Anda di halaman 1dari 19

BANK SENTRAL (BANK INDONESIA)

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN LEMBAGA


KEUANGAN

DISUSUN OLEH :

ENY OKTAVIA (201510170311309)

RIZKA AULIA RAMADHANI (201510170311335)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bank Sentral” tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada (Riska ) selaku Dosen Manajemen
Lembaga Keuangan atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada
kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Malang, 16 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 2

C. TUJUAN ......................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. GAMBARAN UMUM BANK INDONESIA ................................................................ 3

B. STATUS DAN KEDUDUKAN BANK INDONESIA .................................................. 5

C. TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA .............................................................. 6

D. TUJUAN MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MONETER .... 6

E. HUBUNGAN BANK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH DAN


INTERNASIONAL................................................................................................................ 8

F. KLIRING BANK INDONESIA, KEGIATAN DAN SISTEM KLIRING .................. 12

BAB III .................................................................................................................................... 14

PENUTUP................................................................................................................................ 14

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14

REFERENSI ............................................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah bank sentral Indonesia sebelum De Javasche Bank dinasionalisasi dan resmi
menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953, sebenarnya memiliki kisah tersendiri jauh
sebelumnya. Pada tahun 1945 sebenarnya telah dibentuk suatu yayasan yang disebut
Jajasan Poesat Bank Indonesia yang diharapkan menjadi cikal bakal Bank Indonesia yang
nantinya akan berfungsi sebagai bank sirkulasi bagi Indonesia menggantikan fungsi De
Javasche Bank

Bank Sentral berdasarkan Penjelasan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 adalah


lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang
sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta
menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort. Bank Indonesia sebagai bank sentral
memiliki tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, dan tidak melakukan
fungsi dan atau kegiatan intermediasi sebagaimana halnya yang dilakukan oleh bank pada
umunya. Dalam rangka mendukung tugas-tugasnya, bank sentral dapat melakukan
aktivitas perbankan yang dianggap perlu. Berdasarkan Pasal 23 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945, di Indonesia hanya ada satu bank sentral yaitu Bank Indonesia dan
berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana gambaran umum mengenai Bank Indonesia?
2) Bagaimana status dan kedudukan Bank Indonesia?
3) Apa saja tujuan dan tugas dari Bank Indonesia?
4) Bagaimana tujuan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter?
5) Bagaimana hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah dan internasional?
6) Bagaimana kliring Bank Indonesia, kegiatan dan sistem kliring?

C. TUJUAN

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat diketahui tujuan yang akan diuraikan
dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui gambaran umum mengenai Bank Indonesia
2) Untuk mengetahui status dan kedudukan Bank Indonesia
3) Untuk mengetahui tujuan dan tugas dari Bank Indonesia
4) Untuk mengetahui tujuan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
5) Untuk mengetahui hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah dan internasional
6) Untuk mengetahui kliring Bank Indonesia, kegiatan dan sistem kliring

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM BANK INDONESIA

Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas
harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini
dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu
nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada
nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero
inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah
uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan
otoritas yang dimilikinya.
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini memiliki
nama lain De Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia Belanda. Sebagai bank
sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Visi Bank Indonesia


Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan
nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang
stabil.

Misi Bank Indonesia


 Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
 Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber
pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian nasional.

3
 Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi
terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan
memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
 Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung
tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola
(governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan
UU

Sasaran Stategis

Untuk mewujudkan Visi, Misi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia
menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :

 Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran

 Menjaga stabilitas nilai tukar

 Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien

 Menjaga SSK yang didukung dengan penguatan surveillance SP

 Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien, dan sinergis

 Memelihara SP yang aman, efisien, dan lancar

 Memperkuat pengelolaan keuangan BI yang akuntabel

 Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan SI, kultur, dan
governance

 Mempercepat ketersediaan SDM yang kompeten

 Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif BI

 Memantapkan kelancaran transisi pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK

4
B. STATUS DAN KEDUDUKAN BANK INDONESIA

 Lembaga Negara Yang Independen


Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen
dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu Undang-Undang No. 23/1999 tentang
Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini
memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan
bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya.
Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai
otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan
mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban
untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun
juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah
memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan
Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank
Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan
Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank
Indonesia berada di luar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut
diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai
otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

 Sebagai Badan Hukum


Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hokum
perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank
Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan
pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan
tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat
bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

5
C. TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA

Tujuan Tunggal
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan
laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk
memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung
jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan
dapat diukur dengan mudah.

Tiga Pilar Utama


Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
 Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

D. TUJUAN MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MONETER


Sebagai Lender of The Last Resort
Sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas pengendalian moneter, Bank Indonesia
juga mempunyai fungsi sebagai lender of the last resort yang memungkinkan Bank
Indonesia membantu kesulitan pendanaan jangka pendek yang dihadapi bank. Dalam
kaitan ini, bank Indonesia hanya membantu untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka
pendek karena adanya mismatch, yaitu jumlah arus dana masuk lebih kecil dari jumlah
arus dana keluar.
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan fasilitas pendanaan yang dimaksud, yang
pada gilirannya akan dapat mengganggu efektifitas pengendalian moneter, maka
pemberian fasilitas pendanaan yang dimaksud dibatasi selama-lamanya 90 hari.

6
Pendanaan tersebut harus dijamin dengan surat berharga yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan, misalnya surat berharga dan/atau tagihan yang diterbitkan oleh
pemerintah atau badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil
penelitian lembaga pemeringkat yang kompeten dan sewaktu-waktu dapat mudah
dicairkan. Apabila pendanaan tersebut tidak dapat dilunasi pada saat jatuh tempo, Bank
Indonesia sepenuhnya berhak mencairkan jaminan yang dikuasainya.

Penetapan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia melaksanakan keijakan nilai tukar berdasarkan nilai tukar yang
diterapkan. Penetapan nilai tukar dilakukan oleh Pemerintah dalam bentuk Keputusan
Presiden berdasarkan usul Bank Indonesia. Kewenangan Bank Indonesia dalam
melaksanakan kebjakan nilai tukar ini antara lain dapat berupa:
a. Sistem nilai tukar tetap berupa devaluasi atau revaluasi terhadap mata uang asing;
b. Sistem nilai tukar mengambang berupa investasi pasar
c. Sistem niai tukar mengambang terkendali berupa penetapan nilai tukar harian serta
pita intervensi
Bank Indonesia melakukan pengelolaan cadangan devisa negara. Yang dimaksud
dengan cadangan devisa di sini adalah cadangan devisa negara yang dikuasai oleh Bank
Indonesia dan tercatat pada sisi aktiva neraca Bank Indonesia yang antara lain berupa
emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri
yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran luar negeri.
Bank Indonesia dalam melakukan pengelolaan dan pemeliharaan cadangan devisa
selalu mempertimbangkan 3(tiga) asas utama dengan skala prioritas, yaitu: likuiditas
(liquidity), keamanan (security) tanpa mengabaikan prinsip untuk memperoleh
pendapatan yang optimal (profitability).
Tujuan pengeolaan dan pemeliharaan cadangan devisa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya menjaga nilai tukar. Pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh
Bank Indonesia adalah pinjaman luar negeri atas nama dan tanggung jawab Bank
Indonesia sebagai badan hukum, yang semata-mata digunakan dalam rangka pengelolaan
cadangan devisa untuk memperkuat posisi neraca pembayaran sebagai bagian dari
pelaksanaan kebijakan moneter. Dengan demikian peminjaman ini tidak mengganggu
dan tidak termasuk dalam APBN. Jumlah peminjaman tersebut disesuaikan dengan
kemampuan Bank Indonesia untuk membayar kembali.

7
Penyelenggaraan Survei
Untuk melaksanakan kebijakan moneter secara efektif dan efisien, diperlukan
data/informasi ekonomi dan keuangan yang tepat waktu dan akurat. Untuk memperoleh
data/informasi tersebut, Bank Indonesia dapat menyelenggarakan survei secara berkala
atau sewaktu-waktu yang dapat bersifat makro atau mikro. Pelaksanaan survei tersebut
dapat dilaksanakan oleh pihak lain berdasarkan penugasan Bank Indonesia. Dalam
penyelenggaraan survei, setiap badan wajib memberikan keterangan dan data yang
diperlukan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditugaskan. Bank Indonesia atau
pihak lain yang ditugaskan untuk melakukan survei tersebut wajib merahasiakan sumber
dan data individual kecuali yang secara tegas dinyatakan lain dalam undang-undang.

E. HUBUNGAN BANK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH DAN


INTERNASIONAL

Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI sebagai


lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti
Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah Agung.
Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena kedudukan BI berada di luar
pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar BI dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas Moneter secara lebih efektif dan
efisien. Meskipun BI berkedudukan sebagai lembaga negara independen, dalam
melaksanakan tugasnya, BI mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan
DPR, BPK, Pemerintah dan pihak lainnya.

Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun anggaran
menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter dan
rencana kebijakan moneter yang akan datang. Khusus kepada DPR, pelaksanaan tugas dan
wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, BI
menyampaikan rencana dan realiasasi anggaran tahunan kepada Pemerintah dan DPR.
Dalam hubungannya dengan BPK, BI wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan
kepada BPK.

8
Hubungan BI dengan Pemerintah : Hubungan Keuangan

Dalam hal hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu


menerbitkan dan menempatkan surat-surat hutang negara guna membiayai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat
hutang negara tersebut. Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir Pemerintah yang
menatausahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan Pemerintah,
dapat menerima pinjaman luar negeri untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia.

Namun demikian, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar terfokus serta
agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit kepada
Pemerintah guna mengatasi deficit spending - yang selama ini dilakukan oleh Bank
Indonesia berdasarkan undang-undang yang lama - kini tidak dapat lagi dilakukan oleh
Bank Indonesia.

Hubungan BI dengan Pemerintah : Independensi dalam Interdependensi

Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, tetap


diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan Pemerintah, sebab tugas-tugas
Bank Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan
ekonomi nasional secara keseluruhan. Koordinasi di antara Bank Indonesia dan
Pemerintah diperlukan pada sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan
dan keuangan yang berkaitan dengan tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet
tersebut Pemerintah dapat meminta pendapat Bank Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia juga dapat memberikan masukan, pendapat serta
pertimbangan kepada Pemerintah mengenai Rancangan APBN serta kebijakan-kebijakan
lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya. Di lain pihak, Pemerintah juga dapat
menghadiri Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dengan hak bicara tetapi tanpa hak
suara. Oleh sebab itu, implementasi independensi justru sangat dipengaruhi oleh
kemantapan hubungan kerja yang proporsional di antara Bank Indonesia di satu pihak dan
Pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya di lain pihak, dengan tetap berlandaskan
pembagian tugas dan wewenang masing-masing.

9
Kerjasama BI dengan Lembaga Lain

Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak bagi keberhasilan tugasnya, BI


senantiasa bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga negara dan unsur
masyarakat lainnya. Beberapa kerjasama ini dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU),
keputusan bersama (SKB), serta perjanjian-perjanjian, yang ditujukan untuk menciptakan
sinergi dan kejelasan pembagian tugas antar lembaga serta mendorong penegakan hukum
yang lebih efektif.

Beberapa Kerjasama dimaksud adalah dengan pihak-pihak sbb :

1. Departemen Keuangan (MoU tentang Mekanisme Penetapan Sasaran, Pemantauan,


dan Pengendalian Inflasi di Indonesia, MoU tentang BI sebagai Process Agent di
bidang pinjaman dan hibah luar negeri Pemerintah, SKB tentang Penatausahaan
Penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam rangka penyehatan perbankan)
2. Kejaksaan Agung & Kepolisian Negara : SKB tentang kerjasama penanganan tindak
pidana di bidang perbankan
3. Kepolisian Negara RI dan Badan Intelijen Negara : MoU tentang Pemberantasan uang
palsu
4. Menkokesra, Kementrian Koperasi dan UKM : MoU bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UMKM
5. Perhimpunan Pedagang SUN (Himdasun) : MoU tentang Penyusunan Master
Repurchase Agreement (MRA)
6. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tentang
Koordinasi Pengelolaan Uang Negara

Hubungan Kerjasama Internasional Yang Dilakukan Bank Indonesia

BI menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga internasional yang diperlukan


dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun
Pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan. BI menjalin
kerjasama internasional meliputi bidang-bidang :

1. Intervensi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing


2. Penyelesaian transaksi lintas negara
3. Hubungan koresponden

10
4. Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas selaku
bank sentral
5. Pelatihan/penelitian di bidang moneter dan sistem pembayaran.

Keanggotaan Bank Indonesia di beberapa lembaga dan forum internasional atas nama
Bank Indonesia sendiri antara lain :

1. The South East Asian Central Banks Research and Training Centre (SEACEN Centre)
2. The South East Asian, New Zealand and Australia Forum of Banking Supervision
(SEANZA)
3. The Executive' Meeting of East Asian and Pacific Central Banks (EMEAP)
4. ASEAN Central Bank Forum (ACBF)
5. Bank for International Settlement (BIS)

Keanggotaan Bank Indonesia mewakili pemerintah Republik Indonesia antara lain :

1. Association of South East Asian Nations (ASEAN)


2. ASEAN+3 (ASEAN + Cina, Jepang dan Korea)
3. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
4. Manila Framework Group (MFG)
5. Asia-Europe Meeting (ASEM)
6. Islamic Development Bank (IDB)
7. International Monetary Fund (IMF)
8. World Bank, termasuk keanggotaan di Intenational Bank of Reconstruction and
Development (IBRD), International Development Association (IDA) dan
International Finance Cooperatioan (IFC), serta Multilateral Investment Guarantee
Agency (MIGA)
9. World Trade Organization (WTO)
10. Intergovernmental Group of 20 (G20)
11. Intergovernmental Group of 15 (G15, sebagai observer)
12. Intergovernmental Group of 24 (G24, sebagai observer)

11
F. KLIRING BANK INDONESIA, KEGIATAN DAN SISTEM KLIRING

Kliring Bank Indonesia


Kliring adalah suatu kegiatan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik
antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan
pada waktu tertentu (Penjelasan Pasal 16 UU No. 23 Tahun 1999). Dalam penjelasan
lanjutannya, dikatakan bahwa sistem kliring antar bank meliputi sistem kliring domestik
dan lintas negara.
Dari definisi tersebut, dapat dipastikan kegiatan kliring ini adalah salah satu kegiatan
yang sangat penting bagi dunia perbankan. Tujuan diselenggarakannya kegiatan kliring itu
sendiri adalah untuk mempermudah transaksi pembayaran yang aman dan cepat.

Kegiatan Kliring

Proses penyelenggaraan SKNBI terdiri dari 2 (dua) sub sistem, yaitu :

Kliring Debet

1. Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian, digunakan untuk


transfer debet antar Bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet (cek,
bilyet giro, nota debet dan lain-lain).
2. Penyelenggaan kliring debet dilakukan secara lokal di setiap wilayah kliring oleh
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL).
3. PKL akan melakukan perhitungan kliring debet berdasarkan Data Keuangan
Elektronik (DKE) debet yang dikirim oleh peserta.
4. Hasil perhitungan kliring debet secara lokal tersebut selanjutnya dikirim ke Sistem
Sentral Kliring (SSK) untuk diperhitungkan secara nasional oleh Penyelenggara
Kliring Nasional (PKN).

Kliring Kredit

1. Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa disertai penyampaian fisik warkat
(paperless).
2. Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh Penyelenggara Kliring
Nasional.
3. Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh Penyelenggara Kliring Nasional atas dasar
Data Keuangan Elektronik kredit yang dikirim peserta.

12
Sistem Kliring

Saat ini penyelenggaraan kliring lokal di Indonesia dilakukan dengan menggunakan 4


(empat) macam sistem kliring, yaitu:

1. Sistem Manual
Sistem manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilahan warkat
dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Pada proses Sistem Manual, perhitungan
kliring akan didasarkan pda warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring
2. Sistem Semi Operasi
Sistem Semi Operasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
Pada proses ini, perhitungan kliring akan didasarkan pada DKE yang dibuat oleh
peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan.
3. Sistem Otomasi
Sistem Otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring dan pemilihan Warkat
dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi. Pada proses Sistem Operasi,
perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dibuat oleh peserta kliring
sesuai dengan warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring.
4. Sistem Kliring Nasional
SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan
kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak
dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam
pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi
pembayaran yang termasuk Retail Value Payment System (RVPS) atau transaksi
bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp.100 juta.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah, dan tidak melakukan fungsi dan atau kegiatan intermediasi
sebagaimana halnya yang dilakukan oleh bank pada umunya. Bank Indonesia mempunyai
satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan
nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang
dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Dalam hubungannya dengan
Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun anggaran menyampaikan informasi tertulis
mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang
akan datang. Khusus kepada DPR, pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan
sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR.

14
REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia

https://www.bi.go.id/id/Default.aspx

https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/edukasi/Pages/edukasi_SIKILAT.aspx

http://hentoel.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-sistem-kliring.html

https://blogaanwati.wordpress.com/2014/07/09/contoh-transaksi-kliring/

Siamat, Dahlan; Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia, 2005

15

Anda mungkin juga menyukai