Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan media yang
digunakan dalam mewujudkan paradigma kepemerintahan yang baik (good
governance) yang salah satu prinsipnya adalah transparansi dan akuntabilitas
kepada masyarakat. Dengan adanya Laporan Tahunan ini diharapkan dapat
memberikan informasi keuangan yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat mengukur pencapaian kinerja sesuai tujuan dan sasaran Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam mendukung visi dan misi Kementerian
Kesehatan.
Laporan Tahunan ini juga dibuat sebagai bahan evaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan pada Tahun 2016 yang dapat digunakan untuk perencanaan Tahun
2017. Dengan adanya evaluasi pelaksanaan tersebut, diharapkan dapat menjadi
pembelajaran dalam meningkatkan keberhasilan program dan mengantisipasi
kekurangan-kekurangan yang terjadi di Tahun 2016 agar tidak terulang pada Tahun
2017.
Kami menyadari Laporan Tahunan ini masih jauh dari sempurna, banyak
keterbatasan dan kelemahan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan Laporan Tahunan Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga. Semoga Laporan Tahunan ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat maupun internal Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Akhirnya puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya sehingga Laporan Tahunan ini dapat disusun. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Tahunan ini.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN ............................................. 1
A. Hambatan Tahun Lalu ............................................................. 2
B. Kelembagaan .......................................................................... 3
C. Sumber Daya .......................................................................... 8
BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA .............................................. 17
A. Dasar Hukum .......................................................................... 17
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator ................................................ 18
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN ...................................................... 20
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ............................. 20
B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi ................................ 22
C. Terobosan Yang di Lakukan .................................................. 23
BAB IV HASIL KERJA ............................................................................ 24
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran .......................................... 24
B. Pencapaian Kinerja …………………………………………….. 43
C. Realisasi Anggaran …………………………………………….. 50
BAB V PENUTUP .................................................................................. 57
Lampiran
Lampiran 1. Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja
Lampiran 2. Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga
Lampiran 3. Realisasi Dana Dekonsentrasi
Lampiran 4. Daftar Pegawai
Lampiran 5. Laporan Kondisi Barang Milik Negara
Lampiran 6. Daftar Target dan Capaian
Lampiran 7. Daftar Sasaran Puskesmas Yang Melaksanakan
Kesehatan Kerja
Lampiran 8. Daftar Sasaran Puskesmas Yang Melaksanakan
Kesehatan Olahraga
Lampiran 9. Daftar Sarana Kesehatan TKI per Desember 2016
Lampiran 10. Daftar Pos UKK yang terbentuk di wilayah PPI/TPI
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan unit Eselon II yang berada
dibawah Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga memiliki tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan kerja
dan olahraga sesuai dengan perundang-undangan. Pelaksanaan kegiatan
pembinaan kesehatan kerja dan olahraga awal tahun ditunjukkan dengan
rangkuman pelaksanaan kegiatan keseluruhan Tahun 2016. Hasil pelaksanaan
kegiatan Tahun 2017 dapat dilihat dari pencapaian indikator Renstra Tahun 2016.
Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari input sumber daya dan kelembagaan, proses
pelaksanaan kegiatan serta output menghasilkan capaian Indikator Renstra
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga antara lain :
1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
sebanyak 3.475 Puskesmas yang tersebar di 33 provinsi. Indikator tersebut tidak
dapat tercapai dikarenakan program kesehatan kerja masih berada di bawah
struktur organisasi program lain sehingga program kesehatan kerja dan
olahraga belum menjadi program yang prioritas sehingga berdampak terhadap
proses pelaporan yang berjenjang dari Puskesmas, Kabupaten/Kota dan
Provinsi. Dari 34 provinsi terdapat 1 provinsi yang belum melaporkan yaitu
provinsi Sulawesi Barat.
2. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 374 Pos UKK.
