Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.1. Tempat penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3.1.2. Alat dan bahan
3.2.1 Alat
Alat yang dipergunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mesin flat metal rolling
Mesin ini menggunakan motor listrik 3 HP dengan kecepatan poros
motor 1500 rpm dan kecepatan rol 30 rpm, digunakan untuk mereduksi ketebalan
plat aluminium alloy 7075 dari ketebalan 4 mm menjadi 1 mm (Gambar 3.1).

Gambar 3.1. Mesin flat metal rolling


2. Amplas
3. Gergaji logam
4. Furnace
Furnace atau tungku pemanas ini memiliki suhu maksimum 1000°C
digunakan untuk memanaskan plat aluminium 7075 (Gambar 3.2).

21
22

Gambar 3.2 Furnace


5. Vickers hardness test
Digunakan untuk menguji kekerasan aluminium 7075 dengan indentor
berbentuk piramida yang saling berhadapan membentuk sudut 1360. (Gambar 3.3).

Gambar 3.3 Vickers hardness test


6. Mistar
7. Jangka sorong
8. Mikroskop mikro
Digunakan untuk mengetahui bentuk struktur mikro dari paduan plat
aluminium 7075 (Gambar 3.4).
23

Gambar 3.4 Mikroskop Mikro


9. Alat uji tarik (UTM)
UTM (Ultimate Tensile Strength) digunakan untuk menguji kekuatan tarik
aluminium 7075. UTM ini mempunyai load maksimum 20kN (Gambar 3.5).

Gambar 3.5 UTM (Ultimate Tensile Strenght)


3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah plat aluminium alloy 7075
yang dipotong dengan dimensi 200 x 30 x 4 mm.
Tabel 3.1 Komposisi kimia aluminium alloy 7075 (Laboratorium Polman Ceper,
2015)
Unsur Zn Mg Cu Fe Si
Komposisi (%) 5,608 2,05 1,168 0,609 0,196

Unsur Cr Mn Ti Lainnya Al
Komposisi (%) 0,015 0,053 0,013 0,15 sisanya
24

3.2.3 Prosedur Penelitian

Mulai

Plat Al 7075

PEMOTONGAN PLAT
ukuran 200 x 30 x 4 mm

Solution treating pada 550°C Recrystallization annealing pada 420°C


selama 1 jam dan quenching air selama 2 jam dan dibiarkan dingin di tungku

Cold-rolling pada Cold-rolling pada


temperature ruang sampai temperatur ruang sampai
ketebalan 1 mm ketebalan 1 mm

Solution treating pada 550°C


selama 1 jam dan quenching air

Pengujian spesimen : uji tarik, uji keras, uji mikro

Peak aging pada 180°C selama 6 jam

Pengujian spesimen : uji tarik, uji keras,


uji mikro

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.6 Diagram alir penelitian


25

3.3.1 Proses Pembuatan Spesimen


Plat aluminium 7075 dipotong dengan dimensi panjang 200 mm, lebar 30
mm dan tebal 4 mm sebanyak 24 spesimen (Tabel 3.2).
Tabel 3.2 Jumlah spesimen pengujian
Variasi pengujian Jumlah
No Pengujian
1 2 3 4 5 6
Uji kekerasan
1 1 1 1 1 1 1 6
dan mikro
2 Uji tarik 3 3 3 3 3 3 18
Total 24

Sedangkan bentuk dan dimensi benda kerja ditunjukkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Bentuk spesimen dan dimensinya

3.2.4 Proses Perlakuan


1. Proses perlakuan pada plat aluminium 7075 dibagi dalam 3 grup, tiap grup terdiri
dari 8 spesimen.
a. Grup pertama dipanaskan dalam tungku furnace pada suhu 550°C selama 1
jam lalu diquenching dengan air (Solution treatment).
b. Grup ke dua dipanaskan dalam tungku furnace pada suhu 420°C selama 2
jam (recrystallization annealing) kemudian di roll pada suhu ruang dengan
reduksi 75% atau dari ketebalan 4 mm sampai ketebalan 1 mm (cold rolling)
kemudian dipanaskan lagi dalam tungku furnace pada suhu 550°C selama 1
jam lalu diquenching dengan air (Solution treatment).
26

c. Grup ke tiga aluminium diperlakukan dengan mengganti perlakuan


recrystallization annealing dengan solution treatment dari grup yang ke dua.
2. Tiap grup diambil 4 spesimen lalu di uji.
3. 4 spesimen lainnya pada tiap grup dipanaskan dalam tungku furnace pada suhu
180°C selama 6 jam (peak aging).
4. Lalu diuji lagi (Tabel 3.3).
Tabel 3.3 Variasi dan perlakuan
Grup Variasi Perlakuan
I 1 ST
2 ST → PA
II 3 RA →CR →ST
4 RA →CR → ST →PA
III 5 ST →CR →ST
6 ST →CR→ST →PA

Keterangan:
ST = Solution treatment pada 550˚ C selama 1 jam lalu diquenching dalam air
PA = Peak aging pada 180˚ C selama 6 jam
RA = Recrystallization annealing pada 420˚ C selama 2 jam dan dibiarkan dingin
di tungku
CR = Cold rolling pada suhu ruang sampai ketebalan 1 mm atau reduksi sampai
75%
3.2.5 Tahap Pengujian Spesimen
1. Uji Keras
a. Spesimen yang telah diberi perlakuan dipotong dengan dimensi 20 x 30 x 4
mm.
b. Spesimen dimounting dengan cairan resin dan katalis agar mudah dalam
pengambilan data uji keras.
c. Menghaluskan spesimen dengan amplas diteruskan dengan cairan polish
sampai mengkilat pada sisi ketebalan spesimen.
27

d. Melakukan uji kekerasan dengan mesin vickers hardnest test sebanyak 5


sampel secara acak lalu mencatatnya.
2. Uji Mikro
a. Spesimen yang telah diberi perlakuan dipotong dengan dimensi 20 x 30 x t
mm.
b. Spesimen dimounting dengan cairan resin dan katalis agar mudah dalam
pengambilan data uji keras.
c. Menghaluskan spesimen dengan amplas diteruskan dengan cairan polish
sampai mengkilat pada sisi ketebalan spesimen.
d. Mencelupkan sisi yang mengkilap pada cairan etsa, disini menggunakan
larutan modified poulton’s reagent dengan komposisi 40 ml HNO3, 42.5 ml
Aquades, 30 ml HCl, 2,5 ml HF dan 12 gr CrO3 selama 22 detik.
e. Mencuci spesimen dengan air bersih lalu dikeringkan dengan menggunakan
hairdryer.
f. Menguji spesimen dengan mikroskop optik.
3. Uji Tarik
a. Spesimen yang telah diberi perlakuan dipotong sesuai dengan standart
spesimen uji tarik ASTM E8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Standar spesimen uji tarik ASTM E-8


(Harbour, 2010)
Keterangan:
L = 100 mm G = 25 mm
C = 10 mm W = 6 mm
T = tebal pelat aluminium R = radius 6 mm
A = 32 mm B = 30 mm
b. Mengukur panjang awal (L0) atau gauge length dan luas penampang
spesimen.
28

c. Memasang spesimen pada UTM dan melakukan uji tarik sampai putus.
d. Mencatat hasil hasil kekuatan tarik dan kekuatan luluh pada grafik uji
tarik.
e. Melepaskan spesimen kemudian menyatukan kembali seperti semula dan
mengukur panjang spesimen setelah uji tarik (L1).
3.3.4 Tahap Analisa Data
Mengolah data yang telah diperoleh, yaitu uji kekerasan mikro Hardness
Vickers, Uji tarik dan Struktur mikro terkait hubungannya dengan variasi solution
treatment, recrystallization annealing dan cold rolling terhadap kekerasan,
kekuatan tarik dan struktur mikro pada Aluminium 7075 kemudian dibuat
kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai