Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan nyata pelayanan kesehatan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Sedangkan asuhan keperawatn keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah peningkatan kemampuan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan
kemampuan keluarga
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat
meningkatkan kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan, yaitu
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah
kesehatan, baik individu maupun keluarga itu sendiri.

Berikut ini, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat :


1. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta menentukan kasus-kasus yang
perlu ditindaklanjuti di rumah, melalui seleksi kasus di puskesmas sesuai prioritas
2. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota
keluarga pengambil keputusan
3. Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan, antara lain
:
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari rekam kesehatan keluarga (family folder) di puskesmas
dan pencatatan lain yang ada kaitannya dengan klien tersebut
b. Membuat catatan singkat mengenai masalah klien dan keluarga sebagai dasar kajian lebih lanjut
di keluarga
c. Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan
d. Kit Primary Health Nursing (PHN) yang berisikan peralatan dan obat-obatan sederhana
e. Alat bantu penyuluhan

Metodologi proses asuhan keperawatan keluarga merupakan metodologi penyelesaian masalah


kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta menggunakan teknologi
kesehatan dan keperawatan, meliputi tahap :

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-
menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan
keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa yang lazim digunakan, lugas dan
sederhana.

Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain :
1. Membina hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal utama pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Hubungan yang baik dapat terbentuk dengan menerapkan komunikasi
terapeutik yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya. Untuk membina hubungan yang baik tersebut, maka beberapa
hal perlu diperhatikan perawat saat melaksanakan pengkajian seperti berikut ini :
a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga
d. Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan
e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat

2. Pengkajian awal à terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan (puskemas)

3. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)


Pengkajian tahap lanjutan dilaksanakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah
kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Saat ini juga merupakan saat yang
tepat perawat mengungkapkan keadaan keluarga apa penyebab dari masalah kesehatan yang paling
mendasar.

Pengumpulan data/informasi dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi


fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga yang merupakan data
primer. Sedangkan data sekunder dapat berupa hasil pemeriksaan laboratorium, foto rontgen,
rekam medik, dll.

Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian antara lain :
1. Data umum
a. Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan dan komposisi
keluarga dan selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.
Hu Status immunisasi
Jenis b. Polio DPT Hep
N Na Um Pendidi K
kela Dg BC Camp
o ma ur kan et
min n G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 ak
KK
Aturan yang harus dipenui dalam pembuatan genogram :
· Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
· Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
· Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki atau perempuan

35 35

laki-laki Perempuan Menikah Cerai

Pisah

Anak kandung Anak


kembar Anak angkat
DM 1980

Aborsi Klien Meninggal Tinggal


dalam satu rumah

b. Tipe keluarga
c. Suku bangsa
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga à penghasilan seluruh anggota keluarga
f. Aktifitas rekreasi keluarga

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini à ditentukan oleh usia anak tertua di keluarga inti
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti à meliputi riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap
pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya) à meliputi riwayat penyakit
keturunan, upaya penanggulangannya dan upaya kesehatan yang dipertahankan sampai saat ini

3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah à meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah
ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mck
(mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan disertai dengan denah rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya à meliputi kebiasaan, nilai atau norma serta
aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga à meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
keluarga yang menunjang kesehatan, fasilitas fisik dan fasilitas sosial yang ada disekitar keluarga
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya kesehatan

4. Struktur keluarga
a. Struktur peran
b. Nilai dan norma keluarga
c. Pola komunikasi keluarga à meliputi siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran
anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi
d. Struktur kekuatan keluarga à menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi à bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan
dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga
b. Fungsi mendapatkan status sosial
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, meliputi :
1) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, yang terdiri dari
sejauhmana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah
kesehatan yang dialami keluarga
2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, yang terdiri dari : sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan oleh keluarga,
dampak psikologis terhadap masalah dalam keluarga, sikap negatif terhadap upaya kesehatan,
kemampuan menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan
dan informasi yang diperoleh tentang masalah kesehatan yang dialami
3) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu
dikaji pengetahuan keluarga tentang penyakit, perawatannya, pemanfaatan sumber pelayanan
kesehatan dan sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan bantuan
kesehatan
4) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat,
perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar rumah, keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan, sikap terhadap sanitasi lingkungan yang hygienis, pengetahuan
tentang pencegahan penyakit, peningkatan dan pemeliharaan lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan keluarga
5) Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat, perlu dikaji : pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat dijangkau, keuntungan yang diperoleh, tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas
dan petugas kesehatan, pengalaman yang kurang menyenangkan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan
f. Fungsi religius
g. Fungsi rekreasi
h. Fungsi reproduksi
i. Fungsi afektif à meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai

6. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek à stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian
lebih kurang 6 bulan
b. Stressor jangka panjang à stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian
lebih dari 6 bulan
c. Koping keluarga à kemampuan keluarga berespon terhadap stressor yang ada. Strategi koping
yang digunakan (mekanisme pembelaan) untuk menyelesaikan masalah atau sumber stress yang
ada dalam keluarga. Disfungsi strategi adaptasi menyebabkan perilaku keluarga tidak adaptif
dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga
7. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak berbeda jauh dengan
pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit) yang meliputi pengkajian kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya
dilakukan pada setiap individu yang tinggal dalam satu rumah keluarga.

8. Harapan keluarga
Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan dalam membantu
keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Pengkajian Fokus
Setelah dilaksanakan pengkajian data dasar keluarga dengan menggunakan format pengkajian
keperawatan keluarga yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga
(terlampir), pengkajian selanjutnya diarahkan pada data fokus pada tiap tahap perkembangannya
yang didasari bahwa dalam tiap tahap perkembangan keluarga :
1. Karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah
atau berkurang)
2. Keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus dilaksanakan
3. Kewajiban keluarga berbeda

Berikut ini akan diuraikan pengkajian data fokus keluarga pada tiap-tiap tahap perkembangannya,
meliputi :
1. Keluarga yang baru menikah
· Kapan pertemuan pertama pasangan?
· Bagaimana hubungan sebelum menikah?
· Bagaimana pasangan memutuskan untuk menikah?
· Adakah halangan terhadap pernikahan mereka (sebutkan)?
· Bagaimana respon anggota keluarga terhadap pernikahan?
· Bagaimana kehidupan dilingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari kedua
orangtua?
· Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah pernikahan?
· Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
· Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua setelah
pernikahan?
· Bagaimana rencana mempunyai anak?
· Berapa lama waktu kumpul setiap hari?
· Bagaimana rutinitas (secara individu) setelah pernikahan?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

2. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)


· Bagaimana riwayat kehamilan anak ini?
· Bagaimana riwayat persalinan anak?
· Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia 2 minggu?
· Bagimana perawatan anak sampai usia 1 tahun?
· Adakah orang lain yang tinggal serumah setelah anak lahir dan apa hubungannya?
· Siapakah yang mengasuh anak setiap hari?
· Berapa lama waktu yang dimiliki orangtua untuk berkumpul dengan anak?
· Siapa yang memberikan stimulus dan latihan kepada anak dalam rangka pemenuhan tumbuh
kembangnya?
· Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki anak yang dicapai pada usia
berapa?
· Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak?
· Pernahkan anak menderita penyakit serius, apa jenisnya, kapan waktunya, berapa lama dan
dirawat dirumah sakit atau tidak?
· Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini?
· Kemampuan apa yang dimiliki anak saat ini?
· Bagaimana harapan keluarga terhadap anak?
· Bila perlu gunakan skala DDST
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

3. Keluarga dengan anak pra sekolah


· Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama di rumah dan adakah sarana stimulasinya?
· Sudahkan anak diikutkan kegiatan play group?
· Berapa lama waktu yang dimiliki oleh orangtua untuk berkumpul dengan anak setiap hari?
· Siapakah orang yang setiap hari bersama anak?
· Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini?
· Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

4. Keluarga dengan anak usia sekolah


· Bagaimana karakteristik teman bermain?
· Bagaimana lingkungan bermain?
· Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah?
· Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang dimiliki?
· Bagaimana temperamen anak saat ini?
· Bagaimana perilaku anak jika menginginkan sesuatu barang?
· Bagaimana perilaku orangtua menghadapi permintaan anak?
· Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini?
· Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah?
· Sudahkan memperoleh immunisasi ulangan selama di sekolah?
· Pernahkan mendapat kecelakaan selama di sekolah atau dirumah saat bermain?
· Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini?
· Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya?
· Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

5. Keluarga dengan anak usia remaja


· Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah?
· Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang?
· Bagaimana perilaku anak selama di rumah?
· Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau bermain?
· Siapa saja yang berada di rumah selama anak remaja di rumah?
· Bagaimana prestasi anak di sekolah dan prestasi apa yang pernah di peroleh anak?
· Apa kegiatan di luar rumah selain di sekolah, berapa kali, berapa lama dan dimana?
· Apa kebiasaan anak di rumah?
· Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri?
· Berapa lama waktu yang disediakan orangtua untuk anak?
· Siapa yang menjadi figur bagi anak?
· Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

6. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)


· Bagaimana karakteristik pasangan anak?
· Bagaimana hubungan anak terhadap orangtua dan mertua setelah menikah?
· Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orangtua?
· Bila anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya dan berapa
lama/frekwensi anak bertemu dengan orangtua?
· Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan adiknya?
· Bagaimana perasaan orangtua setelah anak menikah?
· Bagaimana orangtua membentuk jaringan dengan anak?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga yang dilaksanakan?

