BAB 1
PENDAHULUAN
yang dihadapi.
siswa. Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia harus bisa
pembelajaran.
70. Dengan kata lain, masih ada 35% siswa kelas II pada tahun
bawah KKM.
maupun psikomotor.
pesan nilai.
diri siswa, melihat nilai yang ada pada orang lain, dan
berbagai kehidupan.
bermoral tinggi.
yaitu:
Senang Bekerja?
Technique Permainan.
Technique Permainan.
pembelajarannya.
Bekerja.
semakin optimal.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
sebagai berikut:
sadar dari guru atau pengajar untuk membantu siswa agar belajar
menunjang.
alat peraga, (2) pola guru dan alat bantu dengan siswa, (3) pola
18
guru dan media dengan siswa, dan (4) pola media dengan siswa
dan kebutuhannya.
permainan.
keputusan.
berlangsung.
berikut:
bangsa lainnya.
2.1.8.1 Kejujuran
(2) Harus jujur ketika sedang tes, kita tidak boleh bertanya
(2) Kita tidak dapat dipercaya lagi baik oleh teman, guru, maupun
orang tua.
2.1.8.2 Kedisiplinan
raya.
dengan baik.
30
hari.
belajar mengajar.
optimal.
keterampilan afektif.
melalui cara yang rasional (logis) dan diterima siswa; (4) melatih
siswa dalam menerima dan menilai nilai dirinya dan posisi nilai
orang lain.
dianggap baik.
kebiasaan, (5) teknik tanya jawab, (6) teknik menilai suatu bahan
tulisan, baik dari buku maupun tulisan khusus yang dibuat guru,
inkuiri nilai.
permainan pembelajaran.
jenis permainan dalam VCT, yaitu: (1) VCT jenis daftar: baik-
VCT catatan nilai pribadi (bank data); dan (6) VCT perisai diri.
sebagai berikut:
secara berpasangan.
bagian belakangnya.
permainan.
tersebut.
(1) periode prenatal (janin dalam kandungan); (2) periode bayi; (3)
periode anak
43
(awal dan akhir); (4) periode remaja (awal dan akhir); serta (5)
Kondisi Awal
Pembelajaran PKn di sekolah hanya Hasil belajar beberapa siswa
Tindakan (Acting)
Kondisi Akhir
Guru menggunakan model
Penggunaan model pembelajaran
pembelajaran VCT Permainan
VCT Permainan,diharapkan
meningkatkan aktivitas dan hasil dalam pembelajaran PKn
belajar PKn siswa kelas II SD SD
materi Nilai Kejujuran,
Negeri Banjarwangunan
Kecamatan Mundu Kabupaten Kedisiplinan, dan Senang
Cirebon. Bekerja.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
3. Subyek Penelitian
sebanyak 29 siswa dan satu orang siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran.
47
B. Rancangan Penelitian
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancang
an
Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana
Refleksi
yang direvisi
Tindakan/ Putaran 3
Observasi
Rencana
Refleksi
yang direvisi
Tindakan/
Observasi
48
3. Refleksi, yakni berupa kajian hasil atau dari tindakan yang dilakukan
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa
5.Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah
observasi pengolahan model pembelajaran observasi aktivitas siswa dan guru, dan
tes formatif.
50
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan
berikut:
52
BAB IV
yang baik pula, adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
pada Materi Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SDN I Banjarwangun Kec. Mundu
Kabupaten Cirebon.
Bertitik tolak dari rumusan masalah tersebut maka penulis menetapkan tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Value
Kabupaten Cirebon.
aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data model
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
\Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
Cirebon dengan jumlah siswa 29 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:
54
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa SDN I Banjarwangun Kec. Mundu
Kabupaten Cirebon
Pada PraSiklus Mata Pelajaran
No.
No. Keterangan Nilai Keterangan
Nilai Urut
Urut
T TT T TT
1 60 √ 16 70 √
2 50 √ 17 50 √
3 80 √ 18 70 √
4 50 √ 19 60 √
5 60 √ 20 50 √
6 80 √ 21 70 √
7 50 √ 22 60 √
8 90 √ 23 80 √
9 60 √ 24 80 √
10 90 √ 25 60 √
11 80 √ 26 80 √
12 60 √ 27 60 √
13 80 √ 28 90 √
14 90 √ 29 50 √
15 50 √
Jumlah 1030 7 8 Jumlah 930 7 7
Jumlah Skor 1960
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2900
Rata-Rata Skor Tercapai 67.59
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 14
Jumlah siswa yang belum tuntas : 14
Klasikal : Belum tuntas
KKM : 65
55
belajar siswa adalah 67.59 dan ketuntasan belajar mencapai 48 % atau ada 14
siswa dari 29 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
pra siklus secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 48% lebih kecil dari persentase ketuntasan
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru
15.2
15
15
14.8
14.6
14.4
14.2
14
14
13.8
13.6
13.4
Prasiklus
2. Siklus I
a.Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat
Cirebon dengan jumlah 29 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa SDN I Banjarwangun Kec. Mundu
Kabupaten Cirebon
Siklus 1
No.
No. Keterangan Nilai Keterangan
Nilai Urut
Urut
T TT T TT
1 70 √ 16 70 √
2 90 √ 17 50 √
57
3 50 √ 18 70 √
4 90 √ 19 60 √
5 60 √ 20 80 √
6 80 √ 21 90 √
7 50 √ 22 70 √
8 90 √ 23 80 √
9 90 √ 24 90 √
10 90 √ 25 70 √
11 70 √ 26 90 √
12 90 √ 27 60 √
13 50 √ 28 90 √
14 90 √ 29 50 √
15 50 √
Jumlah 1110 10 5 Jumlah 1020 10 4
Jumlah Skor 2130
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2900
Rata-Rata Skor Tercapai 73.45
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 20
Jumlah siswa yang belum tuntas :9
Klasikal : Belum tuntas
Kkm : 65
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
58
73.45 dan ketuntasan belajar mencapai 69% atau ada 20 siswa dari 29 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar
secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari prasiklus.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan
bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah
mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan
model pembelajaran
20
20
15
9
10
0
Siklus I
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat
Cirebon dengan jumlah siswa 29 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
13 80 √ 28 80 √
14 90 √ 29 90 √
15 100 √
Jumlah 1320 15 0 Jumlah 1220 14 0
Jumlah Skor 2540
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2900
Rata-Rata Skor Tercapai 87.59
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 40
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 29
Jumlah siswa yang belum tuntas :
Klasikal : Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 87.59
dan dari 29 siswa yang telah tuntas sebanyak 29 siswa mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100%
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
61
memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus II ini ketuntasan secara
klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model
cukup besar.
d. Revisi Pelaksanaan
Clarification Technique dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
62
tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
meningkat dari prasiklus, I, dan II) yaitu masing-masing 48%, 69%, dan 100%.
peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus
memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa dengn siswa, siswa
63
dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan
aktif.
langah-langkah dengan model pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar PKn lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
ajaran 2016/2017
66
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.