Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PERCOBAAN VII

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK BAHAN ALAM

OLEH :

NAMA : MELISA ARDIANTI

NIM : F1F1 13 031

KELAS : A

KELOMPOK : VI ( ENAM )

ASISTEN : INTEN WIDURI WULANDARI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015
UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang

mempelajari tentang makhluk hidup yang berukuran kecil atau biasa

disebut juga makhluk hidup berukuran mikro. Berbicara tentang

mikrobiologi banyak hal yang akan dipelajari dan diamati karena disekitar

kita atau bahkan dalam diri kita terdapat berbagai macam mikroba.

Kelompok mikroba yang dimaksud berupa kelompok bakteri, alga,

protozoa, fungi mikroskopik dan virus. Mengetahui atau mengamati

mikroba yang ada di lingkungan kita merupakan suatu hal yang wajib,

karena mereka memiliki beberapa fungsi ada yang merugikan dan ada pula

yang menguntungkan.

Antimikroba telah umum dikenal dikalangan masyarakat.

Penggunaan dari antimikroba inipun telah meningkat, seiring dengan

bermunculannya berbagai jenis infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh

jenis bakteri baru ataupun virus baru. Kenyataannya adalah bahwa

penggunaanya dikalangan awam seringkali disalah artikan atau disalah

gunakan, dalam artian seringkali penatalaksanaan dalam menangani suatu

jenis infeksi yang tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan

dosis dan lama terapi atau penggunaan yang tidak tepat, karena

kurangnya pemahaman mengenai antibiotik ini sendiri.

Untuk mengetahui bagaimana cara menangani penyakit yang

ditimbulkan oleh mikroba maka dilakukanlah uji aktivitas antimikroba

pada bahan alam yang merupakan suatu teknik untuk menetapkan

aktivitas suatu senyawa yang terdapat pada bahan alam dengan mengukur

efek senyawa tersebut pada pertumbuhan suatu mikroorganisme, yaitu

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
2

seberapa besar hambatan pertumbuhan yang dapat dilakukan oleh bahan

alam.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan pada praktikum ini yaitu untuk

mengetahui suatu ekstrak bahan alam dapat menghasilkan antibiotik dan

mengidentifikasi apakah antibiotik masih sensitif atau tidak terhadap

suatu mikroba penyakit.

C. Manfaat Percobaan

Manfaat dilakukannya percobaan pada praktikum ini yaitu kita

dapat mengetahui suatu ekstrak bahan alam dapat menghasilkan

antibiotik dan mengidentifikasi apakah antibiotik masih sensitif atau

tidak terhadap suatu mikroba penyakit.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang di- hasilkan oleh fungi dan

bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertum-

buhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.

Bersamaan dengan pen- ingkatan penggunaan antibiotik ini, berbagai

permasalahan dapat terjadi seperti pemakaian antibiotik yang tidak

rasional, peningkatan re- sistensi antibiotik, dan pe-ningkatan harga an-

tibiotik. Salah satu tempat pelayanan kesehat- an untuk mendistribusikan

antibiotik adalah apotek (Abdulah, 2012).

Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi

mikroba pada manusia.Sedang antibiotika adalah senyawa kimia yang

dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau

dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat

perkembangan bakteri dan organisme lain. Secara garis besar

antimikroba dibagi menjadi dua jenis yaitu yang membunuh kuman

(bakterisid) dan yang hanya menghambat pertumbuhan kuman

(bakteriostatik). Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara

lainpenisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol,

rifampisin, isoniazid danlain-lain. Sedangkan antibiotik yang memiliki

sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya tergantung status imunologi

pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,

trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain

(Utami, 2011).

Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa

antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1)

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
4

gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, (2) peningkatan

permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan cairan

sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau fungsi material

genetik (Susrama, 2012).

Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengakibatkan

dampak negatif. Pemberian antibiotik yang tidak memenuhi dosis regimen

dapat meningkatkan resistensi antibiotik. Jika resistensi antibiotik tidak

terdeteksi dan tetap bersifat patogen maka akan terjadi penyakit yang

merupakan ulangan dan menjadi sulit disembuhkan. Apabila pemakaian

antibiotik kurang dari waktu yang ditentukan akan terjadi kegagalan

pengobatan, adanya bakteri resisten terhadap obat antibiotik tersebut,

bahkan dapat lebih berbahaya lagi terjadinya efek samping obat yang

merugikan (Yuniastuti, 2011).

Semakin tepat pemberian dosis, maka semakin cepat dan tepat pula

tercapainya kadar antibiotika pada tempat infeksi, efek terapi yang

optimal dipengaruhi oleh tercapainya kadar antimikroba pada tempat

infeksi. Penggunaana antibiotik harus tepat, jika terjadi kesalahan

terhadap penggunaan antibiotik atau tidak dapat menyebabkan hal-hal

yang tidak diinginkan seperti meningkatnya jumlah bakteri yang resisten,

timbulnya efek samping suatu toksisitas yang tidak perlu, dan bertambah

parahnya infeksi tersebut (Yuniastuti, 2011).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling

banyak menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif

yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia,

permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus, sedangkan E. coli

merupakan bakteri gram negatif yang banyak ditemukan dalam usus besar

manusia sebagai flora normal (Rahayu, 2007). Staphylococcus aureus

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
5

adalah bakteri yang kebal terhadap pemanasan dan memproduksi racun

enterotoksin yang mencemari makanan. Racun tersebut dapat merusak

dinding usus halus dan menimbulkan sekresi jaringan usus (Suhendi,

2014).

Tanaman dimanfaatkan sebagai obat sumber sejak dahulu kala.

Sumber-sumber alam seperti tanaman, alga dan hewan menyediakan

berbagai senyawa obat alami untuk pengobatan berbagai penyakit

menular. Sistem obat tradisional dan rakyat menggunakan produk lokal

untuk pengobatan berbagai penyakit infeksi.Tanaman yang ekstensif

dieksplorasi untuk menyimpan berbagai sifat obat. Para ilmuan telah

membuktikan bahwa tanaman adalah salah satu sumber utama untuk

penemuan dan pengembangan obat. Tanaman dilaporkan memiliki

antimikroba, antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, hemolitik,

antioksidan, larvicidal dan lain lain (Kumar, 2010).

Tanaman memilki kandungan metabolit primer seperti vitamin,

mineral, serat, alginat, karaginan dan agar banyak dimanfaatkan sebagai

bahan kosmetik untuk pemeliharaan kulit. Selain kandungan primernya

yang bernilai ekonomis, kandungan metabolit sekunder berpotensi sebagai

produser metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas yang sangat

luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan sitotastik. Senyawa

memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dengan beberapa

mekanisme yang berbeda, antara lain flavonoid menyebabkan terjadinya

kerusakan permeabilitas dinding bakteri, mikrosom dan lisosom sebagai

hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri gugus hidroksil yang

terdapat pada struktur senyawa flavonoid menyebabkan perubahan

komponen organik dan transpor nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan

timbulnya efek toksik terhadap bakteri (Siregar, 2012).

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
6

Metode yang dipergunakan umumnya adalah metode difusi Agar

Metode difusi agar/Kirby Bauer, dasar pemilihan metode ini adalah

karena cepat, mudah dan sederhana dalam pengerjaannya. Prinsip dari

metode Kirby Bauer adalah zat uji dengan konsentrasi b/v yang

diteteskan pada kertas cakram dapat berdifusi dengan baik pada

permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji

pada permukaannya. Kontrol positif berfungsi sebagai kontrol dari zat

uji, dengan membandingkan diameter daerah hambat (DDH) yang

terbentuk. Kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest steril, kontrol

negatif berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut

terhadap pertumbuhan bakteri sehingga dapat diketahui bahwa yang

mempunyai aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan pelarut (Nuria,

2009).

Manfaat antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab

terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh

mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Antibiotik yang

digunakan untuk membasni mikroba penyebab infeksi pada manusia, harus

memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat

toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas

selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia

misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga

antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri

mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995).

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
7

B. Uraian Bahan

1. Agar (Ditjen POM, 1979:74).

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan

berlekatan, atau berbentuk keping, serpih atau

butiran, jingga lemah kekuningan, abu-abu

kekuningan sampai putih kekuningan atau tidak

berwarna, tidak berbau atau berbau lemah, rasa

berlendir, jika lembab liat, ika kering rapuh

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam air mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Produksi :Difco TM. Bocton, Dickinson and company Sparks, MD

21152 USA

2. Akuades (Ditjen POM, 1979:96).

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Air suling

RM/ BM : H2O / 18,02

Rumus struktur : O

H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam

bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan

dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan

penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
8

partikel - pertikel ion dan bahan organik yang dapat

menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik.

Serta harus terlindungi dari partikel – partikel lain

dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak

fungsi air.

OTT : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan

eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.

3. Beef Extract (Ditjen POM, 1995 : 1153)

Nama resmi : Beef Extract

Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef

Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging

Sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi

daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus

dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah

dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental

berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna

coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa

seperti daging, sedikit asam.

Kelarutan : Larut dalam air dingin.

Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak

tembus cahaya.

4. Ekstrak Yeast (Ditjen POM, 1979 : Halaman 671).

Nama resmi : Yeast Extract

Sinonim : Sari ragi, ekstrak ragi

Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat, bau

khas tidak busuk

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
9

Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning


sampai coklat, bereaksi asam lemah

C. Uraian Ekstrak Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman

a. Brotowali ( Tinospora Crispa L.)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Ordo

Famili : Menisoermaceae

Genus : Tinospora

Spesies : Tinospora Crispa L

b. Daun Kaki kuda ( Centellae Herba )

Regnum : Plantae

Divisi : Angiospermae

Class : Dicotiledoneae

Ordo : Umbelliferae

Famili : Apiaceae

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica

c. Kencur (Kaempferia galanga L.)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo :Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
10

Spesies : Kaempferia galanga L.

d. Tapak Liman (Elephantopus scaber L.)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Elephantopus

Spesies : Elephantopus scaber L.

e. Daun Alpukat (Persea americana P. Mill.)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana P. Mill.

f. Lengkuas (Langualis Rizoma)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class :Commelinidae

Ordo :Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Alpini

Spesies : Langualis Rizoma

g. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticumVal.)

Regnum : Plantae

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
11

Divisi : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber aromaticum Val,

2. Deskripsi Tanaman

a. Brotowali (Tinospora Crispa L.)

Perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5 cm, berkutil – kutil

yang rapat, pepagannya mudah tergelupas. Daun bertangkai,

panjang 16 cm, bentuknya seperti jantung atau agak membundar

terlur tetapi berujung runcing. Lebar 6 cm sampai 13 cm.

Perbungaan berbentuk tandan semu dengan 1 sampai 3 bunga

bersama–sama, menggantung panjang 7 cm samapi 25 cm. Bunga

(jantan) bergagang pendek 3 mm sampai 4 mm, kelopak 6, hijau,

panjang lebih kurang 3,5 mm, daun mahkota 3, panjang lebih

kurang 8 mm(Ditjen POM, 1989).

b. Daun Kaki Kuda (Centellae Herba)

Pegagan berdaun tunggal, berbentuk ginjal, panjang tangkai

daun antara 5 cm –15 cm. Tepi daun bergerigi atau beringgit,

penampang 1 cm–7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2–10

helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih

atau merah muda yang tersusun dalam karangan berbentuk payung,

tunggal atau 3–5 bersama-sama keluar dari ketiak daun, panjang

tangkai bunga 5 mm– 50 cm. Buah pegagan berbentuk lonjong atau

pipih, berbau harum dan rasanya pahit. Panjang buah antara 2 mm–

2,5 mm (Ditjen POM, 1989).

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
12

c. Kencur (Kaempferia galanga L.)

Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah

dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak

terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3

lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak

di atas permukaan tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk

dengan kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir

bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih

dominan (Ditjen POM, 1989).

d. Tapak Liman (Elephantopus scaber L.)

Tapak liman merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang

tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau-tua. Daun

rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar,

dengan tangkai yang pendek; bentuknya panjang sampai bundar telur,

berbulu, bentuknya besar sekitar 4-35 x 2-7cm (Ditjen POM, 2009)

Bunganya berwarna merah-ungu, terbagi menjadi lima bagian dan

mulai muncul sekitar bulan April sampai Oktober. Bunganya mekar

antara Jam 13-14 siang, dimana bunganya siap untuk dibuahi oIeh

serangga, dan sekitar jam 16 bunga telah tertutup kembali.Bunganya

berwarna ungu dan tumbuh dari jantung daun. Pada tumbuhan ini

terjadi pembuahan dini. Akar pada tanaman ini besar, kuat dan

berbulu seperti pohon sikat (Ditjen POM, 2009).

e. Daun Alpukat (Persea americana P. Mill.)

Tanaman ini berbentuk pohon, dengan ketinggian pohon dapat

mencapai 3–10 m. Daun banyak menumpuk di ujung ranting, bentuk

oval sampai lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 3 cm. Bunga tersusun

malai, berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk bola sampai bulat

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
13

telur, warna hijau atau hijau kekuningan, berbintik ungu. Biji satu

berbentuk bola berwarna coklat (Ditjen POM, 1989).

f. Lengkuas (Langualis Rizoma)

Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih.

Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.

Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun. Batangnya ini bertipe

batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun

lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya

rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm × 7-15 cm. Pelepah

daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau.

Perbungaannya majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang,

tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian

bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk

piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna

putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian

ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya

termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan

coklat, apabila sudah tua. Umbinya berbau harum, ada yang putih,

juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada yang besar juga ada

yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan

berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya. Rimpangnya ini merayap,

berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia berserat kasar, dan

pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak

seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan

(Ditjen POM, 1989).

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
14

g. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticumVal.)

Tanaman ini dapat tumbuh rendah sampai tinggi, perennial,

batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1

meter. Batangnya berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di

atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap,

berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk

berseling, pelepah membentuk batang semu, helaian; bentuk 1 lanset

sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali

lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau

meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun atau di

pangkal. Bunga tersusun majemuk, bentuk bulat telur, muncul di

atas tanah, tegak, berambut halus, ramping tebal. Daun pelindung

sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung

mahkota. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung ;

2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing atau

runcing, bibi- bibiran bulat telur atau membulat, jingga atau kuning

lemon. Buahnya berbentuk bulat telur terbalik, merah, l2 x 8 mm.

Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm. Daerah distribusi. Di

Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 meter dpl,

banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di tempat-tempat yang basah

di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati

(Ditjen POM, 1989).

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
15

D. Uraian Mikroba

1. Staphylococcus aureus

a. Klasifikasi

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphilococcus

Species : Staphilococcus aureus

b. Morfologi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram

Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk

kapsul. Berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur .

Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media

pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar,

Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni

berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat,

yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam

teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus.

Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

- Batang pengaduk

- Botol Vial

- Bunsen

- Cawan petri

- Elektromantel

- Inkubator

- Labu Erlenmeyer

- Lap halus

- Ose bulat

- Oven

- Spatula

- Spoit 1 ml

- Spoit 10 ml

- Timbangan analitik

- Pinset

b. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

- Alkohol

- Almuninium foil

- Akuades

- Kasa

- Kapas

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
17

- Kertas bekas

- Media NA

- Paper Disk

- Sampel ekstrak tanaman (Brotowali (Tinospora Crispa L.), Daun

Kaki kuda ( Centellae Herba ), Kencur (Kaempferia galanga L.),

Tapak Liman (Elephantopus scaber L.), Daun Alpukat (Persea

americana P. Mill.), Lengkuas (Langualis Rizoma) dan Lempuyang

wangi (Zingiber aromaticumVal.) )

- Suspensi bakteri Staphilococcus aureus

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
18

c. Metode Kerja

1. Uji Skrinning

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Ditimbang ekstrak jahe sebanyak 0,1 g

c. Dimasukkan ke dalam botol vial

d. Dilarutkan dengan akuades sebanyak 0,2 ml

e. Dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi media Nutrient

Agar (NA).

f. Dihomogenkan.

g. Ditunggu hingga media Nutrient Agar (NA) memadat.

h. Diambil biakan bakteri dengan menggunakan jarum ose.

i. Digoreskan suspensi bakteri pada media Nutrient Agar (NA)

secara zig-zag sesuai dengan bagian yang telah diberi tanda.

j. Diinkubasikan pada inkubator dengan suhu 370C selama 1 x 24 jam.

k. Diamati.

2. Difusi Agar

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diambil media Nutrient Agar (NA) sebanyak 10 mL.

c. Dimasukkan ke dalam cawan petri.

d. Diambil suspensi biakan bakteri Staphylococcus aureus (SA)

sebanyak 2 ml

e. Dihomogenkan

f. Diambil paper disk

g. Dimasukkan masing-masing tiga kedalam larutan ekstrak dengan

konsentrasi 0,1%, 0,2%, dan 0,3%.

h. Ditempelkan paper disk dalam cawan petri sesuai dengan

konsentrasi yang telah ditandai.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
19

i. Diinkubasi pada incubator dengan suhu 370C selama 1 x 24 jam.

j. Diamati.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Gambar Pengamatan

Kelompok 1 dan 2 Kelompok 3 dan 4

Medium : Nutrient Agar Medium : Nutrient Agar

Suspensi bakteri : Staphylococcus Suspensi bakteri : Staphylococcus


aureus aureus
Ekstrak : Tapak liman Ekstrak : Lempuyang wangi

Kelompok 5 dan 6 Kelompok 7

Medium : Nutrient Agar Medium : Nutrient Agar

Suspensi bakteri : Suspensi bakteri : Staphylococcus


Staphylococcus aureus aureus
Ekstrak : Daun advokat Ekstrak : Tapak Kuda

2. Data Pengamatan

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
21

Diamater Hambat

No. Kelompok Ekstrak Antibiotik (cm)

A B C

1. I dan II Tapak Liman - - -

2. III dan IV Lempuyang Wangi - 0,4 0,6

3. V dan VI Daun advokat 0,56 - 0,76

4. VII Tapak Kuda 0,86 0,7 0,66

Keterangan:

A = Konsentrasi 0,1%

B = Konsentrasi 0,2%

C = Konsentrasi 0,3%

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
22

B. Pembahasan

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme

yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Mikroorganisme dapat

dikelompokkan menjadi virus, bakteri, jamur, dan protista. Dalam

melakukan penelitian mengenai mikroorganisme diperlukan teknik atau

cara-cara khusus untuk mempelajari dan meneliti sifat serta

karakteristik dari mikroorganisme.

Antimikroba ialah zat yang mampu membunuh atau menghambat

pertumbuhan mikroorganisme sedangkan antibiotik adalah segolongan

senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau

menghentikan suatu proses bi okimia didalam organisme, khususnya

dalam proses infeksi oleh bakteri. Suatu antibiotik yang dapat membunuh

beberapa jenis mikroba disebut antibiotik yang berspektrum luas

sedangkan antibiotik hanya dapat membunuh satu jenis mikroba saja

disebut antibiotik yang berspektrum sempit.

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau

bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba

yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena

kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan

pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri. Mekanisme kerja dari senyawa

antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding sel,

menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat

kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein.

Pada percobaan ini dilakukan uji aktivitas antimikroba dari ekstrak

bahan alam. Ekstrak bahan alam yang digunakan adalah Brotowali

(Tinospora Crispa L.), