Anda di halaman 1dari 2

3.

Untuk memeriksa kadar hormon tiroid dapat dilakukan dengan :


 Pemeriksaan serum Tiroksin (T4) dan Tri-iodotironin (T3)
Pemeriksaan serum tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) direkomendasikan sebagai
pemeriksaan standar untuk diagnosis hipertiroidisme. Pemeriksaan utamanya dilakukan
pada bentuk bebas dari hormon tiroid karena yang menimbulkan efek biologis pada
sistem tubuh adalah bentuk tak terikatnya. Tes T4 digunakan untuk menentukan suatu
hipotiroidisme atau hipertiroidisme, menentukan maintenance dose tiroid pada
hipotiroidisme Tes T3 digunakan untuk mendiagnosis hipertiroidisme dengan kadar T4
normal.
 Tes TSH
Pemeriksaan serum TSH sebagai pemeriksaan lini pertama pada kasus hipertiroidisme
karena perubahan kecil pada hormon tiroid akan menyebabkan perubahan yang nyata
pada kadar serum TSH. Sehingga pemeriksaan serum TSH sensitivitas dan spesifisitas
paling baik dari pemeriksaan darah lainnya untuk menegakkan diagnosis gangguan tiroid.
TSHs (Thyroid Stimulating Hormon sensitive) adalah tes TSH generasi ke tiga yang
dapat mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai
pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan dilanjutkan dengan tes FT4
hanya bila dijumpai TSHs yang abnormal. FT4 lebih sensitif daripada FT3 dan lebih
banyak digunakan untuk konfirmasi hipotiroidisme setelah dilakukan tes TSHs .
 Tes TRH
Tes Thyroid Releasing Hormone (TRH) digunakan untuk mengukur respons hipofisis
terhadap rangsangan TRH, yaitu dengan menentukan kadar TSH serum sebelum dan
sesudah pemberian TRH eksogen. Pada hipertiroidisme klinis atau subklinis tidak tampak
peningkatan TSH setelah pemberian TRH. Sebaliknya bila pasien eutiroid atau sumbu
hipotalamus-hipofisis masih intake, maka hipofisis akan memberikan respons yang
adekuat terhadap rangsangan TRH. Tes TRH yang normal menyingkirkan diagnosis
hipertiroidisme. Tes TRH hanya dilakukan pada pasien yang dicurigai hipertiroidisme
sedangkan kadar FT4 dan FT3 masih normal atau untuk mengevaluasi kadar TSH yang
rendah atau tidak terdeteksi dengan atau tanpa hiper/hipotiroidisme yang penyebabnya
tidak diketahui.
 Ultrasonography
Ultrasonography merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi untuk mendapatkan gambar dan bentuk kelenjar tiroid. Dengan pemeriksaan ini
dapat diidentifikasi bentuk dan ukuran kelenjar tiroid pasien.
 Fine-needle aspiration
Fine-needle aspiration digunakan untuk mengambil sampel sel di kelenjar tiroid atau
biopsi. Dari hasil biopsi dengan FNA dapat diketahui apakah nodul pada pasien bersifat
benign (non kanker) atau malignant (kanker)
 Radioactive Iodine Uptake
Merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak iodine yang
digunakan dan diambil melalui transporter Na+/I- di kelenjar tiroid. Pada metode ini
pasien diminta menelan kapsul atau cairan yang berisi iodine radioaktif dan hasilnya
diukur setelah periode tertentu, biasanya 6 atau 24 jam kemudian. Pada kondisi
hipertiroidisme primer seperti Graves’ disease, toxic adenoma dan toxic multinodular
goiter akan terjadi peningkatan uptake iodine radioaktif.

4. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan hormon tiroid memiliki peranan yang vital dalam
pengaturan metabolisme tubuh. Peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah memacu
peningkatan kecepatan metabolisme (basal metabolic rate) sehingga Ibu Surti dapat
merasakan beberapa gejala seperti lemas, mual, mudah pusing dan merasa tidak punya tenaga
ketika akan berangkat bekerja. Terdapat kaitannya antara sekresi hormon tiroid dengan
hormon lainnya sehingga penyakit ini semakin lama semakin parah. Beberapa kaitannya
dengan hormon lain yakni misalnya dengan hormon epinefrin (adrenalin). Diman bila hanya
terdapat tiroid tidak akan berefek pada suatu mekanisme pelepasan asam lemak. Namun
keberadaan epinefrin berefek pada pelepasan lemak tapi dalam kadar yang sedikit. Ketika
terdapat epinefrin dan tiroid maka tiroid tersebut akan berefek memperbanyak reseptor
epinefrin. Sehingga asam lemak yang dilepakan menjadi dalam kadar yang lebih tinggi atau
banyak. Sekresi hormon tiroid juga berkaitan dengan sekresi hormon reproduksi. Kelancaran
sekresi kelenjar tiroid merupakan salah satu syarat untuk kelangsungan reproduksi secara
normal. Hormon tiroid memengaruhi reproduksi dan fertilitas dengan mempertahankan
hubungan gonadohipofiseal. Selain itu dalam mekanismenya hormon tiroid menurunkan
kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang keras,
mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam
ginjal. Sehingga berkaitan dengan sekresi hormon pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai