Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI DIRI :

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

MATERI : Ns. Slemetiningsih, S. Kep., M. Kep., Sp. J

Koodinator Mata Ajar : Ns. Abdu Rahim Kamil, S. Kep., M. Kep

DISUSUN OLEH:

ENI KUNTARI DEWI

2016727059

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2017
Bencana terbagi dua : yaitu alam dan non alam

1. Alam
a. Banjir
b. Gempa
c. Tsunami
d. Longsor

2. Non alam
a. Bencana social (teroris)
b. Bencana karena alat buatan

Penyebab bencana itu ada dua:

1. Perubahan alam
2. Buatan manusia

Factor factor yang mem[engaruhi kerentanan psikologis:


1. Tingkat keparahan : kehilangan seseorang, kehilangan harta benda, kehilangan anggota
tubuh.
2. Jenis bencana : banjir di Jakarta dengan banjir di daerah tidak sama.
3. Jenis kelamin dan usia : wanita lebih cemas dibanding laki-laki, usia yang produktif
dengan yang tida produktif
4. Kepribadian
5. Ketersediaan jaringan dan dukungan social: di kota besar lebih mudah dibantu
didaerah lebih lama dan sulit di jangkau bantunya.

Estimasi Masalah kesehatan Jiwa

Estimasi dibagi dua:

1. Terduga

Prevalensi

2. Tak terduga
bencana
Proses terjadinya bencana

Non bencana Bencana Pasca Bencana

Pra
bencana Trauma Emerge
Stabil
ncy

Rekonst
Bencana Krisis
ruksi

Dampak Psikologis bencana

Harus f isiknya dulu yang dibantu kemudian psikolagisnya.

Seseorang bisa terjadi Numbing (mati rasa fisik) bila teerjadi bencana misalnya dia
fraktur atau patah tulang tidak dirasakan karena terjadinya bencana.

Tahap tanggap darurat

Diagnosis keperawatan yang muncul : kecemasan, RPK, koping individu tidak efektif

Tahap pemulihan

Pada tahap ini berbagai gejala pasca trauma muncul: misalnya Pasca Trauma Stress
Disorder, Disorder Kecemasan Generalized, Up normal Duka Cita, dan Post
Traumatic Depresi.

Gejala pasca trauma muncul :

1. Akut stress pasca trauma: Emosi. Pikiran . Tubuh, Prilaku.


2. Post Trauma disorder biasanya terjadi dua bulan setelah bencana: Reecperience,
Avoidance, hyperarusal, Generalited Anxiety Disorder, duka cita ekstrim, Post
Trauma Depresi
Pada fase tanggap darurat harus sesuai dengan diagnose yang ada misalnya ;
Cemas intervensi : - Distraksi Pendekatan kepada Tuhan YME
-Tarik napas dalam
RPK Intervensi : - tarik napas dalam
: - Pukul bantal

Koping individu tidak Efektif intervensi

: - Regresi

: -Pronogsi

: -Proyeksi

Mengembangkan untuk koping yang positif

Tahap Pemulihan Psikososial harus ada yang dilibatkan agar tidak terjadi
Post Trauma Stress Disorder.

Untuk pemulihan tergantung dari koping individu dan support keluarga


biasanya agak sulit didapat karena keluarga sudah tidak ada akibat bencana.
PERTEMUAN
NO DIAGNOSA TINDAKAN
1 2 3 DST
1. Kaji ansietas pasien 1. Evaluasi ansietas dan kemampuan pasien 1. Evaluasi ansietas dan kemampua tarik
2. Bantu pasien mengenal ansietas: melakukan tasik nafas dalam dan distraksi dan nafas dalam, distraksi, teknik lima jari,
a) Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. berikan pujian. spiritual. Beri pujian
b) Mengenal penyebab ansietas 2. Latihan hipnotis diri sendiri (teknik lima jari) 2. Latih sampai membudaya
c) Menyadari perilaku akibat ansietas dan kegiatan spiritual 3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
3.Latih teknik relaksasi: 3. Anjurkan pasien melakukan tarik nafas dalam 4. Nilai dampaknya pada ansietas
PASIEN a) Tarik napas dalam ( lima kali setiap latihan) (setiap dua jam), distraksi (setiap saat), teknik
b) Distraksi (baca, bercakap-cakap, nonton tv) lima jari (lima kali sehari) dan kegiatan
4. Anjurkan latihan nafas dalam tiap dua jam, spiritual (disesuaikan)
distraksi setiap saat (kecuali saat tidur)

1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam 1. Evaluasi masalah yang dirasakan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1 ANSIETAS
merawat pasien dan kemampuan keluarga merawat pasien. merawat/melatih pasien tarik nafas dalam,
2. Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, Berikan pujian. distraksi, teknik lima jari dan kegiatan
tanda dan gejala, serta akibatnya 2. Menyertakan keluarga saat melatih pasien spiritual
3. Menjelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan 2. Nilai kemampuan keluarga merawat
menambah masalah pasien, selalu bersikap positif spiritual pasien
dan memberi semangat 3. Anjurkan membantu pasien mengatasi 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
KELUARGA 4. Menyertakan keluarga saat melatih pasien ansietasnya kontrol/rujukan
melakukan tarik nafas dalam, dan distraksi 4. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan
5. Anjurkan keluarga memotivasi pasien melakukan di rumah, follow up dan kondisi pasien yang
tarik nafas dalam dan distraksi serta menjelaskan perlu dirujuk (lapang persepsi menyempit, tidak
kepada yang besuk untuk melakukan sikap yang mampu menerima informasi, gelisah, tidak
positif dapat tidur) dan cara merujuk pasien

1. Kaji stresor/penyebab gangguan citra tubuh dan 1. Evaluasi gangguan citra tubuh dan 1. Evaluasi gangguan citra tubuh dan
tanda dan gejala kemampuan pasien melatih bagian tubuh yang kemampuan meningkatkan dan membentuk
2. Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya: terganggu dan yang sehat. citra tubuh yang ideal. Beri pujian
a) Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. 2. Motivasi pasien untuk melatih pembentuhan 2. Latih sampai membudaya
b) Menyadari gangguan citra tubuhnya tubuh yang ideal: bagian tubuh yang terganggu 3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
3. Diskusikan persepsi pasien tentang: citra dan bagian tubuh yang sehat 4. Nilai dampaknya pada gangguan citra
tubuhnya yang terganggu dan bagian tubuh yang 3. Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh tubuh
masih potensial dan harapan dengan cara :
4. Latih meningkatkan fungsi bagian tubuh yang a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang
terganggu: melihat, menyentuh, melatih. lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian
5. Latih menggunakan bagian tubuh yang masih yang baru (jika diperlukan)
sehat dan potensial. b) Motivasi pasien untuk melihat, menyentuh,
merawat bagian tubuh yang hilang dan diganti
PASIEN
secara bertahap.
4. Lakukan interaksi secara bertahap dengan
cara :
a. Susun jadual kegiatan sehari-hari
b. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan
terlibat dalam aktifitas dalam keluarga dan
sosial
c. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang
lain yang berarti/mempunyai peran penting
Gangguan citra baginya.
2
tubuh d. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien
melakukan interaksi

1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam 1. Evaluasi peran keluarga merawat pasien, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat pasien mengatasi gangguan citra tubuh melalui merawat/melatih pasien dalam
2. Menjelaskan gangguan citra tubuh, penyebab, aktifitas yang mengarah pada pembentukan pembentukan tubuh yang ideal
proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya tubuh yang ideal dan follow up. Berikan pujian 2. Nilai kemampuan keluarga merawat
3. Menjelaskan cara merawat gangguan citra tubuh 2. Menyertakan keluarga saat melatih pasien pasien
pasien: tidak menambah masalah pasien, selalu mengatasi gangguan citra tubuh melalui 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
bersikap positif dan memberi semangat 4. aktifitas yang mengarah pada pembentukan kontrol/rujukan
Mendiskusikan dengan keluarga bagian tubuh yang tubuh yang ideal
terganggu:fungsi, struktur dan atau bentuk dan 3. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan
bagian tubuh yang masih sehat di rumah, follow up dan kondisi pasien yang
KELUARGA 5. Menyertakan keluarga saat pasien melakukan perlu dirujuk (penolakan terhadap perubahan
latihan bagian tubuh yang terganggu dan yang diri bersifat menetap dan tidak mau terlibat
masih sehat dalam perawatan diri) dan cara merujuk pasien
5. Anjurkan keluarga memotivasi pasien melakukan
latihan bagian tubuh yang terganggu dan bagian
tubuh yang sehat

PERTEMUAN
NO DIAGNOSA TINDAKAN
1 2 3 dst
1. Kaji stresor harga diri rendah situasional dan 1. Evaluasi harga diri pasien serta kemampuan 1. Evaluasi harga diri pasien dan
tanda dan gejala melakukan kegiatan positif dan manfaatnya. kemampuan melakukan kegiatan yang
2. Bantu pasien mengenal harga diri rendah: Beri pujian positif serta manfaatnya dalam
a) Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. 2. Latih kemampuan kedua meningkatkan harga diri. Beri pujian
b) Mengenal penyebab harga diri rendah 3. Anjurkan melatih kemampuan pertama, kedua 2. Nilai kemampuan pasien melakukan
c) Menyadari perilaku akibat harga diri rendah dstnya kemampuan positif
d) Mengevaluasi positif diri yang lalu 4. Anjurkan menilai manfaat melakukan 3. Nilai harga diri pasien
3. Bantu pasien mengidentifikasi potensi dan kegiatan dalam meningkatkan harga diri.
keterbatasan yang dimiliki saat ini
PASIEN
4. Diskusikan aspek positif/potensi/kemampuan
diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
5. Latih satu kemampuan positif yang dimiliki
6. Latih kemampuan positif yang lain
7. Tekankan bahwa kegiatan melakukan
kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan
HARGA DIRI harga diri positif
3 RENDAH
SITUASIONAL
1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam 1. Evaluasi masalah yang dirasakan keluarga 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat pasien dan kemampuan keluarga merawat pasien. merawat/melatih pasien melakukan
2. Bantu keluarga mengenal harga diri rendah pada Berikan pujian. kegiatan positif serta manfaatnya
pasien: 2. Menyertakan keluarga saat melatih meningkatkan harga diri pasien
a) Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses kemampuan pasien yang kedua 2. Nilai kemampuan keluarga merawat
terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya 3. Anjurkan membantu pasien mengatasi harga pasien
b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harag diri rendahnya 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
KELUARGA diri rendah: menumbuhkan harga diri positif 4. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan kontrol/rujukan
melalui melakukan kegiatan positif di rumah, follow up dan kondisi pasien yang
3. Sertakan keluarga saat melatih latihan perlu dirujuk (lapang persepsi menyempit, tidak
kemampuan positif positif mampu menerima informasi, gelisah, tidak
4. Anjurkan membantu/memotivasi pasien dapat tidur) dan cara merujuk pasien
melakukan kemampuan positif dan memberi pujian

1. Kaji stresor dan tanda & gejala ketidakberdayaan 1. Evaluasi ketidak berdayaan pasien dan 1. Evaluasi ketidakberdayaan dan
2. Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan: kemampuan afirmasi pikiran dan harapan kemampuan pemberdayaan pasien. Berikan
a) Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. positif. Beri pujian pujian
b) Mengenal penyebab ketidakberdayaan 2. Latihan cara mengontrol perasaan 2. Nilai keberdayaan pasien
c) Menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan ketidakberdayaan melalui peningkatan 3. Nilai apakah ketidakberdayaan
3. Bantu mengidentifikasi situasi kehidupan yang kemampuan mengendalikan situasi yang masih berkurang/hilang
tidak mampu dikontrol oleh pasien bisa dilakukan pasien:
4. Diskusikan pemikiran negatif pasien yang dapat a. Bantu pasien mengidentifikasi area/kegiatan
PASIEN menurunkan kondisi pasien kehidupan yang dapat dilakukan walaupun
5. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran sedang sakit
positif, logis dan rasional b. Latih berbagai kegiatan yg masih dapat
6. Latih mengembangkan pikiran dan harapan dilakukan walaupun sedang sakit: misalnya
positif (latihan afirmasi positif) makan sendiri, menggerakkan tangan dan kaki
Seseorang yang sudah mendapatkan bencana yang mengakibatkan kehilangan support
system sangat membutuhkan bantuan orang lain dan koping individu yang efektif untuk bisa
menghilangkan stress pasca disorder.

Daftar Pustaka

Alquranul Karim dan terjemahannya, kemenag RI,

Diktat Keperawatan, Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai