Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Kucing yang akan dioperasi dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk
mengetahui status kesehatan secara keseluruhan dari hewan yang meliputi signalement dan
status present. Kucing diperiksa secara umum untuk mengetahui suhu, frekuensi jantung dan
frekuensi nafasnya. Kemudian kucing diberi pre-anaesthesi dengan atropin sulfat untuk
mencegah muntah saat operasi, karena atropin menyebabkan blokade reversibel kerja
kolinomimetik mempengaruhi motilitas usus, bronkodilatator, dan mencegah terjadinya
hipersalivasi (Katzung 2001). Operasi yang dilakukan operator pada saat praktikum adalah
laparotomi medianus central, yaitu suatu tindakan penyayatan abdomen yang dilakukan 1 cm
anterior umbilical sampai 3cm posterior umbilical. Penyayatan abdomen yang dilakukan
tepat dibagian tengah mempunyai maksud mempermudah eksplorasi organ-organ yangberada
baik di sebelah anterior maupun posterior dari tempat penyayatan.Sebelum dilakukan operasi,
kucing diperiksa secara umum untuk mengetahuisuhu, frekuensi jantung dan frekuensi
nafasnya. Kemudian kucing diberi pre-anaesthesi dengan atropin sulfas untuk mencegah
muntah saat operasi, karena atropinmenyebabkan blokade reversibel kerja kolinomimetik
mempengaruhi motilitas usus, bronkodilatator, dan mencegah terjadinya hipersalivasi.
(Katzung 2001).
Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi jumlah anestetikum umum yang
diperlukan dan meningkatkan batas keamanan, mengurangi rasa takut, menenangkan pasien
dan membantu terciptanya keadaan bebas cekaman sehingga mempermudah pemberian
anestetikum, mengurangi sekresi kelenjar saliva dan kelenjar selaput lendir saluran
pernafasan, mengurangi pergerakan lambung dan usus serta mencegah muntah ketika pasien
dalam keadaan tidak sadar, menghambat refleks vaso-vagal sehingga mencegah perlambatan
dan henti denyut jantung, mengurangi rasa sakit, rontaan dan rintihan selama masa
pemulihan. Menurut Ganiswara (1995), medikasi pre-anestetik bertujuan untuk mengurangi
efek negatif dari anestesi seperti mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradycardia, muntah
sebelum dan sesudah operasi, kecemasan, memperlancar induksi, dan mengurangi keadaan
gawat anestesi .
Setelah diberikan pre-anaesthesi maka diberikan anaesthesi berupa ketamin 10% dan
xylazine HCl 2%. Anestesi umum dilakukan untuk menghilangkan kesadaran hewan,
menghilangkan rasa sakit, memudahkan pelaksanaan operasi dan menjaga keselamatan
operator maupun hewan itu sendiri. Pembiusan anestetikum harus memperhatikan ukuran
relatif hewan, umur hewan, dan kondisi fisik. Xylazine mempunyai daya kerja sebagai
hipnotikum, anoksia, analgesia, muscle relaxan berpengaruh terhadap sistem kardiovascular.
Sedangkan ketamin merupakan golongan anestetikum disosiatif, mempunyai margin of
safety yang cukup luas, mendepres fungsi respirasi, menyebabkan adanya reflek menelan.
Anestesi diberikan secara intra muscular. Penggunaan kombinasi ketamin dan xylazine ini
harus hati-hati karena memberikan efek samping seperti meningkatkan cardiac output,
tachycardia, hipotensi, hipersalivasi, meningkatkan kontraksi dan konvulsi otot pada kucing
serta mengakibatkan defisiensi hati dan ginjal. Oleh karena itu, pemeriksaan hewan sebelum
dilakukan operasi sangat penting untuk memastikan hewan benar-benar dalam keadaan sehat.
Namun pemberian kombinasi dari kedua anastesi ini juga bertujuan untuk mencegah vomitus.
Setelah terbius maka dilakukan penyayatan pada kulit, linea alba, m.obliquus
abdominis internus et externus, serta peritoneum pada abdomen, pada saat dilakukan
penyayatan terjadi sedikit pendarahan hal ini dikarenakan lokasi penyayatanyang kurang
tepat pendarahan dapat diatasi dengan membersihkan darah menggunakan tampon dan pada
saat penguakan dilakukan terlihat lapis peritoneum yang kemudian disayat untuk melihat
organ-organ yang terdapat di dalam rongga abdomen. Dibawah lapisan peritoneum terdapat
omentum yang menutupi organ yang terdapat di ruang abdomen. Organ yang dapat
ditemukan di bawah omentum, antara lain adalah usus karena posisi penyayatan yang
dilakukan tepat ditengah abdomen. Usus yang ditemukan berwarna merah muda, licin, lunak
dan lumennya kosongserta memiliki banyak vaskularisasi pada permukaan luarnya. Vesika
urinaria yang terpalpasi tidak terisi urin sehingga konsistensinya lunak dan padat.
Lambung dan limpa dapat terpalpasi, bagian tepi limpa lancip dengan konsistensi
yang kenyal sehingga kemungkinan besar limpayang terpalpasi normal dan tidak mengalami
perubahan. Ginjal kiri berada di bagian dorsal tubuh dan letaknya di belakang lambung,
ginjal kiri terletak lebih dorsal karena terdesak oleh lambung. Ginjal kanan terletak lebih
cranial dibandingkan ginjal kiri, ginjal kanan berada pada os vertebrae thoracalis terakhir
dengan os vertebrae lumbalis. Ginjal kanan dan kiri tidak terlihat tetapi hanya dapat teraba
ketika dilakukan palpasi. Bentuk dari kedua ginjal bulat seperti kacang dengan konsistensi
lunak dan padat. Hati terpalpasi dan memiliki konsistensi yang lunak serta terletak disebelah
kanan dari lambung. Letak dari organ-organ didalam rongga abdomen dapat dilihat pada
gambar skematis dibawah ini.
Monitoring selama operasi dilakukan oleh asisten dengan tugas masing-masing.
Monitoring meliputi frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan suhu tubuh. Secara umum
frekuensi jantung, nafas dan suhu tubuh mengalami penurunan. Suhu tubuh mengalami
penurunan terus menerus selam operasi sampai pada 33,7oC. Suhu normal kucing adalah
sekitar 37,7 – 39,4oC. penurunan suhu yang drastis disebabkan oleh metabolisme tubuh
selama operasi, penanganan yang dilakukan untuk mengatasi penurunan suhu ini dengan
melakukan kompres air hangat.
Selama dilakukan operasi frekuensi jantung, frekuensi nafas serta suhu mengalami
penurunan . Hal ini disebabkan karena efekdari pemberian anestetikum yang bersifat sebagai
depressan. Pada pukul 08.45 kucing diinjeksi ketamin xylazine. Kucing juga menunjukkan
keadaan yang tenang pada menit ke 10 sampai akhir menit ke 60 karena kucing telah
memasuki stadium bedah. Hal ini ditunjukan oleh terjadinya penurunan frekuensi jantung dan
frekuensi nafas. Namun pada menit ke 70 kucing mulai bergerak dan merasakan nyeri dari
proses operasi dilakukan penambahan dosis ketamin, yaitu sebanyak 0.75 ml untuk
menenangkan kucing kembali. Penjahitan dilakukan secara hati-hati, lapisan peritoneum dan
otot harus dijahitkuat dengan jenis jahitan sederhana untuk mencegah terjadinya hernia,
benang yangdigunakan benang cat gut 3/0 agar dapat diserap oleh tubuh dan jarum
berpenampangbulat untuk jaringan yang lunak.Sedangkan kulit dijahit dengan jahitan
sederhanamenggunakan benang silk dan jarum berpenampang segitiga untuk mencegah
jahitan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Benson GJ, Thurman WJ, Tranguilli, Smit CW. 1985. Cardiopulmonary effects of an
intravenous infusion of quaifenesin, ketamine, and xylazin in dogs. J. Vet Res. 49(9).

Ganiswarna SG. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Universitas Indonesia Pr.
I Komang WS, Diah K. 2011. Bedah Veteriner. Surabaya (ID): Unair Pr.

Katzung BG. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Unair Pr

Noviana D, Gunanti, Jelantik, Hanira NRF. 2006. Pengaruh anestesi terhadap saturasi
oksigen (SpO₂) selama operasi ovariohisterektomi kucing. J Sains Veteriner. 24(2):267

Anda mungkin juga menyukai