Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan TBC Paru
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan TBC Paru
A. Pengkajian
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn. MS
Suku : Jawa
Umur : 54 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Sehat
4. An. AS L 12 tahun Anak SD -
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah
d. Jenis/type Keluarga
Jenis : Extendet
2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi
Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh kepala keluarga bersama
istri, yaitu sekitar Rp. 500.000,-/perbulan. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan
sekitar Rp. 300.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,
b. Pendidikan
mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang sedang sekolah kelas 12 (SMA kelas III).
Berkaitan dengan penyakit TBC yang diderita Tn. MS, keluarga mengatakan tidak tahu
bagaimana cara penularan TB paru kepada orang lain dan bagaimana cara pencegahan terhadap
anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan
pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat
keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla,
sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja
a. Nutrisi
keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan komposisi sebagai berikut :
makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu, sayuran yang didapat dari kebun/sawah, jarang
makan buah dan minum susu. Keluarga dalam memasak sayur dengan mencuci dulu lalu
dipotong – potong. Keluarga makan tiga kali dalam sehari dengan porsi yang cukup.
Pemberian makan sama rata untuk seluruh anggota keluarga. Cara menghidangkannya terbuka
di atas meja. Alat makan digunakan bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya.
b. Eliminasi
Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari. Pada anggota
keluarga tidak ada yang mengalami gangguan dalam eliminasi. Tempat BAB adalah di sungai
c. Olah Raga
Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk melakukan olah raga, tapi
dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan sore. Kegiatan di sawah mislnya mencangkul,
mencari rumput untuk ternak, atau mencabuti rumput yang mengganggu tanaman padi. Istri juga
tidak meluangkan waktu untuk kegiatan olah raga secara khusus, dia hanya ikut membantu suami
kerja di sawah. Anak-anak tidak ada kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah sesuai
d. Kebersihan Diri
Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan pada sore hari.
Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan pada sore hari. Kebersihan mandi
dua kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi sekali sehari dengan pasta
gigi serta mencuci rambut tiga hari sekali dengan menggunakan sampho, kebiasaan mandi
keluarga di rumah dengan air sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan dengan
TBC, keluarga mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat yang dapat mencegah
penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai tempat khusus untuk pembuangan
e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi
Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau digunakan untuk
sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan
radio.
f. Istirahat
Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya selama 1 – 2 jam
mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari jam 22.00 – 05.00. Pada Tn. MS
tidurnya sering terganggu oleh karena sering batuk pada malam hari, dan sering berkeringat
g. Kebiasaan Sosial
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti kegiatan tahlilan,
diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu merupakan perokok berat dengan
frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap ke III, yaitu keluarga dengan anak usia
sekolah. Anak pertama perempuan, masih sekolah di SLTA dengan usia 18 tahun, sedangkan
anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan masih sekolah dibangku SD.
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing masing keluarga
baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat TBC. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada
yang sakit periksa ke Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat
ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas Singosari, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di
Polindes.
Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit serius. Mertua Tn.MS
saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit batuk-batuk dan linu-linu, belum pernah periksa
5. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri. Luas pekarangan 5 x 9
meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai rumah sebagian dari plester semen dan
sebagian masih tanah, atap dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela,
disekitar kamar dan ruang tengah serta dapur, disetiap kamar dan ruang tengah serta dapur ada
lubang angin, Penerangan menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15
watt, ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu
pijar 10 watt.
Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang tidur, dapur berdinding
bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar mandi tapi tidak ada WC, bila
buang air besar di sungai atau numpang di WC tetangga. Halaman rumah tampak kurang bersih
Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk minum dan memasak,
keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Keluarga menyimpan air dari
Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di belakang rumah dan
dibiarkan terbuka.
Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang dapur. Pembuangan
b. Denah rumah
keterangan :
LD = Limbah dapur
= Pintu
= Jalan kampung/gang
= Batas pekarangan
tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk Nn.S, Tn.MS bersama Ny.F, Ny.M dan
Masing-masing kamar mempunyai ventilasi sekaligus sebagai pencahayaan sinar matahari tapi
masih terlalu sempit, kurang dari 10% luas lantai kamar. Pencahayaan dan ventilasi ruang tamu
cukup. Pencahayaan ruang keluarga kurang, sinar matahari kurang dapat menyinari lantai ruang
tamu. Sumber air bersih yang digunakan untuk mandi dan memasak berasal dari mata air
Sumberawan. Tempat pembuangan air limbah dari kamar mandi berupa selokan terbuka,
pembuangan air limbah dari dapur tidak ada tempat khusus, langsung dibuang atau dialirkan ke
Keluarga bertempat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan yang lainnya berdekatan
tapi tidak berhimpitan/menempel. Lingkungan tempat tinggal adalah persawahan dengan udara
yang sejuk
Tetangga di sekitar keluarga Tn. MS adalah bersuku Jawa, bahasa komunikasi sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa jawa, sebagian besar tetangga Tn. MS bermata pencaharian sebagai
petani. Keluarga mempunyai alat komunikasi seperti televisi dan radio. Jika ada kegiatan sosial
kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.
Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin harian
adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km). Tempat tinggal
keluarga juga tidak berpindah – pindah. Sanak famili dari Tn.MS maupun Ny.F juga berada di
Jarak rumah ke Polindes sekitar ½ km, jarak ke puskesmas pembantu sekitar 1,5 km, jarak ke
Puskesmas sekitar 5 km. Keluarga juga mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga
6. Struktur Keluarga
keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam keluarga mempunyai
kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai. Komunikasi saat makan sering dilakukan,
Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan ketidakmampuan
keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan dalam keluarga yang dapat
digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn. MS dan Ny.F cukup bijaksana,
tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang dialami oleh anggota keluarga,
sehingga dapat mendorong Tn.MS untuk berobat secara teratur sampai sembuh. Ny.F sering
Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan
kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang
dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS tidak ada yang bertentangan
dengan kesehatan.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua
keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka
anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa
musibah.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan dengan
anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat membaur dengan budaya
Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang dialami
oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan TB paru. Hal ini dibuktikan dengan
bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor
menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. MS dianggap sebagai batuk biasa dan
keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas Singosari dan sudah mendapat terapi sejak
bulan Oktober 2007. Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat secara teratur.
Kalau obat habis, keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.MS
mengatakan sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan
kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia tetap meminum
obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk memanfaatkannya, karena Tn.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari penghasilan
tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan
keluarga Tn. MS sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS
menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika ingin makan lauk-pauk,
( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan ). Tetapi keluarga Tn. MS hanya mengalami
Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara musyawarah antar anggota
keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Misalnya dalam menentukan pengobatan Tn. MS,
bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam
9. Pemeriksaan Fisik
Riwayat kesehatan sekarang : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS sering batuk yang disertai
adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang disertai darah dalam dahaknya, demam di
Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau
penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah minum – minuman keras, tapi merupakan perokok
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit, tinggi badan 162
bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak rontok. Wajah agak pucat.
Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva agak anemis,
Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau benjolan yang
abnormal.
Mulut dan faring : bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi normal, adanya
sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak ditemukan perdarahan. Lidah
berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada, uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi deviasi septum nasi,
Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara serta
Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi intercosta dan
batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama. Fokal fremitus lebih bergetar paru
kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness. Suara nafas bronchial dan bronkho-vesikuler
terdapat ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran
Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi tympani, hepar , lien
Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot empat.
b. Pemeriksaan Fisik Ny. F
Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau
Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 14/menit, tinggi badan 152
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari Tn.MS
ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak
Riwayat Kesehatan masa lalu : An.AS tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau
Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi badan 144
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari Tn.MS
ke An.AS. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak
Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Nn.S tidak pernah menderita penyakit yang berat,
kronis atau penyakit yang menular. Saat kumnjungan pertama, perawat tidak berjumpa dengan
Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Ny.M sudah lama mempunyai penyakit linu-linu.
Tanda vital : tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 76/menit, respirasi 16 x/menit, tinggi badan 150
Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.
Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara serta
Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 16 x/menit. Jantung suara S1 dan S2 tunggal,
tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Tulang belakang agak membungkuk.
Ekstremitas : terjadi penurunan fungsi gerak (gerakan agak terbatas). Tidak ada edema
Keluarga berharap agar batuk Tn.MS segera sembuh sehingga tidak mengalami gangguan jika
bekerja di sawah.
B. Analisa Data
1. DS :
- Tn. MS mengatakan biasa Resiko penyebaran Perilaku kurang
penularan TB paru.
DO :
membuang dahak
bersama
kurang.
DS : Kurang Kurang
pengobatannya.
diperiksakan di RS Soepraoen“.
agak sesak.
DO :
dan pengobatannya
perawat
DS :
DO :
kegiatan perkumpulan di
dengan istri
cukup baik.
Jumlah 4 1/6
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann
sekolah SMA.
minum obat
ditangani
Jumlah 3 1/6
Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang terdekat
Intervensi :
- Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat menyerang
- Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan TB paru yaitu melalui percikan ludah
atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap. Daya tahan tubuh yang
- Kaji cara keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
TB paru.
- Jelaskan akibat bila tidak dilakukan perawatan pada anggota keluarga misal penularan pada
anggota keluarga.
- Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin
- Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin dan menguap
sebaiknya mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah yaitu di kloset
kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka harus diuruk dengan tanah ; alat
makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya disiram dengan air mendidih kemudian
dicuci bersih.
- Jelaskan dan demontrasikan tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya penularan TB
paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan dari polusi udara, ventilasi rumah harus cukup
sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa, pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar
matahari bisa masuk secukupnya karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila
- Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur dan jangan putus
asa .
- Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat yaitu fisik
(kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik,
penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik,
masyarakat
- Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga
- jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin berobat dan paling
sedikit 6 bulan.
- Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA dilakukan sebulan
sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut
- Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka anjurkan untuk
- Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga dokter-dokter swasta,
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann
Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan
Intervensi :
- Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang gejala
penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau
- Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi,
- kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
- Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan dan
- Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien TB paru : makan
yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup , pikiran diusahakan santai hindari stres
yang berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan dianjurkan bila
- Jelaskan pengobatan TB paru dan cara minum obat serta berapa lama harus minum obat.
stress, faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan sumber-sumber di komunitas yang
dapat digunakan.
Kriteria hasil :
- Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota keluarga yang lain atau teman yang
dapat dipercaya.
- Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada tenaga kesehatan.
Intervensi :
- Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jangka panjang untuk menentukan
- Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, rujuk ke
- Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional pelayanan kesehatan :
paru.
menyebutkan dengan
gejala TB paru.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi.
S : keluarga mengatakan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi.
masyarakat.
S : keluarga mengatakan
merawat anggota
mampu melakukan
penularan TB
khusus memisahkan
paru seperti
alat makan dengan
menjaga kondisi
klien.