Bab Ii Tinjauan Pustaka: Preventif Care Untuk Mencegah Terjadinya Masalah Yang Kurang Baik Bagi Ibu
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Preventif Care Untuk Mencegah Terjadinya Masalah Yang Kurang Baik Bagi Ibu
TINJAUAN PUSTAKA
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk
preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu
memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat
melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental
ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal (Depkes RI,
2007).
11
12
kembang bayi.
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi, agar
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama, sebagai
Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi wanita dengan
kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang terakhir adalah untuk
Standar kualitas pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil yaitu
darah, lingkar lengan atas (LiLA). Selain itu dilakukan juga pengukuran tinggi
fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin untuk
ibu dan janin diberikan juga imunisasi Tetanus Toxoid (TT), pemberian tablet
tambah darah/tablet besi (Fe), serta pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus),
Standar pelayanan antenatal pada kunjungan pertama ibu hamil meliputi tahap
pencatatan yang meliputi adalah identitas ibu hamil, kehamilan sekarang, riwayat
kehamilan dan persalinan yang lalu, serta penggunaan cara kontrasepsi sebelum
imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium,
multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi dan
penyuluhan bagi ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan yaitu anamnesa tentang
perlu, pemberian obat rutin khusus dan penyuluhan (Depkes RI, 2007).
program pelayanan antenatal yang ditetapkan oleh Depkes (2007), yaitu tentang
K1.
b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua (antara minggu ke 14-28) = K2.
c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan
sesudah minggu ke 36) = K3 dan K4. Apabila terdapat kelainan atau penyulit
perlindungan ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan,
Pelayanan kegiatan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan
dokter spesialis dan tenaga paramedik yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat
pembantu, posyandu, bidan praktik swasta, polindes, rumah sakit bersalin, dan
Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah mendapatkan
pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja yang terdiri
dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit
empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Kemenkes RI,
2010).
Antenatal care lengkap atau yang sering disebut dengan K4 adalah seorang ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 4 kali selama
kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III
Kehamilan
Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Bertambahnya umur seseorang maka
Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi
apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur di bawah
adanya kemunduran fungsi alat reproduksi. Gangguan ini bukan hanya bersifat
namun secara psikologis belum siap menanggung beban moral, mental, dan
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata
2-5 kali lebih tinggi, dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Padila,
2014).
17
2.2.2 Paritas
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.
Ibu yang pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi
sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang, mempunyai anggapan bahwa ia
2.2.3 Pendidikan
sebagai hasil dari proses belajar. Pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana
Pendidikan dapat terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang dapat terjadi di
mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mempunyai tiga ciri khas. Ciri
pertama, belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,
kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial.
Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut didapatkan karena
kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah
bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan didasari bukan karena kebetulan
(Notoatmodjo, 2007).
18
a. Pendidikan formal
b. Pendidikan informal
yang diangkat atau ditunjuk sebagai pendidikan, tanpa suatu program yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, dan tanpa eveluasi yang formal
berbentuk ujian.
secara terorganisasi terutama generasi muda dan orang dewasa. Tidak dapat
dapat memilki pengetahuan praktis dan keterampilan dasar yang mereka perlukan
2.2.4 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah orang melakukan
pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
2010).
Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan. Salah satu cara untuk
mendapatkan dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau dari yang
atau kognitif merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan
Pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden
(Notoatmodjo, 2010).
2.2.5 Sikap
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal
bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil terhadap suatu masalah yang
dihadapinya. Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan,
Pembentukan sikap pada manusia dipengaruhi oleh faktor dalam diri manusia
(internal) dan pengaruh interaksi manusia satu dengan lainnya (eksternal). Faktor-
faktor internal yang membentuk sikap yaitu fisiologi, psikologi, dan motif.
yang dihadapi oleh individu, norma dalam masyarakat, hambatan, dan pendorong
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia
adalah pengungkapan atau pengukuran sikap. Sikap dapat diukur dengan beberapa
cara. Secara garis besar pengukuran sikap dibedakan menjadi dua, yaitu secara
Pengukuran sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sikap secara
dimintai pendapat tentang bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal
yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu instrument yang telah ditentukan,
Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “positif” apabila didapatkan nilai 51-
persentase dari nilai responden, menurut Sugiyono (2012) dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Dukungan atau motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang
dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Dukungan menjadi
Bentuk dukungan menurut Indriyani & Asmuji (2014) ada lima yaitu:
a. Dukungan instrumental
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat
mudah.
b. Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong
c. Dukungan emosional
Bentuk dukungan seperti ini dapat membuat individu memiliki perasaan nyaman,
yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sngat penting dalam
individu lain. Bentuk dukungan ini dapat membantu individu membangun harga
Bentuk dukungan ini akan membantu individu merasa anggota dari suatu
Melalui kuesioner klien diminta untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Dukungan terbagi menjadi dua
Jarak adalah ruang sela antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah
2014).
Jarak dari rumah ke pelayanan kesehatan dapat di ukur melalui santuan panjang.
Jarak tempuh dikatakan dekat bila ≤ 5 km dan jauh bila > 5 km (Adri, 2008).
penelitian Sumiati (2012), menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing dan
suatu cara seseorang yang tujuannya untuk mencari uang terutama dalam
(buruh, tani, swasta, dan PNS) dan tidak bekerja (ibu rumah tangga dan
Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar rumah
maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu yang bekerja
akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya dan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja, akan
2.2.9 Pendapatan
Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari
pihak lain maupun dari pihak sendiri. Pendapatan perkapita adalah besarnya
pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga yang diperoleh dari hasil
dimaksud adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok
dan pekerjaan sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya (Padila, 2014).
Landak tahun 2013 sebesar Rp. 1.125.000. Upah ini menjadi patokan peneliti
25
kurang apabila < Rp. 1.125.000 dan pendapatan cukup apabila ≥ Rp. 1.125.000.
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang antenatal care yang baik dan
semua kebutuhan dirinya baik yang primer maupun sekunder. Keterbatasan sarana
yang diperlukan. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari
(K4)
Semakin cukup umur seorang ibu, tingkat kematangan dalam berpikir semakin
akan pentingnya pemeriksaan kehamilan. Semakin muda umur ibu, semakin tidak
26
Beberapa penelitian mengenai usia ibu hamil telah dilakukan. Penelitian Sumiati
(2012), menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hasil ini menunjukkan semakin tua umur ibu
belum tentu tidak bisa melakukan ANC dengan baik, dan sebaliknya ibu yang
berumur lebih muda juga belum tentu mampu melakukan ANC yang ideal di
fasilitas kesehatan.
Pada saat seseorang diminta untuk memilih pelayanan ANC dengan keterbatasan
biaya yang dimiliki, umur seseorang tidak dapat menjadi penentu utama dalam
pelayanan.
(K4)
Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga
paritas ibu, seperti hasil penelitian Pongsibidang, dkk (2013) menyatakan bahwa
27
tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan keteraturan kunjungan kehamilan.
Ibu dengan paritas tinggi lebih merasa dirinya sudah berpengalaman dalam
kehamilan dan persalinan, sehingga tidak terlalu khawatir lagi seperti pada saat
kehamilan sebelumnya.
Senada dengan hasil penelitian Rauf (2013) menyatakan bahwa, tidak ada
sehingga merasa perlu untuk memeriksakan kehamilannya, begitu pula ibu yang
paritas rendah merasa perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur karena
kehamilannya.
Kehamilan (K4)
baik pula tingkat pengetahuannya. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan
berbeda tingkah lakunya dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini
Peran ibu yang berpendidikan rendah lebih bersifat pasrah, menyerah pada
mengabaikan berbagai tanda dan gejala yang penting dan dapat menyebabkan
perbedaan dalam pengetahuan tentang kesehatan dan nilai sikap individu tersebut
(Padila, 2014).
mengambil setiap keputusan dan sikapnya yang selalu berpedoman pada apa yang
mereka dapatkan melalui proses belajar dan pengalaman yang diterimanya. Ibu
yang berpendidikan akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk
semakin sering peluang untuk pemeriksaan ANC yang lengkap. Hal ini didukung
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan segala informasi
Kehamilan (K4)
Seorang ibu perlu mengetahui, memahami dan sadar bahwa dalam kehamilannya
risiko yang dihadapi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas serta upaya-upaya
yang dapat dilakukan agar dapat menjalani kehamilannya dengan selamat perlu
diketahui ibu (Depkes RI, 2010). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Padila, 2014).
disampaikan oleh guru, orang tua, teman, media masa, media elektronik, buku
petunjuk dan tenaga kesehatan. Selain itu terdapat juga faktor lain yaitu
pengalaman, pengaruh orang tua, teman, media masa dan petugas kesehatan.
kehamilan yang selama ini diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau informasi
dari media masa masih dalam tahap adopsi. Tahap ini ibu baru menyadari arti dari
stimulus tersebut berupa niat tanpa diikuti perubahan sikap dan perilakunya.
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang didapat. Hal ini didukung dengan
teori tentang seseorang mengadopsi perilaku baru, terjadi proses berurutan yaitu
mulai dari Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption (Indriyani & Asmuji,
2014).
seperti Sumiati (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
kehamilan itu sendiri. Artinya pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan, dan
Hasil yang sama pada penelitian Dewi (2013) menyatakan bahwa, ada hubungan
Didukung pula dengan hasil penelitian Erlina (2013), menyatakan bahwa ada
kehamilan.
31
(K4)
pemeriksaan kehamilan. Sikap ini akan menggambarkan corak tingkah laku ibu,
sehingga dapat menduga bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil.
Sikap seorang ibu belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, karena hal ini
2014).
Pengukuran sikap telah dilakukan oleh berbagai penelitian, salah satunya pada
Berbeda pula dengan hasil penelitian Adri (2008), menunjukkan bahwa ada
pengaruh antara sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan. Sikap yang
Kehamilan (K4)
Keluarga merupakan orang terdekat yang memiliki waktu lebih banyak untuk
kesehatan ibu hamil. Dukungan keluarga merupakan sumber eksternal yang dapat
membantu ibu untuk mengatasi masalah apa pun (Indriyani & Asmuji, 2014).
32
sosial sangat diperlukan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil merupakan
dukungan bantuan, dan kerja sama dalam menjaga kesehatannya disaat hamil
Dukungan keluarga sangat memegang peranan penting dalam perilaku ibu untuk
maka pihak keluarga akan semakin tenang untuk menghadapi persalinan, karena
Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang ibu.
dibandingkan ibu yang memiliki dukungan kurang. Hasil ini didukung oleh
33
(K4)
(Padila, 2014).
pelayanan antenatal care. Ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan merasa mudah
mengakses pelayanan, jarak antara rumah dengan puskesmas dekat dan dapat
diakses dengan berjalan kaki. Apabila jarak antara rumah dengan puskesmas
sukup jauh, ibu menggunakan sarana transportasi mudah didapatkan dengan biaya
terjangkau dan tidak menghabiskan banyak waktu perjalanan lama. Sedangkan ibu
jauh dari puskesmas selain itu, sulit menemukan sarana transportasi umum serta
yang jarak tempat tinggal dekat lebih banyak melakukan pemeriksaan kehamilan
Kehamilan (K4)
menjelaskan dari hasil penelitiannya bahwa, ibu yang berstatus bekerja maupun
kehamilannya atau faktor status pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap status
ANC.
tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu untuk melakukan kunjungan antenatal.
Ibu yang bekerja sebagai PNS atau pegawai/karyawan swasta lebih teratur
atau wiraswasta dan ibu rumah tangga. Penyebabnya adalah ibu yang berkerja
yang tinggi serta pengetahuan yang cukup dibandingkan dengan ibu yang bekerja
Kehamilan (K4)
keputusan ibu hamil memilih pelayanan ANC. Besar kecilnya pendapatan sangat
penghasilan tinggi juga memiliki peluang lebih tinggi untuk mencari pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan dirinya atau mencari pelayanan kesehatan lain
Senada dengan hasil penelitian Surniati (2013) yang menyatakan bahwa ada
care. Ibu yang pendapatan cukup tetapi tidak teratur dalam memanfaatkan
pelayanan antenatal, hal ini karena terdapat banyak faktor lain yang
yang cukup untuk membiayai pelayanan, tetapi jika ibu yang memiliki sikap yang
negatif akan cenderung menjauhi atau tidak memanfaatkan pelayanan. Begitu pula