Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II


PERCOBAAN FRANCK-HERTZ
(ACARA – 5)

Disusun oleh :
Nama : 1. Ayu Vera Muftia K1C015047
2. Siti Amalia K1C0150
Asisten : Durrotus Sarafina

Hari/Tanggal :
Pelaksanaan Praktikum : Selasa, 20 Maret 2018
Pengumpulan Laporan : Selasa, 28 Maret 2018

LABORATORIUM FISIKA INTI DAN MATERIAL


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
PERCOBAAN FRANCK-HERTZ
Ayu Vera Muftia (K1C015047), Siti Amalia (K1C0150)
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jenderal Soedirman
Email: ayuvera18@gmail.com

ABSTRAK

Eksperimen h/e dilakukan berdasarkan penerapan prinsip efek fotolistrik, dan


seterusnya.

Kata Kunci: Lampu mercury, efek fotolistrik, konstanta Planck.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur terkecil dari penyusun atom merupakan elektron. Dimana
elektron dalam suatu atom memiliki tingkat energinya masing-masing.
Sejatinya, model atom dari zaman ke zaman memiliki perkembangannya
hingga sekarang ini yang dapat menjelaskan mengenai tingkatan energi pada
masing-masing kulit elektron. Perkembangan ini tentunya dipengaruhi oleh
majunya peralatan dan ilmu pengetahuan di zaman yang lebih modern.
Dulunya, atom dianggap sebagai materi terkecil dari suatu partikel. Namun,
berkat berkembangnya kemajuan teknologi, telah terbentahkan bahwa atom
merupakan suatu partikel terkecil. Selain itu, analisa atom di zaman sekarang
ini akan lebih mudah dan dapat diterapkan dalam berbagai peristiwa
dikehidupan sehari-hari. Hal itulah sejatinya yang menjadi latar belakang
dalam percobaan Franck-Hertz kali ini.
1.2 Tujuan
1. Membuat kurva Franck-Hertz dan menentukan potensial eksitasi kritis
elektron atom gas mercury (Hg).
2. Lebih memahami perkuliahan fisika modern, khususnya yang menyangkut
dengan eksitasi atom menurut teori atom Bohr.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Teori
Revolusioner mengubah pemahaman tentang fenomena mikroskopis
yang mendapat tempat selama 27 tahun pertama pada abad ke-20 yang belum
pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah ilmu pengetahuan alam. Tidak
hanya menyaksikan banyaknya limitasi dari validitas fisika klasik, akan tetapi
bisa pula menemukan teori alternatif yang menggantikan teori fisika klasik
menjadi jauh lebih beranekaragam dalam kesempatan dan jauh lebih
beranekaragam dalam jajaran pemakaiannya.
Cara yang paling tradisional untuk memulai sebuah pelajaran
mekanika kuantum adalah mengikuti perkembangan sejarahnya – hukum
radiasi Planck, model atom Bohr, dan seterusnya – bersama dengan hati-hati
menganalisis beberapa kunci percobaan seperti efek Compton, dan percobaan
Franck-Hertz.
(J.J.Sakurai, 1985)
Pada tahun 1914, J.Franck dan G.Hertz melaporkan sebuah percobaan
luwes yang tak biasa yang membuktikan bahwa energi mekanik, seperti
energi elektromagnetik, diserap oleh atom-atom dalam kuantitas yang
berlainan. Karena begitu sederhana dan meyakinkan, maka percobaan ini
berhak mendapatkan sedikit pertimbangan yang terperinci.
Peralatan yang dipergunakan oleh Franck dan Hertz terdiri dari
sebuah kabel pemanas listrik yang ditempatkan sejajar dengan sumbu pada
jaringan silinder, yang mana dikelilingi oleh sebuah pengumpul. Alat tersebut
ditempatkan dalam pagar yang berisi dengan uap air merkuri. Suatu tegangan
yang dipercepat berada diantara pemanas dan jaringan, sedangkan suatu
tegangan yang diperlambat berada diantara jaringan dan pengumpul.
Dari bermacam pengumpul arus dengan tegangan yang diperlambat,
energi elektron yang telah melewati uap air merkuri dapat ditentukan. Itu
menandakan bahwa elektron yang energi totalnya lebih kecil dari 4,9 ev tidak
dapat dideteksi setelan tubrukan dengan atom merkuri. Banyak tubrukan
antara energi terendah elektron dan atom dari uap air seharusnya mengalami
lenting sempurna, yang tidak memberikan energi terhadap atom terkecuali
untuk lompatan yang dapat diabaikan. Namun, ketika percepatan potensial
meningkat di atas 4,9 volt, tubrukan tanpa lentingan terjadi dekat jaringan,
yang berarti elektron menyerahkan seluruh energi kinetik mereka kepada
atom merkuri. Setelah kehilangan energi mereka pada tubrukan tanpa
lentingan, electron tidak mampu melewati ruang yang dipersempit, dan
pengumpul arus bernilai minimum.
Sebuah peningkatan yang jauh pada tegangan yang dipecepat
menggerakkan area dimana elektron mencapai energi kritis sebesar 4,9 ev
mendekat ke pusat kabel. Setelah mencapai energi kritis dan kehilangan
energi kinetic saat tubrukan, elektron dapat mengambil energi baru sekarang
sambil menuju ke jaringan, jadi pengumpul arus meningkat lagi. Sebuah arus
minimum kedua yang dihasilkan dengan adanya percepatan potensial kira-
kira 10 volt, seharusnya berada pada area kedua dari tubrukan tanpa lentingan
di sekitar jaringan. Dari hasil percobaan ditunjukkan bahwa atom merkuri
menyerap energi mekanik sebanyak 4,9 ev.
Pertanyaan yang segera muncul adalah apakah atom akan kembali
meradiasi kuantitas dari energi yang sama. Frekuensi dari radiasi yang
dipancarkan akan menjadi 1,18 x 1015 sec-1, yang mana dapat disesuaikan
terhadap cahaya ultraviolet yang memiliki panjang gelombang sebesar 2530
Å. Franck dan Hertz mengulang percobaan mereka pada seperempat wadah,
menembus radiasi ultraviolet, dan menggambarkan pemancaran spektrum
dari uap air merkuri. Sebuah garis tajam tampak pada 2536 Å, sesuai dengan
nilai perhitungan dalam limit error.
Suatu perubahan energi kuantum alami diakui, fisikawan teoritis
dihadapkan dengan tugas yang menyarankan suatu mekanisme dari
banyaknya penyerapan dan pengeluaran yang sesuai dengan keterangan
spektroskopis. Tentu saja mekanisme ini sangat bergantung pada sebuah
model atom yang memuaskan. Informasi yang paling penting dari struktur
atom ditemukan oleh Rutherford pada tahun 1911. Dalam sebuah kertas lama,
Rutherford menganalisis hasil percobaan dari Geiger dan Marsden dengan
sejumlah kecil partikel alpa dari kertas logam tipis. Percobaan ini
menunjukkan bahwa sedikit peristiwa dari partikel alpa (dalam hal ini
20.000) didefleksikan pada sudut rata-rata bernilai 90o melewati sebuah
kertas emas tipis (4 x 10-5 cm). Rutherford menganggap bahwa lebar defleksi
dihasilkan dalam suatu pertemuan tunggal dari sebuah partikel alpa dengan
atom, dikarenakan perhitungan sebelumnya mendasar pada perkalian
sejumlah kecil partikel alpa yang tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Dia menunjukkan bahwa hasil percobaan dapat dijelaskan jika atom dianggap
terdiri dari harga positif yang kuat atau negatif dari pusat, memfokuskan jarak
yang kurang dari 3 x 10-12 cm dan dikelilingi oleh sebuah bidang
elektrifikasi yang harganya berlawanan memperpanjang seluruh sisa dari
atom, sebagai contoh, untuk jarak yang kira-kira sepanjang 10-8 cm.
Kemudian sejumlah kecil partikel alpa dapat dianggap pokok harga dari pusat
atau inti, yang akan menyebabkan partikel alpa menggambarkan garis edar
hiperbola dengan pusat dari atom sebagai satuan fokus.
Geiger dan Marsden dapat menghitung dari data mereka bahwa harga
inti atom diperkirakan setengah dari berat atom tersebut. Ini sangat menarik
untuk dicatat bahwa sebuah inti atom telah siap dipertimbangkan secara
matematik oleh Nagaoka pada tahub 1904, tetapi itu merupakan analisis
Rutherford yang menetapkan konsep ini sebagai fakta dari percobaan yang
telah dilakukan. Masalah segera muncul, biarpun, memperhatikan stabilitas
dari suatu system.
Pada tahun 1913, Niels Bohr dapat memecahkan pertanyaan stabilitas
dari atom Rutherford. Bohr merumuskan sebuah teori struktur atom baru
secara lengkap, berdasarkan dalil-dalil yang pada dasarnya menyimpang dari
pola fisika klasik. Bohr bekerja di konstitusi yang merupakan salah satu
perusahaan yang paling cemerlang di fisika modern dan merupakan dasar
dalam perkembangan teori kuantum.
Dalam dalil pertamanya, Bohr menganggap adanya keadaan yang tak
seimbang pada atom, dengan elektron-elektron yang bergerak di sekitar inti
positif pada lintasan yang mana dapat dihitung dari teori klasik. Dalam hal
yang sederhana, atom hidrogen, sebuah elektron tunggal dianggap
menggambarkan suatu lingkaran, atau elips dengan inti pada satuan fokus.
Energi total atom pada keadaan tetap berlawanan dengan perubahan klasik
elektron yang tidak diradiasi.
(John L. Powell dan Bernd Crasemann, 1961)
Teori Planck dalam radiasi benda hitam juga memprediksikan bahwa
dalam proses emisi dan absorpsi dari radiasi, atom yang ada di dinding
berlubang bertindak dahulu karena mereka mengukur keadaan energi. Oleh
sebab itu, menurut teori kuantum lama, setiap atom hanya mampu
memisahkan keadaan energi yang berlainan.
Pengesahan langsung bahwa keadaan energi dalam atom yang diukur
berasal dari sebuah percobaan sederhana yang dilakukan oleh Franck dan
Hertz pada tahun 1914. Elektron dipancarkan dengan panas pada energi
rendah dari pemanas katoda C. Mereka dibawa ke anoda A oleh sebuah beda
potensial V yang diterapkan diantara dua elektroda. Beberapa elektron
melewati lubang di A dan melintasi pelat P, asal saja energi kinetik mereka
meninggalkan A sudah cukup mengatasi perlambatan beda potensial V yang
kecil, berada diantara P dan A. Seluruh tabung diisikan pada tekanan rendah
dengan sebuah gas atau uap air dari atom yang diteliti. Percobaan melibatkan
kadar arus elektron yang mencapai P (ditunjukkan oleh arus I yang mengalir
pada alat ukur) sebagai sebuah fungsi dari percepatan tegangan V.
Percobaan pertama dilakukan dengan tabung yang berisikan uap air
Hg. Pada percepatan tegangan yang rendah, arus I dijalankan agar meningkat
dengan peningkatan tegangan V. Ketika V mencapai 4,9 V, arus jatuh secara
tiba-tiba atau curam atau terjal. Ini ditafsirkan sebagai petunjuk bahwa
beberapa interaksi antara elektron dan atom Hg dengan tiba-tiba mulai
mencapai 4,9 eV pada energi kinetik elektronnya. Ternyata sebuah pecahan
yang penting dari elektron membangkitkan energi atom Hg ini dan juga
kehilangan seluruh energi kinetik mereka. Jika V hanya sedikit dari
banyaknya energi kinetik sebesar 4,9 V, proses eksitasi pasti hanya terjadi di
depan ANODA a, dan setelah proses elektron tidak dapat mencapai energi
kinetik yang cukup jatuh ke arah A untuk mengatasi perlambatan tegangan
VP dan mencapai pelat P. Pada besaran V, elektron dapat mencapai energi
kinetik yang cukup setelah proses eksitasi mengatasi VP dan mencapai P.
Ketajaman dari perubahan kurva menunjukkan bahwa energi elektron kurang
dari 4,9 eV tidak dapat memindahkan energi mereka ke sebuah atom Hg.
Tafsiran ini sesuai dengan adanya keadaan energi yang berlainan terhadap
atom Hg. Anggapan pertama yang membangkitkan keadaan Hg menjadi 4,9
eV lebih tinggi pada energi dibandingkan keadaan yang mula-mula, sebuah
atom Hg yang sederhana tidak bisa menerima energi dari serangan elektron
kecuali kalau elektron ini setidak-tidaknya mencapai 4,9 eV.
Sekarang, jika pemisahan antara keadaan mula-mula dan keadaan
pertama yang membangkitkan secara tepat 4,9 eV, seharusnya ada sebuah
garis pada spektrum emisi Hg yang sesuai dengan hilangnya nilai atom
sebesar 4,9 eV melalui peralihan dari keadaan pertama yang membangkitkan
ke keadaan mula-mula. Franck dan Hertz menemukan bahwa ketika energi
dari serangan elektron kurang dari 4,9 eV tidak ada garis nyata yang
dipancarkan dari uap air Hg dalam tabung, dan ketika energi tidak lebih
sedikit dari jumlah volt elektron yang lebih tinggi maka nilai ini hanya sebuah
garis tunggal dilihat dari spektrum. Garis ini memiliki panjang gelombang
2536 Å, yang mana sangatlah tepat dan sesuai dengan energi foton sebesar
4,9 eV.
Percobaan Franck-Hertz memberikan bukti yang menyolok bagi
banyaknya jumlah energi dari atom. Itu juga menetapkan sebuah cara untuk
pengukuran langsung perbedaan energi antara keadaan kuantum suatu atom –
jawaban tampak pada voltmeter! Ketika kurva I vs V dipanjangkan ke
tegangan yang lebih tinggi, penambahan perubahan ditemukan. Beberapa
elektron mengeksitasi keadaan tereksitasi atom pada banyaknya peristiwa
pemisahan sepanjang perjalanan merka dari C menuju ke A; tetapi beberapa
eksitasi yang seharusnya lebih tinggi mengeksitasi keadaan, dan dari posisi
kisi, perbedaan energy diantara keadaan tereksitasi yang lebih tinggi ke
keadaan dasar dapat diukur secara langsung.
Metode eksperimen yang lain menetapkan pemisahan antara keadaan
energy dari sebuah atom adalah untuk mengukur spectrum atomnya dan
kemudian secara empiris untuk membangun suatu kumpulan dari keadaan
energy yang mana menggiring spectrum. Dalam praktiknya, ini sering
menyulitkan untuk dilakukan karena kumpulan garis terdapat pada spectrum,
sama halnya dengan kumpulan dari keadaan energy yang sering sangat rumit;
biarpun, pada umumnya dengan semua teknik spektrokopis, itu merupakan
metode yang sangat akurat. Dalam semua hal yang mana penetapan
pemisahan diantara keadaan energy atom dibuat pasti, menggunakan kedua
teknik ini dan teknik Franck-Hertz, hasil yang ditemukan menjadi persetujuan
yang unggul.
Pemisahan antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi pertama dan
kedua diketahui, dari percobaan Franck-Hertz, ialah 4,9 eV dan 6,7 eV.
Bilangan ini dapat disahkan, dan dalam fakta yang ditetapkan dengan
ketelitian yang tinggi, oleh pengukuran panjang gelombang dari dua garis
spectral yang sesuai untuk peralihan sebuah electron dalam atom Hg dari dua
keadaan ini ke keadaan dasar. Energy ɛ = -10,4 eV, dari keadaan dasar yang
relative ke keadaan nol suatu energy total, tidak ditentukan oleh percobaan
Franck-Hertz. Biarpun itu dapat ditemukan oleh pengukuran panjang
gelombang dari garis yang sesuai untuk peralihan sebuah atom electron dari
keadaan nol suatu energy total ke keadaan dasar. Ini adalah rentetan limit dari
rangkaian yang berakhir pada keadaan dasar. Energy ɛ juga dapat diukur oleh
pengukuran energy yang harus disediakan sebuah atom Hg supaya mengirim
satu elektronnya dari keadaan dasar ke keadaan nol suatu energy total.
Dikarenakan electron dari nol energy total tidak sampai melewati batas atom,
ɛ merupakan energy yang hendak mengionisasikan atom dan oleh karena itu,
ɛ disebut energy ionisasi.
(Robert Eisberg dan Robert Resnick, 1974)
Gejala ionisai ditandai oleh meningkatnya kuat arus anoda secara
drastik. Elektron ini tidak akan mampu lagi mencapai anoda jika tenaga
sisanya kurang dari tenaga penghalang, sehingga terjadi pemerosotan arus
anoda. Bila tegangan kisi dinaikkan lagi lebih lanjut, maka arus anoda akan
naik lagi, tetapi kemudian merosot lagi bila tegangan kisi sama dengan
kelipatan bulat tegangan eksitasi (Ve).

Energi eksitasi atom merupakan perkalian antara tegangan eksitasi


atom (Ve) dengan muatan elektron (e).
Eeks = e Ve ……………………………………………………….. (1)
Energi ini digunakan untuk memancarkan foton yang memiliki
panjang gelombang λ, yang terkait dengan persamaan energi foton.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Laboratorium Fisika Inti dan Material Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Soedirman, 20 Maret 2018 pukul
10.00-12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


1. Franck-Hertz supply unit 230 1V (seri 555 88, Leybold Didactic Jerman)
2. Tabung Franck-Hertz (555 88)
3. Soket untuk tabung Franck-Hertz Tube gas Hg (555 861)
4. Oven Elektrik 230 V (555 81)
5. Sensor temperature NiCr-Ni (666 183)

3.3 Prosedur kerja


1. Peralatan disusun seperi Gambar 2
2. Tabung Frabkc-Hertz dimasukkan pada kerangkanya
3. Tabung oven dipanaskan hingga 180°C kemudian sumber daya stabil
dinyalakan
4. Tabung Franck-Hertz dimasukkan pada kerangka dan dimasukkan
kedalam oven
5. U1 diatur sebesar 1V dan U3 sebesar 3V dengan suhu 180°C
6. Percobaan dilakukan dengan variasi harga U2 kemudian diamati dan
dicatat besarnya arus I (pada nilai tegangan 0-32 V)

3.3 Flowchart
Mulai

Menyiapkan alat dan bahan :


1. Franck-Hertz supply unit 230V
2.Tabung Franck-Hertz
3. Soket untuk tabung Franck-
Hertz Tube gas Hg
4.Oven Elektrik 230 V
5. Sensor temperature NiCr-Ni

Menyusun peralatan seperti


gambar 2

Memasukkan tabung Franck-


Hertz pada kerangkanya

Memanaskan tabung oven


sampai 180°C dan menyalakan
sumber daya stabil

Memasukkan tabung Franck


Hertz pada kerangka dan
memasukkan ke tabung oven

Mengatur U1 sebesar 1V dan U3


sebesar 3V dengan suhu 180°C

Melakukan percobaan dengan


variasi harga U2 dan mengamati
serta mencatat besarnya arus I
(pada nilai tegangan 0-32 V)

Ia

Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Percobaan Franck-Hertz
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Percobaan Franck Hertz
No. U2 (Volt) UA = IA (Volt) U2 (Volt) UA = IA (Volt)
1 0 2.13 17 12.35
2 1 2.16 18 12.19
3 2 2.19 19 12.35
4 3 2.33 20 12.34
5 4 3.24 21 12.34
6 5 4.30 22 12.34
7 6 2.48 23 12.34
8 7 2.30 24 12.33
9 8 2.44 25 12.33
10 9 6.95 26 12.33
11 10 10.07 27 12.33
12 11 4.43 28 12.33
13 12 3.20 29 12.33
14 13 3.71 30 12.33
15 14 10.27 31 12.33
16 15 12.34 32 12.32
17 16 12.35
Grafik Percobaan Franck Hertz
14

12

10

8
IA (Volt)
6

0
0 5 10 15 20 25 30 35

Gambar 4.1 Grafik Hubungan U2 (V) dengan IA (V)

4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. lampu mercury...;
2. dst.

5.2 Saran
1. Selalu melakukan ....
2. Dst.
DAFTAR PUSTAKA

Eisberg, Robert. 1974. “QUANTUM PHYSICS OF ATOM, MOLECULES, SOLIDS,


NUCLEI, AND PARTICLES”. Second Edition. John Wiley & Sons : United States
of America. Pages : 107-110
Powell, John L. 1961. “QUANTUM MECHANICS”. Addison-Wesley Publishing
Company : United States of America. Pages : 11-15

Sakurai, J.J. 1985. “MODERN QUANTUM MECHANICS”. The Benjamin/Cummings


Publishing Company : Canada. Page : 1
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Praktikum Percobaan Franck-Hertz

Anda mungkin juga menyukai