Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 2
BAB II ...................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 5
2.1. Landasan Teori ....................................................................................................... 5
2.1.1. Ketenagakerjaan ............................................................................................. 5
2.1.2. Pengertian Angkatan Kerja ........................................................................... 8
2.1.3. Kesempatan Kerja ........................................................................................ 10
2.1.4. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja ................................................ 10
2.1.5. Penyerapan Tenaga Kerja ........................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................. 14
ISI DAN PEMBAHASAN .................................................................................................... 14
3.1. Angka Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan ...................................... 14
3.2. Angka Penduduk Yang Bekerja .......................................................................... 16
3.3. Angka Pengangguran ........................................................................................... 18
BAB IV ................................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................................. 20
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

usaha memajukan pembangunan bangsa karena terkait dengan kesejahteraan

masyarakat. Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan, yang

berperan sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan distribusi

barang/jasa, serta sebagai sasaran untuk menghidupkan dan mengembangkan pasar.

Oleh sebab itu, ketenagakerjaan dijadikan salah satu prioritas utama pembangunan

oleh pemerintah yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN).

Permasalahan yang akan selalu dihadapi sektor ketenagakerjaan adalah

tingginya angka pengangguran. Pengangguran merupakan dampak dari jumlah

angkatan kerja yang tumbuh lebih cepat dari pada kesempatan kerja. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa angka pengangguran di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2007 mencapai 131.935 jiwa, 2008 jumlahnya

110.081 jiwa, 2009 sebanyak 115.812 jiwa, 2010 dan 2017 adalah 96.674 jiwa dan

98.959 jiwa. Bisa dilihaat bahwa angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan

selalu mengalami fluktuasi, namun penurunan dan kenaikan angka tersebut masih

tidak terlalu signifikan. Sehingga hal ini menyebabkan tidak terselesaikannya

permasalahan yang complex, yaitu sulitnya untuk mengejar laju pertumbuhan

angkatan kerja yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja.
Angkatan kerja mencakup penduduk yang bekerja dan yang sedang mencari

pekerjaan. Penduduk yang bekerja dibagi menjadi dua, yaitu penduduk yang bekerja

penuh dan setengah menganggur. Menurut BPS, bekerja adalah kegiatan melakukan

pekerjaan dengan tujuan memperoleh nafkah atau membantu memperoleh nafkah

paling sedikit satu jam secara terus- menerus selama seminggu yang lalu. Sementara

yang dimaksud dengan mencari pekerjaan adalah upaya yang dilakukan untuk

memperoleh pekerjaan. Penduduk yang mencari pekerjaan dibagi menjadi penduduk

yang pernah bekerja dan penduduk yang belum penuh bekerja.

Melihat data statistika Provinsi Kalimantan Selatan dalam angka, jumlah

penduduk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017 yang merupakan angkatan kerja

adalah sebanyak 2.074.117 jiwa yang terdiri dari 1.975.161 jiwa terkategori bekerja

dan sebesar 98.956 jiwa terkategori mencari kerja atau pengangguran..

Penduduk yang tidak aktif secara ekonomi digolongkan dalam kelompok

bukan angkatan kerja yang terdiri dari kelompok mereka yang bersekolah, kelompok

yang mengurus rumah tangga yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa

memperoleh upah dan golongan lainnya. Golongan yang masih bersekolah dan yang

mengurus rumah tangga sewaktu-waktu dapat masuk ke pasar kerja dan menjadi

komposisi angkatan kerja sehingga kelompok ini dapat juga disebut sebagai angkatan

kerja potensial. Dan diketahui jumlah yang bukan angkatan kerja di Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar 886.284 jiwa. Sektor formal didefinisikan

sebagai usaha yang dimiliki badan usaha dengan memiliki tenaga kerja, sedangkan
sektor informal adalah usaha yang dilakukan sendiri atau dibantu orang lain dan atau

pekerja bebas serta pekerja yang tak dibayar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori

2.1.1. Ketenagakerjaan

Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut

sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

masyarakat.

Indonesia, Badan Pusat Statistik pada tahun sekitar 1970-an menentukan batas

usia kerja bila seseorang berumur 10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan

SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja) batas usia kerja dirubah menjadi 15 tahun atau

lebih, ini dilaksanakan karena dianjurkan oleh International Labour Organization

(ILO).

Dalam hubungannya dengan pasar tenaga kerja perilaku penduduk dipisahkan

menjadi 2 golongan, yaitu golongan aktif secara ekonomis dan bukan. Angkatan kerja

termasuk golongan aktif secara ekonomis. Golongan ini terdiri dari penduduk yang

menawarkan tenaga kerjanya dan berhasil memperolehnya (employed) dan penduduk

yang menawarkan tenaga kerjanya di pasar tenaga kerja tetapi belum berhasil

memperolehnya (unemployed).

Beberapa konsep ketenagakerjaan yang berlaku secara umum yaitu :


a) Tenaga Kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK)

Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) atau

jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika

mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

b) Angkatan Kerja (labor force)

Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya

terlibat atau berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan

produksi barang dan jasa, maka yang merupakan angkatan kerja adalah

penduduk yang kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu bekerja (K)

dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan (MP). Angkatan kerja yang

masuk kategori bekerja apabila minimum bekerja selama 1 jam selama

seminggu lalu untuk kegiatan produktif sebelum pencacahan dilakukan.

Mencari pekerjaan adalah seseorang yang kegiatan utamanya sedang

mencari pekerjaan, atau sementara sedang mencari pekerjaan dan belum

bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu. Jadi angkatan kerja

dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai berikut :

AK = K + MP.

Penjumlahan angka angka angkatan kerja dalam bahasa ekonomi disebut

sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply). Sedangkan penduduk

yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja termasuk ke dalam sisi

permintaan (labour demand).


c) Bukan Angkatan Kerja (unlabour force)

Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia (15 tahun ke atas),

namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah sekolah,

mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seseorang yang sekolah,

mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, tetapi kegiatan

utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap termasuk adalam

kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang tercatat lainnya jumlahnya

tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke dalam transisi antara

sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau

tidak dalam ketegori bukan angkatan kerja (BAK). Jadi jumlah usia kerja

(UK) apabila dilihat melalu persamaan identias adalah sebagai berikut :

UK = AK + BAK

d) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPUK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah

angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk

dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan angkatan kerja

dengan tenaga kerja. Untuk menghitung tingkat partisipasi angkatan kerja

(TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut :


𝐴𝐾
TPAK = 𝑈𝐾 X 100%

e) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak

dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu

membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah

angkatan kerja. Tingkat pengangguran (TP) dapat dirumus sebagai

berikut:
𝑀𝑃
TP = 𝐴𝐾 X 100%

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan (demand)

dan lapangan pekerjaan yang tersedia di dalam masyarakat. Permintaan tenaga kerja

dipengaruhi oleh kegiatan perekonomian dan tingkat upah. Besar penempatan

(jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengengaruhi oleh factor

kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut, sedangkan besarnya penyediaan dan

permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah. Pada ekonomi ekonomi klasik

bahwa penyediaan atau penawara tenaga kerja akan meningkat ketika upah naik,

sebaliknya permintaan tenaga kerja akan berkurang ketika upah turun.

2.1.2. Pengertian Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah mereka yang aktif dalam kegiatan menghasilkan

barang atau jasa serta mereka yang siap bekerja dan sedang berusaha untuk mencari

pekerjaan. Angkatan Kerja (labour force) didefinisikan sebagai bagian dari

pertumbuhan penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari

kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber

daya manusia. Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah

penduduknya. Kenaikan pertumbuhan penduduk terutama yang termasuk golongan


usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang

banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi

yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Definisi lain tentang angkatan kerja menyebutkan bahwa, angkatan kerja

adalah bagian dari tenaga kerja yang sebenarnya terlibat dalam kegiatan yang

produktif, yaitu yang menghasilkan barang dan jasa, termasuk mereka yang berusaha

untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu masih ada arti lain yang

menyebutkan bahwa setiap orang yang masih mampu menghasilkan barang atau jasa

merupakan angkatan kerja meskipun telah melewati batas usia yang telah ditetapkan

oleh perusahaan atau instansi baik pemerintah maupun swasta dan termasuk usia

pensiun

Pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu struktur umur

penduduk dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja dalam suatu

negara atau suatu daerah sewaktu-waktu tergantung dari pertumbuhan penduduk usia

kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan bukan angkatan kerja dalam usia kerja

ini disebut tingkat partisipasi kerja (Mulyani, 2010).

Lalu kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah,

golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lainnya yang menerima

pendapatan. Sewaktu-waktu ketiga golongan tersebut dapat menawarkan jasanya

untuk bekerja. Maka dari itu kelompok ini disebut sebagai angkatan kerja potensial.

Selain kelompok di atas masih ada yang disebut dengan pengangguran. Jumlah

penduduk dan angkatan kerja yang besar serta laju pertumbuhan penduduk yang

tinggi disuatu negara sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung
ekonomi yang efektif di negara itu cukup kuat memenuhi berbagai macam kebutuhan

masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

2.1.3. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk

bekerja pada suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga

kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau

seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Kebijaksanaan negara dalam

kesempatan kerja meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan

perluasan lapangan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan kualitas

angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi pembangunan

di daerah masing-masing.

Penciptaan kesempatan kerja adalah langkah yang tepat, mengingat

penawaran tenaga kerja yang lebih tinggi dari permintaannya. Kelebihan tenaga kerja

yang lebih tinggi dari permintaannya. Kelebihan tenaga kerja ini biasanya merupakan

tenaga kerja tidak ahli, sehingga perlu kiranya perluasan investasi pada proyekproyek

padat karya, bukan pada perkembangan sektor kapitalis dengan ciri utama padat

modal sebagai hasil dari pilihan strategi pembangunan yang mendahulukan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi

2.1.4. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dan kuantitas

tenaga kerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan, ini berbeda

dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang

karena barang itu nikmat (utility) kepada si pembeli. Sementara pengusaha


mempekerjakan seseorang karena memproduksikan barang untuk dijual kepada

masyarakat konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap

tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang

diproduksinya. Permintaan tenaga kerja seperti ini disebut “derived demand”

(Simanjuntak, 2002).

Permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak suatu

lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah pada

suatu periode tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan

permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli barang karena

barang tersebut memberikan kegunaan kepada konsumen. Akan tetapi bagi

pengusaha mempekerjakan seseorang bertujuan untuk membantu memproduksi

barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan

permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan

masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Oleh karena itu, permintaan akan

tenaga kerja merupakan permintaan turunan. Fungsi permintaan tenaga kerja biasanya

didasarkan pada teori ekonomi neoklasik, di mana dalam ekonomi pasar diasumsikan

bahwa pengusaha tidak dapat mempengaruhi harga pasar (price taker).

Dalam hal memaksimalkan laba, pengusaha hanya dapat mengatur berapa

jumlah tenaga kerja yang dapat dipekerjakan. Fungsi permintaan tenaga kerja

didasarkan pada : (1) tambahan hasil marjinal, yaitu tambahan hasil (output) yang

diperoleh dengan penambahan seorang pekerja atau istilah lainnya disebut Marjinal

Physical Product dari tenaga kerja (MPPL), (2) penerimaan marjinal, yaitu jumlah
uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut atau

istilah lainnya disebut Marginal Revenue (MR).

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan

oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu

tertentu. Dalam teori klasik sumber daya manusia (pekerja) merupakan individu yang

bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas

untuk menentukan jumlah jam kerja yang diinginkan. Teori ini didasarkan pada teori

tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk memaksimumkan

kepuasan dengan kendala yang dihadapinya. Semakin besar elastisitas tersebut

semakin besar peran input tenaga kerja untuk menghasilkan output, berarti semakin

kecil jumlah tenaga kerja yang diminta.

Sedangkan untuk menggambarkan pola kombinasi faktor produksi yang tidak

sebanding (variable proportions) umumnya digunakan kurva isokuan yaitu kurva

yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor produksi (tenaga kerja dan kapital)

yang menghasilkan volume produksi yang sama. Lereng isokuan menggambarkan

laju subsitusi teknis marginal atau marginal Rate Of Technical Substitution atau

dikenal dengan istilah MRS. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara

faktor tenaga kerja dan kapital yang merupakan lereng dari kurva isoquant.

2.1.5. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk

melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu keadaan yang

menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari

kerja (Todaro, 2003).


Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi

yang tercermin dari banyaknya pertumbuhan penduduk bekerja. Penduduk yang

bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya

penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena

itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja

(Kuncoro, 2002).

Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar diberbagai sektor, namun tiap

sektor mengalami pertumbuhan yang berbeda demikian juga tiap sektor berbeda

dalam menyerap tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan

dua hal, yaitu :

a) Terdapat perbedaan laju peningkatan produktifitas kerja masing-masing sektor.

b) Secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan

tenaga kerja maupun dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional.


BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
3.1. Angka Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan

Table 3.1
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja di Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2007-2017 (jiwa)
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja (Jiwa)
Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

KALIMANTAN
1730916 1780220 1821717 1840296 1904847 1939065 1900350 1941229 1987250 2078384 2074117
SELATAN

TANAH LAUT 134697 140083 145794 154915 161657 160976 153404 163093 157649 - 160165

KOTABARU 139686 140079 143677 132483 138602 140129 133297 141568 146621 - 157340

BANJAR 207040 212562 223393 274180 278218 288579 293115 303438 280643 - 296654

BARITO KUALA 152502 165887 155902 142640 159245 163898 155476 155603 159337 - 169242

TAPIN 83012 82374 86158 86387 87364 84706 88991 92425 94619 - 98027

HULU SUNGAI
113560 119222 121383 111648 108050 107733 109727 105682 114473 - 120898
SELATAN

HULU SUNGAI
132826 134879 137422 129521 137574 135299 129502 128481 139214 - 144426
TENGAH

HULU SUNGAI
123705 119224 122960 107722 117397 119060 113062 117585 113125 - 117988
UTARA

TABALONG 110252 111507 111252 117533 120435 117978 123044 121965 126403 - 131890

TANAH BUMBU 105259 107167 112747 127980 132600 141249 139113 134199 152022 - 161867

BALANGAN 70327 60240 57817 60275 63316 68267 64007 66110 64993 - 70841

KOTA
291151 311497 322177 300320 302758 315394 299799 311951 327864 - 334296
BANJARMASIN

KOTA BANJAR
66899 75499 81035 94692 97631 95797 97813 99129 110287 - 110483
BARU

Dari data di atas, dapat kita ketahui bahwa jumlah angkatan kerja di Provinsi

Kalimantan Selatan yang dimana setiap tahunnya dari 2007 sampai dengan 2017
mengalami peningkatan terkecuali pada tahun 2013. Yang dimaksud dengan

penduduk angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahunatau lebih yang

bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan pengangguran. Pada

tahun 2007 penduduk yang termasuk angkatan kerja sebesar 1.730.916 jiwa, pada

tahun 2009 berjumlah 1.821.717. Dan pada tahun 2011 sebesar 1.904.847 jiwa,

seterusnya di tahun 2013 mengalami penurunan jumlah angkatan kerja walau tidak

terlalu signifikan, yaitu sebesar 1.900.350 jiwa. Dan pada tahun 2017 sudah mencapai

di angka 2 juta, yaitu sebesar 2.074.117 yang diirngi dengan meningkatnya pula

jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah yang memberikan

kontribusi paling besar pada angka angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Selatan

berada pada Kota Banjarmasin pada tahun 2017 sebesar 334.296 jiwa, dan daerah

yang paling sedikit memiliki angkatan kerja berada di Kabupaten Balangan pada

tahun 2009 sebesar 57.817.


3.2. Angka Penduduk Yang Bekerja

Tabel 3.2
Jumlah Penduduk yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Srlatan
Tahun 2007-2017 (jiwa)
Jumlah Penduduk Bekerja (Jiwa)
Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

KALIMANTAN
1598981 1670139 1705905 1743622 1787638 1839386 1830813 1867462 1889502 1965088 1975161
SELATAN

TANAH LAUT 126625 133255 137802 148924 153695 154457 148815 158318 150510 - 154233
KOTABARU 126413 132160 135253 126104 129819 134145 127360 135989 137684 - 150600
BANJAR 193306 202183 214138 263973 266117 281198 285584 293454 270992 - 287442
BARITO
143244 159652 148038 136575 152602 156703 150446 152171 156172 - 162497
KUALA
TAPIN 75938 76645 80046 81090 82527 79042 84326 90766 89760 - 93726

HULU SUNGAI
104834 113409 115636 106964 101966 101620 105102 102888 111218 - 118455
SELATAN

HULU SUNGAI
122959 126349 128036 121382 129882 128801 127339 123276 135082 - 138463
TENGAH

HULU SUNGAI
118879 113518 116871 104339 112427 114855 109991 113619 109574 - 113133
UTARA

TABALONG 104672 107854 106890 113394 115117 112570 120446 116937 122418 - 126767

TANAH
94802 96515 101119 116765 122867 129339 129174 127816 139195 - 151301
BUMBU

BALANGAN 67425 58767 55861 58801 62237 65663 62267 65227 62192 - 69496

KOTA
259281 281166 292723 278287 270084 293300 284685 293171 300667 - 304650
BANJARMASIN

KOTA BANJAR
60603 68666 73492 87024 88298 87693 95278 93830 104038 - 104398
BARU

Data di atas merupakan data yang menjelaskan berapa jumlah penduduk yang

bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan pada periode 2007 sampai dengan tahun

2017. Yang dimaksud dengan penduduk bekerja adalah penduduk yang berusia 16-64

tahun dan memiliki sebuah pekerjaan dan sedang melakukan kegiatan ekonomi
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau

keuntungan, selama paling sedikit 1 jam berturut-turut dalam satu minggu yang lalu.

Dapat di lihat bahwa setiap tahunnya penduduk yang bekerja selalu meningkat secara

signifikan. Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2007 sebesar 1.598.981 jiwa.

Dan pada tahun 2017 meningkat dengan jumlah total penduduk yang bekerja sebesar

1.975.161. Pada tahun 2016, penduduk yang bekerja menurut umur 15 – 29 tahun

bekerja pada sektor Pertanian sebesar 31,52% dan sektor industri sebesar 18,30%,

sedangkan untuk sektor jasa sebesar 50,18%. Kemudian penduduk usia yang

termasuk dalam umur 30-49 tahun yang bekerja pada sektor pertanian sebesar

33,56%, untuk sektor industri sebesar 21,23% dan pada sektor jasa 45,22%.

Sedangkan penduduk yang bekerja pada umur ≥ 50 tahun, yang bekerja di sektor

pertanian 49,16%, sedangkan pada sektor industri hanya sebesar 11,72% dan pada

sektor jasa sebesar 39,13%. Yang dimaksud dengan sektor pertanian adalah pekerjaan

yang meliputi bidang: 1) pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Sedangkan

dalam sektor perdagangan meliputi : 1) pertambangan dan penggalian, 2) industri

pengolahan, 3) listrik, gas dan air dan 5) bangunan. Dan untuk sektor jasa meliputi:

1)angkutan, pergudangan dan komunikasi, 2) keuangan, asuransi, usaha persewaan

bangunan, tanah dan jasa perusahaan, 3) jasa kemasyarakatan dan lainnya.


3.3. Angka Pengangguran

Tabel 3.3
Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2007-2017 (jiwa)
Jumlah Penduduk Pengangguran/Mencari Kerja (Jiwa)
Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
KALIMANTAN
131935 110081 115812 96674 117209 99679 69537 73767 97748 113296 98956
SELATAN
TANAH LAUT 8072 6828 7992 5991 7962 6519 4589 4775 7139 - 5932
KOTABARU 13273 7919 8424 6379 8783 5984 5937 5579 8937 - 6740
BANJAR 13734 10379 9255 10207 12101 7381 7531 9984 9651 - 9212
BARITO KUALA 9258 6235 7864 6065 6643 7195 5030 3432 3165 - 6745
TAPIN 7074 5729 6112 5297 4837 5664 4665 1659 4859 - 4301
HULU SUNGAI
8726 5813 5747 4684 6084 6113 4625 2794 3255 - 2443
SELATAN
HULU SUNGAI
9867 8530 9386 8139 7692 6498 2163 5205 4132 - 5963
TENGAH
HULU SUNGAI
4826 5706 6089 3383 4970 4205 3071 3966 3551 - 4855
UTARA
TABALONG 5580 3653 4362 4139 5318 5408 2598 5028 3985 - 5123
TANAH
10457 10652 11628 11215 9733 11910 9939 6383 12827 - 10566
BUMBU
BALANGAN 2902 1473 1956 1474 1079 2604 1740 883 2801 - 1345
KOTA
31870 30331 29454 22033 32674 22094 15114 18780 27197 - 29646
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
6296 6833 7543 7668 9333 8104 2535 5299 6249 - 6085
BARU

Data di atas merupakan data jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan


Selatan pada tahun 2007 sampai 2017. Pengangguran terbuka terdiri dari mereka
yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang sedang mempersiapkan usaha dan
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena alasan merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan. Tingkat pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan
selama 10 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Yang dimana pengangguran tertinggi
berada pada tahun 2007 sebesar 131.935 jiwa dan pengangguran terendah sebesar
69.537 pada tahun 2013.
Analisa pengangguran laki-laki dan perempuan pada tahun 2016 pada umur
15-29 tahun yang tidak pernah sekolah sebesar 19,81%, pada tingkat SD sebesar
16,04%, sedangkan SLTP 15,85% dan SLTA ke atas 48,31%. Pengangguran yang
termasuk dalam umur 30-49 tahun yang tidak pernah sekolah sebesar 23,58%, pada
tingkat SD sebesar 9,64%, sedangkan SLTP 18,92% dan SLTA ke atas sebesar
47,85%. Dan pengangguran pada umur 50 tahun ke atas yang tidak pernah sekolah
sebesar 47,32%, pada tingkat SLTP sebesar 36,24% dan tingkat SLTA ke atas
sebesar 16,43%.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah di uraikan pada bab

sebelumnya, maka para peneliti mengambil kesimpulan sesuai dengan hasil

penelitian. Kesimpulan tersebut menjelaskan bahwa angkatan kerja di Provinsi

Kalimantan Selatan setiap tahunnya selalu meningkat, terkecuali pada tahun 2013

yang terjadi penurunan walau hanya sedikit.

Penduduk yang bekerja merupakan salah satu komposisi dari angkatan kerja

di Provinsi Kalimantan Selatan yang selalu meningkat secara signifikan setiap

tahunnya mulai dari 2007 sampai dengan 2017. Yang dimana umur 15-29 tahun lebih

mendominasi pada sektor jasa dengan persentasi 50,18% pada tahun 2016. Dan

penduduk yang bekerja dengan umur 30-49 tahun mendominasi pada sektor jasa

sebesar 45,22%. Sedangkan pekerja yang berumur 50 tahun ke atas lebih dominan

bekerja pada sektor pertanian yang persentasinya sebesar 49,16%

Sedangkan tingkat pengangguran pada umur 15-29 tahun yang lebih banyak

menganggurnya berada pada tingkat pendidikan SLTA ke atas, hal ini disebabkan

karena pada umur 15-29 tahun, seseorang baru saja menyelesaikan pendidikannya.

Sedangkan umur 30-49 tahun berada pada tingkat pendidikan SLTA ke atas. Dan

umur 50 tahun ke atas pengangguran lebih cenderung tidak bersekolah. Karena

sebelum tahun 2000, perspektif di masyarakat cenderung menganggap tingkat

pendidikan masih belum menjadi hal yang penting seperti sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, H. (2002). Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Renaga Kerja. Jurnal

Ekonomi Pembangunan (JEP) , Vol. 7, No 1.

Mudrajad kuncoro. 1996. Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Agroindustri

Indonesia: Suatu Catatan Empiris. KELOLA. Vol. V No.11 Tahun 1996

Mulyani, S. (2010). Metodologi Penelitian Angkatan Kerja: Edisi Pertama. Medan:

USU Press.

Anda mungkin juga menyukai