersusun secara tunggal atau dalam rantai, berukuran 1,1 – 1,5µm × 2,0 –
6,0µm, volume sel berkisar 0,6-0,7µm, tidak berkapsul, tidak berspora, bersifat aerob
dan anaerob fakultatif

2.3.3 Fisiologi
E coli tumbuh dengan mudah pada hampir semua media yang dipakai
dilaboratorium.Ditemukan di usus besar manusia sebagai flora normal.Dapat
menyebabkan infeksi dan diare.Hidup rentang pada suhu 20-40ºC.E coli tumbuh
sebagai koloni kuman yang meragi laktosa.Selama bertahun-tahun E coli dicurigai
sebagai salah satu penyebab diare yang ditimbulkan pada manusia khususnya pada
anak-anak yang mengakibatkan kematian.6

2.3.4 Patogenesis dan Gambaran Klinis


E coli adalah flora normal usus. E coli berperan penting dalam sintesis
vitamin K, E coli termasuk kedalam bakteri heterotroph yang diperoleh makanan
berupa zat organik yang dibutuhkannya. Ecoli taitu bakteri anaerob fakultatif gram
negative berbentuk batang yang termasuk dalam family Enterobacteriaceae. Bakteri
ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak dilingkungan sekitar
manusia. Pertama dijumpai pada tahun 1885. E coli merupakan indicator dalam
substrat air dan bahan makanan. Yang mampu memfermentasikan laktosa pada
temperature 37ºc dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu jam. Bakteri ini
berpotensi fatogen karena pada keadaan waktu tertentu dapat menyebabkan diare.
E coli ada dalam jumlah besar pada flora normal dalam usus manusia dan
hewan, yang umumnya tidak membahayakan. Namun pada organ lain, E coli dapat
menimbulkan penyakit yang serius, misalnya infeksi saluran kemih, bakterimia dan
meningitis. Toksin yang dihasilkan oleh mikro berpengruh secara langsung terhadap
lingkungan kehidupan manusia. Keracunan yang disebabkan oleh toksin dimana
toksin tersebut dikeluarkan oleh bakteri. Gejala yang di timbulkan itu tergantung
kepada mikroorganisme. Berdaskan sifat patogenik dan produksi toksinnya strain
enteropatogenik yang berhubungan dengan penyakit diare ada lima kelompok diare
jalur E coli yang pathogen.
Strain enteropatogenik dalam jumlah yang terbatas dapat menyebabkan kasus
diare akut. Beberapa kelas E coli enteropatogenik diidentifikasi berdasarkan pada
perbedaan faktor virulensinya, termasuk E. coli enterohemoragik (Enterohemoragic
E.Coli, EHEC), E.Coli enterotoksigenik (Enterotoksigenic E. Coli, ETEC), E.Coli
enteropatogenik (Enteropatogenic, E. Coli EPEC), E. Coli enteroinvasif
(enteroinvasive E. Coli, EIEC), E. Coli enteroagregatif (Enteroagregative E. Coli,
EAEC), dan E. Coli terkumpul tidak jelas (diffusely adherent E. Coli DAEC).
Pengaruh kesehatan manusia:
a. Serotip EHEC, misalnya E. coli O157:H7 dan E. coli O111, menyebabkan
diare yang berkisar dari kasus ringan tanpa berdarah sampai sangat berdarah
yang tidak dapat dibedakan dengan kolitis hemoragik. Antara 2% dan 7%
kasus mengalami sindrom uremik hemolitik (haemolitic uremic syndrome,
HUS) yang berpotensi mematikan dan yang ditandai dengan gagal ginjal akut
dan anemia hemolitik. Balita merupakan kelompok paling berisiko mengalami
HUS.
b. (ETEC) memproduksi enterotoksin E. coli yang labil atu stabil terhadap
panas, atau kedua jenis toksin itu sekaligus, dan merupakan penyebab diare
dinegara berkembang terutama pada anak-anak. Gejala infekksi ETEC
mencakup diare dengan konsistensi feces encer (berair), keram perut, mual,
dan sakit kepala.
c. Infeksi EPEC dikaitkan dengan diare tanpa darah yang kronis dan parah,
muntah dan demam pada bayi. Infeksi EPEC jrang sekali terjadi dinegara
maju, tetapi umum terjadi dinegara berkembang, diperlihatkan karena adanya
kasus malnutrisi, kurangnya berat badan, dan retardasi pertumbuhan pada
bayi.
d. EIEC menyebabkan diare dengan feces encer (berair), dan sesekali diare
berdarah jika strain ini menyeran sel kolon (usus besar) melalui mekanisme
patogenikyang serupa dengan mekanisme shigella.
EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli) menyerang saluran pencernaan dapat
menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai bacillary dysentery (disentri
yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenis-jenis EIEC yang
menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat dengan Shigella sp. Setelah
masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC menyerang sel epithel
(sel-sel pada permukaan dinding usus bagian dalam), dan menimbulkan gejala
disentri ringan, yang sering salah didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan
oleh jenis Shigella. Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam
kotoran individu yang terinfeksi.

2.3.5 Diagnosa Laboratorium


a) Penyakit diare
Diagnosa laboratorium untuk penyakit diare yang disebabkan oleh E
colimasih sulit dilakukan secara rutin. Karena pemeriksaan secara Serologi
seringkali tidak mampu mendeteksi penyebab diare tersebut. Deteksi sebagian
besar E coli pathogen memerlukan metode khusus Untuk mendeteksi toksin
yang dihasilkan. Sampai saat ini metode
Yang ada memerlukan uji menggunakan binatang percobaan dan Biakan yang
kurang mahal dan cukup peraktis. Beberapa metode baru Berdasarkan
penetapan imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah banyak dikembangkan,
tetapi belum beredar dipasar luas, misalnya: tes Elisa (anzyme-linked
immunosorbent assay), particle angglutination methods co-angglutination
dengan protein A Staphylococus aureus yang teleh berikatan dengan antibody
terhadap enterotoksin E coli, hidridasi DNA-DNA pada koloni kuman atau
langsung pada spesimen tinja.7
b) Penyakit infeksi saluran kemih
E coli merupakan enterobacteriaceae yang meragi laktosa, penyebab paling
utama infeksi saluran kemih yang terjadi setelah pencemaran daerah genital
oleh tinja. Ecoli menyebabkan sistitis melalui perlekatan peradangan akibat
adanya endotoksin.7

2.3.6 Pencegahan
Untuk menghindari supaya tidak tertular Ecoli sebagai berikut:
1. Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, sampai umur 4-6 bulan.
Pemberian ASI mempunyai banyak keuntungan bagi bayi dan ibunya.Hal ini
disebabkan karena ASI tidak membutuhkan botol, dot, dan air, yang mudah
terkontaminasi dengan bakteri yang mungkin menyebabkan diare. ASI juga
mengandung antibodi yang melindungi bayi terhadap infeksi terutama diare,yang
tidak terdapat pada susu sapi atau susu formula. Saat usia bayi mencapai4-6 bulan,
bayi harus menerima buah-buahan dan makan lain untuk memenuhi kebutuhan gizi
yang meningkat, tetapi ASI harus tetap diberikan paling tidak sampai umur 2 tahun.
2. Hindarkan penggunaan susu botol.
Seringkali para ibu membuat susu yang tidak langsung habis sekali minum, sehingga
memungkinkan tumbuhnya bakteri. Juga dot yang jatuh, langsung diberikan pada
bayi, tanpa dicuci terlebih dahlu. Botol juga dicuci dan direbus untuk mencegah
pertumbuhan kuman.
3. Penyimpanan dan penyiapan makanan pendamping ASI yang baik, untuk
mengurangi paparan dan perkembangan bakteri.
4. Penggunaan air bersih untuk minum.
Pasokan air yang cukup, bias membantu membiasakan hidup bersih seperti cuci
tangan, mencuci peralatan makan, membersihkan WC dan kamar mandi.
mencuci tangan sesudah buang air besar dan membuang tinja bayi, sebelum
menyiapkan makanan dan makan.
6. Membuang tinja, termasuk tinja bayi secara benar.
Tinja merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Keadaan ini terjadi baik pada diare
maupun yang terinfeksi tanpa gejala.Oleh karena itu pembuangan tinja anak
merupakan aspek penting pencegahan diare.

2.3.6 Identifikasi Escherichia coli


Jika ditanam pada perbenihan cair yang mengandung gula seperti laktosa
broth maka dapat membentuk gas dan terjadi perubahan warna media menjadi keruh.
Jika ditanam pada perbenihan padat seperti endo agar maka pada media ini akan
terlihat koloni berbentuk bulat dengan konsistensi basah, berwarna merah muda dan
mengkilap seperti logam.7

Anda mungkin juga menyukai