Indikator Pos UKK sangat berhasil karena dapat melebihi target yang ditetapkan
pada Tahun 2016 yaitu sebesar 355 Pos UKK. Indikator Pos UKK tercapai
melebihi target salah satunya karena adanya komitmen masyarakat dalam
mendukung tercapainya masyarakat pekerja yang sehat dan mandiri.
3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
sebanyak 100% (95 fasilitas pelayanan kesehatan).
4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada
kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak 2.434 Puskesmas dari
target sebanyak 2.926 Puskesmas. Indikator tersebut tidak dapat tercapai
dikarenakan program kesehatan kerja masih berada di bawah struktur
B. Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29
September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan tugas sehari-hari
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
Adapun rincian Laporan Barang Milik Negara selengkapnya mengenai jenis, jumlah,
keadaan/kondisi dan perkembangan (tambah/kurang) sarana dan prasarana pada
Tahun 2016.
Alokasi belanja kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai dengan
DIPA untuk pusat pada tahun 2016 setelah adanya efisiensi adalah sebesar Rp.
22.111.701.000,- (Dua puluh dua milyar).
Perbandingan alokasi anggaran pada Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
tahun 2015 dengan tahun 2016 disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2. Alokasi DIPA Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2015 dan 2016
Tahun Anggaran Alokasi
(Rp)
2015 42.696.000.000,-
2016 22.111.701.000,-
EFISIENSI 1 (APBN-P)
Rp 10.128.041.000
REFOCUSING
Rp 7129481000
EFISIENSI 2
Rp 7340000000
A. DASAR HUKUM
Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada
Bab XII Kesehatan Kerja Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja
dilaksanakan untuk melindungi pekerja di sektor formal dan informal. Hal ini berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja dan juga bagi kesehatan
pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian
Republik Indonesia. Selain itu pemerintah harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan
dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan.
Bab VI bagian Sembilan pasal 80 dan 81 menyatakan bahwa upaya kesehatan olahraga
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, peningkatan
derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, sebagai upaya dasar dalam
meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga melalui aktivitas fisik,
latihan fisik, dan olahraga. Upaya kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan
preventif dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif yang
penyelenggaraannya oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Seperti yang tertera pada Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menyatakan bahwa
tantangan pada bidang kesehatan dan gizi masyarakat adalah meningkatkan upaya promotif
dan preventif, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu anak, perbaikan gizi (spesifik dan
sensitif), mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular, meningkatkan
pengawasan obat dan makanan, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Disamping itu pembangunan kesehatan juga dihadapkan pada upaya untuk menurunkan
disparitas akses dan mutu pelayanan kesehatan, pemenuhan sarana prasarana dan tenaga
kesehatan. Secara khusus tantangan utama dalam lima tahun ke depan adalah dalam
meningkatkan kepersertaan Jaminan Kesehatan Nasional, penyiapan provider (supply side)
dan pengelolaan jaminaan kesehatan untuk mendukung pencapaian sasaran nasional.
2. Sasaran
a. Tercapainya persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
pada tahun 2016 sebanyak 50% dari seluruh Puskesmas di Indonesia yaitu sebesar
4.877 Puskesmas (50%).
b. Tercapainya jumlah Pos UKK yang terbentuk didaerah PPI / TPI sebanyak 355 Pos
UKK.
c. Tercapainya presentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi
standar sebanyak 95 sarana kesehatan (100%).
d. Tercapainya persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan keehatan
olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak 30% dari seluruh
Puskesmas di Indonesia yaitu sebesar 2.926 Puskesmas (30%).
3. Indikator
a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar.
b. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI.
c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar.
d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada
kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
melaksanakan beberapa hal yang mencakup antara lain :
1. Penguatan kebijakan mengenai Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga.
2. Penguatan fasilitas pelayanan Kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk
Pos UKK, Klinik Perusahaan) serta rujukan kesehatan kerja dan olahraga (BKKM dan
BKOM).
3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat.
