Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Rekonsiliasi Fiskal

Rekonsiliasi fiskal adalah suatu proses penyesuaian-penyesuaian laporan

laba rugi fiskal berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan di

Indonesia sehingga diperoleh laba/rugi fiskal sebagai dasar untuk perhitungan

pajak penghasilan untuk satu tahun tertentu (Suprianto, 2011:132).

Berdasarkan pengertian diatas, Suprianto (2011) menyimpulkan bahwa

ada tiga unsur penting dari proses rekonsiliasi fiskal yaitu :

1) Laporan Laba Rugi Komersial

Dasar untuk melakukan rekonsiliasi fiskal adalah laporan laba rugi. Hal ini

disebabkan karena objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yang dicatat dalam

laporan laba rugi.

2) Koreksi/Penyesuaian Fiskal

Koreksi/penyesuaian dilakukan jika terjadi kesalahan atau ketidak cocokan

antara peraturan/ketentuan satu dengan lain nya. Didalam akuntansi tertadap

beberapa metode atau asumsi yang dipakai dalam penyusunan laporan

keuangan.Metode atau asumsi ini yang kemungkinan terjadi perbedaan dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Perbedaan ini

disimpulkan ada dua yaitu beda waktu dan beda tetap.


3) Laba Rugi Fiskal

Hasil dari proses koreksi/penyesuaian terhadap penghasilan atau biaya

didalam laporan laba rugi fiskal berdasarkan ketentuan perundang-undangan

adalah laba/rugi fiskal. Laba/rugi fiskal ini yang menjadi dasar didalam

perhitungan besar/kecilnya pajak terurang bagi perusahaan.

1. Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal

Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun

berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku, yang bertujuan untuk

menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pengambil keputusan

bisnis dan ekonomi, khususnya informasi tentang prospek arus kas, posisi

keuangan, kinerja usaha dan aktivitas investasi pendanaan dan operasi (Yuniarti,

2008:42).

Dari pengertian diatas saya menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara

komersial yang didasarkan pada PSAK akan mempunyai hasil akhir yang berbeda

dengan laporan keuangan fiskal yang disusun berdasarkan ketentuan undang-

undangan perpajakan yang berlaku. Perbedaan pertimbangan yang mendasari

penyusunan laporan keuangan komersial dengan kebijaksanaan perpajakan tentu

akan menghasilkan jumlah laba yang berbeda (laba komersial vs laba fiskal).
Untuk menyesuaikan perbedaan secara komersial danfiskal perlu adanya

rekonsiliasi fiskal.

Menurut Agung (2011:73) beberapa penyebab perbedaan laporan

keuangan komersial dan fiskal itu antara lain sebagai berikut :

1) Perbedaan antara apa yang dianggap penghasilan menurut ketentuan

perpajakan dan praktek akuntansi, misalnya kenikmatan dan natura, (benefit in

kinds), pembebasan utang dan intercompany dividend.

2) Ketidaksamaan pendekatan penghitungan penghasilan, misalnya link and

match antara beban dan penghasilan, metode depresiasi, penerapan norma

perhitungan, dan pemajakan dengan metode basis bruto atau neto.

3) Pemberian relif atau keringanan yang lain misalnya rugi laba pelaporan

aktiva, penghasilan tidak kena pajak, perangsang penanaman , dan penyusutan

dipercepat.

4) Perbedaan perlakuan kerugian misalnya kerugian mancanegara, atau harta

yang tidak dipakai dalam usaha.

Anda mungkin juga menyukai