BAB I
PENDAHULUAN
(Depdiknas, 2008:106).
bahasa.
(Tarigan, 2008: 1). Salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh
pula; dan apabila dasar itu kurang baik, maka dapat diperkirakan hasil
karena itu, keterampilan menulis perlu diajarkan sejak awal pada peserta
160
sendirinya, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
satu Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik pada
penulisnya (Suparno dan Yunus, 2007: 1.11). Oleh karena itu, peserta
September 2015, bahwa hasil belajar menulis pada siswa kelas II SDN
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65. Hal
162
dengan temannya.
83, dengan rerata kelas 63,43 yang secara umum masih belum
antusias.
2011:81).
foto, peserta didik akan lebih aktif berinteraksi. Disamping itu, peserta
dengan baik dan benar. Sehingga hasil belajar peserta didik akan
meningkat.
media foto?
Kabupaten Cirebon?
Kabupaten Cirebon?
2007: 81-82):
Kabupaten Cirebon.
Kabupaten Cirebon.
Cirebon.
Kabupaten Cirebon.
1. Siswa
media foto, siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan temannya, dan
2. Guru
yang tepat.
3. Lembaga/sekolah
Cirebon.
169
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
bahasa merupakan sistem tanda bunyi ujaran yang bersifat arbitrer atau
yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya (Santosa, 2008:
1.3).
aturan, pola dan kaidah tertentu yang harus ditaati agar dapat dipahami.
dan pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka
1.6).
mempengaruhi.
Orang tidak akan dapat berbicara jika tidak dapat menyimak. Demikian
pula, orang tidak akan dapat menulis tanpa terlebih dahulu dapat membaca.
melalui proses belajar. Oleh karena itu sering disebut dengan keterampilan
yang lain.
8). Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik
yang lain. Salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus
oleh tangan. Menulis dapat diartikan sebagai suatu cara berkomunikasi dan
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
atau pemikiran.
yang dapat diambil dari kegiatan menulis antara lain adalah: (1)
mengumpulkan informasi.
diharapkan dapat dikuasai oleh anak usia sekolah dasar sejak dini melalui
baik.
175
menjadi lima, yaitu: (1) deskripsi (pemerian), (2) narasi (penceritaan atau
menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud
imajinasi pembaca.
menggugah.
ini diantara-
menggunakan gaya bahasa yang tepat, dan pilihan kata (Slamet, 2007: 106-
digunakan dalam penelitian ialah (1) isi atau gagasan, (2) susunan kalimat,
(3) penggunaan kosakata, (4) penggunaan ejaan, dan (5) penggunaan tanda
menulis deskripsi pada penelitian ini antara lain: (1) kerapian tulisan, (2)
kesesuaian judul, (3) isi atau gagasan yang dikemukakan, (4) diksi dan
terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di
dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan
pengalaman yang baru, yang dapat membawa manusia ke arah yang lebih
baik.
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Lebih lanjut Gagne, Briggs, dan Wagner (dalam
jangka panjang.
tumbuhnya proses
belajar antardidik dan pendidik yang dinamis dan terarah (Riyanto, 2010:
62). Anitah (2009: 1.9) menjelaskan bahwa prinsip belajar terdiri atas: (1)
motivasi, (2) perhatian, (3) aktivitas, (4) balikan, dan (5) perbedaan
individual.
181
pada pelajaran, proses belajar semakin baik, dan hasilnya akan baik pula.
Oleh karena itu, perhatian merupakan salah satu faktor yang tidak bisa
diabaikan.
manusia belajar menuju arah yang positif, maka hasilnya pun menyebabkan
belajar, ketiga ciri tersebut adalah: (1) proses, belajar merupakan proses
mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan; (2) perubahan
lingkungan fisik maupun sosial. (Anitah, 2009: 1.3). Ciri-ciri belajar yang
lain juga dijelaskan oleh Baharuddin dan Wahyuni (2010: 15-16), yaitu (4)
perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
dan (5) pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan, sesuatu yang
dirinya telah memiliki sesuatu yang baru di dalam dirinya, baik itu
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan
diamati antara lain adalah (1) keterampilan guru, (2) aktivitas siswa, dan (3)
183
hasil belajar.
a. Keterampilan Bertanya.
berpikir.
ingin mengubah tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar, berprestasi,
respon yang negatif (hukuman) bertujuan agar tingkah laku yang kurang
3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa (Djamarah, 2010: 124).
d. Keterampilan Menjelaskan.
185
benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum
pengetahuan dari buku atau sumber lain. Oleh karena itu, guru perlu
media foto adalah (1) analisis dan perencanaan menjelaskan, yang berisikan
isi dan penerima pesan; dan (2) penyajian suatu penjelasan, yang berisikan
2010: 133-135).
pelajaran dapat dilakukan guru dengan meninjau kembali materi yang telah
186
belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik
keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) luwes, (5) penekanan pada
162).
setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru
keterampilan guru seharusnya dikuasai oleh seorang guru, baik itu guru
mengadakan evaluasi.
permainan, dan
membuat keputusan.
dasarnya aktivitas siswa terdiri dari aktivitas fisik dan mental. Dimana dari
lain:
Hasil belajar adalah prestasi yang dicapai oleh peserta didik setelah me-
kegiatan belajarnya berhasil atau tidak dengan adanya hasil belajar tersebut.
Oleh karena itu, hasil belajar adalah indikator tercapainya suatu tujuan.
didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dan Anni, 2009: 85). Hasil
dan kecerdasan logika-matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau
191
dan musikal).
strategi merupakan taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar
dalam proses belajar bahasa, sehingga peserta didik dapat lebih leluasa
lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Lebih
pengajaran.
pembelajaran adalah siasat atau taktik yang digunakan oleh guru untuk
Pair-Share (TPS).
strategi ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas
(Huda, 2011: 136). Strategi ini memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri
cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas, yang
memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk merespon dan
bagian berpikir.
Kerja.
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Lebih lanjut, Gagne dan
yang terdiri atas: buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,
film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer
Sependapat dengan Gagne dan Briggs, Rifa’i dan Anni (2009: 196)
tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2011: 15). Levie dan Lentz
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (1) fungsi atensi, (2) fungsi
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar, gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif media
terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks
untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan
fungsi dan manfaat. Selain sebagai alat untuk menyampaikan materi ajar,
pembelajaran di kelas, media tersebut antara lain (1) media grafis (media
dua dimensi), (2) media tiga dimensi, (3) media proyeksi, dan (4)
2010: 2).
poster, kartun, dan komik. Media tiga dimensi meliputi model padat (solid
model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, dan
diorama. Media proyeksi meliputi slides, film strips, film, dan OHP.
197
suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini, Ia
2. Media audio-still-visual, (suara dan objek yang dapat dilihat namun tidak
5. Media still-visual (objek dan tidak ada gerakan), contoh: film strip.
media visual, media audio dan objek nyata yang disajikan sedemikian rupa
pembelajaran.
pembelajaran berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf berfikir peserta didik, artinya dalam memilih media
juga harus memikirkan apakah sesuai dengan taraf berfikir peserta didik
“photography”, yang berasal dari kata Yunani yaitu “photos” (cahaya) dan
fotografi.htm).
penelitian.
pewarnaan, serta kualitas teknik yang memadai (Sudjana dan Rivai, 2010:
94-95).
Menurut Edgar Dale (dalam Sudjana dan Rivai: 2010), foto dapat
beralih kepada tahapan yang lebih konkret yaitu lambang visual (visual
1) Beberapa gambar foto sudah cukup memadai akan tetapi tidak cukup besar
untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai
1) Foto akan dicetak dalam bentuk yang cukup besar, bisa juga foto
2) Foto yang digunakan terdiri dari foto yang pengambilan gambarnya dari
2008: 6). Oleh karena itu, empat keterampilan berbahasa harus dikuasai
menulis.
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
jalan praktik dan banyak latihan (Tarigan: 2008). Sehingga, peserta didik
yang akan dipelajari. Melalui bantuan dari media foto, diharapkan siswa
Sedangkan media foto di sini terdiri dari beberapa foto yang diambil
dari potret asli kehidupan nyata di lingkungan sekitar peserta didik yang
siswa diminta untuk mendeskripsikan gambar apa yang terdapat dalam foto
tersebut. Foto yang dipakai adalah foto yang menggambarkan suatu objek
ditampilkan.
4. Guru membagikan foto pada setiap pasangan dan meminta setiap pasangan
mendeskripsikan gambar apa yang ada pada foto.
(2) teori belajar kognitivisme, (3) teori belajar konstruktivisme, dan (4) teori
menerapkan strategi Think-Pair- Share dan media foto adalah teori belajar
belajar lebih sekedar mengingat (Rifa’i dan Anni, 2009: 137). Peserta didik
demi sedikit, sehingga hasil belajarnya tampak seperti apa yang diharapkan.
peserta didik diharapkan dapat berinteraksi dengan peserta didik lain untuk
pembelajaran.
foto digunakan untuk menarik minat dan perhatian siswa agar proses
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada aspek keterampilan
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
3. Subyek Penelitian
sebanyak 35 siswa dan satu orang siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran.
211
B. Rancangan Penelitian
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancang
an
Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana
Refleksi
yang direvisi
Tindakan/ Putaran 3
Observasi
Rencana
Refleksi
yang direvisi
Tindakan/
Observasi
212
3. Refleksi, yakni berupa kajian hasil atau dari tindakan yang dilakukan
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa
5.Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah
observasi pengolahan model pembelajaran observasi aktivitas siswa dan guru, dan
tes formatif.
214
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan
berikut:
216
BAB IV
yang baik pula, adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
pada Materi Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SDN I Banjarwangun Kec. Mundu
Kabupaten Cirebon.
Bertitik tolak dari rumusan masalah tersebut maka penulis menetapkan tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis Deskripsi
siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap
siklus.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data model
belajar
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
\Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
Cirebon dengan jumlah siswa 35 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa SDN I Banjarwangun Kec. Mundu
Kabupaten Cirebon
Pada PraSiklus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 19 70 √
2 50 √ 20 50 √
218
3 60 √ 21 70 √
4 50 √ 22 60 √
5 60 √ 23 50 √
6 80 √ 24 70 √
7 50 √ 25 60 √
8 90 √ 26 80 √
9 60 √ 27 50 √
10 90 √ 28 60 √
11 50 √ 29 80 √
12 60 √ 30 60 √
13 80 √ 31 90 √
14 90 √ 32 50 √
15 50 √ 33 50 √
16 50 √ 34 60 √
17 70 √ 35 80 √
18 70 √
Jumlah 1170 7 11 Jumlah 1090 7 10
Jumlah Skor 2260
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500
Rata-Rata Skor Tercapai 64.57
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 14
Jumlah siswa yang belum tuntas : 21
Klasikal : Belum tuntas
KKM : 65
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes PraSiklus
adalah 64.57 dan ketuntasan belajar mencapai 40 % atau ada 14 siswa dari 35
siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pra siklus
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥
65 hanya sebesar 40% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki
yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model
pembelajaran.
21
14
2. Siklus I
a.Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat
Cirebon dengan jumlah 35 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa SDN I Banjarwangun Kec. Mundu
Kabupaten Cirebon
Siklus 1
No.
No. Keterangan Nilai Keterangan
Nilai Urut
Urut
T TT T TT
1 70 √ 19 70 √
2 90 √ 20 50 √
3 50 √ 21 70 √
4 50 √ 22 60 √
5 60 √ 23 80 √
6 80 √ 24 90 √
7 50 √ 25 70 √
8 90 √ 26 80 √
9 60 √ 27 90 √
10 90 √ 28 70 √
221
11 70 √ 29 40 √
12 90 √ 30 60 √
13 50 √ 31 90 √
14 90 √ 32 50 √
15 50 √ 33 90 √
16 50 √ 34 70 √
17 70 √ 35 70 √
18 60 √
Jumlah 1220 9 9 Jumlah 1200 12 5
Jumlah Skor 2420
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500
Rata-Rata Skor Tercapai 69.14
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 21
Jumlah siswa yang belum tuntas : 14
Klasikal : Belum tuntas
Kkm : 65
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
69.14 dan ketuntasan belajar mencapai 60% atau ada 21 siswa dari 35 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga
pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa
juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
21
14
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat
Cirebon dengan jumlah siswa 35 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
18 60 √
Jumlah 1550 17 1 Jumlah 1450 16 1
Jumlah Skor 85.71
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500
Rata-Rata Skor Tercapai 85.71
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 40
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 33
Jumlah siswa yang belum tuntas :2
Klasikal : Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 85.71
dan dari 35 siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 94%
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi
yang telah diberikan. Pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai,
225
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model
cukup besar.
d. Revisi Pelaksanaan
Share dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
dan II) yaitu masing-masing 40%, 60%, dan 94%. Pada siklus II ketuntasan
ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
antar siswa dengn siswa, siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
cukup besar.
228
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu prasiklus (40%), siklus
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar PKn lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
ajaran 2015/2016
230
DAFTAR PUSTAKA
Rajawali Pers.
Jakarta: Universitas
Terbuka.
Kelas). Semarang:
RaSAIL Media Group.
Sumber Online:
http://www.kataberita.com/foto/fotografi.htm
untuk meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerita Siswa Kelas III di SDN
Toyomarto 01
Singosari Kabupaten Malang. Online. http://karya-ilmiah.um.ac.id/ index.php