Re BBN
Re BBN
Why Biomass ??
General
Penggunaan Energi di Indonesia masih sangat tergantung pada minyak
bumi sebesar 51,66 %, gas alam 28,57 %, batubara 15,34 %, tenaga air
3,11 %, panas bumi 1,32 % (ESDM,2008).
Publikasi British Petroleum dalam Satistical Review of World Energy
(2005) melaporkan bahwa produksi tertinggi minyak Indonesia terjadi
pada tahun 1997 dengan rata-rata sebesar 1.685 ribu barel per hari.
Produksi minyak setelah itu tidak lagi mencapai angka tersebut. Tahun
2004 minyak yang diproduksi hanya 1.126 ribu barel per hari padahal
konsumsi BBM di Indonesia 1.150 ribu barel per hari, dan selalu
meningkat sekitar 7 % per tahun.
Untuk menjamin pasokan energi ditetapkan PP no 5 tahun 2006 tentang
kebijakan energi nasional sebagai pedoman dalam pengelolaan energi
nasional.
Salah satunya adalah dengan melakukan diversifikasi energi dengan
memanfaatkan sumber daya hayati Indonesia melalui pengembangan
Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai sumber energi alternatif.
General
Persen
PETA KECOCOKAN LAHAN DAN IKLIM UNTUK
KOMODITAS PENGHASIL BBN
PETA KECOCOKAN LAHAN DAN IKLIM JARAK PAGAR
BIOFUEL UTILIZATION
Bahan Baku Biofuel
Proses-Proses Produksi Biofuels
Biodiesel dan Bioetanol
BBN yang dikenal adalah bioetanol, biodiesel, dan biooil
(minyak nabati murni). Biooil ini sering disebut sebagai PPO
(pure plant oil). Yang termasuk ke dalam program energi
mix Blue Print Pengelolaan Energi Nasional (BP-PEN)
adalah Bioetanol dan Biodiesel.
Bioetanol adalah bahan bakar substitusi bensin (gasoline)
yang berasal dari pengolahan (fermentasi dan hidrolisa)
glukosa atau karbohidrat.
Biodiesel adalah bahan bakar substitusi solar/biodiesel
yang berasal dari pengolahan (esterifikasi dan
transesterifikasi) minyak nabati.
Biodiesel dan Bioetanol
Penggunaan BBN di Indonesia secara umum mulai tahun 2006. Pertamina
telah meluncurkan dan memasarkannya dengan nama dagang :
1. Biopremium (E5) yaitu campuran 5 % bioetanol dengan 95%
premium. Pemakaian bioetanol sampai E15 tidak perlu melakukan
modifikasi mesin kendaraan, tetapi untuk E100 hanya dapat
digunakan untuk mobil jenis FFV (Flexible Fuel Vehicle).
2. Biosolar (B5) yaitu campuran 5 % biodiesel dengan 95% minyak
solar.
Indonesia adalah negara agraris di wilayah tropis, sehingga memiliki
sumber bahan baku nabati berlimpah yang dapat diolah menjadi BBN
(biofuel).
Biodiesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati berbahan baku
kelapa, kelapa sawit, jarak pagar dan kedelai. Saat ini mulai dikenal pula
ganggang mikro (mikroalga) sebagai sumber BBN.
Bioetanol merupakan anhydrous alkohol yang berasal dari fermentasi
tetes tebu, singkong atau sagu.
PPO
Bioetanol merupakan etanol dari yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang
dilanjutkan dengan proses destilasi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
alternatif (biofuel).
Bioethanol dapat diproduksi dari fermentasi alkohol dengan bahan baku jagung,
shorgum, singkong dan gula tebu.
Pati yang terekstrak kemudian dicampur dengan air dan dipanaskan secara bertahap.
Pati kemudian dihidrolisis dengan yeast Sacharomyces ceriviseae atau Zymomonas
mobilis.
Saccharomyces cerevisiae adalah organisme yang paling umum digunakan sebagai
yeast pada produksi ethanol dari glukosa.
Mikroalga juga berpotensi sebagai penghasil bioethanol karena beberapa speciesnya
memiliki kandungan pati, dengan dua proses yaitu fermentasi gelap dan fermentasi
menggunakan yeast.
Fermentasi gelap (dark fermentation) dilakukan dengan cara anaerobik di mana
mikroalga sendiri mengkonsumsi pati yang terkandung dalam medium
pertumbuhannya, sedangkan fermentasi menggunkan yeast adalah fermentasi yang
umum dilakukan dalam skala industri besar unutk mendapatkan yield yang lebih tinggi.
Bioetanol merupakan etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi yang dapat diguna