Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BAKTERIOLOGI III

UJI SENSITIVITAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : ZUL RIZKI ANNAS

NIM : PO.71.3.203.13.1.050

TINGKAT : IIA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM DIII

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Antibiotik maupun jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum

dikenal dikalangan masyarakat. Penggunaan dari ntibiotik dan

antimikroba ini pun telah meningkat, seiring dengan bermunculannya

berbagai jenis infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri

baru ataupun virus baru. Kenyataannya adalah bahwa penggunaanya

dikalangan awam seringkali disalah artikan atau disalah gunakan,

dalam artian seringkali penatalaksanaan dalam menangani suatu jenis

infeksi yang tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan

dosis dan lama terapi atau penggunaan yang tidak tepat, karena

kurangnya pemahaman mengenai antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah

yang kemudian hari merupakan penyebab utama dari timbulnya

resistensi dari obat-obat antibiotik maupun antimikroba terhadap jenis

bakteri tertentu. Obat-obat antimikroba efektif dalam pengobatan

infeksi karena kemampuan obat tersebut membunuh mikroorganisme

yang menginvasi penjamu tanpa merusak sel.

Dalam percobaan ini akan dilakukan uji sensitifitas, yang

merupakan suatu teknik untuk menetapkan sensitifitas suatu

antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut pada

pertumbuhan suatu mikroorganisme serta berhubungan dengan waktu

inkubasi untuk melihat antibiotik mana yang kerjanya lebih cepat


menghambat atau membunuh mikroba lain. Alasan penggunaan

beberapa macam antibiotik yaitu untuk melihat antibiotik mana yang

kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh mikroba, antibiotik

mana yang telah resisten dan antibiotik mana yang betul-betul cocok

untuk suatu jenis mikroba.

Penggunaan atau pemberian antibiotik sebenarnya tidak

membuat kondisi tubuh semakin baik, justru merusak sistem

kekebalan tubuh karena imunitas bisa menurun akibat pemakaiannya.

Alhasil, beberapa waktu kemudian akan mudah jatuh sakit kembali.

Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja

melawan infeksi virus, gondok dan bronkhitis. Antibiotik yang

diperlukan untuk mengobati infeksi virus malah bisa membahayakan

tubuh. Hal ini karena setiap kali dosis antibiotik diambil virus tidak

terpengaruh, malah sebaliknya, terjadi peningkatan kekebalan bakteri

terhadap antibiotik. Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak dapat

dibunuh dengan obat tersebut pada dosis yang sama. Inilah sebabnya

mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh

dokter sebelum mengambil antibiotik.

B. TUJUAN

Adapun tujuan di laksanakannya praktikum ini yaitu : “ Untuk

mengetahui kerentanan suatu bakteri terhadap antibiotik yang di

gunakan dengan metode kirby bauer “


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan

tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui

senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas

bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan

produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri

pada konsentrasi yang rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan suatu

metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat

antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas

antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode

difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui

sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap

pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai

daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri.

Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas

bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin

lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin

sensitif (Waluyo, 2008).

Antibiotik maupun jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum

dikenal dikalangan masyarakat kita. Penggunaan dari antibiotik dan


antimikroba inipun telah meningkat, seiring dengan bermunculannya

berbagai jenis infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri

baru ataupun virus baru. Kenyataannya adalah bahwa penggunaanya

dikalangan awam seringkali disalah artikan atau disalah gunakan, dalam

artian seringkali penatalaksanaan dalam menangani suatu jenis infeksi

yang tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan dosis dan

lama terapi atau penggunaan yang tidak tepat, karena kurangnya

pemahaman mengenai antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah yang kemudian

hari merupakan penyebab utama dari timbulnya resistensi dari obat-obat

antibiotik maupun antimikroba terhadap jenis bakteri tertentu.

Antibiotik secara umum didefinisikan sebagai bahan yang

diproduksi oleh mikroorganisme yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme lain. Adanya metode sintetik, bagaimanapun dihasilkan

pada modifikasi dari definisi ini dan antibiotic saat ini megarah pada bahan

yang diproduksi oleh mikroorganisme , atau bahan yang sama (yang

diproduksi keseluruhan atau sebagian oleh sintetis kimia), yang dimana

ada konsentrasi yang rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme

lain (hugo, 2004).

Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan mikroorganisme yang

membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme

lainnya.Antibiotik banyak digunakan dalam pengobatan penyakit. Namun

demikian tidak semua antibiotic dapat digunakan dalam pengobatan

penyakit. Sebelum diberikan sebagai pengobatan, sebaiknya ditentukan


dahulu antibiotic mana yang paling ampuh untuk mengobati penyakit.

Cara yang lazim digunakan untuk engetahui keampuhan antibiotic adalah

antibiogram atau uji kepekaan antibiotic terhadap pathogen penyebab

penyakit ( Bibiana, 1994).

Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau kisaran

kerja mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun

berdasarkan struktur biokimianya. Berdasarkan spectrum atau kisaran

kerjanya antibiotic dapat dibedakan menjadi antibiotic berspektrum sempi

(narrow spectrum) dan antibiotic berspektrum luas ( broad spectrum).

Berdasarkan mekanisme aksinya antibiotic dibedaka menjadi lima, yaitu

antibiotic dengan mekanisme menghambat sintesis dinding sel, perusakan

membrane plasma, penghambatan sintesis protein, penghambatan

sintesis asam nukleat, dan penghambatan sintesis metabolit esensial

(Pratiwi, 2007).

