Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KASUS RHEUMATIK (ARTRITIS REUMATOID)

1. DEFINISI PENYAKIT
Artritis Reumatoid adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
membrane synovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri
persendian,kaku sendi,penurunan mobilitas,dan keletihan (Diane C
Baughman,2008)
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari anak-anak
sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 2009).

2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara
pasti,namun faktor predisposisinya dalah mekanisme imunitas (antigen-
antibodi),factor metabolic,dan infeksi virus (Suratun,Heryati,Manurung &
Raenah,2010)
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
a. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
b. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(artritis reumatoid juvenil)
c. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga

1
d. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

3. TANDA DAN GEJALA


Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
o Nyeri persendian
o Bengkak (Reumatoid nodule)
o Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
o Terbatasnya pergerakan
o Sendi-sendi terasa panas
o Demam
o Anemia
o Berat badan menurun
o Kekuatan berkurang
o Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
o Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal, pasien tampak
anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
 Gerakan menjadi terbatas
 Adanya nyeri tekan
 Deformitas bertambah pembengkakan
 Kelemahan
 Depresi

4. PATOFISIOLOGI ARTRITIS REUMATOID


Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.

2
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah
dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari
tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai
dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai
dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus
(Long, 2008).
5. KOMPLIKASI
a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli..
d) Terjadi splenomegali.
.
6. PENATALAKSANAAN : MEDIS DAN KEPERAWATAN
I. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Memberikan Pendidikan
Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang
patofisiologi,penyebab dan penatalaksanaan yang kompleks.
Pendidikan pencegahan yang diberikan pada klien berupa
istirahatyang cukup,gunakan kaos kaki atau sarung tangan sewaktu
tidur malam,kurangi aktivitas yang berat secara perlahan-lahan.

3
b. Istirahat
Karena Arthritis biasanya disertai rasa lelah yang hebat.Oleh karna
itu,pasien harus membagi waktu istirahatnya dan bekerja
c. Latihan fisik
Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.Latihan ini
mencakup gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit,
minimalnya 2 x sehari
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a) Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
 Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya
memengang lengan.
 Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku
tetap lurus
b) Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
 Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya
menekuk dan meluruskan siku
c) Gerakan memutar pergelangan tangan :
 Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang
lainnya menggenggam telapak tangan pasien
 Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang)
dan ke arah dalam (telungkup)
d) Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
 Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan
lainnya memegang pergelangan tangan pasien
 Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah
e) Gerakan memutar ibu jari:
 Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan
satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan
f) Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
 Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan

4
yang lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
2. Latihan pasif anggota gerak bawah
a) Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
 Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang tungkai
 Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus
3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah
a) Latihan I
 Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan
yang sehat ke atas
 Letakan kedua tangan diatas kepala
 Kembalikan tangan ke posisi semula
b) Latihan II
 Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah
tangan yang sehat
 Kembalikan ke posisi semula
c) Latihan III
 Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang
sehat ke atas
 Kembalikan ke posisi semula
d) Latihan IV
 Tekuk siku yang kontraktur mengunakan tangan yang
sehat
 Luruskan siku kemudian angkat ketas
 Letakan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e) Latihan V
 Pegang pergelangan tangan yang kontraktur mengunakan
tangan yang sehat angkat keatas dada
 Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar

5
f) Latihan VI
 Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat
kemudian luruskan
 Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat
g) Latihan VII
 Letakan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur
 Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang
sehat dibawah pergelangan kaki yang kontraktur
 Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang
sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.
h) Latihan VIII
 Angkat kaki yang kontraktur mengunakan kaki yang
sehat ke atas sekitar 3 cm
 Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi
kemudian ke sisi yang satunya lagi
 Kembali ke posisi semula dan ulang sekali lagi
i) Latihan IX
 Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang
pada lutut yang kontraktur dengan tangan Satu
 Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang
pasien
 Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya
 Kembali keposisi semula dan ulangi sekali lagi
d. Termotrafi
Lakukan kompres hangat pada sendi yang sakit dan bengkak
mungkin dapat mengurangi nyeri
e. Gizi
Adapun syarat-syarat diet atritis rheumatoid adalah protein
cukup,lemak sedang,cukup vitamin dan mineral.Cairan disesuaikan
dengan urine yang dikeluarkan setiap hari.Rata-rata asupan cairan

6
yang dianjurkan adalah 2 liter- 2,5 liter/hari, karbohidrat dapat
diberikan lebih banyak yaitu 65-75 % dari kebutuhan energi total.
II. Penatalaksanaan medik :
a. Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki
fungsi.
b. Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis
terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-
obat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik.
Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut
resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa
dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat
mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).

7. Data Fokus Pengkajian


a. Wawancara
Meliputi:Identitas klien, status kesehatan saat ini, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, aktivitas
dan istirahat, riwayat psikososial (Pasien dengan RA mungkin merasakan
adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami
deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah)
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
2. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi
synovial : Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi), catat bila
ada krepitasi,catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral :Catat

7
blia ada atrofi, tonus yang berkurang,ukur kekuatan otot, kaji tingkat
nyeri, derajat dan mulainya, kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
c. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi
anemia dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida, mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri b.d agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses
inflamasi, destruksi sendi.
2) Gangguan mobilitas fisik b.d deformitas skeletal, nyeri, penurunan, kekuatan
otot
3) Defisit perawatan diri b.d kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan,
daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
4) Resiko cidera
5) Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif

8
9. Nursing Care Planning

No. Dx Kep NOC NIC


1 Nyeri b.d agen Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keluhan nyeri, catat
pencedera, distensi keperawatan selama … x 24 lokasi dan intensitas (skala 0-
jaringan oleh jam , diharapkan nyeri teratasi. 10). Catat faktor-faktor yang
akumulasi cairan/ Dengan Kriteria hasil : mempercepat dan tanda-tanda
proses inflamasi, 1. Menunjukkan nyeri hilang rasa sakit non verbal
destruksi sendi. / terkontrol 2. Dorong untuk sering
2. Terlihat rileks, dapat mengubah posisi,. Bantu
tidur/beristirahat dan untuk bergerak di tempat
berpartisipasi dalam tidur, sokong sendi yang sakit
aktivitas sesuai di atas dan bawah, hindari
kemampuan. gerakan yang menyentak.
3. Anjurkan pasien untuk mandi
air hangat atau mandi
pancuran pada waktu bangun
dan/atau pada waktu tidur.
4. Sediakan waslap hangat
untuk mengompres sendi-
sendi yang sakit beberapa kali
sehari. Pantau suhu air
kompres, air mandi, dan
sebagainya.
5. Ajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi,
distraksi, relaksasi progresif)
6. Beri obat sebelum aktivitas/
latihan yang direncanakan
sesuai petunjuk.
7. Membantu dalam
menentukan kebutuhan

9
manajemen nyeri dan
keefektifan program
8. Kolaborasi: Berikan obat-
obatan sesuai petunjuk
(mis:asetil salisilat)

2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi/ lanjutkan


mobilitas fisik keperawatan selama …x24 jam pemantauan tingkat
berhubungan diharapkan mobilitas fisik baik inflamasi/ rasa sakit pada
dengan deformitas dengan kriteria : sendi
skeletal, nyeri, 1. Mempertahankan fungsi 2. Pertahankan istirahat tirah
penurunan, posisi dengan tidak baring/ duduk jika diperlukan
kekuatan otot. hadirnya/ pembatasan jadwal aktivitas untuk
kontraktur. memberikan periode istirahat
2. Mempertahankan ataupun yang terus menerus dan tidur
meningkatkan kekuatan malam hari yang tidak
dan fungsi dari dan/ atau terganmggu.
kompensasi bagian tubuh 3. Bantu dengan rentang gerak
3. Mendemonstrasikan aktif/pasif, demikiqan juga
tehnik/ perilaku yang latihan resistif dan isometris
memungkinkan melakukan jika memungkinkan
aktivitas 4. Ubah posisi dengan sering
dengan jumlah personel
cukup. Demonstrasikan/
bantu tehnik pemindahan dan
penggunaan bantuan
mobilitas, mis, trapeze
5. Dorong pasien
mempertahankan postur tegak
dan duduk tinggi, berdiri, dan
berjalan
6. Berikan lingkungan yang
aman, misalnya menaikkan

10
kursi, menggunakan
pegangan tangga pada toilet,
penggunaan kursi roda
7. Meningkatkan stabilitas (
mengurangi resiko cidera )
dan memerptahankan posisi
sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor
8. Kolaborasi : konsul dengan
fisioterapi dan berikan obat
sesuai petunjuk

3. Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Mengidentifikasi sumber-


perawatan diri keperawatan selama ..x24 jam sumber pribadi/ komunitas
b.d kerusakan diharapkan klien dapat yang dapat memenuhi
musculoskeletal, mengatur kegiatan sehari-hari, kebutuhan perawatan diri.
penurunan dengan criteria hasil: 2. Diskusikan tingkat fungsi
kekuatan, daya 1. Melaksanakan aktivitas umum (0-4) sebelum timbul
tahan, nyeri perawatan diri pada tingkat awitan/ eksaserbasi penyakit
pada waktu yang konsisten dengan dan potensial perubahan yang
bergerak, kemampuan individual sekarang diantisipasi.
depresi. 2. Mendemonstrasikan 3. Pertahankan mobilitas,
perubahan teknik/ gaya kontrol terhadap nyeri dan
hidup untuk memenuhi program latihan.
kebutuhan perawatan diri. 4. Kaji hambatan terhadap
partisipasi dalam perawatan
diri. Identifikasi /rencana
untuk modifikasi lingkungan
5. Mendukung kemandirian
fisik/emosional

4. Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan 1. Sediakan lingkungan yang

11
keperawatan selama ..x 24 jam, aman bagi pasien
diharapkan resiko cidera dapat 2. Identifikasi kebutuhan
dicegah. Dengan criteria Hasil keamanan pasien
: 3. Menghindari lingkungan
1. Klien terbebas dari cidera yang berbahaya
2. Klien mampu menjelaskan 4. Mengontrol lingkungan dari
cara/metode untuk kebisingan
mencegah terjadinya 5. Berikan penjelasan pada
injury/cidera. pasien dan keluarga atau
3. Mampu mengenali pengunjungadanya perubahan
perubahan status kesehatan status kesehatan dan
penyebab penyakit
5. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penilaian tentang
pengetahuan b.d keperawatan selama …x24 tingkat pengetahuan pasien
keterbatasan jam, diharapkan pengetahuan tentang proses penyakit yg
kognitif meningkat spesifik
2. Jelaskan patofifiologi dari
penyakit dan bagaimana hal
ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi dengan
cara yang tepat
3. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi
dengan cara yang tepat
4. Diskusikan pilihan terapi
yang tepat
5. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi dengan cara
yg tepat untuk diindikasikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN
Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Hirmawan, Sutisna., 2008. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,
Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2009, 729-32.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7.
Jakarta : EGC
Kushariyadi.2011.Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia.Jakarta : Salemba
Medika
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2010. KAPITA
SELEKTA KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media
Aesculapius
Nasution..2008.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Price, SA. Dan Wilson LM., 20103, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit bag 2. Jakarta: EGC

13

Anda mungkin juga menyukai