Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Problematika dunia pendidikan merupakan permasalahan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia, bahkan tidak dapat dipisahkan baik dalam

kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.

Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di

negara tersebut. Begitu halnya dengan keberadaan pendidikan agama Islam di

suatu lembaga pendidikan.

Pendidikan agama mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat

penting di dalam pembangunan Nasional. Keberhasilan pembangunan disegala

bidang sangat ditentukan oleh faktor manusianya, yaitu manusia pembangunan

yang bertaqwa, berkepribadian, jujur, ikhlas serta mempunyai kesadaran

bertanggung jawab terhadap masa depan.1

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang sempurna

dibanding makhluk yang lain, dalam kehidupan manusia membutuhkan

berbagai macam pendidikan yang dapat menghantarkannya pada kehidupan

yang lebih baik. Manusia mempunyai beragam permasalahan, dan setiap

permasalahan itu pastilah memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga

memerlukan penanganan secara spesifik agar permasalahan tersebut dapat

terselesaikan dengan baik.

Allah Swt berfirman di dalam QS. al-Mujaadilah ayat 11 yang berbunyi:

1
. Abu Ahmadi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
1
 
   
  
  
   
 
  
  
 
   
  
Artinya:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat,
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.2

Ayat di atas menerangkan bahwasanya orang-orang yang beriman dan

berilmu pengetahuan akan diangkat derajadnya oleh Allah Swt, karena orang

yang memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi

kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi

dalam kehidupan. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih

tinggi dibandingkan orang yang tidak berilmu. Orang yang beriman, tetapi

tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang

tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya,

orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang

dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.

2
. QS. al-Mujaadilah (58):11.

2
Berdasarkan ayat di atas, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

yang harus dipenuhi oleh setiap orang, karena hanya dengan pendidikan orang

akan memperoleh ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan dalam

kehidupannya. Tanpa pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan

diri dengan masyarakat yang ada di sekitarnya dan kemungkinan besar tidak

dapat menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang semakin beragam.

Di era modern seperti sekarangng ini, untuk mengajarkan dan menanamkan

nilai-nilai pendidikan agama Islam tidaklah mudah, pendidikan agama Islam

harus mampu diseimbangkan dengan perkembangan modern, sehingga

pendidikan agama Islam tidak tertinggal dibandingkan dengan pendidikan

umum.

Tujuan utama dari pendidikan agama Islam selain memberikan bekal

pengetahuan tentang ilmu-ilmu keislaman juga menanamkan nilai-nilai Islam

ke dalam diri siswa. Guru pendidikan agama Islam adalah orang yang

melaksanakan bimbingan terhadap siswa secara islami, dalam suatu situasi

pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan

ajaran Islam.3 Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka guru pendidikan

agama Islam merupakan salah satu instrumen yang penting.

Guru pendidikan agama Islam selain sebagai instrumen yang penting,

dalam proses pembelajaran juga berperan sebagai motivator. Motivasi

merupakan faktor penunjang untuk menentukan usaha belajar siswa dan juga

sebagai usaha yang dapat membawa siswa kearah pengalaman belajar. Dalam

3
. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), cet 4,
h. 50

3
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, termasuk pendidikan agama Islam

di sekolah-sekolah dan madrasah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang

paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan, banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami

oleh siswa.4

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Di sekolah guru terkadang berhadapan dengan siswa yang

antusias, biasa-basa saja dan ada pula yang malas dalam mengikuti pelajaran.

Guru dalam pendidikan Islam memiliki arti dan peranan yang sangat

penting. Hal ini disebabkan karena ia memiliki tanggung jawab dalam

menentukan arah pendidikan. Pembelajaran akan berhasil manakala siswa

memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi

belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru.

Guru yang baik dalam mengajar selamanya akan berusaha mendorong siswa

untuk beraktivitas mencapai tujuan pembelajaran.5

MTs Ma’arif 02 Kotagajah merupakan suatu lembaga pendidikan

sekolah swasta yang dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dibagi menjadi

2 waktu, yaitu waktu pagi dan waktu siang. Hal ini disebabkan karena

4
. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan
Kompetensi), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) h. 57-58
5
. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pmbelajaran:Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), h. 251.

4
kurangnya gedung ruang belajar yang dibutuhkan untuk menampung seluruh

siswa yang ada di MTs Ma’arif 02 Kotagajah.

Pada proses pembelajaran di siang hari guru pendidikan agama Islam

harus bisa membuat proses pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan

menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan memiliki rasa ketertarikan

untuk melakukan proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran pada siang

hari ada permasaalahan yang dihadapi oleh guru pendidikan agama Islam,

kurangnya rasa bersemangat siswa dalam mengikuti proses pembelajara,

padahal dalam proses pembelajaran guru sudah menggunakan alat bantu yang

diharapkan mampu menarik perhatian dan menambah motivasi belajar

siswanya, kurangnya tingkat kesadaran pada diri siswa akan pentingnya

belajar, ketika diberi tugas untuk mengerjakan tugas secara berkelompok

masih terdapat siswa yang tidak ikut mengerjakan, rasa mengantuk yang

dialami oleh siswa saat proses pembelajaran, kondisi cuaca yang terkadang

tidak mendukung seperti panas sehingga membuat siswa sibuk sendiri dengan

berkipas-kipas, masih terdapat siswa yang mengobrol saat guru menjelaskan

materi pembelajaran, masih terdapat siswa yang berkeliaran di luar kelas

setelah bel masuk berbunyi.

Dilihat dari penjabaran di atas dapat dikatakan bahwasanya motivasi

belajar yang dimiliki siswa itu kurang. Selain itu jam pelajaran pada siang hari

lebih sedikit dari pada jam pelajaran dipagi hari. Pada jam pelajaran siang hari

alokasi waktunya hanya 2x30 menit ( 1xpertemuan), berbeda dengan jam

pelajaran pada pagi hari yang alokasi waktunya 2x40 menit (1xpertemuan),

5
oleh karena itu pada saat pembelajaran disiang hari, guru pendidikan agama

Islam harus bisa membuat proses pembelajaran berjalan secara baik serta

dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam proses penyampaian materi.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan Motivasi

Belajar Siswa di MTs Ma’arif 02 Kotagajah”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan

motivasi belajar siswa kelas VIII (khususnya jam masuk siang) di MTs

Ma’arif 02 Kotagajah ?

2. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi

belajar siswa di MTs Ma’arif 02 Kotagajah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui upaya guru pendidikan agama Islam dalam

peningkatan motivasi belajar di MTs Ma’arif 02 Kotagajah

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi belajar siswa di MTs Ma’arif 02 Kotagajah.

2. Manfaat penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan

terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar

6
b. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya maupun para

pengajar khusunya, agar menyadari betapa pentingnya meningkatkan

motivasi belajar

c. Semoga dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai

bahan masukan dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan

dengan peningkatan motivasi belajar.

D. Penelitian Relevan

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan terhadap karya ilmiah

(skripsi) di perpustakaan STAIN Jurai Siwo Metro, penulis menemukan ada

yang membahas mengenai upaya guru pendidikan agama Islam. Di bawah ini

akan disajikan beberapa kutipan hasil penelitian yang terkait diantaranya

adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono tentang “Usaha-Usaha Guru

Agama Islam dalam Membangkitkan Minat Belajar pada Siswa Madrasah

Tsanawiyah Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Sukadana”

menyataka bahwa: Tugas guru di sekolah bukan hanya menyampaikan ilmu

pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi tetapi juga sebagai motivator

dalam kegiatan pembelajaran dan juga sebagai pencipta tingkah laku siswa

yang berakhlaq yang baik dan terpuji.6

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Asiah yang berjudul ”Usaha Guru

Agama Islam dalam Membangkitkan Minat Belajar dan Pengaruh Prestasi

Siswa SLTP Swadaya Natar Lampung Selatan” menyatakan bahwa usaha-

6
. Supriyono, Usaha-Usaha Guru Agama Islam dalam Membangkitkan Minat Belajar
Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Sukadana,
(Metro:STAIN Jurai Siwo Metro, 1997), h. 34

7
usaha yang dilakukan secara optimal dalam membangkitkan minat belajar

siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam dapat dilakukan

dengan cara:1) Memantapkan materi dengan pertanyaan, 2) Memberikan

penjelasan mengenai status nilai pelajaran pendidikan agama islam, 3)

Mengukuhkan aqidah siswa, 4) Membuka ruang tanya jawab.7

Berdasarkan tinjauan pustaka terhadap skripsi yang ada diperpustakaan

STAIN Jurai Siwo Metro, maka dapat disimpulkan bahwa judul skripsi yang

penulis teliti belum pernah diangkat sebelumnya. Memang ada skripsi yang di

dalamnya membahas tentang upaya guru pendidikan agama Islam namun

penelitian yang penulis angkat memiliki perbedaan dengan skripsi yang ada,

karena lebih memfokuskan kepada upaya guru pendidikan agama Islam

dalam peningkatan motivasi belajar siswa. Pada skripsi Supriyono yaitu

membahas mengenai usaha guru pendidkan agama Islam dalam

meningkatkan minat belajar, dan skripsi Siti Asiah yaitu membahas mengenai

usaha guru agama Islam dalam membangkitkan minat belajar dan pengaruh

prestasi siswa.

7
. Siti Asiah, Usaha Guru Agama Islam dalam Membangkitkan Minat Belajar dan
Pengaruh Prestasi Siswa SLTP Swadaya Natar Lampung Selatan, (Metro: STAIN Jurai Siwo
Metro, 1999), h. 66.

Anda mungkin juga menyukai