Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masyarakat senantiasa berubah dan berkembang. Perubahan dan
perkembangan itu selain disebabkan disamping dinamika masyarakat itu sendiri
juga disebabkan oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Karena sekolah merupakan bagian dari masyarakat, maka wajar
perubahan-perubahanyang terjadi di masyarakat memberikan dampak tertentu
terhadap sekolah. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan timbul dan
bertambahnya kebutuhan tertentu dalam sekolah misalnya, struktur sekolah,
teknologi sekolah dan hubungan antara guru dan siswa. Dengan terjadinya
perubahan dalam berbagai sektor pendidikan disekolah, mau tidak mau menuntut
kebutuhan sekolah yang baru sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan
teknologi, misalnya alat bantu dan metode dalam mengajar.
Dengan demikian untuk mengikuti perubahan-perubahan itu sudah tentu
sekolah terus menerus berusaha menjelaskan kurikulumnya agar senantiasa
relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, terutama masyarakat
sekitarnya. Dalam konteks inilah sekolah perlu terus menerus melakukan
perencanaan kembali, atau merevisi kurikulum yang sudah ada, sehingga
kurikulum tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi para siswa dan
sesuai dengan tujuan nasional pendidikan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang perencanaan
kurikulum. Dan semoga makalah ini akan memberikan pengetahuan kita tentang
mengatur atau mengelola perencanaan kurikulum sehingga diharapkan dapat
sedikit membantu kita kelak di dalam dunia pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perencanaan kurikulum?
2. Bagaimana prinsip, karakteristik dan komponen perencanaan kurikulum?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan kurikulum.
2. Untuk mengetahui prinsip, karakteristik dan komponen perencanaan
kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Perencanaan Kurikulum


Secara umum perencanaan merupakan istilah yang sering dijumpai dalam
disiplin ilmu manajemen, termasuk manajemen pendidikan bahkan manajemen
kurikulum itu sendiri. Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen
dalam sebuah lembaga pendidikan, selain pengorganisasian dan evaluasi. Usman
dalam bukunya menyatakan bahwa perencanaa adalah kegiatan yang dilakukan
dimasa yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan.1
Dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.2
Menurut Nasution, lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana
yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Dan
sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa
yang terjadi dibawah pengawasan sekolah.3
Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah direncanakan untuk
mempersiapkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Perencanaan kurikulum
mencakup pengumpulan, pembentukan, sintesis, menyeleksi informasi yang
relevan dari berbagai sumber. Kemudian informasi yang didapatkan digunakan
untuk mendesain pengalaman belajar sehingga siswa dapat memperoleh tujuan
kurikulum yang diharapkan.
Sedangkan perencanaan kurikulum itu sendiri adalah perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah
1Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Malang: Bumi Aksara,
2015), h, 93.
2 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h, 91-92.
3 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran Cet. VI, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h, 5.

3
perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-
perubahan telah terjadi pada diri siswa. Didalam perencanaan kurikulum minimal
ada lima hal yang mempengaruhi perencanaan dan pembuatan keputusan yaitu
filosofis, konten/materi, manajemen pembelajaran, pelatihan guru dan sistem
pembelajaran. Tujuan dari perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk
kerangka teori dan penelitian terhadap kekuatan sosial, perkembangan masyarakat
dan kebutuhan serta gaya belajar siswa.4
Dari pengertian yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan kurikulum adalah sebuah proses mempersiapkan segala hal
yang diperlukan untuk merancang sebuah kurikulum yang baik serta mencapai
tujuan yang diinginkan dalam sebuah pembelajaran.
B. Prinsip Perencanaan Kurikulum
Berikut ini adalah uraian lebih lanjut dari prinsip-prinsip yang
dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata atau yang dikenal dengan prinsip
umum:
1. Relevansi/Kesesuaian
Kurikulum merupakan relnya pendidikan untuk membawa siswa agar
dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun
keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh
sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam
kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Inilah yang
disebut dengan prinsip relevansi. Prinsip relevansi adalah prinsip
kesesuaian. Ada dua macam relevansi, yaitu :
a) Relevansi internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki
keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara
tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat

4 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h, 21.

4
penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini
menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
b) Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi,
dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
2. Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus bersifat luwes,
lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam
pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
situasi/kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang peserta didik.
3. Kontinuitas
Dalam prinsip ini adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara horizontal. Kurikulum disusun secara
berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan
bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan
satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai
dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat
perkembangan siswa. Pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang
di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. Jadi dengan prinsip ini,
tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut
sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.

4. Praktis

5
Dalam prinsip ini mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber
lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai. Prinsip ini berhubungan dengan perbandingan antara tenaga,
waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang
diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas
dapat memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun bagus dan
idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan
prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka
kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum
harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
5. Efektivitas
Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum
dikatakan sebagai instrument untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas.
Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi,
metode dan sistem evaluasi serta model kurikulum apa yang akan
digunakan. Selain itu, akan mempermudah dan mengarahkan dalam
implementasi kurikulum itu sendiri. Prinsip efektifitas mengusahakan
agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Prinsip
efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.5

C. Karakteristik Perencanaan Kurikulum

5Nana Syoudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2009), h, 150-155.

6
Dalam perencanaan sebuah kurikulum, terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan. Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang
berbagai hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik,
karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta kebutuhan
dasar manusia.
2. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengkordinasi unsur
esensial belajar mengajar yang efektif.
3. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif.
Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan individual siswa, untuk
membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang kondusif.
4. Tujuan-ujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan
kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
5. Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi
yang konkrit, agar dapat digunakan dalam pengembangan rencana
kurikulum yang spesifik. Jika tidak, persepsi yang muncul kurang jelas
dan kontradiktif.
6. Masyarakat luas memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengetahui
berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan
tujuan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, para pendidiklah yang
bekewajiban untuk memberitahukannya.
7. Dengan keahlian profesional mereka, pendidik berhak dan
bertanggung jawab mengidentifikasi program sekolah yang akan
membimbing siswa kearah pencapaian tujuan pendidikan. Masyarakat
boleh saja memberikan saran, namun keputusan akhir tetap ada pada
pendidik.
8. Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika
dikerjakan secara bersama. Ha ini dikarenakan beragamnya unsur dari
kurikulum, yang menuntut keahlian secara luas.

7
9. Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan
siswa pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah. Berkaitan dengan hal
ini, kurikulum harus terdiri atas integrasi berbagai pengalaman yang
relevan.
10. Program sekolah harus dirancang untuk mengkoordinasikan semua
unsur dalam kurikulum kerangka kerja pendidikan.
11. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu
struktur organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah
kurikulum dan mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum.
12. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan
revitalisasi rencana dan program kurikulum.
13. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam setiap kegiatan
perencanaan kurikulum, terutama keterlibatan masyarakat dan para
siswa dalam perencanaan situasi belajar mengajar yang spesifik.
14. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu
terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga
meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum.
15. Berbagai jenjang sekolah, dari TK sampai perguruan tinggi hendaknya
merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan siswa. Untuk itu, perlu direfleksikan organisasi dan
prosedur secara bervariasi.6
D. Komponen-Komponen Perencanaan Kurikulum
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan
kurikulum memiliki bagian-bagian atau komponen-komponen yang penting
dalam menunjang dan mendukung operasinya secara baik. komponen-komponen
ini meliputi:
1. Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau

6 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan, h, 174.

8
acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau
tidaknya program atau pengajaran di sekolah dapat diukur dari
seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut.7
Tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan
nasional, yaitu tujuan yang ingin dicapai secara nasional yang dilandasi
oleh falsafah suatu negara.8 Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan
umum pendidikan harus dijabarkan dari falsafah pancasila sebagai
falsafah bangsa Indonesia.
Tujuan umum pendidikan nasional masih bersifat umum dan abstrak
serta memerlukan jangka panjang dalam pelaksanaannya. Untuk itu,
tujuan umum perlu dijabarkan dalam tujuan kurikulum yang terdiri
dari tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.9
a) Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan, artinya apa yang seharusnya dimiliki oleh
siswa setelah tamat dari lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena
itu tujuan institusional merupakan kemampuan yang diharapkan
untuk dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan program
studinya pada lembaga tersebut.
b) Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran.
Bila dilihat secara operasional, maka tujuan kurikuler adalah
rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik
setelah menyelesaikan atau mempelajari suatu bidang studi atau
mata pelajaran tersebut.
c) Tujuan Instruksional

7 Ahmad Khoiron, Komponen Kurikulum dan Prosedur Pengembangan Kurikulum,


http://koir.multiply.com, 10 Oktober 2017.
8 Asep Herry Hernawan, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2003), hlm. 18.
9 A. Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya : Bina Ilmu, 1996), h. 82.

9
Tujuan Instruksional adalah tujuan pengajaran atau tujuan yang
diharapkan dapat dicapai pada saat terjadinya proses belajar
mengajar atau setelah proses pembelajaran.10
2. Konten/Isi
Isi dari kurikulum adalah materi atau bahan pelajaran dan pengetahuan
atau pengalaman belajar yang harus diberikan kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan.11 Untuk menentukan isi kurikulum
tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan,
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta kondisi anak didik (psikologis anak)
pada setiap jenjang pendidikan tersebut.12
Perkembangan ilmu pengetahuan manusia semakin lama semakin
kompleks dan sangat luas, sehingga tidak semua pengetahuan itu dapat
diberikan kepada anak didik. Ketidakmampuan tersebut disebabkan
oleh berbagai faktor, misalnya: keterbatasan waktu dan sumber-sumber
yang tersedia di sekolah, tuntutan dan kebutuhan masyarakat
senantiasa berkembang, adanya beberapa jenjang dan tingkat
pendidikan yang menuntut penyelesaian tujuan.
Atas dasar pemikiran diatas, perlu adanya seleksi bahan kurikulum,
yaitu :
a) Bahan kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa.
b) Bahan kurikulum harus mencerminkan kehidupan sosio-kultural.
c) Bahan kurikulum harus dapat mencapai tujuan yang didalamnya
mengandung aspek intelektual, emosional, sosial dan moral
keagamaan.
3. Aktivitas Belajar

10 Hidayat Soetomo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,


Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), h. 32.
11 Faududdin, dkk., Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Dirjen Binbaga
Islam, 1994), h. 53.
12 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat : Ciputat
Press, 2005), h. 53.

10
Kegiatan atau aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai berbagai
aktivitas yang deberikan oleh guru dalam situasi-belajar mengajar.
Aktivitas belajar ini disesain agar siswa memperoleh muatan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan kurikulum agar dapat tercapai.
Berkaitan dengan aktivitas belajar harus diperhatikan pula strategi
belajar mengajar yang efektif yang dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Pengajaran exspositori
Melibatkan pengiriman informasi dalam satu arah atau ceramah.
b) Pengajaran interaktif
Pada dasarnya pengajaran interaktif sama dengan pengajaran
ekspositori yang membedakan dalam pengajaran ekspositori
terdapat dorongan yang disengaja ketika terjadi interaksi antara
guru dan pembelajaran yang biasanya berbentuk pemberian
pertanyaan.
c) Pengajaran atau diskusi kelompok kecil
Melibatkan kelompok-kelompok kecil yang berkerja relatif bebas
untuk mencapai suatu tujuan. Peran guru berubah dari seorang
pemberi pengetahuan menjadi koordinator aktivitas dan pengarah
informasi.
d) Pengajaran inquiri atau pemecahan masalah
Ciri utama strategi ini adalah aktifnya pembelajar dalam penentu
jawaban dari berbagai pertanyaan serta pemecahan masalah.bisa
dilaksanakan bisa berpasangan atau dalam kelompok besar.
4. Evaluasi
Evaluasi kurikulum merupakan penilaian terhadap suatu kurikulum
sebagai program pendidikan untuk menentukan efesiensi, efektivitas,
relevansi, dan produktivitas program dalam mencapai tujuan
pendidikan. Kegiatan evaluasi ditujukan untuk menilai sejauh mana
tujuan pendidikan tercapai dan sejauh mana proses kurikulum itu
berjalan seperti yang diharapkan. Hasil dari kegiatan evaluasi ini dapat

11
dijadikan sebagai umpan balik (feed back) untuk mengadakan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum selanjutnya.
Evaluasi kurikulum dapat ditetapkan untuk mencapai dua sasaran,
yakni evaluasi terhadap proses kurikulum dan evaluasi terhadap
produk (hasil) kurikulum. Evaluasi terhadap proses kurikulum,
dimaksudkan untuk mengetahui apakah proses itu berjalan secara
optimal sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan. Sedangkan
evaluasi terhadap produk, dimaksudkan untuk menilai sejauh mana
keberhasilan kurikulum dapat mengantarkan siswa kearah tujuan yang
ditetapkan.

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip dengan mengikuti alur klarifikasi yang dikemukakan oleh
Nana Syaodih Sukmadinata atau yang dikenal dengan prinsip umum:
1. Relevansi/Kesesuaian
2. Fleksibilitas
3. Kontinuitas
4. Praktis
5. Evektifitas
Dalam perencanaan sebuah kurikulum, terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan.aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang
berbagai hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik,
karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta kebutuhan
dasar manusia.
2. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengkordinasi unsur
esensial belajar mengajar yang efektif.
3. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif.
Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan individual siswa, untuk
membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang kondusif.

Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk


mencapai tujuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan
kurikulum memiliki bagian-bagian atau komponen-komponen yang penting dalam
menunjang dan mendukung operasinya secarabaik. komponen-komponen ini
meliputi:

13
1. Tujuan
2. Konten/Isi
3. Aktivitas Belajar
4. Evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Syarief A Hamid, 1996, Pengembangan Kurikulum, Surabaya : Bina Ilmu.

14
Khoiron Ahmad, Komponen Kurikulum dan Prosedur Pengembangan Kurikulum,
http://koir.multiply.com, 10 Oktober 2017.
Hernawan Asep Herry dkk. 2003, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Faududdin, dkk., 1994, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta : Dirjen
Binbaga Islam.
Soetomo Hidayat dan Wasty Soemanto, 1993, Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum, Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta :
Bumi Aksara.
Sukmadinata Nana Syaoudih, 2009, Pengembangan Kurikulum, Teori dan
Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurdin Syafrudin, 2005, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat :
Ciputat Press.
Nasution, 2006, Kurikulum dan Pengajaran Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik Oemar, 2006, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers.
Triwiyanto Teguh, 2015, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, Malang:
Bumi Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai