Anda di halaman 1dari 34

asuhan keperawatan keluarga dengan TBC paru

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. MS

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA MENGALAMI TBC PARU

A. Pengkajian

1. Struktur Dan Sifat Keluarga

a. Kepala Keluarga

Nama : Tn. MS

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Suku : Jawa

Umur : 54 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : RT 22 RW 06 Dusun Kreweh Desa Gunungrejo

Kec. Singosari Kabupaten Malang

b. Susunan Anggota Keluarga


No. NAMA L/P USIA HUB.KK PEND PEKJ KET

1. Ny.M P 68 tahun Mertua - - Sakit

2. Ny. F P 48 tahun Istri SD Tani Sehat

3. Nn. S P 18 tahun Anak SLTA - Sehat

Sehat
4. An. AS L 12 tahun Anak SD -

c. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan
: Sakit

: Meninggal

: Tinggal serumah

d. Jenis/type Keluarga

Jenis : Extendet

2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi

a. Penghasilan Dan Pengeluaran

Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh kepala keluarga bersama

istri, yaitu sekitar  Rp. 500.000,-/perbulan. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan

sekitar  Rp. 300.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,

kebutuhan anak sekolah.

b. Pendidikan

Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan tingkat dasar, kecuali

mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang sedang sekolah kelas 12 (SMA kelas III).

Berkaitan dengan penyakit TBC yang diderita Tn. MS, keluarga mengatakan tidak tahu

bagaimana cara penularan TB paru kepada orang lain dan bagaimana cara pencegahan terhadap

anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan

pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat

c. Suku Dan Agama


keluarga merupakan suku Jawa dan beragama Islam, dalam menjalankan perintah agama

keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla,

sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja

putri dan ibu-ibu).

3. Kegiatan Sehari - Hari

a. Nutrisi

keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan komposisi sebagai berikut :

makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu, sayuran yang didapat dari kebun/sawah, jarang

makan buah dan minum susu. Keluarga dalam memasak sayur dengan mencuci dulu lalu

dipotong – potong. Keluarga makan tiga kali dalam sehari dengan porsi yang cukup.

Pemberian makan sama rata untuk seluruh anggota keluarga. Cara menghidangkannya terbuka

di atas meja. Alat makan digunakan bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya.

Pantangan makan tidak ada.

b. Eliminasi

Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari. Pada anggota

keluarga tidak ada yang mengalami gangguan dalam eliminasi. Tempat BAB adalah di sungai

atau menumpang di WC tetangga.

c. Olah Raga

Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk melakukan olah raga, tapi

dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan sore. Kegiatan di sawah mislnya mencangkul,

mencari rumput untuk ternak, atau mencabuti rumput yang mengganggu tanaman padi. Istri juga

tidak meluangkan waktu untuk kegiatan olah raga secara khusus, dia hanya ikut membantu suami
kerja di sawah. Anak-anak tidak ada kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah sesuai

jadwal olah raga di sekolah masing-masing.

d. Kebersihan Diri

Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan pada sore hari.

Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan pada sore hari. Kebersihan mandi

dua kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi sekali sehari dengan pasta

gigi serta mencuci rambut tiga hari sekali dengan menggunakan sampho, kebiasaan mandi

keluarga di rumah dengan air sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan dengan

TBC, keluarga mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat yang dapat mencegah

penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai tempat khusus untuk pembuangan

dahak, biasanya meludah di halaman atau dimana saja saat ia berada.

e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi

Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau digunakan untuk

membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam menggunakan waktu senggangnya

sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan

radio.

f. Istirahat

Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya selama 1 – 2 jam

mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari jam 22.00 – 05.00. Pada Tn. MS

tidurnya sering terganggu oleh karena sering batuk pada malam hari, dan sering berkeringat

dingin pada malam hari.

g. Kebiasaan Sosial
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti kegiatan tahlilan,

diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu merupakan perokok berat dengan

frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.

4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap ke III, yaitu keluarga dengan anak usia

sekolah. Anak pertama perempuan, masih sekolah di SLTA dengan usia 18 tahun, sedangkan

anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan masih sekolah dibangku SD.

c. Riwayat Keluarga Inti

Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing masing keluarga

baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat TBC. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada

yang sakit periksa ke Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat

ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas Singosari, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di

Polindes.

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit serius. Mertua Tn.MS

saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit batuk-batuk dan linu-linu, belum pernah periksa

lab/dahak, hanya berobat kalau linu-linunya dirasa sangat mengganggu.

5. Faktor Lingkungan

a. Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri. Luas pekarangan 5 x 9

meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai rumah sebagian dari plester semen dan

sebagian masih tanah, atap dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela,

disekitar kamar dan ruang tengah serta dapur, disetiap kamar dan ruang tengah serta dapur ada

lubang angin, Penerangan menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15

watt, ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu

pijar 10 watt.

Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang tidur, dapur berdinding

bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar mandi tapi tidak ada WC, bila

buang air besar di sungai atau numpang di WC tetangga. Halaman rumah tampak kurang bersih

oleh rerumputan disekitar rumahnya.

Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk minum dan memasak,

keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Keluarga menyimpan air dari

sumur dalam gentong yang kebersihannya cukup dan tertutup.

Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di belakang rumah dan

dibiarkan terbuka.

Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang dapur. Pembuangan

kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3 meter dari kandang.

b. Denah rumah
keterangan :

LKT = Limbah kotoran ternak

LKM = Limbah kamar mandi

LD = Limbah dapur
= Pintu

= Jalan kampung/gang

= Batas pekarangan

Keterangan denah rumah :


Rumah keluarga Tn. MS terdiri dari 1 ruang tamu; 1 ruang keluarga yang sekaligus sebagai

tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk Nn.S, Tn.MS bersama Ny.F, Ny.M dan

An.As; 1 dapur; 1 kamar mandi tanpa WC; dan kandang ternak.

Masing-masing kamar mempunyai ventilasi sekaligus sebagai pencahayaan sinar matahari tapi

masih terlalu sempit, kurang dari 10% luas lantai kamar. Pencahayaan dan ventilasi ruang tamu

cukup. Pencahayaan ruang keluarga kurang, sinar matahari kurang dapat menyinari lantai ruang

tamu. Sumber air bersih yang digunakan untuk mandi dan memasak berasal dari mata air

Sumberawan. Tempat pembuangan air limbah dari kamar mandi berupa selokan terbuka,

pembuangan air limbah dari dapur tidak ada tempat khusus, langsung dibuang atau dialirkan ke

belakang dapur dan dibiarkan meresap sendiri.

c. Macam Tempat Tinggal

Keluarga bertempat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan yang lainnya berdekatan

tapi tidak berhimpitan/menempel. Lingkungan tempat tinggal adalah persawahan dengan udara

yang sejuk

d. Karakteristik Tetangga Dan Komunikasi RW

Tetangga di sekitar keluarga Tn. MS adalah bersuku Jawa, bahasa komunikasi sehari-hari yang

digunakan adalah bahasa jawa, sebagian besar tetangga Tn. MS bermata pencaharian sebagai

petani. Keluarga mempunyai alat komunikasi seperti televisi dan radio. Jika ada kegiatan sosial

kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.

e. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin harian

adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km). Tempat tinggal
keluarga juga tidak berpindah – pindah. Sanak famili dari Tn.MS maupun Ny.F juga berada di

sekitar tempat tinggalnya (masih satu desa).

f. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.

Komunikasi antar keluarga/warga biasanya dilakukan saat mereka melakukan kegiatan

keagamaan seperti tahlilan, yasiinan, diba’ dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

g. Sistem Pendukung Keluarga

Jarak rumah ke Polindes sekitar ½ km, jarak ke puskesmas pembantu sekitar 1,5 km, jarak ke

Puskesmas sekitar 5 km. Keluarga juga mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga

miskin (Askes Maskin).

6. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam keluarga mempunyai

kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai. Komunikasi saat makan sering dilakukan,

dan terbiasa makan bersama.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan ketidakmampuan

keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan dalam keluarga yang dapat

digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn. MS dan Ny.F cukup bijaksana,

tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang dialami oleh anggota keluarga,

sehingga dapat mendorong Tn.MS untuk berobat secara teratur sampai sembuh. Ny.F sering

mengingatkan Tn.MS jika lupa minum obat.

c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )


Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran. Begitu juga dalam

perannya secara informal.

d. Nilai Dan Norma Keluarga

Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan

kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang

dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS tidak ada yang bertentangan

dengan kesehatan.

7. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua

keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka

anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa

musibah.

b. Fungsi Sosialisasi

Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan dengan

anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat membaur dengan budaya

yang ada disekitarnya.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang dialami

oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan TB paru. Hal ini dibuktikan dengan

bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor

penyebab dari TB paru.


Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena keluarga tidak

menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. MS dianggap sebagai batuk biasa dan

keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas Singosari dan sudah mendapat terapi sejak

bulan Oktober 2007. Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat secara teratur.

Kalau obat habis, keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.MS

mengatakan sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan

kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia tetap meminum

obatnya.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk memanfaatkannya, karena Tn.

MS selama sakit berobat ke Puskesmas Singosari.

d. Fungsi Reproduksi

Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB Suntik.

e. Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari penghasilan

tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan

keluarga Tn. MS sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS

menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika ingin makan lauk-pauk,

Tn.MS biasa mencari ikan di sungai dekat rumahnya.

8. Stres Dan koping Keluarga

a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang


Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik itu stess jangka pendek

( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan ). Tetapi keluarga Tn. MS hanya mengalami

stress biasa yang dapat dengan segera diatasi.

b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor

Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara musyawarah antar anggota

keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Misalnya dalam menentukan pengobatan Tn. MS,

dalam pengambilan keputusan di keluarga yang paling menonjol adalah Tn. MS

c. Strategi Adaptasi Disfungsional

Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan pada

bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam

melakukan pekerjaan keseharian.

9. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS

Riwayat kesehatan sekarang : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS sering batuk yang disertai

adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang disertai darah dalam dahaknya, demam di

malam hari, nafsu makan menurun, berat badan agak menurun.

Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau

penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah minum – minuman keras, tapi merupakan perokok

berat dengan frekwensi 1 – 1,5 pak perhari.

Pemeriksaan Fisik :

Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit, tinggi badan 162

cm, berat badan 48 kg.


Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka, ketombe dan

bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak rontok. Wajah agak pucat.

Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.

Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva agak anemis,

tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.

Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau benjolan yang

abnormal.

Mulut dan faring : bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi normal, adanya

sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak ditemukan perdarahan. Lidah

berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada, uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak

ada perubahan suara.

Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi deviasi septum nasi,

tidak terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.

Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara serta

pembesaran kelenjar limfe.

Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi intercosta dan

batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama. Fokal fremitus lebih bergetar paru

kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness. Suara nafas bronchial dan bronkho-vesikuler

terdapat ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran

jantung. Kelainan tulang belakang tidak ditemukan.

Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi tympani, hepar , lien

tidak ada kelainan

Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot empat.
b. Pemeriksaan Fisik Ny. F

Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau

penyakit yang menular.

Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 14/menit, tinggi badan 152

cm, berat badan 52 kg.

Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari Tn.MS

ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak

mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

c. Pemeriksaan Fisik An. AS

Riwayat Kesehatan masa lalu : An.AS tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau

penyakit yang menular.

Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi badan 144

cm, berat badan 38 kg.

Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari Tn.MS

ke An.AS. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak

mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

d. Pemeriksaan Fisik Nn. S

Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Nn.S tidak pernah menderita penyakit yang berat,

kronis atau penyakit yang menular. Saat kumnjungan pertama, perawat tidak berjumpa dengan

Nn.S karena belum pulang dari sekolahnya.


e. Pemeriksaan Fisik Ny.M

Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Ny.M sudah lama mempunyai penyakit linu-linu.

Tanda vital : tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 76/menit, respirasi 16 x/menit, tinggi badan 150

cm, berat badan 50 kg.

Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.

Mata lengkap, bola mata keruh, penglihatan agak kabur.

Telinga lengkap, simetris bilateral, fungsi pendengaran menurun

Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara serta

pembesaran kelenjar limfe.

Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 16 x/menit. Jantung suara S1 dan S2 tunggal,

tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Tulang belakang agak membungkuk.

Ekstremitas : terjadi penurunan fungsi gerak (gerakan agak terbatas). Tidak ada edema

ekstremitas. Kekuatan otot nilia 4.

10. Harapan Keluarga

Keluarga berharap agar batuk Tn.MS segera sembuh sehingga tidak mengalami gangguan jika

bekerja di sawah.

B. Analisa Data

N Data Masalah Etiologi

1. DS :
- Tn. MS mengatakan biasa Resiko penyebaran Perilaku kurang

membuang ludah di halaman, tidak / penularan infeksi higienis

ada tempat khusus.

- Tn. MS mengatakan belum tahu

akibat bila tidak melakukan

tindakan pencegahan pada keluarga.

- Ny. F mengatakan kurang mengerti

tentang pencegahan TBC

- Keluarga tidak tahu bagaimana

cara penularan TB paru kepada

orang lain dan bagaimana cara

pencegahan terhadap anggota

keluarga yang lain.

- Keluarga mengatakan tidak

mengerti mengenai sanitasi yang

sehat yang dapat mencegah

penularan TB paru.

- Tn.MS aktif mengikuti kegiatan

sosial keagamaan di masyarakat

seperti acara tahlilan, yaasinan, dsb.

DO :

- Lantai rumah sebagian terbuat dari


tanah, tampak lembab dan kotor.

- Tidak ada tempat khusus untuk

membuang dahak

- Tidak ada tempat khusus untuk

pembuangan limbah rumah.

- Alat makan keluarga tidak ada

pemisahan atau digunakan

bersama

- Pencahayaan rumah (kamar tidur)

kurang.

- Tn.MS tidur sekamar dengan Ny.F

DS : Kurang Kurang

- Keluarga mengatakan sejak lima pengetahuan informasi dan

bulan yang lalu sering batuk yang keterbatasan

disertai dahak. kemampuan

- Keluarga mengatakan bahwa mencerap

Tn.MS sakit paru-paru, tapi tidak informasi

tahu jenis penyakit, penyebab,

pencegahan, perawatan dan

pengobatannya.

- Tn. MS mengatakan, “ saya belum


tahu akibat yang terjadi, bila

penyakit saya tidak diobati “.

- Ny. F mengatakan ,” Tn. MS sudah

diperiksakan di RS Soepraoen“.

Tetapi batuknya masih sering dan

agak sesak.

DO :

- Keluarga tidak bisa menjawab

pertanyaan tentang pengertian

penyakit, pencegahan, perawatan

dan pengobatannya

- Pendidikan Tn.MS dan Ny.F SD

- Setelah dijelaskan tentang

pengertian penyakit, cara

pencegahan dan pengobatannya,

Tn.MS dan Ny.F belum bisa

menjawab pertanyaan sederhana

perawat

DS :

- Keluarga mengatakan Tn.MS Resiko kerusakan

sudah menjalani pengobatan sejak penatalaksanaan


bulan Oktober 2007 program terapi di

- Tn.MS mengatakan sering lupa rumah

minum obat, tapi selalu diingatkan (pengobatan tidak

oleh istrinya tuntas)

- Tn.MS mengatakan sering mual

dan kembung setelah minum obat

- Tn.MS mengatakan sebenarnya

malas minum obat, tapi ia ingin

penyakitnya cepat sembuh

DO :

- Pemeriksaan fisik : bentuk dada

normal, terdapat retraksi intercosta,

batuk produktif. Nafas agak sesak.

- lantai ruang tamu dari porselin,

sisanya terbuat dari tanah

keadaannya kotor dan lembab.

- Ventilasi kurang karena jendela /

lubang angin terlalu sempit (kurang

dari 10% luas lantai).


D. Prioritas Masalah

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis.

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Klien telah berobat secara

ancaman teratur, tapi biasa meludah di

sembarang tempat, aktif dalam

kegiatan perkumpulan di

masyarakat, tidur sekamar

dengan istri

2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Selama pasien berobat secara

untuk diubah : mudah teratur, kuman TBC

kemungkinan besar tidak akan

aktif. Tapi perlu didukung

oeleh perubahan perilaku yang


lebih higienis

3 Potensial masalah 3/3 X 1 1 Penyebaran kuman TB paru

untuk dicegah : tinggi dapat dicegah asal keluarga

mau hidup sehat dan hubungan

dengan petugas kesehatan

cukup baik.

4 Menonjolnya masalah 1/2 1/2 Keluarga tahu bahwa penyakit

: keluarga tahu ada Paru yang dialami Tn.MS bisa

masalah tapi merasa menular tapi merasa bukan

bukan sebagai bahaya sebagai bahaya.

Jumlah 4 1/6

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann

s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

N Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : aktual 3/3 X 1 1 Keluarga tidak memahami

dengan baik masalah kesehatan


yang dialami Tn.MS

2 Kemungkinan masalah ½ X 2 1 Pemberian informasi tentang

dapat diubah : hanya penyakit dan kebutuhan

sebagian perawatan akan sulit dipahami

karena kemampuan keluarga

menyerap informasi kurang

baik, pendidikan rendah

3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Membantu keluarga memaha-

untuk dicegah : cukup mi masalah kesehatan bisa

dilakukan melalui bahasa

keluarga dengan mediasi

anaknya pertamanya yang

sekolah SMA.

4 Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Keluarga tidak merasakan

keluarga menyadari adanya masalah yang harus

bahwa mereka kurang segera ditangani

paham dan mereka

ingin diberi penjelasan

yang lebih rinci


Jumlah 3 2/3

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah (pengobatan terputus)

s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka panjang

N Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Tn. MS merasa malas minum

potensial obat, dan sering lupa

2 Kemungkinan masalah ½ X 2 1 Pengobatan jangka panjang

dapat diubah : hanya membutuhkan kesabaran dan

sebagian dukungan yang besar dari

orang-orang terdekat, yang

mau mengingatkannya jika upa

minum obat

3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Dukungan istri cukup baik,

untuk dicegah : cukup selalu mengingatkan Tn.MS

jika lupa minum obat

4 Menonjolnya masalah: 1/2 x 1 1/2 Keluarga tidak merasakan

masalah dirasakan tapi adanya masalah yang harus


tidak perlu segera segera ditangani

ditangani

Jumlah 3 1/6

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan

dengan perilaku kurang higienis

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit,

penyebab, cara pencegahan, perawatan dan

pengobatann s.d kurangnya informasi dan

keterbatasan mencerap informasi

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik /

tatalaksana pengobatan dirumah


(pengobatan terputus) s.d. efek samping obat

dan pengobatan jangka panjang

E. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Resiko penyebaran infeksi TBC

Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang terdekat

maupun pada masyarakat sekitar

Intervensi :

- Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat menyerang

semua orang baik kecil, tua, muda, kaya, miskin.

- Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan TB paru yaitu melalui percikan ludah

atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap. Daya tahan tubuh yang

dipengaruhi oleh usia, nutrisi dan faktor faali.

- Kaji cara keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit

TB paru.

- Jelaskan akibat bila tidak dilakukan perawatan pada anggota keluarga misal penularan pada

anggota keluarga.
- Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin

karena dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.

- Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan

- Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin dan menguap

sebaiknya mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah yaitu di kloset

kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka harus diuruk dengan tanah ; alat

makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya disiram dengan air mendidih kemudian

dicuci bersih.

- Jelaskan dan demontrasikan tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya penularan TB

paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara, ventilasi rumah harus cukup

sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa, pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar

matahari bisa masuk secukupnya karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila

terkena sinar matahari.

- Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur dan jangan putus

asa .

- Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.

- Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.

- Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat yaitu fisik

(kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik,

penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik,

pencahayaan harus cukup dan terhindar dari kebisingan)

- Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat
- Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga

- jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin berobat dan paling

sedikit 6 bulan.

- Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA dilakukan sebulan

sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut

- Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.

- Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka anjurkan untuk

mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum waktunya kontrol.

- Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga dokter-dokter swasta,

rumah sakit swasta dan lain-lain.

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann

s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan

penyakit TB paru pada anggota.

Intervensi :

- Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang gejala

penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau

tanpa berkeringat dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.

- Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi,

tersumbatnya jalan nafas.

- kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
- Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan dan

perawatan yang tepat dan teratur.

- Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan

komplikasi seperti batuk darah.

- kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.

- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien TB paru : makan

yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup , pikiran diusahakan santai hindari stres

yang berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan dianjurkan bila

penyakit tampak sembuh.

- Jelaskan pengobatan TB paru dan cara minum obat serta berapa lama harus minum obat.

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik

Tujuan : Keluarga memahami tentang kondisi, tindakan pencegahan infeksi, penatalaksanaan

stress, faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan sumber-sumber di komunitas yang

dapat digunakan.

Kriteria hasil :

- Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota keluarga yang lain atau teman yang

dapat dipercaya.

- Menyebutkan efek samping obat.

- Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi stress.

- Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada tenaga kesehatan.

- Menggambarkan penatalaksanaan jangka panjang penyakit.


- Menyebutkan manfaat penggunaan gelang Kewaspadaan-Medis.

Intervensi :

- Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jangka panjang untuk menentukan

tingkat pembelajaran klien-keluarga.

- Ajarkan inkompatibilitas obat - obatan :

- Ajarkan pemberian obat-obatan :

- Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, rujuk ke

sumber komunitas untuk program penatalaksanaan stress.

- Ajarkan konservasi energi.

- Informasikan klien tentang faktor yang diketahui mencetuskan eksaserbasi :

- Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional pelayanan kesehatan :

- Ajarkan tehnik mengunyah dan menelan

F. Impelementasi Dan Evaluasi

NO TANGGA Diagnosa Impelementasi Evaluasi

1 22 Des 2007 Resiko penyebaran


Sabtu pagi penyakit  menjelaskan penyabab S : keluarga mengatakan

TB paru masih sulit untuk

 menjelaskan tentang mengerti tentang

gejala TB paru penyebab dan gejala TB

paru.

O : keluarga tidak mampu

menyebutkan dengan

bahasa yang sederhana

tentang penyebab dan

gejala TB paru.

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan intervensi.

S : keluarga mengatakan

sudah tahu cara


- mengkaji penularan TB paru pada
pengetahuan anggota keluarga
keluarga tentang dengan cara percikan

2. 27 Des 2007 Kurang pengetahuan resiko terjadinya ludah.


Kamis pagi penularan TB paru O : keluarga mampu
pada anggota menjelaskan dengan
keluarga. bahasa yang sederhana
- Menjelaskan tentang tentang cara penularan
cara penularan TB TB paru yaitu melalui
paru percikan ludah.

A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi.

S : klg mengatakan telah

tahu manfaat yang di

dapat dari fasilitas


- Menjelaskan kepada
kesehatan yang ada di
keluarga tentang
masyarakat
manfaat fasilitas
O : keluarga mampu
kesehatan yang ada
menjelaskan manfaat
di masyarakat.
dari fasilitas kesehatan
3 8 Jan 2008 Resiko kerusakan - Mengjkaji
yang ada di masyarakat.
Selasa pagi manajemen pengetahuan klg
A : masalah teratasi
penatalaksanaan di tentang manfaat
sebagian.
rumah fasilitas kesehatan
P : lanjutkan intervensi.
yang ada di

masyarakat.
S : keluarga mengatakan

telah mengetahui cara

merawat anggota

- menjelaskan keluarga agar tidak

cara menghindari tertular, tapi belum

mampu melakukan
penularan TB
khusus memisahkan
paru seperti
alat makan dengan
menjaga kondisi
klien.

tubuh. O : keluarga mampu

Resiko penularan -Memotivasi dan menjelaskan dan belum


4 11 Des 2001
penyakit mendemontrasikan mampu
Jumat pagi
cara hidup sehat mendemontrasikan cara

seperti : menutup perawatan pada anggota

mulut pada saat keluarga agar tidak

batuk atau bersin , tertular TB paru.

cara membuang A : masalah teratasi

dahak atau ludah bila sebagian

dibuang di halaman P : lanjutkan intervensi

maka harus diuruk

dengan tanah. Alat

makan harus terpisah

Anda mungkin juga menyukai