7. Keluarga usia baya


· Bagaimana kegiatan di rumah dan diluar rumah?
· Bagaimana hubungan anak dengan orangtua?
· Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga?
· Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi tinggal serumah?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

8. Keluarga lansia
· Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja atau ditinggal pasangan?
· Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
· Bagaimana kunjungan anak ke orangtua dan berapa frekwensi kunjungan anak?
· Adakah orang yang menemaninya setiap hari?
· Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua?
· Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Pengelompokan data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat mengelompokkan
data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian menganalisa masalah (problem)
dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.

Perumusan diagnosa keperawatan


Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan keperawatan klinik, yang
meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan sign/symptom (tanda/gejala). Perumusan
diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri atas :
1. Masalah (problem) à pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota keluarga.
2. Penyebab (etiologi) à suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu
kepada 5 tugas keluarga.
3. Tanda/gejala (sign/symptom) à sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat
dari keluarga secara langsung atau tidak langsung, yang mendukung masalah dan penyebab.

Tipologi masalah
Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Diagnosa aktual à masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan memerlukan bantuan
dari perawat dengan cepat.
2. Diagnosa resiko tinggi à masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi
masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
3. Diagnosa potensial à suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.

Contoh perumusan diagnosa keperawatan :


1. Aktual
· Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak Am yang
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk
istirahat dan tidur.
· Perubahan peran menjadi orangtua tunggal pada Bapak I yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orangtua tunggal setelah istrinya meninggal.
· Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas gerak pada Anak De keluarga Bapak Rm yang
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi (menata) lingkungan yang aman
untuk latihan berjalan bagi Anak De.

2. High risk (resiko tinggi)


· Resiko tinggi (resti) terjadinya serangan ulang yang berbahaya pada lansia Er keluarga Bapak
Li yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan (puskesmas) yang dekat dengan tempat tinggal keluarga.
· Resti gangguan perkembangan balita Yi keluarga Bapak Ni yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulus pada balita.
· Resti konflik antara orangtua dan anak remaja keluarga Bapak Kar yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.

3. Potensial
 Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu Ju yang sedang hamil di keluarga Bapak Man.
 Potensial peningkatan status kesehatan balita di keluarga Bapak Xi.
 Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak An di keluarga Bapak Im.
Berikut ini, daftar masalah keperawatan untuk keadaan wellness/sejahtera menurut Asosiasi
Perawat Amerika (NANDA) yang dapat digunakan, antara lain :
1. Gangguan proses keluarga
2. Gangguan pemeliharaan kesehatan
3. Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
4. Gangguan peran menjadi orangtua
5. Gangguan pola eliminasi
6. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
7. Gangguan penampilan peran
8. Gangguan pola seksual
9. Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan
10. Konflik pengambilan keputusan
11. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
12. Potensial berkembangnya koping keluarga
13. Koping keluarga tidak efektif
14. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
15. Hambatan interaksi sosial
16. Defisit pengetahuan tentang ………………….
17. Tidak diizinkannya ……………….. (contoh : anak remaja keluar rumah)
18. Konflik peran keluarga
19. Resiko perubahan peran orangtua
20. Resiko terjadi trauma
21. Resiko tinggi perilaku kekerasan
22. Ketidakberdayaan ……..
23. Terjadinya isolasi sosial, etc.

Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan


Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan lebih dari satu dengan
menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978), dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian dikalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)

Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan Maglaya (1978)

No Kriteria Score Bobot


1 Sifat masalah 1
· Tidak/kurang sehat 3
· Ancaman kesehatan 2
· Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
· Mudah 2
· Sebagian 1
· Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
· Tinggi 3
· Cukup 2
· Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
· Masalah berat harus segera ditangani 2
· Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
· Masalah tidak dirasakan 0

Prioritas masalah
Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan seperti
berikut ini :
1. Sifat masalah
Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan
biasanya disadari anggota keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan :
· Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk mengatasi masalah
· Sumber daya keluarga à fisik, keuangan, tenaga
· Sumber daya perawat à pengetahuan, ketrampilan, waktu
· Sumber daya lingkungan à fasilitas, organisasi dan dukungan
3. Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan :
· Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
· Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
· Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
· Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi aktual dan menjadi parah
4. Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah
keperawatan tersebut.

Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang


mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai ke skore terendah. Namun, perawat perlu
mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi
segera.

Berikut ini, contoh salah satu scoring diagnosa keperawatan keluarga.


“Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Bapak An yang berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang aman bagi lansia.”

