Anda di halaman 1dari 8

INDUKSI MATEMATIKA

3.1 Menjelaskan metode pembuktian Pernyataan matematis berupa barisan, ketidaksamaan, keterbagian
dengan induksi matematika
4.1 Menggunakan metode pembuktian induksi matematika untuk menguji pernyataan matematis berupa
barisan, ketidaksamaan, keterbagiaan

A. Apa sih itu induksi matematika?


Induksi matematika merupakan salah satu cara pembuktian rumus atau pernyataan matematika, atau lebih
tepatnya metode pembuktian terhadap suatu pernyataan apakah pernyataan tersebut berlaku untuk setiap
kasus. Supaya kebayang, sebaiknya kita langsung ke contoh kasus. Kasus yang seperti apa sih yang bisa
diselesaikan dengan Induksi Matematika? Kita masuk ke contoh yang sederhana aja ya.
Misalkan kita punya deret bilangan seperti di bawah ini.
1  2  3  ...  n
Untuk nilai n tertentu, kita bisa mencari jumlah dari deret bilangan di atas. Sebagai contoh, untuk n=2, kita
mendapatkan hasil demikian:
12  3
Ternyata untuk n=2, kita mendapatkan bahwa jumlah deretnya adalah 3.
Bagaimana dengan n=5? Gampang, tinggal kita hitung aja lagi begini:
1  2  3  4  5  15
Jumlahnya adalah 15. Kalau untuk n=8 gimana? Sama aja caranya:
1  2  3  4  5  6  7  8  36

Kita dapatkan bahwa untuk n=8, jumlah deret tersebut adalah 40.
Kemudian kita mendapatkan informasi bahwa ternyata untuk menghitung jumlah deret tersebut
untuk n bilangan asli berapapun, SUDAH ADA RUMUSNYA. Jadi, kita nggak perlu repot-repot
menjumlahkan satu per satu seperti di atas, tapi tinggal kita masukkan saja nilai n ke dalam rumus tersebut.
Bagaimana tuh rumusnya? Untuk deret di atas, rumus jumlahnya adalah demikian:
n ( n 1)
Sn  2
atau
Sn  12 n (n  1)

Wah, asik nih udah ada rumusnya. Berarti tinggal kita masukkin aja nilai n ke persamaan di atas untuk
mencari jumlah deret tersebut. Nggak perlu jumlah satu per satu. Nah, tapi sebagai matematikawan yang baik,
kita harus skeptis nih, tahu dari mana bahwa rumus di atas itu benar? Tahu dari mana bahwa rumus tersebut
berlaku untuk seluruh nilai n bilangan asli? Atau sederhananya,
Gimana Membuktikannya?
Gimana buktikan kalo rumus Sn di atas udah benar?
Nah, sebelum masuk ke pembuktian dengan Induksi Matematika, coba kita tes dulu apakah nilai Sn itu benar
untuk nilai-nilai n yang sebelumnya udah kita hitung. Kita mulai dari n=2.
n ( n 1) 2( 2 1)
Sn  2
 2
 62  3

Wah, ternyata benar nih. Hasilnya sama untuk n=2. Sekarang coba kita tes untuk n=5.
n ( n 1) 5(5 1)
Sn  2
 2
 30
2
 15

Hasilnya sama lagi nih. Untuk n=8 gimana?


n ( n 1) 8(8 1)
Sn  2
 2
 72
2
 36

Matematika-by 4515 Hal - 1 Aku berfikir, berarti aku ada.


Bener lagi! Okay, kalau gitu, bisa kita simpulkan bahwa rumus Sn ini benar lah ya? Eit, tunggu dulu. Kita baru
menguji untuk tiga nilai n. Dalam matematika, kita tidak bisa melakukan generalisasi seperti itu. Untuk bisa
membuktikan bahwa rumus Sn ini benar untuk semua kasus, kita harus benar-benar bisa membuktikan
bahwa rumus Sn ini benar untuk SEMUA nilai n bilangan asli.
Wah, kalau mau membuktikan untuk semua nilai n, kapan selesainya? Kan ada banyak banget yang harus
dicoba. Nilai n=9, nilai n=10, nilai n=100, nilai n=84349384, dan seterusnya. Ada tak hingga nilai n yang
harus kita coba. Nggak mungkin bisa kita cobain semuanya.
Nah, itulah sebabnya kita perlu membuktikannya dengan menggunakan Induksi Matematika.

B. Konsep Dasar Induksi Matematika


Dengan menggunakan Induksi Matematika, kita bisa membuktikan rumus Sn di atas tanpa perlu menghitung
satu per satu nilai Sn seperti di atas. Caranya simple banget. Kita cuma butuh melakukan dua langkah berikut
ini:
1. Buktikan bahwa rumus tersebut benar untuk nilai n dasar (pada contoh di atas,
buktikan untuk n=1).
2. Buktikan bahwa jika rumus tersebut benar untuk n=k, maka rumus tersebut juga
benar untuk n=k+1.

Efek Domino
Kamu pasti tau atau pernah main domino kan? Yah, bahasa gaulnya gaple :p Emangnya apa nih hubungan
antara domino atau gaple ini dengan induksi matematika? Coba kita lihat kedua langkah tersebut satu per
satu ya. Mulai dari langkah pertama.
LANGKAH 1: Buktikan bahwa Sn benar untuk n=1.
Langkah pertama ini gampang banget. Tinggal kita masukkan nilai n=1 ke persamaan, terus kita hitung
deretnya, beres. Kesimpulannya: S1 benar (Sn benar untuk n=1). Lanjut ke langkah 2.
LANGKAH 2: Buktikan bahwa jika benar untuk n=k, maka dia benar juga untuk n=k+1.
Ini bagian menariknya. Karena pada langkah pertama kita sudah membuktikan bahwa Sn benar untuk n=1,
berarti dia benar juga untuk n=2. Kalau Sn benar untuk n=2, maka Sn benar juga untuk n=3. Kalau Sn benar
untuk n=3, maka Sn benar juga untuk n=4. Dan seterusnya sampai n tak hingga.
Kalau penjelasan di atas masih kurang jelas, coba telaah pelan-pelan ya. Jadi bayangkan bahwa pembuktian
yang kita lakukan di langkah 1 dan 2 tadi kita nyatakan dalam dua premis, premis 1 untuk pernyataan pada
langkah 2 dan premis 2 untuk pernyataan pada langkah 1. Jadinya begini:
Premis 1: Jika Sn benar untuk n=k, maka Sn benar untuk n=k+1
Premis 2: Sn benar untuk n=1
Kesimpulan: ?
Nah, kalau kita memiliki dua premis seperti itu, apa kesimpulan yang dapat diambil? Berhubung nilai k=1,
berarti k+1 itu adalah 2 dong ya? Berarti kesimpulannya adalah Sn benar untuk n=2. Sekarang kita
lanjutkan lagi dengan kesimpulan barusan kita masukkan ke dalam premis 2.
Premis 1: Jika Sn benar untuk n=k, maka Sn benar untuk n=k+1
Premis 2: Sn benar untuk n=2
Kesimpulan: ?
Kesimpulannya adalah? Gampang ya, yaitu Sn benar untuk n=3. Ini masih bisa kita lanjutkan lagi dengan
teknik yang sama. Kesimpulan ini kita jadikan premis 2.
Premis 1: Jika Sn benar untuk n=k, maka Sn benar untuk n=k+1
Premis 2: Sn benar untuk n=3
Kesimpulan: ?

Matematika-by 4515 Hal - 2 Aku berfikir, berarti aku ada.


Apa kesimpulan dari kedua premis di atas? Kesimpulannya adalah, Sn benar untuk n=4. Lo bisa lanjutkan
proses ini sampai seterusnya kalau mau. Tapi pada suatu titik kita harus berhenti melakukan ini dan mulai
berpikir lagi.
Jadi, kalau proses ini kita lanjutkan, kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa Sn benar untuk
semua n bilangan asli.
Inilah sebabnya Induksi Matematika sering juga dikait-kaitkan dengan efek domino. Seperti efek domino,
meskipun kita cuma menjatuhkan domino yang pertama, akibatnya adalah seluruh domino tersebut akan
jatuh secara bergantian, seperti gambar simulasi di bawah ini.

Pembuktian dengan Induksi Matematika


Nah, di atas kita udah mempelajari konsep dasar dari Induksi Matematika ya. Sekarang, kita lanjut ke proses
pembuktian dengan Induksi Matematikanya. Kita balik lagi ke contoh di atas, yaitu deret ini:

1  2  3  ...  n  n(n21)

n ( n 1)
Deret ini memiliki Un = n dan Sn  2
.

Coba kita buktikan dengan Induksi Matematika bahwa rumus Sn ini benar.

LANGKAH 1: Buktikan bahwa Sn benar untuk n=1.


Bagian ini gampang nih. Kita tahu bahwa untuk n=1, jumlahnya harus sama dengan 1. Berarti kalau S1 itu
sama dengan 1, langkah satu beres.
1(11)
Sn  2
1

Sip. Rumus Sn ini lolos pada langkah satu. Berikutnya, langkah 2.

LANGKAH 2: Buktikan bahwa jika Sn benar untuk n=k, maka Sn juga benar untuk n=k+1.
Nah, untuk bagian ini, teknik membuktikannya adalah dengan membuktikan bahwa persamaan di bawah ini
benar.
Sk  U k 1  Sk 1
Kalau persamaan di atas benar, itu sama saja dengan membuktikan bahwa jika Sk benar, maka Sk+1 juga
benar.
So, kalau kita masukkan n=k dan n=k+1 pada rumus Sn, maka kita akan mendapatkan:
Nilai n Nilai Sn
n=k k ( k 1)
Sk  2

n=k+1 ( k 1)(k  2)
S k 1  2

Kalau begitu, tinggal kita buktikan saja dengan cara demikian:


k ( k 1)
S k  U k 1  2
 (k  1)

Bagian (k+1)-nya kita tandai kemudian kita keluarkan (hukum distributif)


k ( k 1)
S k  U k 1  2
 (k  1)

Matematika-by 4515 Hal - 3 Aku berfikir, berarti aku ada.


Sehingga kita dapatkan:
Sk  U k 1  (k  1)( k2  22 )
( k 1)(k  2)
Sk  U k 1  2

Ternyata hasilnya sama peris dengan Sk+1 yang kita hitung pada tabel di atas. Berarti kita dapat simpulkan
bahwa persamaan berikut ini:
Sk  U k 1  Sk 1

Adalah benar!
Karena Sn terbukti benar pada langkah 1 dan juga terbukti benar pada langkah 2, maka kita bisa simpulkan
bahwa rumus Sn benar untuk semua n bilangan asli!

C. Pembuktian pernyataan matematis berupa barisan(deret) dengan induksi matematika

Contoh-1:
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama
adalah n2.

Bukti:

1  3  5  7  9  ...  (2n - 1)  n 2
Misal kita tulis dalam fungsi P :
P(n) : 1  3  5  7  9  ...  (2n - 1)  n 2

Pertama,kita buktikan untuk n  3 adalah benar :


P(n) : 1  3  5  7  9  ...  (2n - 1)  n 2
P(1) : 1  3  5  (3)2
P(1) : 9  9
P(n) adalah benar. maka kita buktikan bahwa P(k) juga benar.

‘Benar’ maksudnya bahwa jika deret bilangan tersebut dijumlah sampai tiga suku saja maka penjumlahannya
akan bernilai 9 (1+3+5). Kemudian kita cocokkan dengan rumus yang disebelah kanan yaitu n 2 , ternyata
memberikan hasil yang sama yaitu 9 (sembilan). Itulah maksud kata ‘benar’ itu gess !.

Kedua, kita buktikan untuk n  k adalah benar :


P(n) : 1  3  5  ...  (2n - 1)  n 2
P(k) : 1  3  5  ...  (2k - 1)  k 2
P(k) adalah diasumsikan benar, maka kita buktikan bahwa P(k  1) juga benar.

Matematika-by 4515 Hal - 4 Aku berfikir, berarti aku ada.


Ketiga, kita buktikan untuk n  k  1 adalah benar :
P(k) adalah benar maka kita buktikan bahwa P(k  1) juga benar :
P(k) : 1  3  5  ...  (2k - 1)  (k)2
P(k  1) : 1  3  5  ...  (2k - 1)  (2(k  1) - 1  (k  1)2
P(k  1) : k 2  (2(k  1) - 1  (k  1)2
P(k  1) : k 2  2k  1  (k  1)2
P(k  1) : (k  1)(k  1)  ( k  1)2
P(k  1) : (k  1) 2  (k  1)2 terbukti
Kita tunjukkan bahwa ruas kiri sama dengan ruas kanan. Yang menjadi acuan atau patokan adalah rumus
yang disebelah kanan. Berarti yang disebelah kiri kita upayakan sama dengan ruas kanan.

Contoh-2:

Buktikan bahwa : 2  4  6  10  ...  2n  n 2  n


Bukti :
Misal kita tulis dalam fungsi P :
P(n) : 2  4  6  10  12  ...  2n  n 2  n

Pertama,kita buktikan untuk n  3 adalah benar :


P(n) : 2  4  6  10  12  ...  2n  n 2  n
P(1) : 2  4  6  (3)2  3
P(1) : 12  9  3
P(1) : 12  12
P(n) adalah benar, maka kita buktikan bahwa P(k) juga benar.

Kedua, kita buktikan untuk n  k adalah benar :


P(n) : 2  4  6  10  12  ...  2n  n 2  n
P(k) : 2  4  6  10  12  ...  2k  k 2  k
P(k) kita asumsikan bernilai benar, maka kita buktikan bahwa P(k  1) juga benar.

Ketiga, kita buktikan untuk n  k  1 adalah benar :


P(k) : 2  4  6  10  12  ...  2k  k 2  k
P(k  1) : 2  4  6  10  12  ...  2k  2(k  1)  (k  1)2  (k  1)
P(k  1) : k 2  k  2(k  1)  (k  1)2  (k  1)
P(k  1) : k 2  k  2k  2  (k  1)2  (k  1)
Agar ruas kiri berbentuk kuadrat seperti di ruas kanan, maka persamaan di ruas kiri kita atur.
Kita ingat bahwa : ( k + 1)2 = k 2 + 2k + 1 sehingga :
P(k  1) : k 2  2k  1  k  1  (k  1)2  (k  1)
P(k  1) : (k 2  2k  1)  (k  1)  (k  1)2  (k  1)
P(k  1) : (k  1)2  (k  1)  (k  1)2  (k  1)
Sampai disini terlihat ruas kiri sama dengan ruas kanan
dan bentuk rumusnya bersesuaian saat kita memasukkan n = k.

Karena ketiga rumus penjumlahan di atas benar untuk ketiga langkah, maka dapat disimpulkan bahwa

penjumlahan 2  4  6  10  ...  2n  n 2  n terbukti benar .

Matematika-by 4515 Hal - 5 Aku berfikir, berarti aku ada.


Contoh-3:
Buktikan bahwa :
31  39  47  55  ...  (8n  23)  4n2  27n
Bukti :
Misal kita tulis dalam fungsi P :
P(n) : 31  39  47  55  ...  (8n  23)  4n 2  27n

Pertama,kita buktikan untuk n  2 adalah benar :


P(n) : 31  39  47  55  ...  (8n  23)  4n 2  27n
P(1) : 31  39  4(2) 2  27(2)
P(1) : 70  16  54
P(1) : 70  70
P(n) adalah benar, maka kita buktikan bahwa P(k) juga benar.

Kedua, kita buktikan untuk n  k adalah benar :


P(n) : 31  39  47  55  ...  (8n  23)  4n 2  27n
P(k) : 31  39  47  55  ...  (8k  23)  4k 2  27k
P(k) kita asumsikan bernilai benar, maka kita buktikan bahwa P(k  1) juga benar.

Ketiga, kita buktikan untuk n  k  1 adalah benar :


P(k) : 31  39  47  55  ...  (8k  23)  4k 2  27k
P(k  1) : 31  39  47  55  ...  (8k  23)  (8(k  1)  23)  4(k  1)2  27(k  1)
P(k  1) : 4k 2  27k  (8(k  1)  23)  4(k  1)2  27(k  1)
Agar ruas kiri berbentuk kuadrat seperti di ruas kanan, maka persamaan di ruas kiri kita atur.
Kita ingat bahwa : ( k + 1)2 = k 2 + 2k + 1 sehingga :
P(k  1) : 4k 2  27k  8k  8  23  4(k  1)2  27(k  1)
P(k  1) : ( 4k 2  8k  4)  ( 27k  27)  4(k  1)2  27(k  1)
P(k  1) : 4(k 2  2k  1)  27(k  1)  4(k  1)2  27(k  1)
P(k  1) : 4(k  1) 2  27(k  1)  4(k  1)2  27(k  1)
Sampai disini terlihat ruas kiri sama dengan ruas kanan
dan bentuk rumusnya bersesuain saat kita memasukkan n = k.

Karena ketiga rumus penjumlahan di atas benar untuk ketiga langkah, maka dapat disimpulkan bahwa

penjumlahan 31  39  47  55  ...  (8n  23)  4n2  27n terbukti benar .

Matematika-by 4515 Hal - 6 Aku berfikir, berarti aku ada.


D. Pembuktian pernyataan matematis berupa ketidaksamaan dengan induksi matematika
Buktikan bahwa 2n  1  2n , untuk setiap n  3, n  N , N merupakan bilangan asli.
Bukti:
n  3, n  N artinya n adalah 3, 4, 5, …
Pertama, untuk n  3 :
2n  1  2n
2(3)  1  2(3)
6  1  23
78
( benar )

Kedua , untuk n  k :
2n  1  2 n
2( k )  1  2(k)
2k  1  2 k
(adalah asumsi benar)

Ketiga , akan dibuktikan untuk n  k  1, juga benar :


2k  1  2 k
2(k  1)  1  2(k  1)
2k  2  1  2(k  1)
2k  3  2(k  1)

Dari asumsi: 2k  1  2 k akan kita gunakan untuk membuktikan sama dengan 2k  3  2 k 1 , dan kita ingat
sifat transsitif a  b  c, maka a  c , maka:

2k  1  2 k
2k  1  2  2 k  2
2k  3  2 k  2
2k  3  2 k  2  2 k  2 k (karena 2  2 k )
2k  3  2 k  2 k (menggunakan sifat transitif )
2k  3  2(2 k ) (ruas kanan disederhanakan)
2k  3  2.2 k
2k  3  2(k  1) (terbukti)

Matematika-by 4515 Hal - 7 Aku berfikir, berarti aku ada.


E. Pembuktian pernyataan matematis keterbagian dengan induksi matematika
Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk semua bilangan positif n, 32n  22n  2 habis dibagi 5.
Bukti:
Pertama, untuk n  1 :
32n  22n  2
32.1  22.1 2
32  2 4
9  16  25
( benar habis dibagi 5)

Kedua , untuk n  k :
32n  22n  2
32.k  22.k  2
32k  22k  2
(asumsi benar habis dibagi 5)

Ketiga , untuk n  k  1 :
32n  22n  2
32(k 1)  22(k 1)  2
32k  2  22k  2  2
32k.32  22k  2.22
32.32k  22.22k  2
9.32k  4.22k  2
10.32k  32k  5.22k  2  22k  2
10.32k  5.22k  2  32k  22k  2
5( 2.32k  22k  2 )  (32k  22k  2 )

Soal:
Buktikan dengan induksi matematika!
1. Untuk semua bilangan asli n, berlaku 2  4  6  8  ...  2n  n (n  1) .
2. Untuk semua bilangan asli n, berlaku 1  1  1  ...  1 1 n .
1.2 2.3 3.4 n ( n 1) n 1
n ( n 1)(n  2)
3. Untuk semua bilangan asli n, berlaku 1.2  2.3  3.4  4.5  ...  n (n  1)  3
.

4. Untuk semua bilangan asli n, berlaku 12  22  33  ...  nn  2  n n2 .


2 2 2 2
5. Menggunakan induksi matematika, dapat dibuktikan bahwa untuk semua bilangan asli n berlaku
12  2 2  32  ...  n 2  1 n (n  1)(2n  1) .
6
6. Buktikan bahwa 2n  3  2 n  2 untuk setiap n  5, n  N ,N merupakan bilangan asli.
7. Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk semua bilangan asli n, 11n  6 habis dibagi 5.
8. Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk semua bilangan asli n, (52n  3n  1) habis dibagi 9.

Matematika-by 4515 Hal - 8 Aku berfikir, berarti aku ada.

Anda mungkin juga menyukai