Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN TERHADAP KAS

Disusun oleh:

Brina Febrianing (C1C014001)

Karunia Adhi Prabrowo (C1C014024)

Nur Maudiana (C1C014026)

Wildan Jalu Perdana (C1C014029)

Rafika Agustiani (C1C014035)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONMOMI DAN BISNIS

PURWOKERTO

2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam suatu perusahaan, kas adalah sumber pembiayaan yang paling likuid dimana
saldo kas dapat digunakan sewaktu-waktu dalam proses pembiayaan dalam kegiatan
operasional suatu entitas. Selain itu, kas merupakan harta lancar perusahaan yang mudah
diselewengkan . Hal itu terjadi karena banyaknya transaksi yang berkaitan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas juga menjadi objek potensi kecurangan
dan pencurian dibandingkan dengan jenis aset lainnya karena kebanyakan aset harus
dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan.
Oleh karena itu, sangatlah perlu adanya Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang baik
untuk mengurangi potensi penyelewengan terhadap kas perusahaan. Contoh metode klasik
dalam penerapan SPI terhadap kas, yaitu penggunaan sistem voucher, pemisahan tanggung
jawab antara pencatat dan pemegang kas, dan pemberian cuti untuk menghindari fraud.
Di samping Sistem Pengendalian Intern, perusahaan juga harus melakukan audit
terhadap saldo kas. Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas tersebut dapat
memenuhi kebutuhan entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan memudahkan
perusahaan dalam mengembangkan anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran kas yang
baik, perusahaan dapat memproyeksikan peramalan yang baik atas penerimaan dan
pengeluaran kas. Teknik peramalan kas tersebut dapat digunakan manajemen untuk
menginvestasikan kelebihan kas, dan apabila terdapat kebutuhan berkaitan dengan kas
maka akan mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan.
Pemeriksaan pada kas dan setara kas dapat digunakan dasar untuk mengetahui apakah
laporan keuangan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan keadaan keuangan entitas
atau perusahaan tersebut. Dengan demikian, secara langsung dapat menekan tingkat
kesalahan laporan keuangan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.

2
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana sifat dan contoh kas dan setara kas ?
2. Bagaimana prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di laporan posisi
keuangan ?
3. Apa tujuan pemeriksaan (audit objectives) kas dan setara kas ?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan kas dan setara kas ?
5. Bagaimana verifikasi penyajian kas di laporan posisi keuangan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat dan contoh dari kas dan setara kas.
2. Untuk mengetahui prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di laporan
posisi keuangan.
3. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objectives) kas dan setara kas.
4. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan kas dan setara kas.
5. Untuk mengetahui verifikasi penyajian kas di laporan posisi keuangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat Dan Contoh Kas Dan Setara Kas


Kas merupakan aset lancar perusahaan yang sangat likuid dan rentan untuk
disalahgunakan oleh berbagai pihak yang berhubungan dengan kas. Kas terdiri dari uang
tunai (uang logam maupun kertas), pos wesel, certified check, cashier’s check, cek
pribadi dan draft bank serta dana yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak
dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Selain itu transaksi dalam perusahaan
banyak pula yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh karena itu, untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut
uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik
atas kas dan setara kas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994 :
a. Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b. Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang
dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Berikut ini merupakan contoh dari perkiraan-perkiraan yang bisa digolongkan
sebagai kas dan setara kas adalah :
1. Kas kecil (petty cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
2. Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
3. Bon sementara (I O U)
4. Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed.
5. Check tunai yang akan didepositokan.
Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan setara kas pada laporan
posisi keuangan adalah :
1. Deposito berjangka (time deposit).
2. Check mundur dan check kosong.
3. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
4. Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun diluar
negeri, misalnya karena dibekukan.

4
Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari dua unsur berikut ini :
1. Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari :
a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupauang tunai, pos wesel,
certified check, cashier’s check, cek pribadi dan draft bank.
b. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana
kas kecil.
2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.

Menurut PSAK 2 Laporan Arus Kas


Kas terdiri atas: saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk
investasi atau tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus
segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi
risiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat
memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam kurun
waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari dari tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk
saham tidak termasuk dalam setara kas, sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan
akan jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:28)


Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya.
Oleh karena itu , investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan
segera jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.
Cerukan bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman.
Namun, jika cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut termasuk komponen
kas dsn setara kas.

5
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Kas di Laporan Posisi
Keuangan
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di laporan posisi keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Kas yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan
pada tangga tersebut dan saldo rekening giro di bank, yang pengambilannya tidak
dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang
berlaku pada tanggal neraca.
3. Unsur-unsur berikut ini harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika
jumlahnya material :
a. Tabungan di bank.
b. Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan utang atau dana lain yang tidak
digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan
kredit.
d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannyadengan
kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera diubah ke dalam mata uang
rupiah karena batasan-batasan.
e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.

C. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Setara Kas


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Jika akuntan publik (auditor) dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control
atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
berjalan efektif maka luasnya pemeriksaaan dalam melakukan substantive test bisa
dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank adalah :

6
1. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan
mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas
pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.
2. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang
mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah
(review) oleh kepala Bagian Akuntansi.
3. Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecil.
4. Penerimaan kas, check dan giro, harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya
(intact) paling lambat keesokan harinya.
5. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman misalnya di cash box, brankas atau
di bank.
6. Uang kas harus dikelola dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan menganggur atau
terlalu banyak disimpan di rekening giro, karena tidak memberikan hasil yang
optimal.
Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya disimpan dalam deposito berjangka
atau dibelikan surat berharga yang sewaktu – waktu bisa diuangkan sehingga bisa
menghasilkan bunga atau dividen.
7. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak
disalahgunakan, selain itu harus dihindari penandatangan check dalam bentuk
blanko. Pada saat penandatangan check, harus dilampirkan bukti – bukti
pendukung yang lengkap.
8. Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2
orang untuk menghindari penyalahgunaan.
9. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta uang jaminan, untuk back up
seandainya kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
10.Digunakan kwitansi yang bernomor urut tercetak.
11.Bukti – bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus di stempel
lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk di proses pembayarannya dua kali
(double payment).

7
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi
keuangan per tanggal laporan posisi keuangan betul – betul ada dan dimiliki
perusahaan (Existence).
Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang
dimiliki perusahaan (Cash on hand dan in Bank) betul – betul ada dan dimiliki
perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu, auditor
harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan
setara kas.
Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund) maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan
tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai
bagian dari kas di harta lancar. Hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan.

4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing
apakah saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah BI pada tanggal laporan posisi keuangan dn apakah selisih kurs
yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi komprehensif
tahun berjalan.
 Misalkan per 31 Desember 2010 perusahaan mempunyai saldo bank sebesar US
$10 ribu yang di buku besar dicatat dalam rupiah sebesar Rp 100.000.000.
 Misalkan kurs BI per 31 Desember 2010 : kurs jual 1 US $ 9.600 dan beli 1 US
$=Rp 9.400.
 Maka saldo US $10.000 tersebut harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs 1 US $=Rp 9.500 karena itu harus dibuat Adjustment :
Dr. Rugi selisih kurs Rp 5.000.000
Cr. Bank Rp 5.000.000

8
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di laporan posisi keuangan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS/).
Menurut SAK :
1. Kas dan setara kas disajikan di laporan posisi keuangan sebagai harta lancar
(Current Assets).
2. Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aset
lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk
melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku
selama satu tahun.
3. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai
kewajiban jangka pendek.
Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat digabung dan
disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai satu kesatuan.

D. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas


Auditor melakukan pengujian pengendalian, pengujian substantive transaksi,
prosedur analitis, serta pengujian atas perincian saldo dalam melakukan penilaian atas
salah saji material sebagaimana diharuskan dalam PSA 26 (SA 350)

1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran Kas dan Bank.
Pengendalian Internal (Internal Control) diatur dalam ISA 315. Proses
memahami dan mengevaluasi internal control atas Kas dan Bank serta penerimaan
dan pengeluaran Kas dan Bank merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu
proses pemeriksaan akuntan. Kas dan bank dalam perusahaan sering dikatakan
sebagai darah dalam tubuh manusia.
Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang
“kekurangan darah”. Selain itu hampir semua transaksi perusahaan menyangkut Kas
dan Bank.
Hasil evaluasi internal control atas Kas dan Bank serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran Kas dan Bank berupa kesimpulan apakah internal kontrol efektif, berarti
luasnya pengujian atas kewajaran saldo Kas dan Bank pertanggal laporan posisi
keuangan bisa dipersempit, karena kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil
9
dan jika kesalahan terjadi akan bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan. Untuk
memahami internal kontrol yang terdapat di perusahaan,auditor bisa melakukan tanya
jawab dengan klien dengan menggunakan internal control questionnaires. Kemudian
hasil tanya jawab digambarkan lebih lanjut dalam flowchart dan (jika dianggap perlu)
dalam bentuk cerita (narrative).
Berdasarkan jawaban ICQ, flowchart dan penjelasan narrative (jika ada), auditor
bisa mengevaluasi internal control yand ada secara teoritis dan menarik kesimpulan
sementara apakah internal control atas Kas dan Bank serta penerimaan dan
pengeluaran Kas & Bank baik, sedang atau lemah. Jika kesimpulan test ketaatan atas
transaksi penerimaan dan pengeluaran Kas & Bank, untuk membuktikan apakah
internal control berjalan efektif atau tidak.
Yang diambil sebagai sample biasanya bukti penerimaan Kas & Bank dan bukti
pengeluaran Kas & Bank atau nomor check/giro. Jika kesimpulan sementara bahwa
internal control lemah, auditor tidak perlu mengadakan test ketaatan, tetapi langsung
melakukan substantive test yang diperluas. Karena biasanya jika tetap dilakukan
compliance test, kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa internal control lemah.
Setelah compliance test selesai dilakukan, auditor harus menarik kesimpulan
akhir apakah internal control baik, sedang, atau lemah. Setelah itu baru dilakukan
substantive test atas saldo Kas & Bank. Audit prosedur untuk compliance test harus
dipisahkan dari audit prosedur untuk substantive test, begitu juga kertas kerja
pemeriksaannya.
Hasil tanya jawab dengan klien mengenai prosedur penerimaan Kas dan Bank,
didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk narrative. Berdasarkan penjelasan
narrative, flowchart dan jawaban internal control questionnaires atas sistem dan
prosedur penerimaan dan pengeluaran Kas & Bank pada PT. RENIKU, misalnya
ditarik kesimpulan sementara bahwa pengendalian intern atas penerimaan dan
pengeluaran Kas & Bank cukup baik dan tidak diidentifikasikan suatu risiko
kesalahan yang material.
Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test (pengujian
ketaatan), namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan
atas transaksi penerimaan dan pengeluaran Kas & Bank sebagai berikut :

10
 Penerimaan Kas atau Bank
a. Ambil sample bukti penerimaan Kas dan Bank secara random : semua
penerimaan kas yang berjumlah > Rp. 10 Juta ditambah 10 penerimaan Kas &
Bank yang berjumlah <Rp.10 juta.
b. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut :
 Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
 Lengkap bukti pendukungnya (misalnya kwitansi bernomor urut
tercetak, deposito slip)
 Mencantumkan nomor perkiraan yang dikredit dengan benar dan
perhitungan mathematisnya sudah benar.
c. Periksa apakah posting ke buku besar penjualan (untuk penjualan tunai) dan
piutang (untuk pelunasan piutang) sudah dilakukan dengan benar.Begitu juga
untuk posting ke sub buku besar piutang.
d. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
 Pengeluaran Kas atau Bank
a. Ambil sample bukti pengeluaran Kas dan Bank secara random : semua
pengeluaran kas yang berjumlah >Rp 10 juta ditambah 10 pengeluaran Kas &
Bank yang berjumlah <Rp 10 juta.
b. Periksa apakah bukti pengeluaran kas tersebut :
 Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
 Lengkap bukti pendukungnya (misalnya PR, PO, supplier invoice, RR,
kwitansi dari supplier dan lain-lain).
 Mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar.
 Perhitungan matematiknya sudah benar.
c. Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar (misalnya hutang)
sudah dilakukan dengan benar.
d. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.

11
Garis besar sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada PT
RENIKU adalah sebagai berikut :
No. Uraian Dilakukan Ole h :
1. Memberikan faktur-faktur yang jatuh tempo untuk ditagih. Bagian Keuangan
2. Membuat daftar penagihan dalam rangkap dua. Bagian Keuangan
Memeriksa daftar penagihan dan faktur yang disiapkan untuk
3. Manajer Keuangan
ditagih, kemudian menyerahkan kepada kasir.
Membuat kwitansi dalam rangkap tiga, yang kemudian
disetujui dan ditandatangani oleh manajer keuangan, di mana
4. Kasir
lembar pertama dan kedua diserahkan ke penagih, sedangkan
lembar ketiga untuk arsip.
5. Menyerahkan faktur, daftar penagihan kwitansi ke penagih. Kasir
Melakukan penagihan ke pelanggan dan meminta pelanggan
6. Penagih
yang sudah membayar untuk menandatangani kwitansi.
Menerima uang/cek/giro dan kwitansi lembar kedua yang
7. Penagih
sudah ditandatangani.
Mengisi daftar penagihan dalam rangkap dua tentang jumlah
8. Penagih
yang dapat ditagih dan tidak dapat ditagih.
Menyerahkan kwitansi lembar kedua, uang/cek/giro beserta
daftar penagihan yang sudah diisi kepada kasir, di mana daftar
9. Penagih
penagihan lembar pertama untuk bagian akuntansi dan lembar
kedua untuk arsip kasir.
Membuat voucher penerimaan dalam rangkap dua dan
10. menyerahkan cek/giro yang diterima bersama voucher Kasir
penerimaan kepada manajer keuangan.
Menandatangani voucher penerimaan dan menyimpan
11. cek/giro yang diterima untuk disetor ke bank pada saat jatuh Manajer Keuangan
tempo.
Menyerahkan voucher penerimaan yang sudah ditandatangani
12. kepada kasir, di mana lembar pertama untuk bagian akuntansi Manajer Keuangan
dan lembar kedua untuk arsip kasir.
Membuat bukti penerimaan kas dalam rangkap dua, di mana
13. lembar pertama untuk bagian akuntansi dan lembar kedua Kasir
untuk arsip kasir.
Membuat laporan kas harian dalam rangkap dua, yang akan
diperiksa dan ditandatangani oleh manajer keuangan. Lembar
14. Kasir
pertama untuk bagian akuntansi dan lembar kedua untuk arsip
kasir.

Menyerahkan kwitansi lembar kedua, daftar penagihan lembar


15. Kasir
pertama, voucher penerimaan, bukti penerimaan kas dan
laporan kas harian lembar pertama kepada bagian akuntansi.
Mencocokkan kwitansi, daftar penagihan, voucher
penerimaan, bukti penerimaan kas, laporan kas, laporan kas
16. harian dan faktur, kemudian mencatatnya dalam buku jurnal Bagian Akunansi
penerimaan kas yang secara periodik diposting ke masing-
masing buku besar dan juga dicatat ke kartu piutang.

Sumber : Sukrisno Agoes, Edisi 4 (2012)

12
2. Buat Top schedule Kas dan Bank per tanggal laporan posisi keuangan (misal per
31-12-2010), atau kalau belum selesai boleh per 31-10-2010 atau 30-11-2010 ;
penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang tidak
biasa.

Contoh Top Schedule Kas dan Setara Kas :

Adjustment
WP Per Book 31- Adjusted Balance Balance
Dr Cr
Ref. 12-2012 31-12-2012 31-12-2011
Petty cash - Jakarta Rp 1.000.000,00 ………….. ………….. ………….. …………..
Petty cash - Surabaya Rp 1.500.000,00 ………….. ………….. ………….. …………..
Bank Permata - Kebon Sirih Rp 1.500.000,00 ………….. ………….. ………….. …………..
Bank BNI - Kuningan Rp 5.500.000,00 ………….. ………….. ………….. …………..
Bank Mandiri - Kebon Sirih Rp 15.500.000,00 ………….. ………….. ………….. …………..
Jumlah kas dan setara kas : Rp 25.000.000,00 ………….. ………….. ………….. …………..

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dijalanakan sesuai dengan prosedur audit yang tercantum dalam audit program kas
dan setara kas, kami berpendapat bahwa saldo kas dan setara kas per 31-12-2012 telah disajikan secara wajar.

Dibuat oleh : Direveview oleh :

Tanggal : Tanggal :

3. Lakukan cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal laporan posisi
keuangan, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal laporan posisi keuangan.
Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya, cash count bisa
dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika digunakan fluctuanting
fund system, maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dari tanggal laporan
posisi keuangan agar tidak mengalami kesulitan sewaktu melakukan perhitungan maju
atau mundur ke tanggal laporan posisi keuangan (saldo kas pertanggal cash count
ditambah atau dikurangi dengan penerimaan atau/dan pengeluaran sebelum/sesudah
tanggal laporan posisi keuangan).
Perbedaan journal entry antara imprest fund system dan fluctuating fund system
dalam pengelolaan kas kecil adalah sebagai berikut :

13
Imprest Fund Fluctuating fund
a. Pengadaan petty cash
Dr. Petty Cash xx Dr. Petty cash xx
Cr Cash in Bank xx Cr Cash in Bank xx
b. Penyaluran kas kecil untuk membayar biaya rutin
No Entry Dr Biaya Telepon xx
Dr Biaya transport xx
Cr Petty cash xx
c. Penerimaan Uang dari hasil penjualan tunai
No Entry Dr Petty cash xx
Cr Sales xx
d. Pengisian kembali petty cash dengan membuka check
Dr Biaya-biaya xx Dr Petty cash xx
Cr Cash in bank xx Cr Cash in Bank xx

4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak
dilakukan kas opname.
Untuk Kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar (misalnya
di Papua dengan saldo Rp. 5.000.000) tidak perlu auditor khusus mengunjungi cabang
tersebut untuk melakukan kas opname, karena tidak berimbang cost and benefitnya.
Sehingga cukup kirim surat konfirmasi atau diminta pernyataan saldo dari kasir.

14
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Contoh surat rekomendasi bank :

Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang


nama dan contoh tandatangannya tercantum di “signature card” bank perusahaan
(authorized signature). Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan nomor rekening bank
perusahan tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak dicantumkan.
Surat konfirmasi harus tetap dikirm walaupun perusahan sudah menerima
rekening koran dari bank karena :
a. Hal tersebut merupakan standard audit procedures untuk mendapatkan bahan
pembuktian (audit evidence).
b. Yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi banyak
hal lainnya, seperti : jumlah kredit, pendiskontoan wesel tagih, contingent
liability dan lain-lain.

15
c. Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirm langsung ke auditor, sedangkan
rekening koran selalu dikirm ke klien.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 330 (PSA No. 07) mengatur
mengenai Proses Konfirmasi dalam Pelaksanaan Audit (ISA 505).

6&7. Minta rekonsiliasi bank per tanggal laporan posisi keuangan (misalkan per
31-12-2010), kalau terpaksa karena belum selesai yang Desember, dapat
diminta per 30-11-2010 dan lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank
tersebut.
Rekonsilisi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa
kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta mengusulkan audit adjustment jika
ditemukan suatu kesalahan.
Contoh rekonsiliasi bank :

16
Audit prosedur yang biasa dilakukan adalah :
a. Cocokkan saldo menurut rekening koran bank dengan rekening koran bank
yang bersangkutan dan jawaban konfirmasi bank.
b. Periksa footing dan cross footing.
c. Cocokkan saldo menurut pembukuan dengan saldo buku Kas dan Bank dan
buku besar Kas dan Bank.
d. Periksa outstanding check dan outstanding deposit ke rekening koran bulan
berikutnya, perhatikan apakah ada check yang outstanding lebih dari 70 hari
sehingga perlu dibuatkan jurnal koreksi.
e. Periksa biaya administrasi bank dan jasa giro ke rekening koran dan nota
debit/kredit.

8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit
untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki
perusahaan.
Saldo rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk jangka waktu > 1
tahun tidak boleh di kelompokkan sebagai harta lancar dan harus dijelaskan di
catatan atas laporan keuangan mengenai alasan pembatasan tersebut. Pembatasan
tersebut bisa terjadi karena perusahaan mempunyai masalah hukum sehingga
rekeningnya dibekukan atau karena dijadikan jaminan, bank garansi (sebagai dari
saldonya).
Untuk mengetahui apakah ada pembatasan atau tidak, auditor bisa
menanyakan kepada klien, mereview jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan
perjanjian kredit. Kemungkinan juga ada saldo Kas & Bank yang merupakan
“sinking fund”sehingga tidak boleh digunakan untuk membiayai kegiatan rutin
perusahaan, karena dana itu akan digunakan untuk pelunasan obligasi atau expansi
perusahaan.

9. Periksa interbank transfer +/- 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan
posisi keuangan, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk
window dressing.
Check kitting bisa dilakukan jika perusahaan mempunyai lebih dari satu
rekening bank. Misalnya PT. A mempunyai rekening di Bank BRI cabang Petojo
17
Jakarta, dan di BANK MANDIRI Ambon. Misalnya tanggal 29 Desember ditransfer
dari BANK MANDIRI Ambon sebesar Rp. 50.000.000 ke Bank BRI Petojo, jumlah
sebesar Rp. 50.000.000 sudah dicatat sebagai penambahaan saldo di rekening Bank
BRI Petojo, tetapi belum dikurangi dari saldo BANK MANDIRI Ambon. Akibatnya
saldo Kas & Bank di laporan posisi keuangan akan terlihat lebih besar
Rp.50.000.000, sehingga current ratio PT.A akan terlihat lebih baik, (terjadi window
dressing -melaporkan sesuatu lebih baik dari keadaan yang sebenarnya). Untuk
mengetahui ada tidaknya check kitting, auditor harus memeriksa transfer dari
rekening bank perusahaan ke rekening bank perusahaan yang lain dan mencocokkan
apakah penambahan saldo di rekening bank yang berasal dari transfer sudah diikuti
dengan pengurangan saldo di rekening bank lainnya. Karena, biasanya check kitting
dilakukan mendekati tanggal laporan posisi keuangan, maka periode yang harus
diperiksa +/- 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan.

10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan (subsequent
payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan.
ISA 560 mengatur tentang subsequent event. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban yang belum tercatat) per
tanggal laporan posisi keuangan yang baru dibayar di periode berikutnya, baik yang
berasal dari pembelian asset ataupun biaya-biaya perusahaan. Misalnya di Januari
2008 ditemukan adanya pembayaran ke penasehat hukum perusahaan untuk
konsultasi bulan Desember 2007 yang belum di accrued per 31 Desember 2007.
Tujuan lainnya untuk mengetahui apakah utang pertanggal laporan posisi
keuangan sudah dilunasi diperiode berikutnya, sehingga auditor lebih yakin
mengenai kewajaran saldo Utang pertanggal laporan posisi keuangan. Untuk
subsequent collection, tujuannya terutama untuk menyakinkan auditor mengenai
kewajaran angka Piutang pertanggal laporan posisi keuangan. Mungkin saja ada
penjualan, misalnya Desember 2007, yang dilunasi Januari 2008 dan belum dicatat
oleh perusahaan.

18
11. Seandainya ada saldo Kas dan Bank dalam mata uang asing pertanggal
laporan posisi keuangan, periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan
ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan
posisi keuangan, dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau
dikreditkan pada Laporan Laba-Rugi tahun berjalan.
Kurs tengah BI adalah rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank Indonesia yang
bisa di lihat di surat kabar atau bussiness news. Misalnya per tanggal 31 Desember
2004 perusahaan mempunyai piutang ke XYZ Corporation di Hongkong sebesar US
$ 50.000 yang tercatat di buku perusahaan sebesar Rp.450.000.000 (kurs tanggal
pencatatan US $1 = Rp. 9.000). Per 31 Desember 2004 kurs tengah BI adalah Rp.
9.100 per US $1, untuk itu harus dibuat adjusment sebagai berikut :
Dr Piutang Rp. 5.000.000
Cr Laba selisih kurs Rp. 5.000.000

12. Periksa apakah penyajian kas dan setara di laporan posisi keuangan dan
catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Penyajian di Laporan Posisi Keuangan :
Pada umumnya Kas dan Bank merupaka harta lancar, saldo deposito
berjangka tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari Kas dan Bank, jika ada saldo
bank bersaldo kredit dengan jumlah yang material, harus direklasifikasi sebagai
Utang jangka pendek.
PT.ABC
Laporan Posisi Keungan
31-12-2007 dan 2006

31 – 12 - 2007 31 – 12 - 2006
Kas dan Bank
Note 3 Rp.75.000.000 Rp.50.000.000
Piutang
Persedian,dst

19
Di Catatan atas Laporan Keuangan :
Note 3 : Saldo Kas dan Bank per 31 Desember 2007 dan 2006 terdiri dari :
31 – 12 - 2007 31 – 12 - 2006
Petty cash Jakarta Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Petty Cash Surabaya Rp. 3.000.000 Rp. 2.000.000
Bank BRI 46 Jakarta Rp.50.000.000 Rp.20.000.000
Bank BRI 46 Surabaya Rp.21.000.000 Rp.17.000.000
Jumlah Rp.75.000.000 Rp.50.000.000

13. Buat kesimpulan di top schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah seluruh prosedur
audit di atas telah dijalankan.

E. Verifikasi Penyajian Kas di Laporan Posisi Keuangan


1. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan
terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank.
Seperti tersebut dalam prinsip penyajian kas di laporan posisi keuangan, kas yang
disimpan di bank hanya dapat disajikan sebagai unsur kas jika tidak terdapat batasan
penggunaannya dari bank atau batasan yang dikenakan oleh kontrak perjanjian
tertentu. Dari jawaban konfirmasi bank dapat diketahui batasan-batasan, jika ada,
yang dikenakan oleh bank atas penggunaan rekening-rekening bank klien.
2. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas
klien.
Informasi mengenai batasan atas penggunaan berbagai dana kas yang dibentuk
oleh klien dapat diperoleh dari wawancara dengan manajer keuangan. Informasi ini
akan menetukan apakah suatu unsur disajikan dalam kas atau harus dipisahkan
tersendiri dalam kelompok aktiva lancar, atau bahkan harus disajikan dalam kelompok
aktiva tidak lancar.

20
KASUS 1

Private Fitness, Inc.

Private Fitness, Inc adalah klub kebugaran kecil yang terletak di Rancho Palos
Verdes, California, sebuah komunitas kelas atas yang terletak di daerah Los Angeles. Klub
ini menawarkan pelatihan Private Fitness dan berbagai jenis kelas kebugaran, termasuk
aerobik, spinning, pembentukan badan, tinju, kickboxing, hip-hop, peregangan dinamis,
pilates, dan yoga. Klien pelatihan pribadi dibayar $ 50 per jam untuk instructur mereka dan
penggunaan klub selama prime time. Harga pukul 09.00 dan 16.00 adalah $ 35 per jam.
Harga per siswa untuk setiap kelas kebugaran selama satu jam adalah $ 12. Beberapa diskon
ditawarkan kepada klien yang melakukan prabayar. Berbeda dengan klub kesehatan besar,
Private Fitness memang tidak menawarkan keanggotaan untuk akses terbuka terhadap
kebugaran Peralatan dan kelas. Sebelum memulai Private Fitness, Rosemary telah bekerja
sebagai instruktur aerobik dan kebugaran model. Dia telah memenangkan banyak kompetisi
kebugaran lokal dan merupakan mantan finalis di Ms. Fitness Kompetisi USA. Dia ingin
terjun dalam bisnis agar dirinya dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan
reputasinya dan pengetahuannya di bidang kebugaran dan memiliki lebih banyak waktu
untuk kedua anaknya yang masih kecil. Private Fitness Telah beroperasi selama enam bulan.

Untuk membuka klub, Rosemary harus menggunakan hampir semua tabungan


pribadinya, ditambah lagi dia harus mengambil pinjaman bank. Rosemary menyewa gedung
yang berada di mal yang nyaman dengan tempat parkir yang luas. Rosemary menghabiskan
sekitar $ 150.000 untuk merenovasi fasilitas dan untuk membeli peralatan kebugaran yang
diperlukan. Klub ini terdiri dari lima area: ruangan latihan, ruangan yang berisi peralatan
aerobik (mis Treadmill, pendaki tangga, sepeda stasioner, mesin ski lintas alam), ruangan
yang berisi mesin berat, loker pria dan wanita, dan kantor. Rosemary mengontrak lima
instrukturnya untuk menjalankan kelas dan sesi pelatihan. Semua instruktur mampu
menjalankan sesi pelatihan pribadi, namun masing-masing cenderung mengkhususkan diri
mengajarkan satu atau dua jenis kelas kebugaran. Setiap instruktur menerima komisi yang
berkisar antara 20% dan 50% dari pendapatan, tergantung dari Pengalaman instruktur dan
apakah instruktur membawa klien tertentu ke Private Fitness. Sebagai manajer bisnis,
Rosemary mempekerjakan Kate Hoffman, salah satu instruktur yang merupakan teman
lamanya. Tugas utama Kate meliputi pemasaran, fasilitas up-keep, penjadwalan kelas, dan
pencatatan. Kate dibayar gaji dan komisi berdasarkan pendapatan kotor. Selama jam kerja
21
normal saat Kate mengajar kelas dari instruktur lain, salah satu pegawai administrasi diminta
untuk menjaga meja depan dan sebagai imbalannya dia diberi komisi atas upah per jam.
Fitness Privat buka dari jam 5.30 pagi sampai jam 9.00 malam, Senin sampai Jumat. Kelas
dijadwalkan sepanjang waktu klub buka. Beberapa kelas ini cukup Populer, tapi banyak dari
mereka hanya memiliki satu atau dua Siswa, dan beberapa kelas dibatalkan karena
kekurangan klien. Namun, upaya pemasaran Kate terbukti efektif,yaitu dengan bertambahnya
jumlah kliennya, dan Rosemary berharap pada akhir tahun bisnis akan mendapatkan
keuntungan.

Rosemary perlahan menyadari bahwa Kate Hoffman sedang mencuri dari klub, pada
satu kesempatan kapan Rosemary datang ke klub, dia melihat uang tunai sebesar $ 60 di laci,
tapi saat dia pergi dan memeriksa kembali, dalam laci itu hanya berisi $ 20. Dia bertanya
pada Kate tentang hal itu, dan Kate menyangkal bahwa sudah ada $ 60 di dalam laci.
Rosemary bertanya-tanya apakah ada uang lain yang telah hilang sebelum disetorkan ke
bank. Sementara beberapa klien membayar dengan kartu kredit atau cek, terutama yang hadir
pada kelas kebugaran sering membayar dengan tunai. Rosemary menjadi sangat waspada.
Ketika ia bercakap santai dengan salah satu instruktur lainnya, Instruktur itu kebetulan
memberi tahu Rosemary beberapa berita "kabar baik” yang mengejutkan. Kabar baiknya
adalah Kate telah membawa klien Private Fitness baru pada jam 1.00-2.00 WIB hari Senin,
Rabu, dan Jumat. Namun, Rosemary memeriksa catatan dan tidak menemukan pendapatan
baru direkam karena klien baru ini. Dia memutuskan untuk datang ke klub untuk melihat
apakah Klien ini memang ada atau tidak, dan kemudian dia memutuskan utuk bertanya
kepada Kate. Setelah pertama kali menjelaskan bahwa dia belum sempat membuat entri
pembukuan, dan Kate akhirnya mengakui bahwa klien ini telah menulis ceknya langsung ke
Kate, Dengan imbalan diskon. Kate sangat menyesal dan mengatakan dia tidak akan pernah
menjadi tidak jujur lagi.

Analisis Kasus:
Berdasarkan kasus diatas, kelemahan sistem pengendalian pada Private Fitness sebagai
berikut:
1. Kontrol yang dilakukan oleh pemilik yang kurang
2. Tidak adanya pemisahan jabatan antara penerima uang dengan bagian pencatatan

22
Masalah utama:
1. Pencurian uang klub
2. Pelanggan baru dan pendapatannya tidak tercatat karena pelanggan membayar
langsung kepada instrukturnya
Penyebab:
1. Lemahnya internal control karena:
a. perangkapan jabatan oleh Kate sebagai manajer dan instruktur yang mempunyai
wewenang terlalu banyak seperti mengelola fasilitas, mengatur jadwal, menerima
pembayaran, menyimpan kas, dan menyelenggarakan pembukuan.
b. lemahnya pengawasan karena pemilik tidak bisa standby di klub sepanjang waktu
2. Tidak ada kartu membership dan harga spesial member sehingga pelanggan enggan
mendaftarkan keanggotaannya dan memilih bertransaksi langsung dengan instruktur
yang memberikan iming-iming harga lebih murah sebagai pengganti diskon.

Kendala Pengawasan:
1. Rosemary tidak bisa hadir di klub setiap saat karena harus mengurus keluarga
2. Keterbatasan pendanaan karena Private Fitness masih merupakan klub kecil

Penyelesaian Masalah
Untuk menjaga agar tidak terjadi kecurangan atau pencurian asset, Rosemary bisa
memisahkan jabatan antara manajer operasional dengan manajer keuangan. Sehingga
kegiantan pemasaran dan penerimaan uang dilakukan oleh orang berbeda, yang kemudian
akan lebih mudah untuk dikontrol jika terjadi kecurangan. Kemudian sistem penerimaan uang
dari klien paling tidak harus langsung disetor ke bank yang kemudian bisa dicek oleh
Rosemary. Tugas tersebut bisa diserahkan kepada manajer operasional yang kemudian
dibukukan oleh manajer keuangan yang selanjutnya laporannya dikirim kepada Rosemary
tiap periode. Dengan begitu Rosemary bisa mengecek dan membandingkan catantan dengan
penerimaan di Bank. Disamping itu harus ada salah seorang yang menjadi kepala instruktur.
Prosedur kontrol yang dilakukan misalnya ketika ada klien yang mendaftar kemudian dicatat
oleh kepala instruktur yang kemudian diteruskan kepada manajer operasional yang selajutnya
akan dikirimkan ke Rosemary. Data mengenai klien, mulai dari jumlah klien, daftar
pelatihan, hingga pembayaran harus diteruskan ke Rosemary. Ketika terjadi pembayaran oleh
klien, akan diterima manajer operasional dan dicatatat oleh manajer keuangan. Manaejer
operasional menyetor uang tersebut ke bank dalam jangka waktu tertentu. Dan manajer
23
keuangan menyusun laporan serta membentuk kas kecil untuk keperluan operasional.
Laporan yang dibuat manajer keuangan kemudian diteruskan ke Rosemary dan selanjutnya
bisa dibandingkan antara laporan dengan kas masuk. Dengan begitu jika terjadi pencurian
asset akan terlihat dari laporan yang tidak sama dengan kas masuk. Jika terjadi kerja sama
antara kedua manajer, Rosemary bisa mengeceknya dengan melihat jumlah klien yang ada
dan pendapatan yang diterima, jika pendapatan kurang maka bisa dicek apakah memang klien
belum membayar atau memang terjadi pencurian asset.

Solusi Masalah
1. Menambah staf baru yaitu satu orang sebagai manajer dan satu orang sebagai reseptionis
sekaligus kasir.
a. Kelebihan:
 Pengendalian intern menjadi lebih kuat
 Terdapat pemisahan fungsi penerima kas dan pembukuan sehingga memacu
praktik yang lebih sehat
 Adanya kontrol silang antara recepsionis / kasir sebagai pencatat data pengunjung,
pemegang kas dan manajer sebagai pengelola bisnis, penyelenggaran pembukuan
 Rosemary tidak perlu harus sering-sering datang ke klub untuk melakukan
pengawasan
b. Kelemahan: menambah beban operasi perusahaan
2. Memperketat pengendalian dengan:
a. Pembuatan kartu membership klub
b. Pemberian harga khusus untuk pelanggan yang mempunyai kartu membership
c. Pemberian bonus bagi instruktur atas pelanggan yang dibawanya
d. Larangan kepada instruktur untuk menerima pembayaran dari pelanggan secara
langsung
e. Penggunaan locked cash box
f. Kas tunai harus disetor ke bank minimal tiga hari sekali
g. Membuat struk tiga rangkap masing-masing untuk:
 Klien – untuk dibawa pulang, dikumpulkan dan ditukarkan untuk diskon/latihan
gratis
 Instruktur – evaluasi komisi
 Kantor – akuntansi dan pembukuan

24
KASUS 2

Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit TapungRaya

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia
terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan.
Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang
Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI
Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo
neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat,
diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang
berasal BRI Unit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011
yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres
Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya
ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang
Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman
(Kepala BRI Cabang Bangkinang dan Rustian)

Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana
membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan
maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP
Perbankan). Tersangka dijeratpasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10
tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman
hukuman 10 tahun,” kata Kapolres. Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah
barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa
dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.

PENYELESAIAN MASALAH

1. Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia
lakukan.Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk
meningkatkankontribusi karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan
pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan
perkembangan teknologi yang berkembang.
25
Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian
yangberbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini
karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat
memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.

2. Prosedur Otoritas Yang Wajar

a) Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.

b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.

c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk


apapundari nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.

d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen


pentingmilik nasabah.

3. Dokumen dan catatan yang cukup

a) Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan


buktisetoran/ penarikan. Setiap bukti setoran/ penarikan harus diberi cap
identifikasiteller yang memproses.

b) Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan


buktipendukung seperti Daftar Mutasi Kas,Cash Register (daftar persediaan
uang tunai berdasarkan kopurs/masing-masing pecahan)

4. Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan

a) Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang
dilaporkanoleh teller.

b) Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller
yangbersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.

c) Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan


pemimpincabang, diinvestigasi dan dikoreksi.

d) Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus
dibuatkanberita acara selisih kas.
26
e) Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas
ataupejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.

f) Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke


counter area.

5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen

a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang


berasaldari unit kas.

b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.

c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.

27
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kas merupakan aset lancar perusahaan yang sangat likuid dan rentan untuk
disalahgunakan oleh berbagai pihak yang berhubungan dengan kas. Oleh karena itu, untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut
uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas
kas dan setara kas.
Terdapat 5 tujuan pemeriksaan kas dan setara kas yaitu memeriksa keandalan
pengendalian internal atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
dan bank; memeriksa eksistensi saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi keuangan;
memeriksa adanya batasan penggunaan saldo kas dan setara kas; memeriksa keteapatan
konversi saldo kas dan setara kas dalam valuta asing ke dalam rupiah dan pembebanan atau
pengkreditan selisih kurs ke laba rugi komprehensif tahun berjalan; memeriksa kesesuaian
penyajian di laporan posisi keuangan dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Terdapat 13 prosedur pemeriksaan kas dan setara kas, yaitu pahami dan evaluasi
internal control atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank,
buat top schedule kas dan bank pertanggal laporan posisi keuangan, lakukan cash count,
kirim konfirmasi, minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca, lakukan pemeriksaan atas
rekonsiliasi bank, review jawaban konfirmasi dari bank, periksa inter bank transfer, periksa
transaksi kas sesudah tanggal neraca, periksa apakah saldo dalam mata uang asing sudah
dikonversikan ke dalam rupiah, periksa penyajian apakah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (SAK) dan buat kesimpulan di top schedule setelah seluruh prosedur
audit di atas telah dijalankan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. 2012. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik), Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2001. Auditing, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Merchant,Kenneth A. & Wim A. Van der Stede. 2007. Management Control Systems -
Performance Measurement, Evaluation and Incentives. Pearson Education Limited

29

Anda mungkin juga menyukai