No Kriteria Score Pembenaran


1 Sifat masalah Bila keadaan tersebut tidak segera
· Ancaman kesehatan diatasi akan membahayakan lansia
2/3 x 1 =
yang tinggal bersama keluarga, karena
2/3
lansia setiap hari di rumah tanpa
pengawasan.
2. Kemungkinan masalah dapat Penyediaan sarana yang murah dan
diubah 2/2 x 2 = 2 mudah di dapat oleh keluarga,
· Mudah misalnya sandal karet.
3. Potensial masalah untuk Keluarga mempunyai kesibukan yang
dicegah cukup tinggi, tetapi merawat orangtua
2/3 x 1 =
· Cukup yang telah lansia merupakan
2/3
penghormatan dan pengabdian anak
yang perlu dilakukan.
4. Menonjolnya masalah Keluarga merasa keadaan tersebut
· Masalah tidak dirasakan telah berlangsung lama dan tidak
pernah ada kejadian yang
0/2 x 1 = 0
mengakibatkan lansia mengalami suatu
cidera (terjatuh) di rumah akibat lantai
yang licin.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan


keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan keluarga (family care
plan).

Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan :


o Masalah/Problem à digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau jangka pendek-
panjang.
o Penyebab/ Etiologi à digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang diharapkan sebagai tolak
ukur suatu keberhasilan
o Tanda-gejala/Sign-symptom à digunakan untuk mendukung perumusan rencana
tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan standar.
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan :
1. Menstimulus kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara :
a. Memberikan informasi yang tepat
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensinya bila tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tipe tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan keluarga, dengan cara :
a. Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan
cara :
a. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga
yaitu :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan
kondisi keluarga
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera perawat
dengan objektif
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan
mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi

Berikut ini, contoh rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah pada lansia!

· Tujuan jangka panjang : Lansia selama tinggal bersama keluarga Bapak An tidak terjatuh
· Tujuan jangka pendek : Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang ke-5 melalui
kunjungan kerumah, keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
· Kriteria hasil
Pengetahuan :
o Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang mungkin terjadi akibat lantai yang licin
o Keluarga dapat menyebutkan akibat yang dapat diderita lansia bila jatuh
o Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia jatuh akibat lantai yang licin
Sikap :
o Keluarga mengkomunikasi lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga
lainnya
o Keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia
Psikomotor :
o Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
o Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah yang aman bagi lansia

· Rencana tindakan (intervensi keperawatan)


o Mendiskusikan tentang bahaya lantai yang licin
o Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh
o Mendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh
o Mengajarkan kepada keluarga cara untuk menyelesaikan masalah lansia dengan keluarga
o Tanpa waktu yang disepakati dengan keluarga, perawat melaksanakan observasi terhadap lansia
selama dalam rumah dan diluar rumah
o Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman di dalam dan di luar rumah

Catatan :
Rencana tindakan sebaiknya diarahkan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan
tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana tindakan,
sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab
akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri dan merupakan cara untuk menghormati dan
menghargai keluarga. Efektifitas dari rencana tindakan yang akan diperoleh perawat, tergantung
kepada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah
dilibatkan sebelumnya dan keluarga cenderung bertanggung jawab.

Berikut contoh tabel diagnosa keperawatan dan rencana tindakan :

Tujuan Kriteria Hasil / Standar Intervensi


Setelah dilakukan Pengetahuan1. Keluarga dapat
1. Diskusikan ........
tindakan keperawatan .................. 2. Diksusikan ........
................................... 2. Keluarga mampu
3. Diskusikan ........
................................... Tindakan ................ 4. Bersama keluarga
3. Keluarga dapat .................
...................
4. Keluarga dapat
memodifikasi ................

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya tidak
bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi
tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi
ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak memungkinkan,
perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan kontrak
sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan dilaksanakan, berapa
lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota
keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung implementasi) dan peralatan yang perlu
disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai
kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan.

Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan didahului
perawat mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak sebelumnya.
Dan implementasi keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga dengan
bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.

Berikut ini contoh format catatan implementasi :


No.
Tanggal
Diag. Implementasi
& Waktu
Kep
23 Mar 1 Pendidikan kesehatan tentang ………………… dan ……… dengan
2005 keluarga Bapak An yang dihadiri …………………
15.00- Kontrak selanjutnya tanggal .............................. jam ............... untuk
16.00 kegiatan ...................................

Apabila dalam perencanaan kegiatan (tahap intervensi) direncanakan untuk dilaksanakan


pendidikan/penyuluhan kesehatan, maka perawat sebaiknya sebelum melaksanakannya
mempersiapkan dengan seksama sesuai dengan prinsip belajar mengajar pada tingkat keluarga,
meliputi persiapan :
1. Materi à hendaknya persiapan materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Media à media yang disiapkan sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan
keluarga agar diperoleh efektifitas yang maksimal, misalnya dengan menyiapkan brosur/leaflet
yang dibuat sendiri oleh perawat, poster, rekaman AVA, dsb.

Anda mungkin juga menyukai