Asistensi
Pusat
Universitas
riau
Sekretariat: Masjid Arfaunnas Universitas Riau Kampus Panam
Jl. H.R Subrantas KM 12,5 Penkanbaru 28293
ASISTENSI
MODUL ASISTENSI
LEMBAGA ASISTENSI PUSAT UR (LATSAT UR)
NAMA PJAF :
CP :
Tujuan Materi
Rincian Materi
A. PENGERTIAN NIAT
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal
hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di
dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al
khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan
menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang
dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau
mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlas karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak
akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
“Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan
ikhlas dalam mencari keridho’annya semata”. (H.R. Abu Daud dan Nasa’i).
MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN
Rincian Materi
1. MAKNA SYAHADAT
Syahadat artinya adalah persaksian. Dalam hal ini, persaksian barulah
dianggap sebagai sebuah persaksian ketika telah mencakup tiga hal :
Makna Laa ilaaha ilallah [ َ ] للاه ِإلا آل ِإ َلهyang benar adalah tidak ada
sesembahan yang benar dan berhak disembah kecuali Allah semata. Pada kalimat
Laa ilaaha ilallah terdapat empat kata yaitu:
Dengan demikian makna [ َ ] للاه ِإلا آل ِإلَهadalah menafikan segala sesembahan selain
Allah dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar.
.............. ََوأ َ ان ْالبَا ِط هل ه َهو د هونِ ِه ِمن َمايَدْعهونَ َوأ َ ان ْال َحق ه َهو للاَ بِأ َ ان ذَلِك
Makna ”ilah” adalah sesembahan yang ditaati dan yang dipuja dalam hati
dengan cinta, pengagungan, dan ketundukan. Sehingga, tidak ada ilah yang benar
dan berhak diibadahi kecuali Allah semata. (Tadzhib Tas-hil ’Aqidah Islamiyyah,
hal 32-33 dengan tambahan).
Maksud “aku bersaksi” dalam syahadat rasul di atas, adalah sebuah pengakuan
keyakinan berkualitas tinggi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
3. HUKUM SYAHADAT .
a. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup walaupun
sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
b. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan
isi kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
c. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh
swt tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.
4. RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :
a. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dua bagian makna lapadz syahadat.
Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh
swt.
Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
b. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dalam makna syahadat.
penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Allah Swt.
5. APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
Ketahuilah, jika seseorang telah bersaksi dengan dua kalimat syahadat,
ada hak dan kewajiban yang harus ia lakukan. Diantara hak yang didapatkannya
adalah haramnya darah dan hartanya. Maksudnya, seseorang yang telah bersaksi
dengan dua kalimat syahadat tidak boleh untuk diperangi, ditumpahkan darahnya,
dan dirampas hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia, sampai mereka mau bersaksi
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan sholat, serta
menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukan hal tersebut, mereka telah
menjaga darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak islam. Adapun
hisab mereka adalah urusan Allah Ta’ala” (HR. Bukhori dan Muslim)
MATERI 3
THAHARAH (BERSUCI)
Tujuan Materi
d. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan
memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air
kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.
Najis yang dimaafkan atau najis ma’fu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup
dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak
apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai
hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air
di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya
Rasulullah saw. bersabda: Artinya: “Allah tidak akan menerima salat seseorang
dari kamu jika berhadas, sehingga berwudu.” (HR. al Bukhari dan Muslim).
2. Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil: hadas yang cara menghilangkannya dengan bewudu atau
tayamum
b. Hadas besar: hadas yang cara menghilangkannya dengan mandi wajib
atau janabah.
3. Hal-hal yang termasuk hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
a. Sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,
b. Bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang
sudah balig dan bukan muhrimnya.
c. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
d. Tidur dalam keadaan tidak tetap,
e. Hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan walaupun hanya sesaat
4. Tayyamum
a. Syarat dan Rukun Tayamum
Dibolehkannya tayamum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci.
b. Rukun atau Fardhu Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan debu tanah
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
5. Tertib
c. Tata cara Tayamum
1. Meletakkan kedua tangan diatas debu yang bersih dan suci.
2. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan
sambil mengucapkan niat. Niat (untuk diperbolehkan
mengerjakan shalat)
Lafadz niat:
Artinya:
"Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad
itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari
golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari
golongan orang-orang yang bersuci"
2. Mandi Besar
Sebab-Sebab Mandi Wajib
a. Bertemunya dua khitan (bersetubuh)
b. Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain-lain sebab.
c. Mati, dan matinya itu bukan mati syahid
d. Setelah selesai nifas (melahirkan: setelah selesai berhentinya
keluar darahsesudah melahirkan)
e. Karena wiladah (setelah melahirkan)
f. Setelah selesai haidh.
c. Menghilangkan najis
Tujuan Materi
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang keutamaan mendirikan
shalat
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang bahaya meninggalkan atau
melalaikan shalat
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang hal-hal yang membatalkan
shalat
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang fakta dan keajaiban shalat 5
waktu
Rincian Materi
Al Quran sebagai kitab sucinya umat Islam, mengandung hukum dan
perintah shalat. Shalat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan
waktunya dan muslim yang mengerjakan akan terhindar dari perbuatan keji dan
mungkar. Dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia
dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan
dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan
ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah (masjid).
Sholat bisa dilakukan berjamaah atau sendirian yang dilaksanakan di
masjid, di rumah atau tempat lain yang suci. Hanya saja kalau sholat berjamaah
itu lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian. Selain itu, shalat berjamaah
di masjid lebih utama juga karena setiap langkah kita menuju masjid akan
mendapat pahala serta dapat menghapus dosa dan meningkatkan derajat dalam
pandangan Allah. Dari Abi Huraira r.a. (Ia berkata): Sesungguhnya Nabi SAW
bersabda: ”Siapa yang bersuci di rumahnya lalu pergi ke rumah Allah (masjid)
untuk menunaikan shalat wajib maka setiap langkahnya dihitung, yang satu
menghapus dosa, dan yang lain meninggikan derajat.” (HR. Muslim).
Oleh karena itu, kita jangan meninggalkan sholat. Jika kita mendengar
adzan, marilah kita segera sholat. Jika kita tidak sholat padahal kita dalam
keadaan santai dan sehat, maka sholat kita dianggap tidak sempurna.
Rosulullah bersabda : “Barang siapa yang mendengarkan adzan dalam keadaan
nganggur dan sehat, kemudian ia tidak menjawabnya, maka tidak ada sholat yang
sempurna baginya.”
e. Sholat adalah amal ibadah pertama yang dilihat oleh Allah ketika hari kiamat.
Bila sholat kita baik, teratur dan sempurna, maka sholat dan semua amal
ibadah kita akan dianggap baik oleh Allah. Sedangkan jika sholat ita jelek,
Allah berfirman :
َ سلَ َك ُك ْم فِي
( )سقَ َر َ َقالُوا لَ ْم نَكُ ِمنَ ا ْل ُم
َ ص ِلِّينَ ) ( َما
Nabi Muhammad SAW bersabda : Dari Ali bin Abi Tholib berkata : “Saya
pernah mendengarkan Rosulullah SAW bersabda : “Tidak ada seorang hamba
yang beriman yang meninggalkan sholat dan sama sekali tidak mengerjakan
melainkan Allah menulis di dahinya dengan tulisan : “inilah orang yang keluar
dari rahmat Allah. “Oleh karena itu aku bebas daripadanya, Kemudian apabila
seorang hamba meninggalkan satu sholat fardhu, maka namanya tertulis di
pintu neraka.”
4. Sholat itu adalah tiangnya agama. Orang yang meninggalkan sholat berarti Ia
telah merobohkan agamanya.
5. Sholat adalah amal ibadah pertama yang dilihat Allah. Jika sholat kita jelek,
maka sholat dan semua amal ibadah kita dianggap jelek dan tidak akan
diterima oleh Allah.
6. Pada hari kiamat, orang yang meninggalkan sholat, tangannya akan
dibelenggukan di lehernya lalu malaikat memukulinya.
7. Di akhirat nanti, orang yang meninggalkan sholat tidak akan bisa melihat Nabi
Muhammad sehingga tidak bisa mendapatkan syafaat dari beliau.
Sungguh mengerikan sekali siksaan Allah bagi orang yang sengaja meninggalkan
/ melalaikan sholat. Oleh karena itu, marilah kita selalu menjaga sholat kita. Ada 1
riwayat menceritakan bahwa apabila tiba hari kiamat, ketika dikumpulkan di Padang
Mahsyar, maka ada 1 umat yang berwajah seperti bintang berkilauan. Lalu malaikat
bertanya kepada mereka : “Amal apa yang membuat wajahmu seperti bercahaya ?”
Mereka menjawab : “setelah kami mendengar adzan, kami terus berwudhu dan kami
tidak disibukkan dengan hal lainnya.” Kemudian ada 1 golongan yang berwajah
seperti bulan, lalu malaikat bertanya kepada mereka : “Amal apa yang membuat
wajahmu seperti itu ?” Mereka menjawab: “Kami selalu berwudhu sebelum tiba
waktu sholat. ”Selain itu ada 1 golongan yang berwajah sepereti matahari. Lalu
malaikat bertanya kepada mereka: “Amal apa yang menyebabkan wajahmu seperti
matahari ?” Mereka menjawab: “Setiap kami mendengar adzan, kami selalu berada di
masjid.” Dari berbagai penjelasan itu, kita bisa mengetahui bahwa sangat besar
keuntungan sholat berjama’ah. Bila ada seorang makmum yang tidak khusyu’ dan
tidak sempurna sholatnya padahal ia telah berusaha agar sholatnya itu khusyu’, maka
Allah akan menyempurnakan sholatnya.
Oleh karena itu, agar sholat kita menjadi lebih sempurna, sebaiknya kita kerjakan
dengan berjama’ah di masjid. Rosulullah bersabda : “Tidak sempurna sholat bagi
orang yang bertetangga dengan masjid, kecuali di masjid.”
1. Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang
bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu
Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem
kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia.
2. Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem
pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap
hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang.
Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali
akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.
3. Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan
kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat
(kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan
menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim ,
ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan)
yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga
mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar
akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga
akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.
4. Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita
mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut
ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan
frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena
mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam
perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih
dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan
5. Waktu Isya
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan
selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan
kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering
ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai
diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur
pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi
dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh
memasuki waktu rehat.
Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna
putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar
pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar
pituitary (hipofisis), thalamus (struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak
vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa
khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran,
tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari
sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid,
glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini
untuk mengerjakan sholat malam (tahajud).
Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam.
Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang
mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi
ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat
Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah SWT
sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap
tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya.
MATERI 5
AKHLAK ISLAMI
Tujuan Materi
Rincian Materi
Akhlaq yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini
seseorang. Buruknya akhlaq merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadap aqidah dan syariah . Akhlaq juga merupakan buah dari ibadah (QS.29:45,
2:197).
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi
keluhuran akhlaqnya”(H.R.Tirmidzi) “Seburuk-buruk umatku adalah orang yang
banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku adalah
mereka yang paling baik akhlaqnya” (H.R. Bukhari)
MATERI 6
GHAZWUL FIKRI
Tujuan Materi
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam
as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai
dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang
dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab
tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha
melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada
sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus
dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu
mengetahuinya.
1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola
pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya
mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan
kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “
Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu,
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para
siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks
bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism,
dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak
jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama
para calon pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang
ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang
jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan
semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan
telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan sehingga egara tidak ditemui sama sekali
pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya
membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder
terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak
mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan
tinggi, gedung–gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya
3. Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi
dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan
pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa
dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang
penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu
monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli
sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat
sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang
riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini,
cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi
hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama
islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam.
Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan
era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya
bahasa Al–Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal
yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi
bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami
Al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan
Al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah: 78 artinya “ Dan
diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali
dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “. Akibatnya, Al–
Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al–Qur’an hanya dinikmati iramanya
seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan
seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata Rasul:
Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–Qur’an ini suatu yang tidak
diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah
kami adakan bagi tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan
cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.“).
6. Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar adalah penggunaan acuan negara
warisan negaral yang masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi,
Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain
drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari
negara–negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar dan
fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan
lambatnya pembangunan di egara – egara islam dan semakin cepatnya kemajuan
di egara–egara barat.
8. Media Massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa,
maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
Aspek Isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang
merupakan produkghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan –
penokohan atau orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak
berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama,
ilmuwan, dan orang – orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar
mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–
gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan
ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis,
menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai
– nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan
Negara. Rpoduk lain darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film – film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang
diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga
bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.
MATERI 7
UKHUWAH
Tujuan Materi
RINCIAN MATERI
Persaudaraan islam adalah pertalian akidah yanng menyatukan kaum Muslimin
satu sama lain serta ikatan Rabbani yang mengikat hati mereka, serta hubungan
ketaatan karena Allah. Ia merupakan salah satu ikatan iman yang paling kuat
1. Ukhuwah akan membantu dalam ketaataan kepada Allah, sesuai dengan sabda
Rasul SAW, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka
Allah akan mengaruniainya seorang sahabat akrab yang saleh. Jika ia lupa,
sahabatnya mengingatkannya, dan jika ia ingat, maka sahabatnya itu
membantunya”. Itulah yang disyariatkan oleh Umar bin Khathab r.a. dalam
perkataanya, “Hendaklah kamu mencari sahabat-sahabat yang jujur, hiduplah
dalam naungan mereka, karena mereka adalah perhiasan dalam kelapangan
dan tabungan dalam cobaan”.
2. Ukhuwah adalah rasa sepenanggungan dan kesadaran terhadap kebutuhan
saudara serta usaha untuk membantu memenuhinya. Sesuai dengan sabda
Rasulullah saw, “Sungguh salah seorang dari kamu berjalan kepada
saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya ia membuat isyarat
dengan jarinya itu lebih baik daripada beritikaf di masjidku ini selama dua
bulan” (HR. Hakim).
3. Ukhuwah adalah kesetiakawanan dalam hal materi, karena Rasulullah telah
bersabda, “Barangsiapa meringankan dari seorang muslim atas kesulitan di
dunia, niscaya Allah memberikan keringanna baginya dari satu kesulitan
diantara kesulitan-kesulitan di hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan
seorang yang kesulitan, niscaya Allah memudahkannya di dunia dan akhirat.
Dan barangsiapa yang menutupi aibnya di dunia dan akhirat, Allah akan
Pertanyaan besarnya, siapakah kita selama ini bagi saudara kita ? bebankah ?
sudahkah kita bermanfaat bagi saudara kita ? apakah kita hanya ladang amal
1. Ta’aruf
Jika kita mengenal saudara kita, sudah hafal belum dengan hal-hal berikut ini :
a. Pernak-perniknya: warna kesukaan, baju favorit, ukuran sepatu,
tasnya, helmnya, motornya, rumahnya, aktivitasnya, makannnya,
hobinya, dst.
b. Identifikasinya: warna suaranya, suara langkahnya, suara motornya,
cara berjalannya, gaya bicaranya, dst.
c. Kondisi keluarganya.
d. Lainnya: kalau jam segini, biasanya dimana; dan banyak lagi yang
harus kita gali.
2. Tafahum
Kalau ta’aruf soal fisik, kalau tafahum soal “rasa”. Kita harus tau kalau
wajahnya begini, artinya dia lagi begini. Kalau cara bicaranya begini, dia lagi
begini. Kalau lagi kesal, dia suka begini. Lagi nggak suka ekspresinya begini.
Kalau butuh bantuan sikapnya jadi begini.
3. Tafakul
Tafakul artinya saling sepenanggungan. Imam Asy-Syafi’I pernah
menangis menyesali diri. Apa masalahnya ? katanya, “Ada saudaraku yang
meminjam uang padaku sekadar mencukupi kebutuhan keluarganya. Padahal
seharusnya aku tahu sebelum dia sempat meminta! Padahal seharusnya aku tahu!”
lalu beliau menangis sesenggukan.
4. Al I-tsar
Inilah puncak ukhuwah tertinggi mendahulukan saudara dari panda diri
sendiri. Kesulitan, kerepotan, rasa sakit;semua yang ada dalam kebersamaan
perjuangan imani ini melahirkan kegemilangan itsar (mendahulukan saudara dari
Akupun menuju orang itu, ternyata dia adalah Hisyam ibn Al-Ash.
Kukatakan panda Hisyam, “Ini kubawakan sedikit air minum untukmu.” Ketika
dia akan minum, terdengarlah rintihan sahabatnya yang lain yang tak jauh darinya.
Hisyam tak jadi meminumnya dan mengisyaratkan untuk memberi minum
sahabatnya. Namun sebelum sempat meminum aku dapati sahabatnya itu telah
syahid. Maka aku segera menuju Hisyam tetapi dia juga sudah syahid. Akhirnya
aku berlari menemui sepupuku, ternyata ia pun telah syahid. Tiada seorangpun
yang sempat meminum air yang aku bawa karena masing-masing dari mereka
mengutamkan sahabatnya dari dirinya sendiri., padahal dirinya sendiri sangat
memerlukan.
Tujuan Materi :
B. PEMANDIAN JENAZAH
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari
kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air
serta daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti
sabun).” (H.R Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang
masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka
kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena
perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam
keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik
untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan
sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
a. Dewasa Laki-laki
نوﻳﺖالﻐسﻞلﻬﺬالﻤيﺖﻓرﺽالﻜﻔاﻳﺔﷲﺗﻌالﻰ
b. Dewasa Perempuan
نوﻳﺖالﻐسﻞلﻬﺬالﻤيﺘﺔﻓرﺽالﻜﻔاﻳﺔﷲﺗﻌالﻰ
c. Anak Laki-laki
نوﻳﺖالﻐسﻞلﻬﺬالﻤيﺖالﻄﻞﻓرﺽالﻜﻔاﻳﺔﷲﺗﻌالﻰ
d. Anak Perempuan
نوﻳﺖالﻐسﻞلﻬﺬالﻤيﺘﺔالﻄﻔلﺔﻓرﺽالﻜﻔاﻳﺔﷲﺗﻌالﻰ
C. MENGAFANI JENAZAH
Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari
jenis yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan
lima lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak
boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
اللﻬﻡاﺠﻌﻝلﺑاسهعﻦالﻛريﻡواﺩخلهيااﷲﺘﻌالﻰﺒﺭﺤمﺗﻚالجنﺔيااﺭﺤﻢالﺭﺤمﻳﻦ
D. MENYALATI JENAZAH
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali
bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari
hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan
menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut.
Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :
1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap
kiblat,karena Allah.
a. Laki-laki Dewasa
ﺃﺼلﻰعلﻰهﺬالمﻳﺕارﺒﻊﺘﻛﺒﻳراﺕﻔرﺽاﻛﻓاﻳﺕﷲﺘﻌالﻰ
USHOLLI ALA HADZAL MAYYITI ARBA’A
TAKBIROTIN FARHO KIFAYATIN LILLAHI TA’ALA
Aku niat shalat untuk mayit laki-laki ini dengan empat takbir fardhu
karna Allah
b. Wanita Dewasa
E. MENGUBURKAN JENAZAH
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :
a. Jenazah segera dikuburkan.
b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira
setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan
jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan
orang-orang disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
Rahman, Roli Abdul. 2009. Menjaga Akidah dan Akhlak.Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Ilyas, Yunahar. 2001. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI).
Matdawam, M. Noor. Buku Ajar MKPK Pend. Agama Islam. Fakultas Filsafat UGM.
Yogyakarta : 2003.
Imam Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan. Sholat Mencegah Kemungkaran. Titian Illahi
Press. Yogyakarta : 1995.
Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas.
Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28,
GIP.
Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40,
GIPIsnet „Urgensi Akhlak 1“
DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190.Majalah Al Manar edisi : 375.
Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51.
DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) , 2004
hlm : 25.