Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MINYAK BUMI

Disusun Oleh :
KELOMPOK 06

Mesa saputra (061640411906)


Mona septari (061640411906)
Kelas : 4 EGC

Instruktur : Ir.

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1
Dewasa ini tuntutan semakin tinggi , namun di sisi lain para penyedia
pelayanan dengan menggunakan keahlian para ilmuan berusaha sekuat tenaga
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Manusia hidup di dunia ini hampir tidak bisa dipisahkan dari minyak bumi.
Tidak hanya untuk bahan bakar saja kita menggunakan minyak bumi. Adakah
yang menyadari bahwa pakaian kita ini menggunakan komponen yang berasal
dari minyak bumi? Bahkan sampai ke pupuk pun menggunakan minyak bumi,
sehingga tanaman bisa subur dan menghasilkan berbagai macam hasil tanaman.
Listrik yang menerangi rumah juga mengunakan generator yang bahan
bakarnya dari minyak bumi. Cat, plastik, DVD, katup jantung buatan, dan lain-lain
semuanya itu menggunakan bahan dari minyak bumi. Bagaimanakah seandainya
minyak bumi itu tiada, atau habis cadangannya?
Seperti yang telah kia ketahui bersama bahwa yang tergolong minyak bumi
adalah bensin, elpij, minyak tanah dan bahan bakar sejenis lainnya merupakan
bahan alam yang terjadi dalam waktu yang sangat lama yakni sekitar jutaan
tahun. Minyak bumi tersebut merupakan bahan bakar yang tak dapat
diperbaharui (unrenawable resources). Sehingga, kita harus se-efesien mungkin
dalam menggunakannya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian minyak bumi ?
b. Apa komposisi minyak bumi
c. Bagaimana pengolahan minyak bumi
d. Apa saja dampak pembakaran bahan bakar

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a. Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis terkait
minyak bumi.
b. Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi
kehidupan manusia.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minyak Bumi

2
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar
terdiri atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi
adalah alakana. Kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon
aromatik, sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung
oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan
bermotor, dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga
jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, baik
tumbuhan maupun hewan. Sisa-sisa rganisme itu mengendap didasar lautan,
kemudian tertutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah
menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu
dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas. Proses terbentuknya
minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori
bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu
daerah ke daerah yang lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan
yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan,
banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena
pergerakan kulit bumi, sehingga sebagaian besar lautan menjadi daratan.
2.2 Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi hasil pertambangan yang belum diolah dinamakan minyak
mentah (crude oil). Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks.
Komposisi minyak mentah secara umum:
 57% hidrokarbon alifatik
 29% hidrokabon aromatic
 14% resin
 2% belerang thiofenik yang terikat dalam hidrokarbon aromatic
2.3 Proses Terjadinya Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya. Karena saya adalah seorang chemist, maka pendekatan
yang saya lakukan lebih banyak kepada aspek kimianya daripada dari aspek
geologi. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan
sebagai bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada

3
banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para
ahli, beberapa diantaranya adalah :
Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama.
Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859),
Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:
“minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat
logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan
bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877)
mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap
pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai
terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di
atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi,
sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul
“The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya
kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi
antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah
dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon
dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi,
artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi
makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini,
terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak
dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami
transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil
ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama
pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk
karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak)
diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk
mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan

4
makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel,
membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan,
jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan
panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau
dalam tanah. Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik
dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-
sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan
zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara
alami.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:
a. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari
matahari dengan fotosintesis.
b. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar
cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan
induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic
Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang
menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon
ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang
tidak mungkin dimasak.
c. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang
berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung
terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah
batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir,
batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang
berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus
ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk
amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada
suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau
kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat
Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi
ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
d. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah
matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik
minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting
adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih

5
6
PROSES PENYULINGAN, PEMROSESAN DAN PENGGUNAAN MINYAK BUMI

MINYAK BUMI
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengadung logam.

Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:

1. Alkana (parafin) CnH2n + 2

Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang

terbesar di dalam minyak mentah.

2. Siklo alkana (napten) CnH2n

Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6

(enam) yaitu sikloheksana

Sikloheksana Siklopentana

3. Aromatik
CnH2n -6 Aromatik
memiliki cincin 6
(enam)

Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan


dalam bensin karena :

- Memiliki harga anti knock yang tinggi


- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaanya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)

7
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada
sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon
yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic)
mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan
aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak
mentah menjadi produk yang dapat dijual (marketeble product) melalui
kombinasi proses fisika dan kimia. Produk yang dihasilkan dari proses
pengilangan/penyulingan tersebut antara lain:

1. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul terkecil.

a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau


bensin (Indonesia) memiliki titik didih terendah dan merupakan
produk kunci dalam penyulingan yang digunakan sebagai bahan
pembakar motor (:t 45% dari minyak mentah diproses untuk
menghasilkan gasolin.

b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin


dan kerasin. Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl
sebagai jP-4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai :
- Minyak tanah
- Bahan bakar jet untuk air plane

2. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar


diesel yang penggunaannya sebagai bahan bakar transportasi truk-
truk berat, kereta api,kapal kecil komersial, peralatan pertanian dan
lain-lain.
3. Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul tinggi.
Fraksi ini biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant oils),
minyak dengan berat jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock
cracking.

4. Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.

2. Fraksi Minyak Bumi

8
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari
minyak mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Jangka titik Banyaknya atom Nama Penggunaan

Didih (ºC) Karbon

Dibawah 30 1–4 Fraksi Gas Bahan Bakar Pemanas

30 – 180 5 – 10 Bensin Bahan bakar mobil

180 – 230 11 – 12 Minyak Tanah Bahan bakar jet

230 – 305 13 – 17 Minyak Gas Bahan bakar diesel,

pemanas

305 – 405 18 – 25 Minyak Gas Berat Bahan bakar pemanas

Sisa: 1. Minyak bisa menguap : Minyak-minyak pelumas, lilin, parafin dan


vaselin.

2. Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang


minyak bumi.
a. Fraksi Gas
Gas alam dapat diperoleh secara terpisah maupun bersama-sama
dengan minyak bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana berantai
karbon rendah yaitu antara lain metana, etana, propana, butana dan iso-
butana. Gas alam dapat dipergunakan sebagai:

1. Bahan bakar rumah tangga atau pabrik

Gas alam merupakan bahan bakar yang paling bersih dan praktis,
tetapi gas alam mempunyai keburukan yaitu sifatnya yang tidak berbaun
(bila dibandingkan dengan gas dari batubara) sehingga sering terjadi
kecelakaan karena bocor. Oleh karena itu kadang-kadang gas ini diberi
"bau" yaitu sedikit zat yang berbau sekali.

Propana yang merupakan salah satu fraksi gas pada perusahaan


biasanya digunakan sebagai :

- Mengelas paduan-paduan tembaga, alumunium dan magnesium.


- Mengelas besi tuang.

9
- Menyolder dan mengelas solder.
- Menyemprot Jogam.
- Memotong besi dengan gas karbit.
- Penerangan pantai.
- Pemanas ruangan.
- Penerangan.
- Pemakaian di dapur.
Butana mempunyai batas meledak yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan propana.

2. Karbon hitam (Carbon Black)

Karbon hitam (Carbon black) adalah arang harus yang dibuat oleh
pembakaran yang tidak sempurna. Pegunaannya antara lain sebagai :

- Bahan dalam pembuatan cat, tinta cetak dan tinta Gina.


- Zat pengisi pada karet terutama dalam pembuatan ban-ban mobil dan
sepeda. Karbon hitam dibuat dengan membawa nyala gas bumi ke
sebuah bidang
datar yang didinginkan, arang yang terbentuk kemudian dipisahkan dari
bidang ini dan dibagi berdasarkan kehalusannya. Metana yang
mengandung 75% karbon akan menghasilkan 4 atau 4,5% zat penghitam
dan sisanya hilang sebagai asap, zat asam arang dan sebagainya.

3. Tujuan-tujuan Sintesis

Hasil sintesis dibuat dengan oksidasi zat-zat hidrokarbon dari gas Alam Proses
pembuatan lainnya, yaitu :

- Pembuatan zat cair dari metana.


- Pembuatan bensin-bensin untuk kapal terbang yang bernilai tinggi
dengan cara menggandeng (alkylering) iso-butana dengan butena-butena

b. Bensin

Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu ;

1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana


kualitasnya tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar.
Bila mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten
akan menghasilkan bensin yang tidak mengetok (anti knocking).
2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari
minyak gas dan residu.
3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
4. Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.
Bensin biasanya digunakan sebagai :

10
1. Bahan bakar motor

Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan


untuk menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut.

* Keadaan terbang (titik embun)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung


gas didalam karburator dari sebuah motor yang disebabkan oleh adanya
kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam
bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan
butana yang berasal dari bensin. Gelembung-gelembung gas yang
terdapat dalam keadaan tertentu dapat menutup lubang-lubang perecik
yang sempit dan pengisian bensin akan terhenti.

* Kecendrungan mengetok (knocking)

Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa


menyebabkan peletusan (peledakan) didalam sijinder, sehingga :

- Timbulnya kebisingan knock


- Kekuatan berkurang
- Menyebabkan kerusakan mesin
Hidrokarbon rantai bercabang dan aromatik sangat mengurangi
kecendrungan dari bahan bakar yang menyebabkan knocking, misalnya
2,2,4 -trimetil pentana (iso-oktan) adalah anti knock fuels. Harga yang
tinggi dari bilangan oktan mengakibatkan makin baik melawan knocking.
Mesin automibil modern memerlukan bahan bakar dengan bilangan
oktan antara 90 dan 100, semakin tinggi rasio penekanan (compression)
maka diperlukan bilangan oktan yang tinggi pula.

Bilangan oktan dapat dinaikkan dengan menambahkan beberapa


substansi, antara lain fefraefyl lead (TEL) dan feframefyl lead (l-MI) yang
ditambahkan da!am bensin dengan kuantitas yang kecil karena
dikuatirkan apabila ditambahkan terlalu banyak efek timah bagi
lingkungan. TEL (Pb(C2Hs)4) dibuat dari campuran timah hitam dengan
natrium dan eti!klorida, reaksinya :

Pb + 4Na + 4C2H5CI Pb (C2H5 )4 + 4 NaCI

* Keadaan "damar" dan stabilitas penyimpanan

Damar dapat terbentuk karena adanya alkena-alkena yang


mempunyai satu ikatan ganda sehingga berpotensi untuk berpolirherisasi
membentuk molekul-molekul yang lebih besar. Pembentukan damar ini

11
dipercepat oleh adanya zat asam di udara, seperti peroksiden. Kerugian
yang disebabkan oleh pembentukan damar ini antara lain;

- Bahan ini dapat menempel pada beberapa tempat dalam motor,


antara lain saluran-saluran gas dan pada kutub yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada motor.
- Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena dari bensin.
Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan
senyawa-senyawa dari tipe poliphenol dan aminophenol, seperti
hidroquinon dan p-aminophen.

* Titik beku

Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik


tertentu maka pada waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal
dari mengakibatkan tertutupnya lubang-lubang alai penyemprotan dalam
karburator. Titik beku ini terutama dipengaruhi oleh benzen (titik beku
benzen murni ± 5ºC).

* Kadar belerang

Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :

- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.


- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya
silinder-silinder yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada
didnding silinder.
- Mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap bilangan oktan.
2. Bahan Ekstraksi, Pelarut dan Pembersih

Sebelum digunakan sebaagi pengekstraksi bensin di fraksinasi


dengan destilasi bertingkat menjadi fraksi yang lebih kecil. Bensin
biasanya digunakan untuk

Sebagai bahan pelarut bagi karet digunakan fraksi dengan titik


didih antara 80 -130°C dan 100 -130°C. Larutan karet ini biasanya
digunakan untuk :

-Mencelupkan kanvas pada pembuatan ban.


-Melekatkan karet.
-Perekat-perekat untuk industri sepatu.
-Larutan untuk pasta-pasta karet untuk memadatkan dan melaburkan
tenunan.
Bensin juga dapat digunakan sebagai bahan pembersih yaitu
membersihkan secara kimia dengan cara diuapkan. Keuntungan
menggunakan bensin sebagai bahan pembersih adalah:

12
- Bensin memiliki titik didih rendah sehingga barang-barang yang dicuci
lekas menjadi kering dan baunya cepat hilang.
- Tidak mudah terbakar di ruang terbuka.
- Kualitas dari bahan wol tahan terhadap ini.
-
3. Bahan bakar penerangan dan pemanasan

Bensin digunakan pada lampu-lampu tambang dimana tidak


terdapat tenaga listrik. Dan sebagai pemanas digunakan pada:

- Lampu soldir dan lampu pembakar cat.


- Penghangus yang dapat menghilangkan serat-serat yang menonjol
dari tenunan dan rambut kulit.
C. Kerosin

Pemakaian kerasin sebagai penerangan di negara-negara maju


semakin berkurang, sekarang kerasin digunakan untuk pemenasan.
Pemakaian terpenting dari kerasin antara lain:

1. Minyak Lampu

Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan


langsung, sifat-sifat yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan
sebagai minyak lampu adalah :

* Warna
- Water spirit (tidak berwarna)
- Prime spirit
- Standar spirit
Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih
karena mengira ini adalah air dan mengira hanya yang berwarna
kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar dengan baik.

* Sifat bakar

Nyala kerasin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :

- Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat


dibesarkan karena apinya mulai berarang.
- Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
- Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
-
* Viskositas
Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya
kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu.

13
Aliran kerosin tergantung pada viskositas yaitu jika minyak cair
kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan
tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan
minyak.

2. Bahan bakar untuk pemanasan


untuk memasak
Macam-macam alat pembakar
kerosin:

- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.


- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa
yang dipusatkan.
- Alat pembakar dengan pengabutan tekan: merek dagang primus
3. Bahan bakar motor
Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah :

- Alat-alat pertanian (traktor).


- Kapal perikanan.
- Pesawat penerangan listrik kecil.
Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat
penguap untuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan
dilanjutkan dengan kerosin kalau alat penguap sudah cukup panas.
Motor ini akan berjalan dengan baik bila kadar aromatik didalam
bensin tinggi.

4. Bahan pelart untuk bitumen

Kerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut untuk bitumen
aspal.

5. Bahan pelarut untuk insektisida

Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum


cinerarieotollum) yang telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai
bahan pelarut digunakan kerosin. Untuk keperluan ini kerasin harus
mempunyai bau yang enak atau biasanya obat semprot itu
mengandung bahan pengharum.

d. Minyak Gas

Minyak gas pada awalnya banyak digunakan sebagai penerangan dalam


gerbong kereta api, tetapi sekarang sebagian telah diganti oleh listrik
karena lebih mudah dipakai dan sedikit bahaya kebakaran jika ada
kecelakaan kereta api. Minyak gas juga digunakan sebagai :

- Bahan bakar untuk motor diesel.

14
- Pesawat-pesawat pemanasan pusat otomatis dengan nama minyak
bakar untuk keperluan rumah tangga, biasanya adalah minyak gas tanpa
bagian-bagian residual. Seperti pada bensin untuk menaikkan bilangan
oktan pada minyak gas maka perlu ditambahkan
- Persenyawaan yang mengandung banyak sekali zat asam, misalnya
amilnitrit dan etilnitrit. Untuk memperoleh hasil yang nyata maka
persentasenya harus besar yaitu kira-kira 5% sehingga pemakaian
senyawa ini menjadi mahal.
- Persenyawaan yang penggunaannya lebih sedikit peroksida (peroxyden)
dan berbagai persenyawaan organik, dipakai 0,5% untuk menaikkan 10
atau 15 titik bilangan oktan.

e. Minyak Bakar

Walaupun setiap minyak yang dibakar dapat dinamakan minyak bakar


tetapi nama ini biasanya hanya digunakan untuk bahan bakar residual dan
untuk bahan bakar sulingan. Bahan bakar residua! biasanya diperoleh
dengan cara mengentalkan minyak bumi atau merengkah minyak gas dan
residu minyak tanah.

Bahan bakar digunakan sebagai :

- Motor diesel tipe besar.


- Minyak yang dinyalakan dengan pembakar dalam tungku masak yang
digunakan untuk :
- Memproduksi uap
- Pengerjaan panas dari logam
- Mencairkan hasil perindustrian
- Membakar batu, emaile, dan sebagainya.

Sifat-sifat yang harus ada pada minyak bakar adalah :

* Memiliki batas viskositas tertentu


Viskositas minyak bakar terletak antara viskositas minyak gas yaitu kira-
kira 4 cs = 1,30E pada 50°C dan kira-kira 550/650 cs = 75/850E pada
50°C. Minyak bakar yang lebih encer diperlukan untuk pesawat bakar
yang lebih kecil, misalnya untuk alat pemanasan sentral otomatis dalam
rumah.

* Banyaknya panas yang diberikan


Kalor pembakaran minyak bakar batasnya kira-kira 10.000 dan 10.550 cal/g.

* Kadar belerang

15
Lebih penting pada minyak diesel daripada minyak bakar karena pada
minyak disesi belerang dapat menyebabkan kerusakan silinder dan
kerosi dari sistem buang.

* Titik beku
- Mempunyai titik beku maksimal tertentu.

- Biasanya titik beku tergantung pada perlakuan terlebih dahulu yang


dikerjakan terhadap bahan. Misalnya minyak bakar sebagian terdiri
dari residu cracking yang sesudah dipanaskan hingga 1000C memiliki
titik didih –210C, tetapi sesudah dibiarkan untuk waktu yang lama titik
beku menjadi 1500C.

3. Pemrosesan Minyak Bumi

Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :

1. Proses pemisahan (separation processes)


2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah
komponen minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa beberapa
tipe dari destilasi. Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan
untuk memperbaiki kualitas dari produk minyak mentah yang diperoleh.
Misalnya pada tahun 1912 permintaan gasolin melebihi supply dan untuk
memenuhi permintaan tersebut maka digunakan proses "pemanasan"
dan "tekanan" yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak diharapkan.
Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin,
proses ini disebut cracking.

PENGUJIAN KUALITAS MINYA BUMI

1.SPECIFIC GRAVITY DAN API GRAVITY

Specific Gravity minyak adalah perbandingan antara berat jenis minyak


pada temperatur standar dengan berat jenis air dengan temperatur yang sama.
Di Indonesia biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0,5 : 0,1
untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15º C atau 60º F. Dalam dunia
perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika, gravitasi jenis
atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API Gravity dan

16
juga API gravity(American Petroleum Institute) yang sangat mirip dengan Baume
gravity adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :

17
API Gravity minyak bumi sering menunjukkan kualitas dari minyak bumi
tersebut. Makin kecil SG-nya atau makin tinggi OAPI-nya, maka minyak bumi itu
makin berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin
rendah OAPI atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak bumi itu kurang baik
karena lebih banyak mengandung lilin (wax)atau residu (aspal). Perhatikan
tabel dibawah ini:
TABEL 1.1 Komponen, oAPI, danSG
Komponen ºAPI SPESIFIC GRAVITY
MinyakRingan >20 <0,934
MinyakBerat 10-20 0,934-1,000
Tar <10 >1,000

Namun dewasa ini dari minyak bumi berat pun dapat di buat fraksi bensin
lebih banyak dengan sistem “Cracking” dalam penyulingan.Walaupun demikian
tentu proses ini memerlukan ongkos atau biaya yang lebih besar lagi.
Selain API juga dapat dipakai Baume yaitu :

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3) Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.

18
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :

Keterangan :
3
ρ = massa jenis (kg/m )
m = massa (kg)
V = volume (m3)
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]'

adalah: gram per sentimeterkubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3 Massa jenis air
murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3.
Untuk menentukan densitas gas digunakan hukum gas ideal :
p V = n RT 2.1.

Specific gravity minyak adalah perbandingan anatara berat jenis minyak pada
temperatur standar dengan berat jenis air dengan temperature yang sama da di
tulis :
ρw = 1 gr/cc = 1000 kg/m3
Specific gravity gas adalah perbandingan anatara berat jenis gas pada
temperatur standar dengan berat jenis udara dengan temperature yang sama da
di tulis :
SG = ρ.gas / ρ.udara pada tekanan dan temperatur standar
ρ.udara = 0,0012 gr/cc = 1,2 kg/m3
Saturated liquid adalah semuanya zat cair atau zat cair jenuh, Jika
Temperatur dinaikkan maka densitas zat cair akan turun dan sebaliknya. Densitas
terendah yang dapat dicapai oleh zat cair berada pada titik kiritis (Critical Point).
Saturated Gas adalah semuanya gas atau gas jenuh, Jika temperature
dinaikkan maka densitas gas akan naik dan sebaliknya. Densitas tertinggi yang
dapat dicapai oleh gas berada pada titik kritis (Critical Point).

o
API
Dalam dunia perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika,
gravitasi jenis atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API grafity dan
juga API ( American Petroleum Institute ) yang sangat mirip dengan Baume gravity adalah
suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat dinyatakan dengan
persamaan :

O
API = – 131.5

SG =

19
The American Petroleum Institute garvity, atau oAPI, adalah ukuran dari
seberapa berat atau ringan minyak bumi cair dibandingkan dengan air. Jika
gravitasi API-nya lebih besar dari 10, lebih ringan dan mengapung di atas air, jika
kurang dari 10, lebih berat dan tenggelam. oAPI merupakan ukuran kebalikan dari
kepadatan relatif dari cairan minyak bumi dan kepadatan air, tetapi digunakan
untuk membandingkan kepadatan relatif daricairan minyak bumi. Misalnya, jika
salah satu cairan minyak bumi mengapung di atas yang lain dan karena itu kurang
padat, memiliki API gravitasi yang lebih besar. Meski secara matematis, API
gravitasi tidak memiliki satuan, tapi tetap disebut sebagai dalam "derajat". API
gravitasi gradasi dalam derajat pada alat hidrometer. Skala API dirancang
sehingga sebagian nilai akan jatuh antara 10 dan 70 derajat gravitasi
API. Secara umum, minyak dengan oAPI antara 40 dan 45 perintah harga tertinggi.
Di atas 45 oAPI rantai molekul menjadi lebih pendek dan kurang berharga untuk
kilang
API gravity minyak bumi sering menunjukan kualitas dari minyak bumi
tersebut. Makin kecil SG-nya atau makin tinggi OAPI-nya, maka minyak bumi itu
makin berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin
rendah OAPI atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak itu kurang baik karena
lebih banyak mengandung lilin.

Perhatikan tabel dibawah ini:


O Specific Gravity
Componen API
Light crude oil > 31.1 < 870
Medium crude oil 22.3 – 31.1 870 – 920
Heavy crude oil 10 – 22.3 920 -1000
Extra heavy crude oil < 10 > 1000
Tabel 1.1 Componen, API, dan SG

2. 5 Kelarutan Gas Dalam Minyak ( Rs)

20
Kelarutan gas (Rs) adalah banyaknya SCF gas yang terlarut dalam satu STB
minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 °F, ketika minyak dan gas masih
berada dalam tekanan dan temperatur reservoar.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan
komposisi minyak dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas
tertentu akan bertambah pada setiap penambahan tekanan. Pada tekanan yang
tetap kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan temperatur. Persamaan
yang digunakan adalah:
Dimana :
Rs : Kelarutan gas dalam minyak
T : Suhu (Temperatur)
: SG gas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak antara lain :
a. Tekanan reservoir
Bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanannya naik, kecuali
jika tekanan gelembung (Pb) telah terlewati.
b, Temperatur reservoir
Jika tekanan dianggap tetap maka Rs akan turun jika temperatur naik.
c. Komposisi gas
Pada tekanan dan temperatur tertentu Rs akan berkurang dengan naiknya berat
jenis gas.
d. Komposisi minyak
Pada temperatur dan tekanan tertentu Rs akan naik dengan turunnya berat jenis
minyakataunaiknya oAPI
minyak.
Kelarutan gas dalam minyak sangat dipengaruhi oleh cara bagaimana gas
dibebaskan dari larutan hidrokarbon.
2.6 Pb ( Bubble Point Preasure )
preasure bubble point (titik gelembung) suatu sistem hidrokarbon
didefinisikan sebagai tekanan tertinggi dimana gelembung gas mulai pertama kali
terbebaskan dari minyak. Harga ini ditentukan secara eksperimen terhadap
minyak mentah dengan melakukan test ekspansi constant-composition (test flash
liberation). Apabila pengukuran laboratorium tidak tersedia untuk menentukan
tekanan bubble point, maka dapat digunakan korelasi Standing. Secara
matematis, tekanan bubble point dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan :
Dimana :
Pb : Tekanan Bubble Point
Rs : Kelarutan Gas dalam Minyak

2.7 Faktor Volume Formasi


1. Faktor Volume Formasi Gas

21
Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai volume minyak
dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel
minyak termasuk gas yang terlarut, atau dengan kata lain sebagai perbandingan
antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoar dengan
volume minyak6 pada kondisi standard (14,7 psi, 60 °F). Satuan yang digunakan
adalah bbl/stb.
Perhitungan Bo dengan persamaan empiris Standing dinyatakan dengan
persamaan:
Dimana :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
gg = specific gravity gas, lb/cuf
T = temperatur, oF.
2.8 Viskositas
1. Viskositas Minyak
Viskositas minyak (mo) didefinisikan sebagai ukuran ketahanan minyak
terhadap aliran, atau dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu ukuran
tentang besarnya keengganan minyak untuk mengalir, dengan satuan centi poise
(cp) atau gr/100 detik/1 cm.
Secara matematis, besarnya viskositas dapat dinyatakan:
Dimana :
m = viskositas, gr/(cm.sec)
F = shear stress
A = luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
= gradient kecepatan, cm/(sec.cm)
1. Viskositas Gas
Viskositas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran. Viskositas gas
hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada viskositas gas non hidrokarbon. Bila
komposisi campuran gas alam diketahui, maka viskositasnya dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan :
Dimana :
mg = viskositas gas campuran pada tekanan atmosfer
mgi = viskositas gas murni
Yi = fraksi mpl gas murni
Mi = berat molekul gas murni

2.9 Kompressibilitas
1. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat
adanya perubahan tekanan. Rumus yang disesuaikan dengan aplikasi di lapangan,
yaitu :
Dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoar

22
Pi = tekanan reservoar
Pb = tekanan bubble point.
Kompressibilitas minyak dibawah titik gelembung ( pada kondisi bubble
point )akan membesar bila dibandingkan dengan ketika berada diatas titik
gelembung, hal ini dapat dijelaskan karena turunnya tekanan, gas akan
membebaskan diri dari larutan. Volume minyak yang tertinggal akan berkurang
dengan turunnya tekanan akibatnya volume fluida hidrokarbon total yang terdiri
dari minyak dan gas alam lambat laun terjadi lebih banyak seiring dengan
turunnya tekanan dan ini menyebabkan kompressibilitas sistem menjadi lebih
tinggi dibandingkan dengan kompressibilitas cairan minyaknya sendiri.
2. Kompressibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
Kompresibilitas gas didapat dengan persamaan :
Dimana :
Cg = kompresibilitas gas, psi-1
Cpr = pseudo reduced kompresibilitas
Cpc = pseudo critical pressur

a. Proses Pemisahan (Separation Processes)

Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya


sederhana tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.

Proses pemisahan tersebut adalah :

1. Destilasi

Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan


atmosfer, fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih
tinggi dimana zat-zat hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara
suhu 375 -400°C) karena itu lebih baik jika minyak pelumas disuling
dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan tekanan diperoleh dengan
menggunakan sebuah pompa vakum (vacum pump).

23
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya
lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi
tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi
akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang
lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah
komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut
gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi
parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai
berikut :

2. Absorpsi

← Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih


tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami
dari gas-gas basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas
sebagai hasil dari pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang
oleh tanaman. Steam stripping pada umumnya digunakan
3. Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
- Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat
dicampurkan pada bensin.
- Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat
ringan (misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen, metana, etana)
dan fraksi yang lebih berat yaitu yang mempunyai komponen-
komponen yang lebih tinggi.
- Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai
gas ampas dari suatu instalasi penghalus.
3. Adsorpsi

24
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari
gas.

Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah :

- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline)


dari gas-gas buni, dalam hal ini digunakan arang aktif.
- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan
hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat
untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
4. Filtrasi

Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang


mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk
decolorisasi fraksi.

5. Kristalisasi

Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan


ukuran kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan
dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.

6. Ekstraksi

Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan


tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang
berbeda.

b. Proses Konversi (conversion processes)

Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara konversi di USA,


mekanisme yang terjadi berupa pembentukan "ion karbonium" dan
"radikal bebas". Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar
yang penting:

1. Cracking atau Pyrolisis

Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan molekul-


molekul hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
dengan adanya pemanasan atau katalis.

C7H15C15H30C7H
15 C7H16 + C6H12CH2 + C14H28CH2

25
minyak gas berat gasolin gasalin (anti knock) recycle stock

Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka


hidrokarbon parafin akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen dan
salah satunya berupa olefin. Semua reaksi cracking adalah endotermik
dan melibatkan energi yang tinggi. Proses cracking meliputi:

* Proses cracking thermis murni

Pada pelaksanaannya tidak mungkin mengatur produk yang


dihasilkan pada suatu proses crackingi, biasanya selain menghasilkan
bensin (gasoline) juga mengandung molekul-molekul yang lebih kecil (gas)
dan molekul-molekul yang lebih besar (memiliki titik didih yang lebih
tinggi dari bensin).

Proses cracking dilakukan untuk menghasilkan fraksi-fraksi bensin


yang berat yaitu yang mempunyai bilangan oktan yang buruk karena
umunya bilangan oktan itu meningkat jika titik didihnya turun. Maka pada
cracking bensin berat akan diperoleh suatu perbaikan dalam kualitas
bahan pembakarnya yang disebabkan oleh 2 hal, yaitu:

- Penurunan titik didih rata-rata


- Terbentuknya alken
Oleh karena itu bilangan oktan dapat meningkat dengan sangat tinggi,
misalnya dari 45-50 hingga 75-80.

* Proses cracking thermis dengan katalisator

Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking dapat terjadi pada


suhu yang lebih rendah. Keuntungan dari proses thermis-katalisator
adalah:

- Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik karena


disebabkan oleh pendeknya waktu cracking pada suhu yang lebih
rendah.
- Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih baik.
Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses isomerisasi,
dimana alkena-alkena dengan rantai luru dirubah menjadi hidrokarbon
bercabang, selanjtnya terjadi aromatik-aromatik dalam fraksi bensin yang
lebih tinggi yang juga dapat mempengaruhi bilangan oktan.

* Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air

26
Bila minyak dengan kadar aromatik rendah dipanaskan dengan
AlCl3 bebas air pada suhu 180-2000C maka akan terbentuk bensin dalam
keadaan dan waktu tertentu. Bahan yang tidak mengandung aromatik
(misalnya parafin murni) dengan 2 atau 5% AlCl3 dapat merubah sebagian
besar (90%) dari bahan itu menjadi bensin, bagian lain akan ditingga/
sebagai arang dalam ketel. Anehnya pada proses ini bensin yang
dihasilkan tidak mengandung alkena-alkena tetapi masih memiliki
bilangan oktan yang lumayan, hal ini mungkin disebabkan kerena
sebagian besar alkena bercabang. Kerugian dari proses ini adalah :

- Mahal karena AlCl3 yang dipakai akan menyublim dan mengurai.


- Bahan-bahan yang dapat dikerjakan terbatas.
- Pada saat reaksi berlangsung, banyak sekali gas asam garam maka harus
memakai alat-alat yang tahan korosi.

2. Polimerisasi

Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu ikatan


bersama dari light gasoline.

C C katalis C C

C–C=C + C–C=C C – C – C – C = C+ C - C- C- C = C - C

suhu /tekanan C C C

rantai pendek tidak jenuh rantai lebih panjang

Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon yang


dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang bisa digunakan
sebagai:

Bahan bakar motor dan Bahan dasar utama dalam proses


polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon tidak jenuh) yang diperoleh dari
cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen, isobutilen.

CH3 CH3 CH3 H3PO4

27
2CH3 – C - CH2 CH3 - C - CH2 -C= CH2 C12H24

CH3 tetramer atau tetrapropilen

Isobutelin diisobutilen (campuran isomer)

3. Alkilasi
Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari aromat atau
hidrokarbon parafin.

C katalis C

C= C + C-C -C C-C -C-C

etilen isobutan 2,2-dimetilbutan atau neoheksan

(unsaturated) (isounsaturated) ( saturated branched chain)

Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan


polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need
be unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak
mengandung olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini

28
didasarkan pada reaktifitas dari karbon tersier dari isobutan dengan
olefin, seperti propilen, butilen dan amilen

2.6 Dampak Pembakaran Bahan Bakar


Selain memberikan maanfaat yang besar untuk membuat kehidupan
manusia menjadi lebih baik dan lebih mudah, misalnya minyak bumi dapat
menghasilkan bahan bakar seperti bensin, yang dapat beguna untuk bahan bakar
kendaraan bermotor. Tetapi dibalik itu semua, ternyata minyak bumi juga
memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan, misalnya asap kenalpot
kendaraan, dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu
meyebabkan pencemaran udara. Dampak tersebut ditimbulkan karena
penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, pembakaran
minyak bumi dapat dibedakkan menjadi 2 jenis, yaitu:
Pembakaran sempurna : hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen
membentuk gas karbon dioksida dan air. Jika dalam bahan bakar tersebut
mengandung nitrogen, sulfur atau besi, maka pembakaran sempurna akan
menghasilkan nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi (III) oksida.
CxHy + O2 ---> CO2 + H2O
Pembakaran tidak sempurna : hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen
membentuk gas karbon monoksida dan air, serta beberapa senyawa lainnya
seperti nitrogen oksida.
CxHy + O2 ---> CO + H2O
Setelah sedikit menjelaskan mengenai pembakaran sempurna dan tidak
sempurna, sekarang kita akan membahas tentang dampak pembakaran minyak
bumi pada kendaraan.
Salah satu bahan bakar yang dipakai pada kendaraan yaitu bensin. Bensin
adalah fraksi hasil pengolahan minyak bumi yang memiliki jumlah atom C yaitu
C5 – C10 dan memiliki titik didih 40℃-180℃ . Asap knalpot mengandung
berbagai macam zat pencemar.
Zat pencemar hasil pembakaran bahan bakar pada kendaraan, yaitu gas-
gas seperti karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, nitrogen
oksida, sulfur dioksida, dan timbal. Gas tersebut adalah gas yang dapat
menyebabkan pencemaran udara yang berdampak besar bagi kehidupan
manusia dan lingkungan, yang satu persatu gas-gas tersebut akan kita bahas.
Gas karbon monoksida(CO): gas karbon monoksida adalah gas yang
bersumber dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Karena
pembakaran yang tidak sempurna itu, berdampak pada lingkungan yaitu bersifat
racun dan dapat menyebabkan kematian jika konsentrasi CO di udara mencapai
0,1%. Serta dampak terhadap manusia yaitu menimbulkan sakit kepala dan
gangguan pernapasan.
Gas karbon dioksida (CO2): gas karbon dioksida adalah gas yang
bersumber dari pembakaran bahan bakar sempurna. Walaupun termasuk gas
yang berasal dari pembakaran sempurna, tetapi gas tersebut berdampak negatif

29
terhadap lingkungan. Dampak negatif tersebut yaitu terjadinya pemanasan
global/efek rumah kaca.
Oksida Nitrogen (NO, NO2): gas yang bersumber dari pembakaran bahan
bakar pada suhu tinggi dimana nitrogen dalam udara ikut teroksidasi. Dampak
negatif yang terjadi terhadap lingkungan yaitu Hujan asam dan smog
fotokimia serta menghasilkan asap kabut yang menyebabkan tumbuhan layu dan
gangguan pernapasan.
-Sulfur dioksida (SO2): gas sulfur dioksida adalah gas yang dapat menimbulkan
iritasi saluran pernapasan, iritasi mata, batuk, dan hujan asam.
Timbal (Pb): Timbal bersumber dari penggunaan bensin yang mengandung aditif
senyawa timbal. Dampak yang terjadi terhadap lingkungan yaitu bersifat racun
terhadap udara yang menyebabkan pencemaran udara. Serta dampak yang
ditimbulkan terhadap manusia yaitu iritasi kulit, gatal-gatal, mata perih, infeksi
saluran pernapasan, memicu serangan jantung, merusak ginjal, dan
memengaruhi kemampuan otak.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak Bumi adalah salah satu Sumber Daya Alam dengan berbagai
manfaat. Terbentuk dari berbagai fosil yang diuraikan oleh bumi.Tersusun dari
Alkana, Alkena, Hidrokarbon Aromatik, Sikloalkana, dan beberapa senyawa lain.
Diolah dengan proses Destilasi Bertingkat untuk menghasilkan berbagai
produk.Namun karena jumlahnya terbatas sehingga kita perlu
menghematnya.Ditambah dengan polusi hasil pembakaran olahannya yang tidak
begitu ramah lingkungan. Adapun beberapa Sumber Daya Alam Alternatif yang
bila diolah dengan baik, akan tidak kalah dengan Minyak Bumi.

3.2 Saran
Saran saya adalah kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam
dan menjaganya dengan baik, seperti halya dalam minyak bumi , seharusnya kita
sebagai manusia khususnya bagi para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak
mengeksplorasi secara besar- besaran karena minyak bumi merupakan energi
yang tak terbarukan dan membutuhkan jutaan tahun untuk
mendapatkannya.Selain itu kan masih banyak energi yang bisa menggantikan
minyak bumi, maka itu harus di kembangkan. Dan yang pasti lebih ramah
lingkungan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Penerbit Grafindo Media
Pratama
Rufaida, Dyah, dkk. 2012. Kimia SMA/MA Kelas X Semester 2. Klaten: Intan
Pariwara Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bum; dan Hasil Minyak Bumi,
Penggalian, Pengerjaan dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik: Jakarta.
Wiseman, Peter. 1983. An Introduction to Industrial Organic Chemistry. Second
Edition. Applied Science Publisher: London

31

Anda mungkin juga menyukai