4. Peningkatan Kemitraan Lintas Program/Lintas Sektor/Perusahaan dan praktisi.
5. Penguatan kesehatan kerja dan olahraga di daerah.
6. Penerapan kesehatan olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mendukung
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.
Kegiatan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran tersebut terbagi ke dalam
berbagai kegiatan utama, diantaranya yaitu:
- Penguatan peraturan terkait Kesehatan Kerja :
1. Permenkes Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit
Akibat Kerja.
2. Permenkes Nomor 57 Tahun 2016 tentang RAN Pengendalian Dampak Kesehatan
Akibat Pajanan Merkuri.
3. Permenkes Nomor 48 tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran.
- Penyusunan NSPK Kesehatan Kerja dan Olahraga :
1. Kurikulum dan Modul TOT Diagnosis PAK
2. Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Kerja Dasar
3. Kurikulum Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan dalam bidang Kesehatan
Nelayan dan Penyelam
4. Kurikulum dan Modul K3 RS
5. Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Olahraga
6. Kurikulum dan Modul Kesehatan Olahraga
7. Pedoman Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja dan Draft Permenkes
8. Pedoman Pengendalian Pajanan Pestisida di Lingkungan Kerja, terkait PP 50
tentang SMK3
9. Pedoman Tata Laksana Intoksikasi Merkuri, terkait Konvensi Minamata
Selama tahun anggaran 2016, terdapat pencapaian dari hasil beberapa kegiatan pokok
yang mendukung program menghadapi isu-isu penting tentang gizi kurang dan gizi buruk,
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi. Kegiatan
tersebut difokuskan sasaran pekerja, khususnya pekerja perempuan dan upaya peningkatan
kesehatan dan kebugaran pada masyarakat. Selain itu juga menitikberatkan pada
peningkatan dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan kerja serta kebugaran
jasmani pekerja.
Pencapaian tujuan dan sasaran hasil kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan
Olahraga Tahun 2016 berdasarkan indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga 2015-
2019 dan kegiatan pokok sesuai Tupoksi secara rinci diuraikan di bawah ini :
Komponen kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dilihat dari Tupoksi Direktorat
Kesehatan Kerja berada di 4 sub direktorat, yaitu Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans,
Subdit Kapasitas Kerja, Subdit Lingkungan Kerja dan Subdit Kesehatan Olahraga.
Kegiatan pada Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans terdiri dari 15 kegiatan, yaitu:
1. Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Kesehatan Kerja;
2. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Kerja;
3. Penyusunan Kurikulum dan Modul ToT Penyakit Akibat Kerja;
4. Sosialisasi Kesehatan Kerja bagi Pengemudi;
5. Penyusunan Pedoman Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja;
6. Penyusunan NSPK tentang Tenaga Kerja Indonesi (TKI);
7. Penyusunan Profil Kesehatan Kerja dan Olahraga;
8. Penyusunan Pedoman Pneumokoniosis;
9. Pertemuan Koordinasi Komite TKI;
10. Sosialisasi Kebijakan Kesehatan Okupasi dan dan Surveilans;
11. Workshop Penguatan Kesehatan di Sarkes Pemeriksaan CTKI;
12. Fasilitasi Pembinaan Pasca Pelatihan PAK;
Tabel 4. Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Kesehatan Okupasi dan
Surveilans
N Kegiatan Sub Input Output Outcome Benefits Impact
o Kegiatan
1 Fasilitasi - Fasilitasi - Narasumber: Lintas - Permenkes - Adanya acuan - Diagnosis - Terdapatnya
Penyusunan penyusun program terkait, No.56 Tahun penyelenggaraan dan data PAK di
Kebijakan an Struktural Dit. Kesja 2016 tentang Pelayanan PAK pencegan Indonesia
Kesehatan Kerja kebijakan dan OR, Dinkes Penyelenggaraa baik bagi pekerja PAK pada - Pekerja sehat
kesehatan Provinsi n pelayanan formal dan informal pekerja dan produktif
kerja - Biaya: 19.825.000 penyakit akibat
- Material : LCD kerha
Proyektor dan screen
- Metode yang
digunakan paparan,
diskusi, tanya jawab
dan rencana tindak
lanjut
2 Penyusunan - Rapat - Narasumber: - Draft RAN Adanya Acuan - Acuan - Pekerja sehat,
Rencana Aksi persiapan konsultan dan pakar, Direktorat penyelenggaraan Pelaksanaa bugar dan
Nasional - Pertem - Biaya : 113.939.000 Kesehatan Kesehatan Kerja n program produktif
Kesehatan uan - Material : LCD Kerja dan Kesehatan
Kerja penyusun Proyektor dan screen Olahraga Kerja
an, - Metode : paparan,
pembaha diskusi, tanya jawab,
san dan jasa konsultan dan
internalisa rencana tindak lanjut
si RAN
Kesjaor
2016-
2019
- Konsult
an
3 Penyusunan - Rapat - Narasumber : - Kurikulum Meningkatnya - Pencegaha - Tersedianya
Kurikulum dan persiap Struktural Dit. Kesjaor pelatihan ToT kompetensi dokter n PAK pada data PAK di
Modul ToT an, - Biaya: 141.460.000 PAK di faskes primer dan pekerja Indonesia
Penyakit Akibat pertem - Material : LCD - Modul pelatihan sekunder untuk - Pekerja sehat
Kerja; uan Proyektor dan ToT PAK mendiagnosis PAK dan produktif
pemba screen -
hasan, - Metode : paparan,
- Jasa diskusi, tanya jawab
konsult dan rencana tindak
Tabel 5. Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Subdit Kapasitas Kerja
4 NSPK Penguatan - Biaya Rp. - 4 kali rapat - Tersedianya - Sebagai acuan - Pekerja
Pembinaan implementasi 35,146,000 - 1 laporan peraturan terkait dalam perempuan yang
Upaya GP2SP di - Material: LCD, kegiatan GP2SP pelaksanaan sehat dan
Kesehatan tempat kerja Laptop - 1 draft - Terkoordinasinya GP2SP produktif
Kerja dan - Metoda: diskusi dan kesepakatan kegiatan GP2SP - Kegiatan
Olah Raga tanya jawab bersama GP2SP dengan lintas sektor GP2SP yang
Namun secara garis besar perencanaan keuangan, kami akan membagi ke dalam 3 bagian
yaitu sebagai berikut:
Penyusuna Pedoman
n Pedoman Tatalaksana
Tatalaksana Intoksikasi Merkuri
Intoksikasi
Merkuri
Penyusuna Pedoman
n Pedoman Kesehatan
Kesehatan Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
Penyusuna Pedoman K3
n Pedoman K3 Puskesmas
Puskesmas
Penyusunan Pedoman
Pedoman Manajemen Risiko
Manajemen K3 di fasyankes
Risiko K3 di
fasyankes
Kajian Kajian
Epidemigenetic
Merkuri di
Kabupaten
Sumbawa dan
Lombok Barat
Kajian Epigenetic
merkuri di
Kabupaten Lebak
Banten tahun
2016
Pada tahun 2016, kegiatan Kesehatan Olahraga terdiri dari 8 kegiatan, yaitu:
1. Penyusunan NSPK kesehatan olahraga masyarakat
2. Revisi NSPK Kesehatan Olahraga
3. Penyusunan peraturan Menteri Kesehatan RI kesehatan olahraga
4. Sosialisasi dan advokasi kesehatan olahraga
5. Peningkatan kapasitas teknis dan manajemen kesehatan
6. Pembinaan kebugaran jasmani pegawai kementerian kesehatan
7. Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani aparatur sipil Negara
8. Dukungan event olahraga bidang kesehatan
Gambaran hasil kegiatan di atas dapat digambarkan dalam tabel 7 berikut ini.
Dari pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga di tahun 2016 berdasarkan
masukan/input tersebut di atas, dihasilkan keluaran/output yang dibagi kedalam beberapa
output besar, output tersebut antara lain :
B. SDM yang ditingkatkan kapasitasnya dalam Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan
Olahraga
Dalam rangka mendukung kegiatan pengukuran kebugaran jasmani jemaah haji untuk
mengetahui kemampuan fisik jemaah sehingga dapat disusun program latihan fisik yang
sesuai dengan kondisi fisik medisnya. Oleh karena itu Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Teknis dan Manajemen
Kesehatan (Workshop Kesehatan Olahraga bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas).
Peserta yang mengikuti Pertemuan Workshop Kesehatan Olahraga bagi Tenaga
Kesehatan Puskesmas, perwakilan tenaga kesehatan di dinas kesehatan provinsi, dinas
kesehatan Kabupaten/Kota atau pengelola program kesehatan olahraga di 5 provinsi
terpilih sebanyak 35 orang. Kegiatan dalam workshop tersebut antara lain mengikuti
praktik pengukuran kebugaran jasmani dengan metode Rockport dan melakukan
pemeriksaan kesehatan. Pengukuran kebugaran jasmani dilakukan pada 35 petugas
kesehatan dan 76 orang calon jemaah haji. Hasil pengukuran Kebugaran Jasmani
terhadap 35 orang (laki-laki 12 orang, perempuan 23 orang) dengan tingkat kebugaran
dengan kategori Baik (3 orang), Cukup (17 orang), Kurang (13 orang), Kurang sekali (1
orang) dan Gagal (1 orang). Hasil pengukuran jemaah haji sebanyak 76 jemaah dengan
kategori Baik (1 orang), Cukup (28 orang), Kurang (37 orang), Kurang sekali (2
orang) dan Gagal (8 orang).
C. Dukungan Sarana dan Prasarana Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
- Alat Pendukung Pengolah Data
D. Bimbingan Teknis dan Evaluasi Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
- Penghargaan Mitra Bakti Husada kepada tempat kerja yang melaksanakan Gerakan
Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) telah dilaksanakan mulai Tahun 2010.
Direkorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memberikan sertifikat kepada perusahaan
yang melaksanakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP). Pada
Tahun 2016, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memberika sertifikat kepada
19 perusahaan yang berasal dari 17 Kabupaten/Kota sebagai bentuk apresiasi atas
pelaksanaan GP2SP di perusahaan. Berikut daftar perusahaan yang diberikan
penghargaan Mitra Bakti Husada :
- Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah melaksanakan Lomba Ibu dan ASI
Eksklusif terhadap pegawai Kementerian Kesehatan maupun istri pegawai
Kementerian Kesehatan. Lomba ini bertujuan untuk memberikan perlindungan
kesehatan terhadap pegawai hamil dan menyusui di lingkungan Kantor Kementerian
Kesehatan RI dan untuk memberikan penghargaan dan motivasi bagi pegawai di
Kementerian Kesehatan RI. Komponen yang dinilai antara lain Karakteristik umum,
dokumen dan data keluarga, riwayat pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI,
kegiatan ibu menyusui ditempat kerja, tumbuh kembang, pola pemberian makanan
pendamping ASI yang sudah diberikan, riwayat imunisasi, status gizi, penilaian
intelegensia. Jumlah peserta sebanyak 35 orang, lolos administrasi 33 orang
dilanjutkan Seleksi penilaian. Pemenang Lomba Ibu dengan ASI Eksklusif Juara 1,
Naura (13 bulan), putri Nur Khairunisa dari unit kerja Direktorat Pelayanan
Kesehatan Tradisonal, Juara 2, M. Raditya Habibi Kembe (12 bulan) putra Sri Dwi
- Pada Tahun 2016, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah melaksanakan
pengukuran terhadap pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Kesehatan
yang berjumlah 936 orang dari total pegawai 8 satker pusat (Sekretariat Jenderal,
Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan,
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan) berjumlah 10.283 orang.
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa presentase pegawai yang mengikuti tes kebugaran
terbanyak ada pada Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan presentase
sejumlah 81,62%.
Hasil test kebugaran dengan kategori baik terbanyak ada pada Badan Litbang dengan hasil
25% dari jumlah yang mengikuti tes kebugaran mendapatkan hasil baik.
4. Manfaat (Benefit)
Secara umum, kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga memiliki manfaat,
diantaranya adalah:
a. Puskesmas yang telah melaksanakan kesehatan kerja sebanyak 3.475 Puskesmas.
b. Puskesmas yang dapat diakses dalam pelayanan kesehatan olahraga sebanyak 2.434
Puskesmas.
c. Jumlah Pos UKK yang dapat diakses oleh pekerja dikawasan PPI / TPI sebanyak 374
Pos UKK.
d. Jumlah fasilitas pemeriksaan TKI yang memenuhi standar sebanyak 95 sarana
kesehatan. Hasil selengkapnya terdapat dalam lampiran.
5. Dampak (Impact)
Kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga dapat berdampak pada:
a. Meningkatnya derajat kesehatan pekerja melalui pengendalian penyakit akibat kerja.
b. Diperolehnya data penyakit akibat kerja dan data kecelakaan akibat kerja.
c. Meningkatnya produktivitas pekerja.
d. Menurunnya angka kecelakaan kerja dan angka cedera olahraga.
e. Meningkatnya kebugaran jasmani.
B. PENCAPAIAN KINERJA
Indikator luaran kegiatan kesehatan kerja dan Olahraga pada tahun 2016 adalah:
1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar sebanyak
3.475 Puskesmas.
2. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 374 Pos UKK.
Tabel 12. Indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga, Definisi Operasional serta Target
Capaian Tahun 2015-2019
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Puskesmas yang
Puskesmas yang menyelenggarakan
menyelenggarakan Kesehatan dan
kesehatan kerja Keselamatan Kerja (K3) 40% 50% 60% 70% 80%
dasar Internal dan atau, layanan
kesehatan terhadap pekerja
di wilayah kerjanya.
Jumlah pos UKK Jumlah pos UKK yang
yang terbentuk di dibentuk dan dibina
daerah PPI / TPI masyarakat yang difasilitasi 230 355 480 605 730
oleh Puskesmas.
Persentase fasilitas Rumah sakit atau klinik
pemeriksaan utama yang ditetapkan
kesehatan TKI yang menteri kesehatan dan telah
memenuhi standar dibina oleh kementerian
kesehatan yang dapat
menyelenggarakan 100% 100% 100% 100% 100%
pemeriksaan kesehatan
calon TKI sesuai standar
pemeriksaan yang
ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI.
Persentase Puskemas yang
Puskesmas yang menyelenggarakan upaya
20% 30% 40% 50% 60%
melaksanakan kesehatan olahraga melalui
kegiatan kesehatan pembinaan kelompok
Gambar 9. Jumlah Kabupaten / Kota yang Melapor Kesehatan Kerja Tahun 2016
Berdasarkan Laporan Bulanan Kesehatan Kerja (LBKP) dapat diperoleh 6 (enam) jenis data
kesehatan kerja dan dengan definisi operasional, sebagai berikut:
1. Pekerja sakit yang dilayani
2. Kasus penyakit umum pada pekerja
3. Kasus diduga penyakit akibat kerja pada pekerja
4. Kasus penyakit akibat kerja pada pekerja
5. Kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja
6. Jumlah Pos UKK Masyarakat Nelayan dan lainnya
Pada tahun 2016, diperoleh data LBKP (Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja) dari
provinsi dengan rincian data kesehatan kerja (terlampir) sebanyak 5.913.698 kunjungan
pekerja sakit yang dilayani, 4.750.673 kunjungan kasus penyakit umum, 1.246.123
kunjungan kasus diduga PAK, 144.062 kunjungan kasus PAK dan 61.234 kunjungan kasus
kecelakaan akibat kerja yang berasal dari 33 provinsi kecuali Sulawesi Barat. Berikut grafik
data LBKP pada tahun 2016 :
Perbandingan kasus PAK dan KAK pada pekerja Tahun 2015 dengan Tahun 2016
mengalami penurunan, hal ini merupakan bukti keberhasilan program Kesehatan Kerja dan
Olahraga dalam mengurangi penyakit pada pekerja.
Gambar 12. Perbandingan PAK dan KAK Tahun 2015 dan 2016
Gambar 13. Kenaikan Jumlah Pos UKK Nelayan dibandingkan Tahun 2015
Gambar 15. Jumlah Puskesmas yang Melapor Kesehatan Olahraga Tahun 2015
C. REALISASI ANGGARAN
Realisasi anggaran tahun 2016 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mencapai sebesar
93,74%. Untuk belanja barang, dari pagu Rp 21.596.226.000,- terserap sebesar Rp
20.220.794.326,- (93,63%). Sedangkan belanja modal dapat terserap Rp 507.207.351,-
(98,40%) dari pagu yang tersedia Rp. 515.475.000,- seperti disajikan dalam tabel di bawah
ini :
Persentase realisasi anggaran Direktorat Kesehatan Kerja tahun 2016 disajikan dalam
gambar berikut :
Rincian alokasi anggaran per kegiatan dan penyerapannya disajikan dalam tabel berikut:
Berdasarkan tabel di atas, realisasi keseluruhan anggaran kegiatan kesehatan kerja dan
olahraga tahun 2016 sebesar Rp 20.728.001.677,- (Dua puluh milyar tujuh ratus dua puluh
delapan juta seribu enam ratus tujuh puluh tujuh rupiah) atau sebesar 93,74%.
Kegiatan dengan realisasi anggaran yang kecil adalah administrasi kegiatan, hal ini
dikarenakan tidak terserapnya honor pengelola anggaran akibat penurunan alokasi
anggaran, tidak terserapnya pengalokasian rapat karena sulit menyelaraskan waktu
pelaksanaan rapat dan diprioritaskan kegiatan yang lebih besar terlebih dahulu.
Gambar 17.
Realisasi Dana Dekonsentrasi per Provinsi
Tahun 2016
Indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga terdiri dari 4 indikator. Keempat indikator
tersebut antara lain persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar,
jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI, persentase fasilitas pemeriksaan
kesehatan TKI yang memenuhi standar dan persentase Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. Dari keempat
indikator tersebut terdapat dua indikator yang tidak tercapai yaitu persentase Puskesmas
yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dengan capaian 3.475 Puskesmas (35,63%)
dari target 4.877 Puskesmas (50%) dan persentase Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya dengan
capaian 2.434 Puskesmas (24,95%) dari target 2.926 Puskesmas (30%). Capaian indikator
jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 374 Pos UKK dari target 355
Pos UKK dan persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
sebanyak 95 sarana kesehatan (100%).
Dalam rangka menunjang keberhasilan program kesehatan kerja dan olahraga beberapa hal
perlu dikembangkan, antara lain perlunya peningkatan dukungan pengambil kebijakan di
pusat maupun di daerah, pemantapan regulasi di bidang kesehatan kerja dan olahraga,
pemahaman dan persepsi yang sama terhadap program kesehatan kerja dan olahraga,
Walaupun belum menjadi indikator prioritas, kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan
olahraga turut berperan dalam mendukung pencapaian pada indaktor program Kesehatan
Masyarakat serta indikator utama kementerian melalui sasaran kegiatan pada kelompok
pekerja dan dengan berbagai pengembangan kegiatan, seperti kesehatan reproduksi di
tempat kerja, pembinaan Pos UKK di kawasan PPI / TPI, pelayanan kesehatan kerja bagi
CTKI serta program kebugaran anak sekolah, para pekerja dan jemaah haji.