Komposisi Angkatan Kerja
Komposisi Angkatan Kerja
BAB I........................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 2
BAB II ...................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 5
2.1. Landasan Teori ....................................................................................................... 5
2.1.1. Ketenagakerjaan ............................................................................................. 5
2.1.2. Pengertian Angkatan Kerja ........................................................................... 8
2.1.3. Kesempatan Kerja ........................................................................................ 10
2.1.4. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja ................................................ 10
2.1.5. Penyerapan Tenaga Kerja ........................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................. 14
ISI DAN PEMBAHASAN .................................................................................................... 14
3.1. Angka Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan ...................................... 14
3.2. Angka Penduduk Yang Bekerja .......................................................................... 16
3.3. Angka Pengangguran ........................................................................................... 18
BAB IV ................................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................................. 20
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
berperan sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan distribusi
Oleh sebab itu, ketenagakerjaan dijadikan salah satu prioritas utama pembangunan
Nasional (RPJMN).
angkatan kerja yang tumbuh lebih cepat dari pada kesempatan kerja. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa angka pengangguran di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2007 mencapai 131.935 jiwa, 2008 jumlahnya
110.081 jiwa, 2009 sebanyak 115.812 jiwa, 2010 dan 2017 adalah 96.674 jiwa dan
98.959 jiwa. Bisa dilihaat bahwa angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan
selalu mengalami fluktuasi, namun penurunan dan kenaikan angka tersebut masih
angkatan kerja yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja.
Angkatan kerja mencakup penduduk yang bekerja dan yang sedang mencari
pekerjaan. Penduduk yang bekerja dibagi menjadi dua, yaitu penduduk yang bekerja
penuh dan setengah menganggur. Menurut BPS, bekerja adalah kegiatan melakukan
paling sedikit satu jam secara terus- menerus selama seminggu yang lalu. Sementara
yang dimaksud dengan mencari pekerjaan adalah upaya yang dilakukan untuk
penduduk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017 yang merupakan angkatan kerja
adalah sebanyak 2.074.117 jiwa yang terdiri dari 1.975.161 jiwa terkategori bekerja
bukan angkatan kerja yang terdiri dari kelompok mereka yang bersekolah, kelompok
yang mengurus rumah tangga yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa
memperoleh upah dan golongan lainnya. Golongan yang masih bersekolah dan yang
mengurus rumah tangga sewaktu-waktu dapat masuk ke pasar kerja dan menjadi
komposisi angkatan kerja sehingga kelompok ini dapat juga disebut sebagai angkatan
kerja potensial. Dan diketahui jumlah yang bukan angkatan kerja di Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar 886.284 jiwa. Sektor formal didefinisikan
sebagai usaha yang dimiliki badan usaha dengan memiliki tenaga kerja, sedangkan
sektor informal adalah usaha yang dilakukan sendiri atau dibantu orang lain dan atau
2.1.1. Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.
Indonesia, Badan Pusat Statistik pada tahun sekitar 1970-an menentukan batas
usia kerja bila seseorang berumur 10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan
SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja) batas usia kerja dirubah menjadi 15 tahun atau
(ILO).
menjadi 2 golongan, yaitu golongan aktif secara ekonomis dan bukan. Angkatan kerja
termasuk golongan aktif secara ekonomis. Golongan ini terdiri dari penduduk yang
yang menawarkan tenaga kerjanya di pasar tenaga kerja tetapi belum berhasil
memperolehnya (unemployed).
Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) atau
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
terlibat atau berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan
produksi barang dan jasa, maka yang merupakan angkatan kerja adalah
penduduk yang kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu bekerja (K)
dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan (MP). Angkatan kerja yang
bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu. Jadi angkatan kerja
AK = K + MP.
yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja termasuk ke dalam sisi
Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia (15 tahun ke atas),
mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, tetapi kegiatan
tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke dalam transisi antara
tidak dalam ketegori bukan angkatan kerja (BAK). Jadi jumlah usia kerja
UK = AK + BAK
e) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak
berikut:
𝑀𝑃
TP = 𝐴𝐾 X 100%
dan lapangan pekerjaan yang tersedia di dalam masyarakat. Permintaan tenaga kerja
(jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengengaruhi oleh factor
permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah. Pada ekonomi ekonomi klasik
bahwa penyediaan atau penawara tenaga kerja akan meningkat ketika upah naik,
barang atau jasa serta mereka yang siap bekerja dan sedang berusaha untuk mencari
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber
daya manusia. Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah
adalah bagian dari tenaga kerja yang sebenarnya terlibat dalam kegiatan yang
produktif, yaitu yang menghasilkan barang dan jasa, termasuk mereka yang berusaha
untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu masih ada arti lain yang
menyebutkan bahwa setiap orang yang masih mampu menghasilkan barang atau jasa
merupakan angkatan kerja meskipun telah melewati batas usia yang telah ditetapkan
oleh perusahaan atau instansi baik pemerintah maupun swasta dan termasuk usia
pensiun
penduduk dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja dalam suatu
negara atau suatu daerah sewaktu-waktu tergantung dari pertumbuhan penduduk usia
kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan bukan angkatan kerja dalam usia kerja
Lalu kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah,
golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lainnya yang menerima
untuk bekerja. Maka dari itu kelompok ini disebut sebagai angkatan kerja potensial.
Selain kelompok di atas masih ada yang disebut dengan pengangguran. Jumlah
penduduk dan angkatan kerja yang besar serta laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi disuatu negara sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung
ekonomi yang efektif di negara itu cukup kuat memenuhi berbagai macam kebutuhan
bekerja pada suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga
kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau
seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Kebijaksanaan negara dalam
perluasan lapangan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan kualitas
angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi pembangunan
di daerah masing-masing.
penawaran tenaga kerja yang lebih tinggi dari permintaannya. Kelebihan tenaga kerja
yang lebih tinggi dari permintaannya. Kelebihan tenaga kerja ini biasanya merupakan
tenaga kerja tidak ahli, sehingga perlu kiranya perluasan investasi pada proyekproyek
padat karya, bukan pada perkembangan sektor kapitalis dengan ciri utama padat
Permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dan kuantitas
tenaga kerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan, ini berbeda
dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang
tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang
(Simanjuntak, 2002).
Permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak suatu
lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah pada
suatu periode tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli barang karena
barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan
masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Oleh karena itu, permintaan akan
tenaga kerja merupakan permintaan turunan. Fungsi permintaan tenaga kerja biasanya
didasarkan pada teori ekonomi neoklasik, di mana dalam ekonomi pasar diasumsikan
jumlah tenaga kerja yang dapat dipekerjakan. Fungsi permintaan tenaga kerja
didasarkan pada : (1) tambahan hasil marjinal, yaitu tambahan hasil (output) yang
diperoleh dengan penambahan seorang pekerja atau istilah lainnya disebut Marjinal
Physical Product dari tenaga kerja (MPPL), (2) penerimaan marjinal, yaitu jumlah
uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut atau
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan
oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu
tertentu. Dalam teori klasik sumber daya manusia (pekerja) merupakan individu yang
bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas
untuk menentukan jumlah jam kerja yang diinginkan. Teori ini didasarkan pada teori
semakin besar peran input tenaga kerja untuk menghasilkan output, berarti semakin
yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor produksi (tenaga kerja dan kapital)
laju subsitusi teknis marginal atau marginal Rate Of Technical Substitution atau
dikenal dengan istilah MRS. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara
faktor tenaga kerja dan kapital yang merupakan lereng dari kurva isoquant.
Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk
menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari
penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena
itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja
(Kuncoro, 2002).
Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar diberbagai sektor, namun tiap
sektor mengalami pertumbuhan yang berbeda demikian juga tiap sektor berbeda
Table 3.1
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja di Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2007-2017 (jiwa)
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja (Jiwa)
Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
KALIMANTAN
1730916 1780220 1821717 1840296 1904847 1939065 1900350 1941229 1987250 2078384 2074117
SELATAN
TANAH LAUT 134697 140083 145794 154915 161657 160976 153404 163093 157649 - 160165
KOTABARU 139686 140079 143677 132483 138602 140129 133297 141568 146621 - 157340
BANJAR 207040 212562 223393 274180 278218 288579 293115 303438 280643 - 296654
BARITO KUALA 152502 165887 155902 142640 159245 163898 155476 155603 159337 - 169242
TAPIN 83012 82374 86158 86387 87364 84706 88991 92425 94619 - 98027
HULU SUNGAI
113560 119222 121383 111648 108050 107733 109727 105682 114473 - 120898
SELATAN
HULU SUNGAI
132826 134879 137422 129521 137574 135299 129502 128481 139214 - 144426
TENGAH
HULU SUNGAI
123705 119224 122960 107722 117397 119060 113062 117585 113125 - 117988
UTARA
TABALONG 110252 111507 111252 117533 120435 117978 123044 121965 126403 - 131890
TANAH BUMBU 105259 107167 112747 127980 132600 141249 139113 134199 152022 - 161867
BALANGAN 70327 60240 57817 60275 63316 68267 64007 66110 64993 - 70841
KOTA
291151 311497 322177 300320 302758 315394 299799 311951 327864 - 334296
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
66899 75499 81035 94692 97631 95797 97813 99129 110287 - 110483
BARU
Dari data di atas, dapat kita ketahui bahwa jumlah angkatan kerja di Provinsi
Kalimantan Selatan yang dimana setiap tahunnya dari 2007 sampai dengan 2017
mengalami peningkatan terkecuali pada tahun 2013. Yang dimaksud dengan
penduduk angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahunatau lebih yang
bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan pengangguran. Pada
tahun 2007 penduduk yang termasuk angkatan kerja sebesar 1.730.916 jiwa, pada
tahun 2009 berjumlah 1.821.717. Dan pada tahun 2011 sebesar 1.904.847 jiwa,
seterusnya di tahun 2013 mengalami penurunan jumlah angkatan kerja walau tidak
terlalu signifikan, yaitu sebesar 1.900.350 jiwa. Dan pada tahun 2017 sudah mencapai
di angka 2 juta, yaitu sebesar 2.074.117 yang diirngi dengan meningkatnya pula
kontribusi paling besar pada angka angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Selatan
berada pada Kota Banjarmasin pada tahun 2017 sebesar 334.296 jiwa, dan daerah
yang paling sedikit memiliki angkatan kerja berada di Kabupaten Balangan pada
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Srlatan
Tahun 2007-2017 (jiwa)
Jumlah Penduduk Bekerja (Jiwa)
Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
KALIMANTAN
1598981 1670139 1705905 1743622 1787638 1839386 1830813 1867462 1889502 1965088 1975161
SELATAN
TANAH LAUT 126625 133255 137802 148924 153695 154457 148815 158318 150510 - 154233
KOTABARU 126413 132160 135253 126104 129819 134145 127360 135989 137684 - 150600
BANJAR 193306 202183 214138 263973 266117 281198 285584 293454 270992 - 287442
BARITO
143244 159652 148038 136575 152602 156703 150446 152171 156172 - 162497
KUALA
TAPIN 75938 76645 80046 81090 82527 79042 84326 90766 89760 - 93726
HULU SUNGAI
104834 113409 115636 106964 101966 101620 105102 102888 111218 - 118455
SELATAN
HULU SUNGAI
122959 126349 128036 121382 129882 128801 127339 123276 135082 - 138463
TENGAH
HULU SUNGAI
118879 113518 116871 104339 112427 114855 109991 113619 109574 - 113133
UTARA
TABALONG 104672 107854 106890 113394 115117 112570 120446 116937 122418 - 126767
TANAH
94802 96515 101119 116765 122867 129339 129174 127816 139195 - 151301
BUMBU
BALANGAN 67425 58767 55861 58801 62237 65663 62267 65227 62192 - 69496
KOTA
259281 281166 292723 278287 270084 293300 284685 293171 300667 - 304650
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
60603 68666 73492 87024 88298 87693 95278 93830 104038 - 104398
BARU
Data di atas merupakan data yang menjelaskan berapa jumlah penduduk yang
bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan pada periode 2007 sampai dengan tahun
2017. Yang dimaksud dengan penduduk bekerja adalah penduduk yang berusia 16-64
tahun dan memiliki sebuah pekerjaan dan sedang melakukan kegiatan ekonomi
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan, selama paling sedikit 1 jam berturut-turut dalam satu minggu yang lalu.
Dapat di lihat bahwa setiap tahunnya penduduk yang bekerja selalu meningkat secara
signifikan. Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2007 sebesar 1.598.981 jiwa.
Dan pada tahun 2017 meningkat dengan jumlah total penduduk yang bekerja sebesar
1.975.161. Pada tahun 2016, penduduk yang bekerja menurut umur 15 – 29 tahun
bekerja pada sektor Pertanian sebesar 31,52% dan sektor industri sebesar 18,30%,
sedangkan untuk sektor jasa sebesar 50,18%. Kemudian penduduk usia yang
termasuk dalam umur 30-49 tahun yang bekerja pada sektor pertanian sebesar
33,56%, untuk sektor industri sebesar 21,23% dan pada sektor jasa 45,22%.
Sedangkan penduduk yang bekerja pada umur ≥ 50 tahun, yang bekerja di sektor
pertanian 49,16%, sedangkan pada sektor industri hanya sebesar 11,72% dan pada
sektor jasa sebesar 39,13%. Yang dimaksud dengan sektor pertanian adalah pekerjaan
pengolahan, 3) listrik, gas dan air dan 5) bangunan. Dan untuk sektor jasa meliputi:
Tabel 3.3
Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2007-2017 (jiwa)
Jumlah Penduduk Pengangguran/Mencari Kerja (Jiwa)
Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
KALIMANTAN
131935 110081 115812 96674 117209 99679 69537 73767 97748 113296 98956
SELATAN
TANAH LAUT 8072 6828 7992 5991 7962 6519 4589 4775 7139 - 5932
KOTABARU 13273 7919 8424 6379 8783 5984 5937 5579 8937 - 6740
BANJAR 13734 10379 9255 10207 12101 7381 7531 9984 9651 - 9212
BARITO KUALA 9258 6235 7864 6065 6643 7195 5030 3432 3165 - 6745
TAPIN 7074 5729 6112 5297 4837 5664 4665 1659 4859 - 4301
HULU SUNGAI
8726 5813 5747 4684 6084 6113 4625 2794 3255 - 2443
SELATAN
HULU SUNGAI
9867 8530 9386 8139 7692 6498 2163 5205 4132 - 5963
TENGAH
HULU SUNGAI
4826 5706 6089 3383 4970 4205 3071 3966 3551 - 4855
UTARA
TABALONG 5580 3653 4362 4139 5318 5408 2598 5028 3985 - 5123
TANAH
10457 10652 11628 11215 9733 11910 9939 6383 12827 - 10566
BUMBU
BALANGAN 2902 1473 1956 1474 1079 2604 1740 883 2801 - 1345
KOTA
31870 30331 29454 22033 32674 22094 15114 18780 27197 - 29646
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
6296 6833 7543 7668 9333 8104 2535 5299 6249 - 6085
BARU
Kalimantan Selatan setiap tahunnya selalu meningkat, terkecuali pada tahun 2013
Penduduk yang bekerja merupakan salah satu komposisi dari angkatan kerja
tahunnya mulai dari 2007 sampai dengan 2017. Yang dimana umur 15-29 tahun lebih
mendominasi pada sektor jasa dengan persentasi 50,18% pada tahun 2016. Dan
penduduk yang bekerja dengan umur 30-49 tahun mendominasi pada sektor jasa
sebesar 45,22%. Sedangkan pekerja yang berumur 50 tahun ke atas lebih dominan
Sedangkan tingkat pengangguran pada umur 15-29 tahun yang lebih banyak
menganggurnya berada pada tingkat pendidikan SLTA ke atas, hal ini disebabkan
karena pada umur 15-29 tahun, seseorang baru saja menyelesaikan pendidikannya.
Sedangkan umur 30-49 tahun berada pada tingkat pendidikan SLTA ke atas. Dan
pendidikan masih belum menjadi hal yang penting seperti sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, H. (2002). Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Renaga Kerja. Jurnal
USU Press.