Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT

KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BALITA DI RSUD. DR. H. ABDUL


MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015-2017

Disusun Oleh : Siti Anita Hartiyah


Npm : 14310201
Pembimbing I : dr. Eka Silvia, M.kes
Pembimbing II: dr. Ni Putu Sudiadnyani

ABSTRAK Simpulan: Terdapat hubungan antara


pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat
Latar Belakang: Dermatitis Atopik merupakan kejadian dermatitis atopik pada balita di
interaksi yang kompleks, melibatkan kelainan RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
imunologis, faktor lingkungan, dan pengaruh Lampung tahun 2015-2017
emosional. DA berada pada peringkat pertama
dari 10 penyakit kulit yang paling sering Kata Kunci : asi eksklusif, dermatitis
ditemukan pada balita dan anak-anak. DA atopik, penyakit kulit.
pada bayi dan anak-anak lebih sering lebih
banyak dibanding pada dewasa sebanyak 51% Daftar Bacaan : 25 (2008-2016)
dan riwayat atopi 56%. Penyakit alergi DA
ABSTRACT
biasanya muncul dimasa kecil, ASI eksklusif
dapat melindungi anak dari penyakit infeksi, Background:Atopic dermatitis is a complex
sehingga insidensi dapat dikurangi dan tidak interaction involving immunological
dapat dan tidak menyebabkan gangguan abnormalities, environmental factors, and
terjadinya DA, hal ini disebabkan oleh adanya emotional impact. DA is ranked first out of 10
antibodi IgA (Imunoglobulin A) penting yang skin disease most commonly found in infants
ada dalam kolostrum ASI yang dapat and children. DA in infants and children are
melindungi bayi baru lahir dan mencegah more often more than in adults by 51% and
timbulnya resiko alergi terutama dermatitis 56% a history of atopy. Allergic diseases DA
atopik. usually appears the days of small, exclusive
breastfeeding can protect children from
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan
infectious diseases, so that incidence can be
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
reduced and can not and do not cause
dermatitis atopik pada balita di poli kulit
interference with the DA, this is caused by the
RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2015-
presence of the antibody IgA (immunoglobulin
2017
A) is important in the colostrum milk can
Metode Penelitian: Analitik dengan protect newborns and prevent the risk of
pendekatan cross sectional. Populasi allergies, especially atopic dermatitis.
penelitian adalah pasien balita di poli kulit
Objective:Relationship of exclusive
RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
breastfeeding with the incidence of atopic
Lampung tahun 2015-2017. dermatitis in infants skin poly hospitals. Dr.
Hasil Penelitian: Terdapat hubungan antara H. Abdul Moeloek years 2015-2017
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
Methods:Analytic with cross sectional
dermatitis atopik (P-value = 0.027 dan OR
approach. The study population was patients
10.125) pada Balita di RSUD. Dr. H. Abdul
with skin poly toddler in hospitals. Dr. H.
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015-2017.
Abdul Moeloek Lampung Province 2015-2017.

1
Result: There was relationship between insiden dermatitis atopik meningkat dua
exclusive breastfeeding with the incidence of hingga tiga kali lipat dalam tiga dekade
atopic dermatitis(P-value= 0.027 and OR 10 terakhir di negara industri. Menurut
125) in Toddlers in hospitals. Dr. H. Abdul International Study of Asthma and Allergies in
Moeloek Lampung Province 2015-2017. Childhood (ISAAC) prevalensi dermatitis
atopik pada anak bervariasi dari 1 hingga 20%
Conclusion: There was relationship between dengan prevalensi tertinggi ditemukan di
exclusive breastfeeding for an incidence rate Eropa Utara (Bieber, 2010)
of atopic dermatitis in infants in hospitals. Dr. Prevalensi Dermatitis Atopik (DA)
H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2015- meningkat setiap tahunnya di Indonesia,
2017 rekapitulasi yang dilakukan oleh Kelompok
Studi Dermatologi Anak (KSDAI) dari lima
Keywords : exclusive breastfeeding,
kota besar di Indonesia. Dermatitis Atopik
atopic dermatitis, a skin disease.
(DA) masih menempati peringkat pertama
Reverence : 25 (2008-2016) (23,67%) dari 10 besar penyakit kulit anak dan
dari sepuluh rumah sakit besar yang tersebar
Latar Belakang di seluruh Indonesia, dan pada tahun 2010
Dermatitis Atopik (DA) merupakan kejadian dermatitis mencapai 36% angka
salah satukelainan kulit yang paling sering kejadian. (Ludfi,2012). Pravelensi penyakit
terdapat pada bayi dan anak, dimulai usia 6 Dermatitis Atopik (DA) di provinsi Bandar
bulan pertama pada 45% pasien, usia 1 tahun Lampung pada tahun 2011 adalah 3252
pertama pada 60% pasien, dan sebelum usia 5 penderita baru dan 557 penderita lama dari
tahun pada 85% pasien (Andrews, 2016). 16542 penderita penyakit kulit dan jaringan
Dermatitis Atopik (DA) adalah sedangkan pravalensi penyakit Dermatitis
peradangan kulit berupa dermatitis yang Atopik (DA) di Bandar Lampung pada tahun
kronis residif, disertai rasa gatal, dan 2012 adalah 8785 penderita baru dan 1334
mengenai bagian tubuh tertentu terutama di penderita lama 45254 penderita penyakit kulit
wajah pada bayi (fase infatil) dan bagian dan jaringan. Dilihat dari data tersebut,
fleksural ekstremitas (pada fase anak). dermatitis atopik adalah dermatitis kedua
Dermatitis atopik kerap terjadi pada bayi dan terbanyak yang sering diderita masyarakat
anak, sekitar 50% menghilang pada saat Bandar Lampung (Data Dinas Kesehatan Kota
remaja, kadang dapat menetap, atau bahkan Bandar Lampung, 2012-2013).
baru mulai muncul saat dewasa (Andrews, Mengingat insiden yang semakin
2016). meningkat, upaya pencegahan menjadi sangat
Dermatitis Atopik (DA) masih menjadi penting. Berbagai metode yang dilakukan
masalah kesehatan, terutama pada bayi dan antara lain pemberian ASI Eksklusif,
anak, karena sifatnya yang kronik residif, penghindaran faktor pencetus baik allergen di
sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. udara maupun allergen makanan,
Pada sebagian besar pasien, dermatitis atopik penghindaran asap rokok serta pemberian
merupakan manifestasi klinis atopi yang probiotik telah banyak dilakukan, tetapi
pertama, dan banyak diantara mereka hasilnya masih kontroversial (Munasir, 2012).
kemudian akan mengalami asma dan rhinitis Pemberian ASI yang dianjurkan adalah
alergik. Predisposisi genetik adalah salah satu ASI Eksklusif selama 6 bulan yang diartikan
faktor risiko paling penting (Schultz, 2009). bahwa bayi hanya mendapatkan ASI sajatanpa
Dermatitis atopik menjadi salah satu makanan atau minuman lain termasuk air
masalah kesehatan dunia mengingat adanya putih. Pemberian ASI Eksklusif akan banyak
peningkatan prevalensi di seluruh dunia memberi pengaruh pada respon imun yang
(Shaw, 2011; Halim, 2014). Prevalensi terjadi. Antigen yang bermacam-macam yang
dermatitis atopik diperkirakan sekitar 15-30% akan masuk didalam tubuh anak, tidak secara
pada anak-anak dan 2-10% pada dewasa dan dini merangsang respon imun anak tersebut.

2
Bersamaan dengan tumbuh kembangnya anak tidak menyebabkan gangguan seperti
tersebut, maka system imun juga berkembang terjadinya dermatitis atopic pada bayi dan
(Matondang, 2010). anak-anak. Penyakit alergi dermatitis atopik
Mekanisme yang memugkinkan dari biasanya muncul dimasa kecil,terutama pada
efek protektif ASI adalah tingginya level bayi dan harus dicegah sejak dini,karena anak-
Soluble Cluster of Differentiation number 14 anak membutuhkan pertumbuhan yang
(sCD14) yang berperan penting dalam sistem optimal (Budiastuti, 2008).
imun alamiah. Efek protektif lainnya adalah
TGF-β di dalam kolostrum yang merupakan Metode Penelitian
protein yang berfungsi sebagai efek anti Analitik dengan pendekatan cross sectional.
inflamasi dan imunosupresi aktifitas sel T Populasi penelitian adalah pasien balita di poli
untuk mensekresi Th2, dan Polyunsaturated kulit RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Fatty Acids (PUFAs) yang berperan untuk Lampung tahun 2015-2017.
memperbaiki disfungsi sawar kulit
(Farajzadeh., 2011). Kriteria Inklusi:
Padatahun 2011 tercatat pencapaian ASI a. Pasien dermatitis atopik pada Balita
eksklusif di Kota Bandar Lampung sebesar dengan pemberian ASI Eksklusif yang
65,1% dan ditahun berikutnya, pada tahun datang berobat di poliklinik Rawat Jalan
2012 terjadi peningkatan pencapaian Kulit dan Kelamin RSUD Dr. H. Abdul
ASIeksklusif di Kota Bandar Lampung yaitu Moeloek Provinsi Lampung
sebesar 67,93% tapi ditahun 2015 pencapaian b. Semua ibu yang bersedia menjadi
pemberian ASI eksklusif mengalami Responden
penurunan yaitu hanya sebesar 51,99%.Angka
pencapaianinibila dibandingkan dengan target Kriteria Eksklusi:
Nasional masih dibawah dari target yangdi a. Anak dengan penyakit kulit lain; psoriasis,
inginkan yaitu sebesar 80% (Dinas tinea korporis, dan skabies.
Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2015). b. Ibu yang tidak bersedia menjadi
ASI eksklusif memberikan keuntungan gizi Responden.
dan efek protector anak dari penyakit infeksi,
sehingga tingkat insidensi dapat dikurangi dan

Hasil Penelitian
Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Tahun 2015-2017

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-Laki 15 34.1
Perempuan 29 65.9
Jumlah 44 100

Dari tabel 4.1 dapat dilihat sebagian besar 2017 adalah perempuan sebanyak 29 orang
responden berdasarkan jenis kelamin di (65.9%).
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2015-

3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Tahun 2015-2017

Usia Jumlah Persentase


< 1 tahun 8 18.2
1 tahun 2 4.5
2 tahun 9 20.5
3 tahun 10 22.7
4 tahun 7 15.9
5 tahun 8 18.2
Jumlah 44 100

Dari tabel 4.2 dapat dilihat sebagian besar Abdul Moeloek tahun 2015-2017 adalah
responden berdasarkan usia di RSUD Dr. H. berusia 3 tahun sebanyak 10 orang (22.7%).

Analisa Univariat

1. Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di


RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2015-2017

ASI Eksklusif Frekuensi Persentasi


Tidak ASI 19 43.2
ASI 25 56.8
Total 44 100

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat ASI Eksklusif sebanyak 25 orang
sebagian besar Balita mendapatkan (56.8%).

2. Kejadian Dermatitis Atopik


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Dermatitis Atopik di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2015-2017

Dermatitis Atopik Frekuensi Persentasi


Mengalami 34 77.3
Tidak Mengalami 10 22.7
Total 44 100

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat tidak mengalami dermatitis atopik
Balita yang mengalami dermatitis atopik sebanyak10 orang (22.7%).
sebanyak 34 orang (77.3%) dan yang

4
Analisa Bivariat

Tabel 4.5 Analisa Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Dermatitis
Atopik Pada Balita di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2015-2017

Dermatitis Atopik
P OR
ASI Tidak Tota
Mengalami % valu (CI95%
Eksklusif Mengalami l
e )
N % N %
ASI 9 36.0 16 64.0 25 100
Tidak ASI 1 5.3 18 94.7 19 100 0.02
10.125
7
Total 10 22.7 34 77.3 44 100

Dengan menggunakan uji statistik analisis Dari hasil penelitian di atas Balita yang
bivariat diketahui dari 25 Balita yang diberikan ASI eksklusif lebih banyak
diberikan ASI Eksklusif sebanyak 16 orang mengalami dermatitis atopik. Dari 25 orang
(64.0%) mengalami dermatitis atopik dan 9 yang diberi ASI eksklusif 16 orang (64.0%)
orang (36.0%) tidak mengalami dermatitis mengalami dermatitis atopik dan 9 orang
atopik. Sedangkan dari 19 Balita yang tidak (36%) tidak mengalami. Sama halnya juga
diberikan ASI Eksklusif sebanyak 18 orang dengan balita yang tidak diberikan ASI
(94.7%) mengalami dermatitis atopik dan 1 Eksklusif, dari 19 orang yang tidak diberikan
orang (5.3%) tidak mengalami dermatitis ASI Eksklusif, 18 orang (94.7%) mengalami
atopik. Dengan menggunakan uji Chi Squre dermatitis atopik dan 1 orang ( 5.3%) tidak
menunjukkan P-value = 0.027 dimana kurang ASI Eksklusif tidak mengalami Dermatitis
dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05), hal Atopik. Dengan menggunakan uji Chi Squre
tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang menunjukkan P-value = 0.027 dimana kurang
signifikan antara pemberian ASI eksklusif dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05). Hasil di
dengan kejadian dermatitis atopik. Dari atas tidak sejalan dengan penelitian yang
analisis diatas didapatkan nilai OR = 10.125 dilakukan Yolanda (2015) pada anak
yang menunjukkan bahwa Balita yang tidak Playgroup dan TK di Happy Holy Kids Medan
diberikan ASI Eksklusif beresiko 10.125 kali dimana diperoleh nilai OR 0,404 (95%
untuk mengalami dermatitis atopik. CI=0,135-1,209) yang berarti pemberian ASI
Eksklusif merupakan faktor protektif. Namun,
Pembahasan secara statistik hasilnya tidak bermakna karena
nilai p-value yang didapatkan dari penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan di tersebut sebesar= 0.102 (p>0,05), yang
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
2015 – 2017 terhadap 44 balita yang ASI Eksklusif dengan kejadian dermatitis
terdiagnosa mengalami dermatitis sebagian atopik dikarenakan adanya faktor lain yaitu
besar berjenis kelamin perempuan sebanyak gizi ibu saat menyusui tidak terpenuhi dan
29 orang (65.9%). Hasil ini sejalan dengan faktor lingkungan.
penelitian Yolanda (2015) pada anak
Playgroup dan TK di Happy Holy Kids Medan Dermatitis atopik sering dihubungkan
dimana berdasarkan penelitian diperoleh dengan penyakit atopik yang lain seperti asma,
dermatitis atopik sering terjadi pada rhinitis alergi, urtikaria, dan alergi makanan.(
perempuan (59.3%) dibandingkan laki-kaki Krafchick, B.R, 2008). Inflamasi kulit pada
(40.7%). dermatitis atopik merupakan hasil interaksi

5
yang komplek antara kerentanan genetik yang masuknya antigen ke mukosa, dan secara tidak
menjadi kulit menjadi rusak, kerusakan sistem langsung terjadi pada pemberian ASI eksklusif
imun bawaan, dan kekebalan tinggi terhadap selama 6 bulan.
alergen (imunologi) dan anti mikroba. Elemen
utama dalam disregulasi imun adalah sel Efek protektif ASI terhadap DA juga
Langerhans (LC), Inflammatory Dendritic ditemukan pada beberapa penelitian lainnya.
Epidermal Cells (IDEC), monosit, makrofag, Di lain pihak, beberapa studi melaporkan
limfosit, sel mast, dan keratinosit, semuanya bahwa ASI tidak mempengaruhi risiko
berinteraksi melalui rangkaian rumit sitokin terjadinya DA, atau bahkan berkaitan dengan
yang mengarah ke dominasi sel Th2 terhadap meningkatnya risiko DA ( Yang dkk, 2009).
sel Th1, sehingga sitokin Th2 (IL-4, IL- 5, IL-
Dari hasil penelitian di atas peneliti
10, dan IL-13) meningkat dalam kulit dan
berpendapat bahwa masih banyak
penurunan sitokin Th1 (IFN-γ dan IL-2) (Ong
ditemukannya bayi yang mengalami dermatitis
& Leung, 2010).
atopik pada kelompok ASI eksklusif sebanyak
Diagnosis DA ditegakkan secara klinis. 16 orang (64%) dari 25 orang hal ini
Salah satu kriteria diagnosis yang sering menunjukkan bahwa ASI eksklusif bukanlah
digunakan untuk kepentingan klinis maupun satu-satunya faktor resiko yang dapat menekan
epidemiologis, dan yang digunakan dalam terjadinya dermatitis atopik pada bayi tetapi
penelitian ini adalah kriteria Hanifin- Rajka kejadian dermatitis atopik pada bayi dapat
(Andrews et al, 2016). disebabkan oleh faktor yang lain seperti
kerentanan genetik, faktor lingkungan, defek
ASI merupakan nutrisi terbaik untuk fungsi barier kulit, dan responimun lokal
bayi. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi, ASI maupun sistemik. Selain itu pola hidup ibu
juga berperan dalam pembentukan kekebalan yang kurang baik dalam hal menjaga makanan
tubuh dan pencegahan penyakit alergi yang di konsumsi berdampak terhadap kualitas
(Munasir, 2009). Imunoglobulin Asekretorik ASI yang diberikan kepada bayi.Adanya
(sIgA) yang terdapat dalam ASI akan bertahan perbedaan yang terjadi di dalam penelitian ini
dalam saluran cerna dan mencegah peneliti berpendapat hal tersebut dapat terjadi,
melekatnya alergen/ kuman patogen pada karena masih ada faktor-faktor lain yang dapat
dinding saluran cerna. Berbagai senyawa lain mempengaruhi kejadian dermatitis atopik
dalam ASI seperti laktoferin, lisozim, misalnya genetic atau riwayat atopi, usia,
oligosakarida, musin, dan interferon, polusi udara seperti polusi pada daerah
memengaruhi kolonisasi mikroflora, industri, pajanan asap rokok, pajanan tungau
meningkatkan maturasi mukosa usus dan debu rumah serta sosio ekonomi. Hal-hal
respon imun humoral, serta memodulasi tersebut dapat menjadi faktor perancu pada
bersama dengan sel epitel pada kelenjar penelitian ini.
payudara memproduksi senyawa seperti
transformin ggrowth factor-alpha (TGF- Kesimpulan
α),transforming growth factor-beta (TGF-β), dan 1. Sebagian besar Balita mendapatkan ASI
interleukin. Senyawa TGF-β berperan dalam Eksklusif sebanyak25 orang (56.8%).
pembentukan kekebalan tubuh melalui 2. Sebagian besar Balita mengalami
peningkatan kemampuan bayi menyintesis dermatitis atopik sebanyak 34 orang
sIgA sebagai respon terhadap antigen yang (77.3%)
masuk lewat makanan. Kalliomaki (2008) 3. Terdapat hubungan antara pemberian ASI
memaparkan 2 teori tentang mekanisme ASI eksklusif dengan kejadian dermatitis
dalam mencegah DA, yaitu toleransi atopik.
oraldanpenundaan sensitisasi dini.Penundaan Saran
sensitisasi dini terjadi melalui adanya sIgA di 1. Bagi Institusi Kedokteran Malahayati
mukosa usus bayi yang menghalangi Diharapkan dapat sebagai bahan
referensi dan menambah wawasan bagi

6
mahasiswa kedokteran tentang Farajzadeh S,Shahesmaeili A, Bazargan N,
hubunganantara pemberian ASI Eksklusif Mohebbi Z. 2011. Relationship
dengan tingkat kejadian dermatitis atopik breastfeeding dermatitis between
pada Balita. duration of and development of atopic. J
Pak Assoc Derma; 21:80–86.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi data awal Halim A, Munasir Z, Rohsiswatmo R. 2014.
untuk melakukan penelitian selanjutnya Manfaat Pemberian ASI Eksklusif dalam
mengenai hubungan antara pemberian ASI Pencegahan Kejadian Dermatitis Atopi
Eksklusif dengan tingkat kejadian pada Anak. Sari Pediatri; 15(6): 345–
dermatitis atopik pada Balita dengan 352.
menambah faktor-faktor yang Joseph CLM.,Suzanne HMA. 2014.
mempengaruhi seperti riwayat atopik Transforming growth factor beta (TGF)
keluarga dan faktor gizi ibu menyusui. in breast milk and indicator of infant
atopy in a brith cohort, ; 25(3):257-263.
3. Bagi tempat penelitian
Kodrat,Laksono.2010.
Perlu dilakukannya penyuluhan kepada
ibu-ibu untuk menambah pengetahuan tentang DahsyatnyaASIdanLaktasiUntukKecerd
pentingnya pemberian ASI eksklusif serta asanBuahHati Anda. Yogyakarta: Media
tentang nutrisi ibu pada saat menyusui dan Baca.
manfaat pemberian ASI eksklusif minimal 6 Khamzah,S.N. 2012. Segudang Keajaiban ASI
bulan yang dapat mengurangi risiko dermatitis yangharus anda
atopik. ketahui.Yogyakarta:FlashBooks.
Krafchick, B.R. Atopic Dermatitis (serial
DAFTAR PUSTAKA online). 2008. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/2
Andrew’s. (2016). Diseases Of The Skin , 25243-overview;
clinical Dermatologi, 62-66(12).
Arthur I.E., Richard J.S., 2012 American Munasir Z, Nia K, 2009. Air Susu Ibu dan
Academy of Pediatric.comitte on Kekebalan Tubuh Bayi, 2009.
nutrition: breastfeeding and the use of http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/ai
human milk.pediatrics.;129(3). r-susu-ibu-dan-kekebalan-tubuh&hl=id-
Bieber,T., 2010. Atopic Dermatitis. Annals of ID
Dermatology 22(2): pp 125-137 Notoatmodjo S. 2012.Prinsip-prinsip Dasar
Budiastuti,Martaviani.2008.HubunganAntaraP penelitiandalam Metodelogi penelitian
emberian ASIEksklusifDengan Ilmu Kesehatan Masyarakat,Cetakan ke-
Kejadian DermatitisAtopi 2. Jakarta : Rineka Cipta.
PadaBayiRisikoTinggiAlergi.Tesis.Bag
ian IlmuKesehatan AnakFakultas Ong PY. Leung DYM. 2010. The infectious
Kedokteran,UniversitasGadjahMada, aspects of atopic dermatitis. Immunol
Yogyakarta Allergy Clin North Am; 30(3):309–321
Carson CG. 2013. Risc factors for developing
atopic dermatitis. Dan Med J; 60(7):17 Ring J, Alomar, A, Bieber T, Deleuran M,
Dahlan MS. 2014. Statistik untuk Kedokteran Fink-Wagner A, Gelmetti C. 2012.
dan Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: Guidelines for treatment of atopic
Salemba Medik. eczema (atopic dermatitis) part i. j Eur
Ebisawa M,Ballmer-Weber BK, Vieths SWR. Acad Dermatol Venereol;26(8): 1025-
2015. Food Allergy: Molecular Basic 1060
and Clin Practice 101st ed. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar.
Hannover:Karger. 181-190 Jakarta: Badan Penelitian dan

7
Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia.2013
Roesli, Utami. 2009. Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta. Trubus Agriwidya.
Shaw,T.E.,G.P.Currie, C.W. Koudelka,dan
E.L.Simpson.2011. Eczema Prevalence
in the United States:Data from the 2003
National Survey of Children’s Health.
Journal of Investigative Dermatology
131(1):67-73.
Sjawitri, Munazir, Akib, Suyoko, Matondang.
2010. Prevalensi penyakit atopik pada
anak. Jakarta:Medika.
Schultz, L., Gondokaryono, S.P, 2009. Peran
Probiotik pada Dermatitis Atopikdalam
Boediardja, S.A., ed. Dermatitis Atopik.
Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 56-64
Sularsito SA, Djuanda S.2011. Dermatitis.
Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah
S, editors. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Tanjung, C. 2012. Dermatitis Atopik. The
Computer Journal.USU. (pp1-8)
Yang, YW, Tsai CL, Lu CY. 2009. Exclusive
breastfeeding and incident atopic
dermatitis in childhood: a systematic
review and meta-analysis of
prospective cohort studies.Br. J.
Dermatol.; 161: 378-383.

Anda mungkin juga menyukai