Penggunaan antibiotic secara kombinasi ( dua antibiotic yang

digunakan secara bersama-sama) dapat saling mempengaruhi kerja dari

masing-masing antibiotic. Kombinasi antibiotic tersebut dapat bersifat

antagonis, dimana antibiotic yang satu bersifat mengurangi atau

meniadakan khasiat antibiotic kedua. Kombinasi antibiotic dapat pula

bersifat sinergis, yaitu penggunaan antibiotic secara kombinasi yang

menyebabkan timbulnya efek teraupetiknya yang lebih besar

dibandingkan bila antibiotic tersebut diberikan secara sendiri-sendiri.

(Pratiwi, 2007).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum ini di laksanakan pada hari Selasa-Rabu,24-24 maret

2015 di laboratorium mikrobiologi Analis Kesehatan Poltekkes

Kemenkes Makassar.

B. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat yang di gunakan pada praktikum kali ini yaitu :

jarum ose, kapas swab, cawan petri, bunsen, tabung reaksi, rak

tabung, pinset, dan disk. Dan bahan yang di gunakan yaitu koloni

bakteri, media MHA (Muller Hinton Agar), Standar Mc Farland, NaCL

steril 0,9% dan antibiotik yaitu : Ampicilin (AMP-10), Chlorampenicol

(C-30), Kanamycin (K-30), dan Levufloxacin (LEV-5).

C. CARA KERJA

Di buat suspensi bakteri pada NaCL 0,9 % steril lalu

bandingkan dengan standar Mc Farland 0,5 lalu

diamkan 15 menit. Celupkan lidi steril ke dalam

suspensi cairan dapat meresap kedalam kapas lalu

peras-peras pada dinding tabung.


Usapkan ada media plate MHA sampai rata dan

seluruh permukaan di usap lalu diamkan selama 5

menit. Lalu letakkan disk antibiotik kemudian inkubasi

selama 18-24 jam pada suhu 35°C.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Keterangan :

Amp-10 : 20 mm ( sensitive )

C-30 : 25 mm ( sensitive )

K-30 : 15 mm ( sensitive )

LVX-5 : 34 mm ( sensitive )

B. PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan uji

sensitifitas mikroba terhadap antibiotik dengan metode Kirby-Bauer dan

menentukan mikroba uji termasuk sensitif atau resisten terhadap

antibiotik yang diujikan.

Pada percobaan ini kadar antibiotik ditentukan dengan metode

Kirby-Bauer, yaitu pengukuran sensitifitas antibiotik dengan metode

paper disk yang berisi agen antimikroba pada media yang telah

ditanami mikroba dan akan berdifusi pada media agar. Daerah jernih

disekitar paper disk merupakan hambatan mikroba oleh antibiotik pada

permukaan agar. Metode Kirby-Bauer merupakan cara untuk

menentukan sensitifitas antibiotik untuk bakteri. Sensitifitas suatu

bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat

terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat

pertumbuhannya.
Dalam percobaan uji resistensi ini, antibiotik yang digunakan

adalah Ampicilin (AMP-10) yang didapatkan zona hambat/zona bening

20 mm, kanamycin (K-30) yang didapatkan zona hambat/zona bening

15 mm, Chlorampenicol (C30) yang didapatkan zona hambat/zona

bening 25 mm, dan Levofloxacin (LEV-5) yang didapatkan zona

hambat/zona bening 34 mm. Hal ini menunjukan bahwa bakter itersebut

sensitif terhadap semua antibiotik yang di berikan. Hal ini dapat dilihat

dengan adanya zona jernih/zona hambat yang mengindikasikan bahwa

bakteri sensitif terhadap antibiotik tersebut.

Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka

terhadap antibiotik atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik

yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba. Uji

sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada

kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba.

Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan

perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia,

sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan.

Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi keraguan

tentang kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba (Djide, 2008).

Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran

dari keadaan sensitif ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten

sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana

mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik (Djide, 2008).
Resisten adalah ketahanan suatu mikroorganisme terhadap

suatu anti mikroba atau antibiotik tertentu. Resisten dapat berupa

resisten alamiah, resisten karena adaya mutasi spontan (resisten

kromonal) dan resisten karena terjadinya pemindahan gen yang

resisten (resistensi ekstrakrosomal) atau dapat dikatakan bahwa suatu

mikroorganisme dapat resisten terhadap obat-obat antimikroba, karena

mekanisme genetik atau non-genetik (Djide, 2008).

Penyebab terjadiya resisten terhadap mikroorganisme adalah

penggunaan antibiotik yang tidak tepat, misalnya penggunaan dengan

dosis yang tidak memadai, pemakaian yang tidak teratur, demikian

juga waktu pengobatan yang tidak cukup lama, sehingga untuk

mencegah atau memperlambat terjadinya resisten tersebut, maka cara

pemakaian antibiotik perlu diperhatikan (Djide, 2008).

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat

pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat

adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada

media agar oleh antibiotik. Contohnya: Tetracycline, Erytromycin, dan

Streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki

spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri

secara luas (Djide, 2008).


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum uji sensitifitas antibiotik di peroleh hasil yaitu

samua di berikan dengan merek yang berbeda menunjukkan bahwa

semua bakteri sensitif terhadap disk antibiotik tersebut.

B. SARAN

Agar tidak terjadi kesalahan dala uji sensitivitas ini praktikan harus

memperhatikan dengan baik kesterilan alat yang digunakan selain itu

praktikan juga harus menggunakan alat pelindung diri agar tidak

terpapar oleh bakteri yang di gunakan dalam uji ini.


DAFTAR PUSTAKA

coretan%20pertama%20%20praktikum%20uji%20sensitivitas.htm

(diakses 25 april 2015)

akuu%20dan%20Farmasii%20UMI%20%20Uji%20Sensitifitas%20Antibioti

k.htm ( diakses 25 april 2015 )

Anda mungkin juga menyukai