Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

A. Rancangan Studi Kasus

Desain rancangan penyusunan karya tulis ilmiah ini, menggunakan

desain studi kasus deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah

mendeskripsikan atau memaparkan keadaan klien yang dilakukan secara

sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan.

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu

unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok,

komunitas, atau institusi (Nursalam, 2016).

Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini dengan pendekatan case study

pre test dan post test pemberian terapi oksigen melalui nasal kanul. Studi

kasus ini untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan oksigenasi sebelum

dan sesudah diberikan tindakan pemberian terapi oksigen nasal kanul.

B. Subjek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah pasien X dan Y dengan kasus

cedera kepala sedang yang membutuhkan terapi oksigen di Rumah Sakit Z.

C. Definisi Operasional

Studi kasus asuhan keperawatan pada Karya Ilmiah ini adalah :

1. Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar

yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,

mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh.

44
45

Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital

dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan

hidup seluruh sel-sel tubuh (Andarmoyo, 2012).

2. Pemberian oksigenasi nasal kanul adalah suatu tindakan keperawatan

pemberian oksigen dengan aliran 1-6 liter/menit, konsentrasi oksigen 22-

44% yang bertujuan untuk meningkatkan saturasi oksigen (Tarwoto &

Wartonah, 2010).

3. Cedera kepala adalah adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk

atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan

perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang merupakan perubahan bentuk

dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan

penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan

juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan

(Musliha, 2010).

4. Gangguan perfusi jaringan serebral adalah penurunan sirkulasi darah ke

otak (SDKI, 2016).

D. Tempat dan Waktu

Tempat dan waktu penelitian pengambilan kasus untuk karya tulis

ilmiah ini adalah Rumah Sakit Z pada rentang waktu Februari – Maret 2018.

E. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Menurut Asmadi (2008) pengumpulan data pada Karya Tulis Ilmiah ini

dengan metode :
46

a. Observasi partisipatif

Observasi digunakan untuk mengetahui gambaran nyata tentang

kondisi pasien secara langsung dengan mencatat pada lembar observasi

jika terdapat penurunan nilai tingkat kesadaran ataupun gejala-gejala

lain yang ditimbulkan pada pasien dengan cedera kepala sedang.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dalam bentuk

personal dimana peneliti mewawancarai daan mencatat respon dari

responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan pasien

tersebut.

c. Pengukuran atau pemeriksaan

Pengukuran atau pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan

menghitung nilai peningkatan SaO2 sebelum dan sesudah pemberian

terapi oksigen dengan menggunakan nasal kanul.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian atau aktivitas

yang otentik dengan catatan tertulis. Pada metode ini penulis

mengumpulkan data dari hasil catatan keperawatan (tindakan

pemberian oksigenasi terhadap peningkatan SaO2), catatan medis, dan

hasil pemeriksaan penunjang seperti : pemeriksaan laboratorium, hasil

monitoring peningkatan SaO2 dan Analisa Gas Darah kimia.


47

2. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan pada studi kasus ini adalah dengan SOP

pemberian terapi oksigen melalui nasal kanul.

3. Analisa Data dan Penyajian Data

Metode penyajian data disajikan dengan membandingkan saturasi

oksigen sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pemberian terapi oksigen

dengan nasal kanul pada pasien cedera kepala sedang. Metode ini dilakukan

dengan tujuan agar perawat dapat mengetahui kenaikan saturasi oksigen serta

dapat mengetahui respon klien setelah diberikan terapi oksigen dengan nasal

kanul.

4. Etika Studi Kasus

Etika pada penelitian kasus ini yang menggunakan subjek manusia,

maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip ethical clearance. Menurut

(Saryono & Mekar, 2010) dikutip dari (Moleong, 2007) agar studi ilmiah

benar – benar dapat terjadi dan peneliti tidak mendapat persoalan masalah etik

maka ada beberapa yang harus di persiapkan oleh peneliti antara lain yaitu :

1. Informed Consent (persetujuan)

Informed Consent yaitu suatu bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti memberi tahu

secara jujur maksud dan tujuan terkait dengan tujuan penelitian. Lembar

persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti dan

memenuhi kriteria. Apabila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh

memaksa dan harus menghormati hak-hak pasien.


48

2. Anonymity (tanpa nama)

Pada penelitian ini privasi tetap dijaga dengan responden diperlakukan

sama nama klien di ganti dengan nomor atau kode pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,

baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Kerahasiaan tentang

subjek tidak di publikasikan bila subjek tidak menghendaki dalam laporan

penelitian. Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan

dan hanya di gunakan untuk kegiatan penelitian serta tidak akan di

publikasikan tanpa izin partisipan.

Anda mungkin juga menyukai