Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM EKOWISATA BAHARI

EKOWISATA BAHARI DI PANTAI MANGROVE DESA SEI


NAGALAWAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI
SUMATERA UTARA
OLEH
KELOMPOK IV (IK-A)

Ilham
Irvan Dwi Putra
M.Rukim
Miftahul Huda Wasyukur
Mukhlis Alfarys
Nur Aisyah Lubis
Risma Hariati Tambunan
Risma Walusi
Rivai Andika Pakpahan

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul ”

Ekowisata Di Pantai Mangrove Desa Sei Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai

Provinsi Sumatera Utara” Laporan praktikum ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk dapat menyelesaikan mata kuliah Ekowisata Bahari pada Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Riau.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Dessy

Yoswaty MS.i dan selaku penanggung jawab dan asisten praktikum mata kuliah

Ekowisata Bahari, serta seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis

dalam penyusunan laporan praktikum ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian laporan

praktikum ini. Oleh sebab itu, jika terdapat kesalahan hendaklah rekan memberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan

laporan praktikum ini untuk kedepannya.

Pekanbaru, 31 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................. 3

II. METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat .............................................................................. 4
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................... 4
3.3. Metode Praktikum .............................................................................. 4
3.4. Prosedur Praktikum ............................................................................ 4
3.5. Analisis Data ...................................................................................... 4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil ................................................................................................... 5


3.1.1. Gambaran ................................................................................. 5
3.1.2. Daya Tarik Ekowisata Bahari Kabupaten Serdang Berdagai .. 6
3.2 Pembahasan ........................................................................................ 8
3.1.1. Aspek Ekologi .......................................................................... 9
3.1.2. Aspek Ekonomi ........................................................................ 10
3.1.3. Aspek Sosial Budaya ............................................................... 11
3.1.4. Pendidikan (Education) ........................................................... 12

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 13
4.2 Saran................................................................................................... 13

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daya tarik kawasan ekowisata bahari ................................................ 6


2. Aktivitas Ekowisata Bahari ................................................................ 6
3. Fasilitas Ekowisata Bahari ................................................................. 7
4. Promosi kawasan ekowisata bahari.................................................... 8

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lokasi Praktikum Lapangan .............................................................. 17


2. Keadaan Lokasi Praktikum ................................................................ 17
3. Latar Belakang Koresponden ............................................................ 19
4. Persepsi Wisata Ekologi .................................................................... 21

v
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU RI No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal 1

No 3 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

pusat, dan pemerintah daerah. Perkembangan pariwisata di Indonesia dari tahun

ketahun memiliki pertumbuhan yang sangat meyakinkan. Pada akhir dekade 1970

gagasan ekowisata mulai diperbincangkan dan dianggap sebagai suatu alternative

wisata tradisional. Ekowisata merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat

yang tumbuh dari keprihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Dewasa

ini kegiatan pariwisata dikembangkan dan diarahkan pada upaya pelestarian

lingkungan sesuai dengan metode kaidah-kaidah penyelamatan lingkungan yaitu

dengan ekowisata.

Ekowisata adalah bagian dari pariwisata yang banyak diminati saat ini,

merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus. Bentuknya yang khusus

sering menjadikan ekowisata sering diposisikan sebagai sebagai lawan dari wisata

massal. Kegiatan ekowisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian

sumber daya pariwisata. Masyarakat ekowisata internasional mengartikannya

sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara

mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal

(responsible travel to natural areasthat conserves the environment andimproves

the well-being of local people) (The International Ecoturism Society TIES 2000).
2

Secara ekologis wilayah pesisir memiliki keterkaitan antara wilayah pada

lahan atas atau daratan dan kawasan laut. Berbagai masalah lingkungan yang

terjadi di wilayah pesisir dan laut merupakan akibat dari dampak yang

ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan yang dilakukan pada lahan atas, seperti

pertanian, perkebunan, kehutanan, industri, pemukiman, dan sebagainya.

Demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di perairan laut, seperti

pengeboran minyak dan transportasi laut.

Wilayah pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai dahulunya merupakan

lahan mangrove. Saat ini berubah fungsi dan hanya ada beberapa kecamatan yang

masih memiliki lahan mangrove. Salah satu daerah di pesisir yang masih memiliki

lahan mangrove adalah Desa Sei Naga Lawan di Kecamatan Perbaungan. Desa

Sei Naga Lawan merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Perbaungan yang

berbatasan dengan laut (Junike. 2015).

Hal ini karena kawasan tersebut memiliki daya tarik yang khas, masih

alami, mempunyai keindahan alam. Berdasarkan hal tersebut, praktikum lapangan

dilakukan dengan potensi ekowisata bahari di kawasan perairan Pantai Mangrove,

Desa Sei Nagalawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.

1.2. Tujuan Praktikum

Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti praktikum lapangan secara lebih

aktif dan memantapkan pemahaman tentang aspek ekologi, ekonomi, sosio-

budaya, kondisi fisik, ekowisata bahari. Serta di harapkan mahasiswa mengetahui

potensi ekowisata bahari dan keterlibatan masyarakat lokal pada sistem ekonomi

kawasan perairan Pantai Mangrove, Desa Sei Nagalawan, Kabupaten Serdang

Bedagai, Provinsi Sumatera Utara..


3

1.3. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum lapangan ekowisata bahari adalah untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang teknik

pengumpulan data primer (wawancara dan kuesioner) dan data sekunder (instansi

terkait). Selain itu, untuk memperoleh informasi tentang potensi ekowisata bahari

di kawasan perairan Pantai Mangrove, Desa Sei Nagalawan, Kabupaten Serdang

Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.


4

II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum mata kuliah ekowisata bahari dilaksanakan di perairan Pantai

Mangrove, Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada tanggal 10 November 2017.

2.2 Metode Praktikum


Metode yang digunakan adalah metode survei. Sumber data terdiri dari

data primer (observasi/pengamatan secara langsung di lapangan dan penyebaran

kuesioner kepada koresponden) dan data sekunder ( berbagai sumber seperti buku,

artikel di beberapa jurnal, koran atau majalah, internet, hasil laporan tahunan dan

instansi terkait yang berhubungan dengan praktikum lapangan).

2.3 Bahan dan alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu kuesioner, tabel potensi

ekowisata. Adapun peralatan yang digunakan adalah kamera dan alat tulis.

2.4 Prosedur Penelitian


Data potensi ekowisata bahari dan persepsi masyarakat lokal diperoleh

dengan mengamati potensi kawasan dan menyebarkan kuesioner kepada beberapa

orang responden.

2.5 Analisis Data


Data primer dan data sekunder selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari

aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya.


5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

4.1.1. Gambaran Umum

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada

di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang

Bedagai terletak pada posisi 46’33°01’2,5’’ Lintang Utara - 3°3 44’22’’

Bujur°Lintang Utara dan 98 19’01’’ Bujur Timur°Timur - 99 dengan ketinggian

berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Serdang

Bedagai sebesar 1 900,22 km2 . Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sebelah

utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Kabupaten

Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten

Simalungun, serta sebelah barat dengan Kabupaten Deli Serdang (BPS. 2016).

Daerah ini beriklim tropis dengan kelembapan udara rata-rata 80,75%.

Curah hujan per bulan antara 30-343 mm dan periode hujan tertinggi terjadi pada

bulan November - Desember. Sementara hari hujan terbesar terjadi pada bulan

September - Oktober yang mencapai 28 hari hujan dalam satu bulan. Temperatur

udara minimum 27,020C dan maksimum mencapai 32,140C. Kondisi pasang surut

di perairan Kabupaten Serdang Bedagai termasuk pasang surut campuran,

cenderung bersifat harian ganda (mixed prevailing semi diurnal) dengan 2 kali

pasang dan 2 kali surut dalam sehari dengan amplitudo dan periode pasang surut

yang berbeda setiap hari. Tinggi pasang maksimum adalah 3 m dengan surut

terendah 0,5 m. Suhu perairan berkisar antara 27-300C dengan kecerahan perairan

rata-rata 2,8 m. Kecepatan arus berkisar antara 1-3 knot dengan arah arus dari

Barat Daya, Timur Laut dan Tenggara (BMKG. 2014).


6

4.1.2. Daya Tarik Ekowisata Bahari Kabupaten Serdang Berdagai

Serdang berdagai yang merupakan daerah yang memiliki wilayah perairan

yang cukup luas, turut serta dalam memanfaatkan potensi ekowisata bahari.

Beberapa contoh yakni pantai cermin, pantai romantis dan juga pantai Mangrove,

yang pada kali ini menjadi tujuan praktikum lapangan. Data yang berhasil di input

dari praktikum tersebut adalah berupa data koresponden sebagai berikut.

Tabel 1. Daya tarik kawasan ekowisata bahari

Pantai
No Daya Tarik Kawasan
Mangrove
1 Pemandangan alam x
2 Panorama yang indah x
3 Ekosistem hutan mangrove x
4 Satwa liar/dilindungi -
5 Biodiversitas (flora,fauna) x
6 Peninggalan sejarah/musium -
7 Adat istiadat/tradisi masyarakat lokal -
8 Taman rekreasi -
9 Seni budaya local -
Sumber : Data primer (2017)
Note: x : Ada
- : Tidak ada

Tabel 2. Aktivitas Ekowisata Bahari

Aktivitas Pantai Mangrove


Alami :
- Berkemah x
- Fotografi x
- Berjalan kaki x
- Melintasi jalan setapak/ pelantar x
- Memancing ikan x
- Mengamati flora/fauna x
- Menyusuri sungai/pantai dengan -
perahu/sampan
- Pengembaraan -
- Penelitian -
- Resort/peristirahatan x
Budaya lokal :
- Mengamati seni budaya -
7

- Melihat Pembuatan kerajinan -


tangan
- Melihat aktivitas nelayan x
- Mengunjungi rumah -
tradisional/museum
- Mempelajari bahasa/budaya -
setempat

Olahraga :
- Berenang x
- Joging x
- Badminton/bola kaki x
- Bersepeda -
- Snorkling/diving -
- Berselancar/banana boat -
Sumber: Data primer (2017)
Note: x : Ada
- : Tidak ada

Tabel 3. Fasilitas Ekowisata Bahari

Pantai
No Fasilitas
Mangrove
1 Resort/rumah pondok x
2 Ruang pertemuan x
3 Jalan raya/setapak x
4 Pelantar/kanopi trail x
5 Warung makanan/minuman x
6 Kios kerajinan tangan -
7 Studio mangrove/ruang dukomenter -
8 Penyewaan perahu x
9 Mushola x
10 Masjid -
11 Papan tanda/informasi x
12 Tempat parker x
13 Auditorium x
14 Ruang seminar/rapat x
15 Lapangan olahraga -
16 Toilet/kamar mandi x
17 Puskesmas/rumah sakit -
18 Tempat/pusat informasi wisatawan -
19 Kantor/gedung pengelolaan kawasan X
Sumber: Data primer (2017)
Note: x : Ada
- : Tidak ada
8

Tabel 4. Promosi kawasan ekowisata bahari

Promosi Pantai Mangrove


Secara langsung :
- Paket kunjungan x
ekowisata
- Film documenter -
- papan -
tanda/informasi/larangan
- Iklan melalui media x
elektronik
- Iklan melalui media -
cetak
Secara tidak langsung :
- Seminar -
- Pameran ekowisata x
bahari
- Ekspor produk ekowisata -
Sumber : Data primer (2017)
Note: x : Ada
- : Tidak ada

3.2 Pembahasan

Dalam pengembangan ekowisata ada tiga komponen yang harus dilihat,

yaitu kompomen ekologi, komponen ekonomi dan sosial yang akan berimbas

pada peningkatan kemakmuran masyarakat. Menurut BPKS Sabang (2012) dalam

Hartini (2017), Indonesia kaya akan keindahan karang, keindahan pantai,

keindahan vegetasi, taman laut, dan budaya keramah-tamahannya, Indonesia ideal

bagi setiap aktivitas pantai dan kelautan seperti berjemur di pantai sambil

menikmati matahari, snorkeling dan menyelam, serta menjelajahi perkampungan

nelayan. Untuk menindaklanjuti potensi tersebut, fokus pembangunan ekonomi

Indonesia saat ini telah beralih ke sumber daya pantai dan kelautan demi

mewujudkan kemakmuran masayarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan

kebijakan pemerintah yang senantiasa mempertimbangkan pantai dan kelautan

yang berhubungan dengan aspek pembangunan sebagai suatu sektor tersendiri.


9

3.2.1. Aspek Ekologi

Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang

pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan

mangrove juga disebut hutan pantai , hutan pasang-surut, hutan payau atau bakau.

Istilah bakau hanya merupakan nama dari salah satu jenis tumbuhan yang

menyusun hutan mangrove yaitu jenis Rhizopora (Nontji 1987). Hutan mangrove

merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang pada daerah landai di

muara sungai dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh

karena kawasan hutan mangrove secara rutin digenangi oleh pasang air laut, maka

lingkungan (tanah dan air) hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air.

Vegetasi yang hidup di lingkungan salin, baik lingkungan tersebut kering maupun

basah, disebut halopita (Onrizal, 2005).

1. Ketebalan mangrove: tebal mangrove diukur dari garis terluar ke arah laut

tegak lurus ke arah darat hingga vegetasi mangrove terakhir.

2. Kerapatan mangrove: jumlah pohon mangrove menunjukkan daya dukung

ekosistem dan kenyamanan habitat.

3. Jenis mangrove: jenis mangrove mempunyai pemandangan dan

kenyamananbagi pengunjung.

Berdasarkan data lapangan, Pantai Mangrove memiliki 2 jenis mangrove

sejati yaitu Rhizopora apiculata dan Avicenia alba di sepanjang pantai. Dari hasil

analisis kerapatan jenis yang paling tinggi untuk tingkat pohon terdapat pada jenis

Avicenia alba dengan kerapatan pohon sebesar 0.0070 ind/ha. Pada tingkat anakan

nilai kerapatan jenis tertinggi terdapat pada jenis yang sama yaitu Avicenia alba

dengan kerapatan sebesar 100 ind/ha.


10

Menurut Kepmen LH No. 201 Tahun 2004, kriteria nilai kerapatan jenis

mangrove pada nilai ≥1500 maka tergolong kategori sangat rapat dan pada nilai <

1000 maka tergolong dalam kategori jarang. Berdasarkan nilai tersebut maka

kondisi hutan mangrove di Desa Sei Nagalawan tergolong jarang.

3.2.2. Aspek Ekonomi

Dari hasil survei dilapangan, mayoritas penduduk laki-laki bermata

pencaharian sebagai nelayan. Perempuan di Desa Sei Nagalawan ada yang

bekerja sebagai nelayan namun biasanya mereka hanya membantu pekerjaan

suami mereka. Ada pula kelompok ibu PKK yang bekerja di tempat ekowisata

Pantai Mangrove untuk menambah penghasilan mereka. Biasanya mereka digaji

setiap setahun sekali, pada saat hari raya Idul Adha dengan penghasilan rata-rata

Rp. 3.000.000/tahun.

Pengunjung yang datang biasanya anak-anak sekolah yang melakukan

praktek lapangan dan keluarga yang membawa anak-anak kecil untuk berekreasi

dan bermain di pantai. Fasilitas yang ada di Pantai Mangrove cukup memadai.

Ada beberapa cottage yang disewakan, 3 buah warung makan, aula, mushola dan

wc umum serta gazebo yang berada di sepanjang pantai. Tempat parkir di Pantai

Mangrove kurang memadai sehingga ada beberapa pengunjung yang sembarangan

memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan.

Untuk harga makanan yang dijual relatif terjangkau bagi masyarakat dan

harganya juga sudah ditetapkan sehingga semua warung menjual dengan harga

yang sama. Ini dikarenakan pentingnya kelompok masyarakat dalam mengelola

pariwisata disekitarnya.
11

3.2.3. Aspek Sosial dan Budaya

Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2005 berjumlah 599.151 jiwa

dengan 141.413 KK dan kepadatan penduduknya rata-rata 315 jiwa/km2, serta laju

pertumbuhan penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai per tahun rata-rata sebesar

0,23 %. Adapun beberapa suku yang tinggal di kabupaten ini antara lain Banjar

Karo, Melayu, Tapanuli, Simalungun, Jawa dan lain-lain (BPS, 2016).

Pengembangan ekowisata tidak hanya terlepas dari dua komponen saja

(ekologi maupun ekonomi). Akan tetapi, komponen yang tidak kalah penting

adalah komponen sosial. Hal ini karena, komponen sosial tidak bisa dihindarkan

dalam pengembangan pariwisata

Penerimaan masyarakat terkait kegiatan ekowisata yang akan dilakukan,

menentukan tingkat dukungan sosial akan menunjang keberlanjutan pengelolaan

wilayah pesisir. Tingkat keamanan, penerimaan masyarakat lokal, dukungan dari

pemerintah, aksesibilitas (sarana transportasi darat dan laut), peruntukan kawasan,

ketersediaan infrastruktur wisata dan peralatan wisata, akomodasi, dan

ketersediaan air tawar, juga menjadi faktor yang tidak lepas dari pengelolaan

wisata.

Untuk akses menuju Pantai Mangrove sangat buruk apalagi saat habis hujan,

jalanannya banyak yang rusak ditambah lagi sempit dan hanya dapat dilalui oleh

satu buah mobil. Akses merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan

ekowisata.apabila akses yang dilalui untuk menuju tempat wisata tidak memadai

maka dapat mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Ini juga dapat mempengaruhi keadaan sosial masyarakat sekitar.


12

3.3.4. Pendidikan (Education)

Aspek pendidikan merupakan bagian utama dalam mengelola keberadaan

manusia, lingkungan, dan akibat yang mungkin ditimbulkan bila terjadi kesalahan

atau kekeliruan dalam manajemen pemberdayaan lingkungan. Misi tersebut tidak

mudah karena untuk menjabarkan dalam satu paket wisata seringkali bentrok

dengan kepentingan antara perhitungan ekonomi dan terjebak dalam misi

pendidikan konservatif yang kaku.

Pada hasil pengamatan penulis saat diadakan praktikum matakuliah ini

aspek pendidikan yang disajikan oleh ekowisata Pantai Sungai Nagalawan

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Berdagai cukup baik karena dapat di

perhatikan ekosistem hutan mangrove masih terdapat di pantai tersebut walaupun

dalam luasan yang sedikit, disisi lain koloni burung burung laut masih dapat di

amati berada di sekitar pantai tersebut mencari makan, begitu pula dengan substrat

pasir yang terdapat pada pantai tersebut terdapat berbagai jenis cangkang bivalva

yang menandakan pantai tersebut dihuni oleh beberapa jenis bivalva.

Oleh karena itu, diperlukan pengawasan (monitoring) yang berkesinambungan

sehingga masalah integritas, loyalitas, atau kualitas dan kemampuan untuk

mengelola akan sangat menentukan untuk mengurangi dampak yang timbul.


13

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Perairan Pantai Mangrove, Desa Sei Nagalawan, Kabupaten Serdang

Bedagai, Sumatera Utara menawarkan ekowisata mangrove bagi para wisatawan

yang berkunjung ekowisata. Dapat di amati bahwasanya ekowisata ini belum

100% mengikuti tren ekowisata yang ada yakni menyelaraskan antara Ekologi,

Ekonomi, dan Sosial Budaya. Hal ini di lihat dari segi ekologi (konservasi) pada

pantai tersebut konservasi hutan mangrove yang dalam luasan yang kecil

sedangkan laju kerusakan akibat ulah manusia maupun faktor alam terus terjadi.

Dari segi Ekonomi ekowisata ini dikelola oleh kelompok masyarakat sekitar

terutama ibu-ibu PKK yang berjualan di dalam kawasan Pantai Mangrove.

Sedangkan dari sisi sosial budaya belum terdapat jenis acara adat yang

mencerminkan adat budaya masyarakat yang terdapat di daerah tersebut.

4.2. Saran

Menurut penulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti.

1. Perlu dilakukan perbaikan dan pelebaran jalan menuju tempat ekowisata

Pantai Mangrove.

2. Perbaikan sarana dan prasarana yang ada terutama wc umum yang tidak

dapat digunakan lagi serta gazebo yang banyak rusak.

3. Perlu dibuat lahan parkir yang lebih memadai lagi dan tempat penjualan

karcis masuk yang jelas.


14

DAFTAR PUSTAKA

[BMKG]. 2014. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. URL:


http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Cuaca/Prakiraan_Cu
aca/Prakiraan_Cuaca_Indonesia.bmkg (di akses pada tanggal 30
Desember 2017)

[BPS], 2016. Kabupaten Serdang Berdagai Dalam Angka. BPS Serdang Berdagai
. http://bappeda. Serdang Berdagaikab.go.id/media/file/14330354984
Kabupaten Serdang Berdagai Dalam-Angka-2016.pdf . Diakses pada
tanggal 20 Desember 2017.

Junike. E.M. 2015 Pengelolaan Wilayah Pesisir Oleh Masyarakat Desa Sei Naga

Lawan Kabupaten Serdang Bedagai . Tesis. Yogyakarta : Universitas

Gadjah Mada.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


No. 201 tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan
Kerusakan Mangrove, Jakarta : KLH. 103.

Nontji, A., 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Onrizal., 2004, Model Pendugaan Biomassa dan Karbon Tegakan Hutan


Kerangas.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 2019 tentang


Kepariwisataan Negara RI Tahun 2009, No. 3. Sekretariat Negara.
Jakarta.

TIES. (2006). Fact Sheet : Global Ecotourism. The International Ecotourism


Society. Washingtong DC. 1–6 pp.
15

LAMPIRAN
16

Lampiran 1. Lokasi Praktikum Lapangan

Lampiran 2. Keadaan Lokasi Praktikum


17
18

Lampiran 3.Latar Belakang Koresponden

1. Nama : Sutrisno
2. Alamat : Desa Sei Nagalawan, Serdang Bedagai
3. Jenis Kelamin : Laki laki
4. Etnik : Jawa campuran (jawa, banjar)
5. Umur : 40 tahun
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan Terakhir : SMA
8. Pekerjaan : Ketua
9. Pendapatan : Rp. 3000.000,-/ bulan
10. Sudah berapa lama menetap di kawasan ini? –

1. Nama : Siti Aisyah


2. Alamat : Desa Sei Nagalawan, Serdang Bedagai
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Etnik : jawa
5. Umur : 40 tahun
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan Terakhir : SMP
8. Pekerjaan : Penjual sate kerang keliling
9. Pendapatan : Rp. 1.500.000 – Rp. 6.000.000 /bulan
10. Sudah berapa lama menetap di kawasan ini? 10 tahun

1. Nama : Halimah
2. Alamat : Desa Sei Nagalawan, Serdang Bedagai
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Etnik : Banjar
5. Umur : 35 tahun
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan Terakhir : SMP
8. Pekerjaan : Ibu rumah tangga/Ibu PKK
9. Pendapatan : Rp. 3.000.000,-/tahun
10. Sudah berapa lama menetap di kawasan ini? 8 tahun
19

1. Nama : yanto
2. Alamat : Desa Sei Nagalawan, Serdang Bedagai
3. Jenis Kelamin : laki laki
4. Etnik : Banjar
5. Umur : 45 tahun
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan Terakhir: SMP
8. Pekerjaan : Penjaga malam ekowisata
9. Pendapatan : Rp. 1.500.000 – Rp. 6.000.000 /bulan
10. Sudah berapa lama menetap di kawasan ini? 15 tahun

1. Nama : maryadi
2. Alamat : Pkl. Brandan Pelawi Dalam
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Etnik : jawa
5. Umur : 37 tahun
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan Terakhir: SMP
8. Pekerjaan : Nelayan
9. Pendapatan : Rp. 1.500.000,-/ bulan
10. Sudah berapa lama menetap di kawasan ini? –
20

Lampiran 4. Persepsi Wisata Ekologi

Petunjuk:

Tandakan (x) pada ruang yang telah disediakan. Ada lima alternatif jawaban
yaitu: 5 = Sangat setuju 2 = Tidak setuju

4 = Setuju 1= Sangat tidak setuju

3 = Netral

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
Apakah manfaat pembangunan wisata ekologi
bagi masyarakat lokal?
a. Membuka peluang pekerjaan x
b. Membuka kemajuan di kawasan perairan x
1. pantai
c. Belajar bahasa, budaya/adat istiadat x
wisatawan
d. Sumber pendapatan bagi kawasan dan x
masyarakat lokal
Apakah pengertian wisata ekologi?
a. Memanfaatkan sumberdaya hayati laut x
secara bertanggung jawab
b. Pendidikan yang berdasarkan lingkungan x
2. laut x
c. Melaksanakan usaha konservasi/
pelestarian kawasan x
d. Meningkatkan kesejahteraan untuk
masyarakat lokal
Apakah pembangunan wisata ekologi dapat
menimbulkan dampak terhadap:
a. Lingkungan laut x
3.
b. Ekonomi x
c. Sosial dan budaya masyarakat x
d. Kualitas hidup masyarakat lokal x
Apakah bapak/ibu berperan dalam usaha
pengelolaan pantai?
a. Mengikuti pendidikan/penyuluhan tentang x
4. konservasi lingkungan laut
b. Membersihkan sampah ke perairan pantai x
c. Membuat program/ aktivitas di sekitar x
perairan pantai
Apakah ada masalah yang akan muncul dalam
5. pengelolaan wisata ekologi?
a. Kurang kesadaran dan pengetahuan x
21

tentang kualitas perairan pantai


b. Kurang pengertian tentang peraturan atau x
perundangan yang ada
c. Srategi pengelolaan yang belum terpadu x
dan terencana dengan baik
Dampak negatf yang akan muncul akibat
pembangungan wisata ekologi di kawasan ini:
a. Kerusakan lingkungan laut x
b. Pencemaran sampah x
6.
c. Sulit memperoleh pendapatan/pekerjaan x
d. Kepadatan/terlalu ramai wisatawan x
e. Perubahan sosial dan budaya masyarakat x
lokal
Daya tarik yang khas dikawasan ini:
a. Aktivitas rekreasi x
7. b. Pendidikan/latihan x
c. Berkunjung ke perairan laut/pantai x
d. Budaya dan tradisi masyarakat lokal x
Apakah ada uasaha bapak/ibu dalam menambah
pengetahuan tentang kualitas lingkungan laut?
a. Membaca surat kabar/majalah x
8.
b. Menonton televisi x
c. Mendengarkan ceramah atau kampanye x
d. Mengikuti pendidikan/pelatihan x
Apakah masyarakat lokal perlu mengambil bagian
dalam pembangunan wisata ekologi?
a. Pengusaha wisata ekologi (hotel, x
restauran) x
9.
b. Pekerjaan diberbagai bidang industri
wisata ekologi x
c. Pemandu dan pelatih wisata ekologi x
d. Pembuat kerajinan tangan
Apakah bentuk pengelolaan wisata ekologi yang
bapak/ibu harapkan?
a. Menguntungkan negara, pengelola dan x
10. masyarakat lokal
b. Masyarakat lokal perlu terlibat dalam x
pengelolaan wisata ekologi
c. Membawa perubahan sosial/budaya lokal x

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
Apakah manfaat pembangunan wisata ekologi
bagi masyarakat lokal?
1. a. Membuka peluang pekerjaan x
b. Membuka kemajuan di kawasan perairan x
pantai
22

c. Belajar bahasa, budaya/adat istiadat x


wisatawan
d. Sumber pendapatan bagi kawasan dan x
masyarakat lokal
Apakah pengertian wisata ekologi?
a. Memanfaatkan sumberdaya hayati laut x
secara bertanggung jawab
b. Pendidikan yang berdasarkan lingkungan x
2. laut x
c. Melaksanakan usaha konservasi/
pelestarian kawasan x
d. Meningkatkan kesejahteraan untuk
masyarakat lokal
Apakah pembangunan wisata ekologi dapat
menimbulkan dampak terhadap:
a. Lingkungan laut x
3.
b. Ekonomi x
c. Sosial dan budaya masyarakat x
d. Kualitas hidup masyarakat lokal x
Apakah bapak/ibu berperan dalam usaha
pengelolaan pantai?
a. Mengikuti pendidikan/penyuluhan tentang x
4. konservasi lingkungan laut
b. Membersihkan sampah ke perairan pantai x
c. Membuat program/ aktivitas di sekitar x
perairan pantai
Apakah ada masalah yang akan muncul dalam
pengelolaan wisata ekologi?
a. Kurang kesadaran dan pengetahuan x
tentang kualitas perairan pantai
5.
b. Kurang pengertian tentang peraturan atau x
perundangan yang ada
c. Srategi pengelolaan yang belum terpadu x
dan terencana dengan baik
Dampak negatif yang akan muncul akibat
pembangungan wisata ekologi di kawasan ini:
a. Kerusakan lingkungan laut x
b. Pencemaran sampah x
6.
c. Sulit memperoleh pendapatan/pekerjaan x
d. Kepadatan/terlalu ramai wisatawan x
e. Perubahan sosial dan budaya masyarakat x
lokal
Daya tarik yang khas dikawasan ini:
a. Aktivitas rekreasi x
7. b. Pendidikan/latihan x
c. Berkunjung ke perairan laut/pantai x
d. Budaya dan tradisi masyarakat lokal x
8. Apakah ada uasaha bapak/ibu dalam menambah
23

pengetahuan tentang kualitas lingkungan laut?


a. Membaca surat kabar/majalah x
b. Menonton televisi x
c. Mendengarkan ceramah atau kampanye x
d. Mengikuti pendidikan/pelatihan x
Apakah masyarakat lokal perlu mengambil bagian
dalam pembangunan wisata ekologi?
a. Pengusaha wisata ekologi (hotel, x
restauran) x
9.
b. Pekerjaan diberbagai bidang industri
wisata ekologi x
c. Pemandu dan pelatih wisata ekologi x
d. Pembuat kerajinan tangan
Apakah bentuk pengelolaan wisata ekologi yang
bapak/ibu harapkan?
a. Menguntungkan negara, pengelola dan x
10. masyarakat lokal
b. Masyarakat lokal perlu terlibat dalam x
pengelolaan wisata ekologi
c. Membawa perubahan sosial/budaya lokal x

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
Apakah manfaat pembangunan wisata ekologi
bagi masyarakat lokal?
a. Membuka peluang pekerjaan x
b. Membuka kemajuan di kawasan perairan x
1. pantai
c. Belajar bahasa, budaya/adat istiadat x
wisatawan
d. Sumber pendapatan bagi kawasan dan x
masyarakat lokal
Apakah pengertian wisata ekologi?
a. Memanfaatkan sumberdaya hayati laut x
secara bertanggung jawab
b. Pendidikan yang berdasarkan lingkungan x
2. laut x
c. Melaksanakan usaha konservasi/
pelestarian kawasan x
d. Meningkatkan kesejahteraan untuk
masyarakat lokal
Apakah pembangunan wisata ekologi dapat
menimbulkan dampak terhadap:
a. Lingkungan laut x
3.
b. Ekonomi x
c. Sosial dan budaya masyarakat x
d. Kualitas hidup masyarakat lokal x
24

Apakah bapak/ibu berperan dalam usaha


pengelolaan pantai?
a. Mengikuti pendidikan/penyuluhan tentang x
4. konservasi lingkungan laut
b. Membersihkan sampah ke perairan pantai x
c. Membuat program/ aktivitas di sekitar x
perairan pantai
Apakah ada masalah yang akan muncul dalam
pengelolaan wisata ekologi?
a. Kurang kesadaran dan pengetahuan x
tentang kualitas perairan pantai
5.
b. Kurang pengertian tentang peraturan atau x
perundangan yang ada x
c. Srategi pengelolaan yang belum terpadu
dan terencana dengan baik
Dampak negatf yang akan muncul akibat
pembangungan wisata ekologi di kawasan ini:
a. Kerusakan lingkungan laut x
b. Pencemaran sampah x
6.
c. Sulit memperoleh pendapatan/pekerjaan x
d. Kepadatan/terlalu ramai wisatawan x
e. Perubahan sosial dan budaya masyarakat x
lokal
Daya tarik yang khas dikawasan ini:
a. Aktivitas rekreasi x
7. b. Pendidikan/latihan x
c. Berkunjung ke perairan laut/pantai x
d. Budaya dan tradisi masyarakat lokal x
Apakah ada uasaha bapak/ibu dalam menambah
pengetahuan tentang kualitas lingkungan laut?
a. Membaca surat kabar/majalah x
8.
b. Menonton televisi x
c. Mendengarkan ceramah atau kampanye x
d. Mengikuti pendidikan/pelatihan x
Apakah masyarakat lokal perlu mengambil bagian
dalam pembangunan wisata ekologi?
a. Pengusaha wisata ekologi (hotel, x
restauran) x
9.
b. Pekerjaan diberbagai bidang industri
wisata ekologi x
c. Pemandu dan pelatih wisata ekologi x
d. Pembuat kerajinan tangan
Apakah bentuk pengelolaan wisata ekologi yang
bapak/ibu harapkan?
a. Menguntungkan negara, pengelola dan x
10.
masyarakat lokal
b. Masyarakat lokal perlu terlibat dalam x
pengelolaan wisata ekologi
25

c. Membawa perubahan sosial/budaya lokal x

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
Apakah manfaat pembangunan wisata ekologi
bagi masyarakat lokal?
a. Membuka peluang pekerjaan x
b. Membuka kemajuan di kawasan perairan x
1. pantai
c. Belajar bahasa, budaya/adat istiadat x
wisatawan
d. Sumber pendapatan bagi kawasan dan x
masyarakat lokal
Apakah pengertian wisata ekologi?
a. Memanfaatkan sumberdaya hayati laut x
secara bertanggung jawab
b. Pendidikan yang berdasarkan lingkungan x
2. laut x
c. Melaksanakan usaha konservasi/
pelestarian kawasan x
d. Meningkatkan kesejahteraan untuk
masyarakat lokal
Apakah pembangunan wisata ekologi dapat
menimbulkan dampak terhadap:
a. Lingkungan laut x
3.
b. Ekonomi x
c. Sosial dan budaya masyarakat x
d. Kualitas hidup masyarakat lokal x
Apakah bapak/ibu berperan dalam usaha
pengelolaan pantai?
a. Mengikuti pendidikan/penyuluhan tentang x
4. konservasi lingkungan laut
b. Membersihkan sampah ke perairan pantai x
c. Membuat program/ aktivitas di sekitar x
perairan pantai
Apakah ada masalah yang akan muncul dalam
pengelolaan wisata ekologi?
a. Kurang kesadaran dan pengetahuan x
tentang kualitas perairan pantai
5.
b. Kurang pengertian tentang peraturan atau x
perundangan yang ada
c. Srategi pengelolaan yang belum terpadu x
dan terencana dengan baik
Dampak negatf yang akan muncul akibat
pembangungan wisata ekologi di kawasan ini:
6. a. Kerusakan lingkungan laut x
b. Pencemaran sampah x
c. Sulit memperoleh pendapatan/pekerjaan x
26

