Anda di halaman 1dari 5

PENGAMBILAN CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

P.HRD.012 01 1 dari 4
PENGAMBILAN CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

P.HRD.012 01 2 dari 4

Pengertian
1. Cuti Tahunan adalah hak cuti bekerja selama dua belas hari kerja
setelah karyawan melalui masa kerja 12 ( dua belas ) bulan berturut-
turut.
2. Cuti khusus adalah hak cuti bekerja diluar cuti tahunan untuk
kepentingan yang sangat perlu dan bersifat mendadak sesuai dengan
kriterianya masing-masing.
3. Cuti melahirkan adalah hak cuti yang diberikan kepada karyawati untuk
keperluan melahirkan.
4. Cuti diluar tanggungan adalah hak cuti yang diberikan hanya atas
kebijaksanaan Direktur untuk hal –hal yang tidak dibahas pada hak cuti
tahunan dan cuti khusus.
5. Cuti bersama adalah cuti hari raya keagamaan yaitu Hari Raya Idul Fitri
dan Hari Raya Natal yang ketentuannya diatur tersendiri sesuai
kebijakan dari Direktur Rumah Sakit, yang memotong hak cuti tahunan.
6. Cuti Ibadah Haji adalah cuti khusus yang diberikan kepada karyawan
untuk melaksanakan ibadah haji.

Tujuan
Memberikan pengertian tentang tata cara pengambilan dan pengajuan hak
cuti meliputi cuti tahunan, cuti khusus, cuti melahirkan, dan cuti diluar
tanggungan.

Kebijakan
Peraturan Perusahaan RSU Mitra Plumbon Pasal XI tentang Hak Cuti.

Prosedur
1. Cuti tahunan dapat diambil secara bertahap, bagi karyawan yang telah
mendapatkan hak cutinya sebanyak 12 (dua belas) hari selama masa
kerja 1 tahun.
2. Setiap karyawan akan memiliki kartu cuti (F.HRD.013) pada saat sudah
mendapatkan hak cuti tahunan yang berlaku selama 1 (satu) periode
cuti tahunan,dan akan diperbaharui pada periode cuti tahunan
berikutnya yang pengarsipannya dikelola oleh Sub Bagian HRD.
3. Karyawan yang hendak mengajukan cuti tahunan wajib mengisi kartu
cuti (F.HRD.013) yang tersedia di Sub Bagian HRD.
4. Pengajuan cuti tahunan bagi karyawan yang berdinas shift diajukan
PENGAMBILAN CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

P.HRD.012 01 3 dari 4

paling lambat 1 (satu) bulan sebelum bulan pengajuan dan atau cuti
sudah tercantum pada jadwal dinas yang diterima Sub Bagian HRD.
5. Pengajuan cuti tahunan bagi karyawan non shift diajukan paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum tanggal pengajuan cuti.
6. Setelah kartu cuti (F.HRD.013) diisi kemudian karyawan yang
mengajukan, meminta persetujuan dari Kepala Bagian / Kepala
Bidang / Kepala Sub Bagian / Kepala Perawatan / Kepala Seksi / Kepala
Instalasi / Koordinator yang bersangkutan.
7. Apabila disetujui dapat langsung diserahkan pada Sub Bagian HRD
untuk diverifikasi sisa cuti tahunan yang belum diambil kemudian
diinput pada program absensi karyawan.
8. Apabila permohonan cuti ditunda atau tidak disetujui maka kartu cuti
tetap dikembalikan kepada Sub Bagian HRD untuk di arsipkan.
9. Cuti tahunan dapat diambil secara bertahap, pengambilan cuti tahunan
paling lama 3 (tiga) hari kerja dalam 1 bulan.
10. Cuti tahunan dapat diambil untuk mendampingi keperluan yang
terdapat pada cuti khusus.
11. Pengambilan cuti tahunan 3 (tiga) hari kerja secara berturut-turut,
tidak diperkenankan untuk melakukan pertukaran libur pada periode
pengambilan cuti tersebut.
12. Bagi karyawan yang bekerja menggunakan shift, tidak diperkenankan
untuk menggambil cuti tahunan pada Hari Besar Keagamaan.
13. Bagi karyawan yang bekerja menggunakan shift pada Hari Besar
Keagamaan, hak cuti tahunan dapat diberikan di luar waktu siaga.
14. Ketentuan waktu siaga pada Hari Besar Keagamaan adalah sebagai
berikut :
a. Hari Raya Idul Fitri : 3 Hari sebelum dan 7 Hari sesudah Hari H
b. Hari Tahun Baru : 7 Hari sebelum dan 3 Hari sesudah Hari H
c. Selain ke dua Hari Besar tersebut, waktu siaga hanya pada Hari H
saja
15. Pengajuan cuti Hari Besar Keagamaan diajukan paling lambat 1(satu)
bulan sebelum tanggal pengajuan cuti.
16. Pembatalan cuti yang sudah diajukan dapat dilakukan maksimal 3
(tiga) kali dalam 1 (satu) tahun periode cuti.
17. Sisa cuti karyawan akan di ganti dengan uang sejumlah sisa hari cuti
dikalikan dengan 1,5 (satu koma lima) upah perhari dibagi satu per
PENGAMBILAN CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

P.HRD.012 01 4 dari 4

seratus tujuh puluh tiga (hari cuti x ( 1,5 x Upah/173)), bila cuti
karyawan tidak pernah diambil dalam 1 (satu) tahun selama 12 (dua
belas) hari akan dikalikan 2 (dua) upah perhari dibagi satu per seratus
tujuh puluh tiga. (hari cuti x ( 2 x Upah/173))
18. Karyawan yang hendak mengajukan cuti khusus , cuti melahirkan
mengambil formulir permohonan ijin/cuti (F.HRD.043) di Sub Bagian
HRD.
19. Cuti melahirkan diberikan 1,5 (satu setengah) bulan dan selama-
lamanya 3 (tiga) bulan apabila ada persetujuan dari pihak perusahaan
dan atau dengan alasan medis dokter spesialis terkait.
20. Pengajuan cuti khusus, cuti melahirkan dapat dilakukan pada
hari/tanggal yang sama pada saat karyawan mengambil cuti khusus
tersebut atau hari pertama karyawan tersebut masuk kembali untuk
bekerja.
21. Selama masa cuti melahirkan, karyawan menerima hak upah penuh
serta tunjangan yang diperolehnya, kecuali pendapatan insentif yang
tidak berhak diterima.
22. Formulir cuti yang telah diisi dimohonkan persetujuannya pada Kepala
Bagian / Kepala Bidang / Kepala Sub Bagian / Kepala Perawatan /
Kepala Seksi / Kepala Instalasi / Koordinator yang bersangkutan.
23. Atas pertimbangan kepentingan dan peraturan perundangan yang
berlaku maka formulir pengajuan cuti khusus dan cuti melahirkan
cenderung dapat disetujui oleh Kepala Bagian / Instalasi / Sub Bagian.
24. Formulir yang telah disetujui diserahkan kepada Sub Bagian HRD untuk
kemudian di input pada program absensi.
25. Permohonan cuti diluar tanggungan dan cuti ibadah haji, diajukan
dengan surat tertulis yang diketahui oleh atasannya setingkat Kepala
Bidang / Kepala Bagian, selanjutnya diserahkan kepada Sub Bagian HRD
untuk didisposisikan kepada Direktur Rumah Sakit.
26. Permohonan cuti ibadah haji diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Memiliki kondisi sehat jasmani dan rohani pada saat akan
melaksanakan ibadah haji
b. Kondisi rumah sakit dalam keadaan stabil, dan memungkinkan
untuk ditinggalkan oleh yang bersangkutan pada saat
melaksanakan ibadah haji
c. Karyawan tetap dengan masa kerja minimal 5 (lima) tahun
PENGAMBILAN CUTI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

P.HRD.012 01 5 dari 4

27. Selama masa cuti ibadah haji karyawan hanya mendapatkan upah dan
tunjangan lainnya, namun tidak berhak mendapatkan insentif sampai
dengan masa cuti ibadaha haji berakhir.
28. Persetujuan permohonan cuti di luar tanggungan adalah wewenang
penuh kebijakan Direktur Rumah Sakit.
29. Selama masa cuti diluar tanggungan, karyawan tidak berhak menerima
upah, tunjangan, serta insentif yang diperolehnya sampai masa cuti
diluar tanggungan berakhir.
30. Setelah selesai masa cuti diluar tanggungan, karyawan yang
bersangkutan melapor ke Sub Bagian HRD bahwa telah aktif bekerja
kembali dan melakukan pendataan ulang.
31. Apabila karyawan tidak menepati hari mulai bekerja sesuai dengan
formulir permohonan cuti, maka karyawan tersebut dianggap mangkir.
32. Sanksi bagi karyawan yang mangkir dijelaskan dalam prosedur
Pemberian Sanksi Karyawan.

Unit Terkait
Seluruh Unit

Dokumen Terkait
1. Kartu Cuti (F. HRD.013)
2. Permohonan Cuti/Izin (F.HRD.043)

Anda mungkin juga menyukai