M
NPM : 260110160139
1. Sebutkan dan jelaskan penyakit kulit dan obatnya serta mekanisme kerja obat secara singkat !
Acne Vulgaris
Acne vulgaris atau jerawat adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik
pada unit pilosebasea yang biasanya muncul saat periode pubertas dan produksi dari
androgen dan aktivitas kelenjar sebaceous meningkat. Acne sering menjadi tanda
pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum menarkhe atau haid pertama.
(Dipiro, 2015)
Patogenesis acne meliputi empat faktor, yaitu hiperproliferasi
epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan folikel, produksi sebum
berlebihan, infl amasi, dan aktivitas Propionibacterium acnes (P. acnes)
Pengobatan :
Exfoliants
Asam salisalat, obat ini dapat melembabkan kulot kulit dan melarutkan unsur
yang menyebabkan kulit saling menempel.
Dosis : untuk umur 12 tahun atau lebih 2 sampai 3 kali sehari
Psoriasis
kelainan kulit (radang) kronis yang ditandai dengan eksaserbasi berulang dan remisi plak
kental, eritematosa, dan pembentukan sisik.
Pengobatan :
Kartikosteroid
menghentikan sintesis dan mitosis DNA pada sel epidermis dan menghambat
kerja enzim fosfolipase A à menurunkan jumlah asam arakidonat, prostaglandin,
leukotrien à vasokonstriksi, mengurangi: eritema, pruritus, dan pelebaran
lesi.Fluorinate, triamcinolone 0,1 % dan flucinolone topikal -> untuk anakPreparat
hidrokortison 1%-2,5% -> untuk fase akut dan pemeliharaan
sumber :
Djuanda. 2002. Ilmu penyakit kulot dan kelamin : Jakarta . FKUI
2. Sebutkan dan jelaskan penyakit tulang dan obatnya serta mekanisme kerja obat secara singkat !
A. Osteoarthritis
Pharmacoteraphy
b. Osteoporosis
Pahrmacology
C. Rheumatoid Arthritis
D. Gout
3. Sebutkan dan jelaskan penyakit mata & THT dan obatnya serta mekanisme kerja obat secara
singkat !
A. OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga
yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar.
Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai
berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan
kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik
atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.
Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam
glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon
larutan rivanol 0,1%.
Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan
pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-
50 mg per kg BB.
Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.
B. Otomikosis
Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5%
dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang
diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.
C. RHINITIS
Rinitis alergi adalah inflamasi pada membran mukosa nasal yang disebabkan oleh
paparan material alergenik yang terhirup yang kemudian memicu serangkaian respon imunologik
spesifik diperantarai IgE (Bousquet et al, 2008)
c. Lokal glukokortikosteroid
Intranasal glukokortikosteroid adalah obat dengan efikasi paling baik dalam penanganan rinitis
alergi maupun non-alergi. Contoh obat golongan ini adalah metilprednisolon, flutikason,
mometason, dan lain sebagainya. Keuntungan menggunakan intranasal glukokortikosteroid
untuk penanganan rinitis alergi adalah konsentrasi obat yang tinggi pada nasal mukosa dapat
tercapai tanpa adanya efek sistemik yang tidak diinginkan. Obat golongan ini efektif
memperbaiki semua gejala rinitis alergi maupun gejala-gejala pada mata. Bila gejala hidung
tersumbat dan gejala-gejala lain sering diderita pasien, maka obat golongan ini adalah first line
therapy yang direkomendasikan di atas obat golongan lain. Melihat dari mekanisme aksinya,
efek obat ini baru muncul 7-8 jam setelah pemakaian, namun efikasi maksimum kemungkinan
baru tercapai dalam 2 minggu (Bousquet et al., 2008).
Sumber :
Liston SL. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies, Buku Ajar
Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta., 1994: 27 - 33.
Bousquet, J., Khaltaev, N. and Cruz, A. A. et al., 2008, Allergic Rhinitis and its Impact
on Asthma. ARIA workshop report. Eur J Allergy Clin Immunol, 63 (Suppl 86): 1-
160.
Dipiro, J.T., Talbert, G.C., Yee, G.R. Matzke, B.G., Wells, L.M. 2015. Pharmacotherapy,
A Pathophysiologic Approach 9th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. United
States of America