d. Kepadatan/terlalu ramai wisatawan x


e. Perubahan sosial dan budaya masyarakat x
lokal
Daya tarik yang khas dikawasan ini:
a. Aktivitas rekreasi x
7. b. Pendidikan/latihan x
c. Berkunjung ke perairan laut/pantai x
d. Budaya dan tradisi masyarakat lokal x
Apakah ada uasaha bapak/ibu dalam menambah
pengetahuan tentang kualitas lingkungan laut?
a. Membaca surat kabar/majalah x
8.
b. Menonton televisi x
c. Mendengarkan ceramah atau kampanye x
d. Mengikuti pendidikan/pelatihan x
Apakah masyarakat lokal perlu mengambil bagian
dalam pembangunan wisata ekologi?
a. Pengusaha wisata ekologi (hotel, x
restauran) x
9.
b. Pekerjaan diberbagai bidang industri
wisata ekologi x
c. Pemandu dan pelatih wisata ekologi x
d. Pembuat kerajinan tangan
Apakah bentuk pengelolaan wisata ekologi yang
bapak/ibu harapkan?
a. Menguntungkan negara, pengelola dan x
10. masyarakat lokal
b. Masyarakat lokal perlu terlibat dalam x
pengelolaan wisata ekologi
c. Membawa perubahan sosial/budaya lokal x

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
Apakah manfaat pembangunan wisata ekologi
bagi masyarakat lokal?
a. Membuka peluang pekerjaan x
b. Membuka kemajuan di kawasan perairan x
1. pantai
c. Belajar bahasa, budaya/adat istiadat x
wisatawan
d. Sumber pendapatan bagi kawasan dan x
masyarakat lokal
Apakah pengertian wisata ekologi?
a. Memanfaatkan sumberdaya hayati laut x
secara bertanggung jawab
2.
b. Pendidikan yang berdasarkan lingkungan x
laut x
c. Melaksanakan usaha konservasi/
27

pelestarian kawasan x
d. Meningkatkan kesejahteraan untuk
masyarakat lokal
Apakah pembangunan wisata ekologi dapat
menimbulkan dampak terhadap:
a. Lingkungan laut x
3.
b. Ekonomi x
c. Sosial dan budaya masyarakat x
d. Kualitas hidup masyarakat lokal
Apakah bapak/ibu berperan dalam usaha
pengelolaan pantai?
a. Mengikuti pendidikan/penyuluhan tentang x
4. konservasi lingkungan laut
b. Membersihkan sampah ke perairan pantai x
c. Membuat program/ aktivitas di sekitar x
perairan pantai
Apakah ada masalah yang akan muncul dalam
pengelolaan wisata ekologi?
a. Kurang kesadaran dan pengetahuan x
tentang kualitas perairan pantai
5.
b. Kurang pengertian tentang peraturan atau x
perundangan yang ada
c. Srategi pengelolaan yang belum terpadu x
dan terencana dengan baik
Dampak negatf yang akan muncul akibat
pembangungan wisata ekologi di kawasan ini:
a. Kerusakan lingkungan laut x
b. Pencemaran sampah x
6.
c. Sulit memperoleh pendapatan/pekerjaan x
d. Kepadatan/terlalu ramai wisatawan x
e. Perubahan sosial dan budaya masyarakat x
lokal
Daya tarik yang khas dikawasan ini:
a. Aktivitas rekreasi x
7. b. Pendidikan/latihan x
c. Berkunjung ke perairan laut/pantai x
d. Budaya dan tradisi masyarakat lokal x
Apakah ada uasaha bapak/ibu dalam menambah
pengetahuan tentang kualitas lingkungan laut?
a. Membaca surat kabar/majalah x
8.
b. Menonton televisi x
c. Mendengarkan ceramah atau kampanye x
d. Mengikuti pendidikan/pelatihan x
Apakah masyarakat lokal perlu mengambil bagian
dalam pembangunan wisata ekologi?
9. a. Pengusaha wisata ekologi (hotel, x
restauran) x
b. Pekerjaan diberbagai bidang industri
28

wisata ekologi x
c. Pemandu dan pelatih wisata ekologi x
d. Pembuat kerajinan tangan
Apakah bentuk pengelolaan wisata ekologi yang
bapak/ibu harapkan?
a. Menguntungkan negara, pengelola dan x
10. masyarakat lokal
b. Masyarakat lokal perlu terlibat dalam x
pengelolaan wisata ekologi
c. Membawa perubahan sosial/budaya lokal x

Anda mungkin juga menyukai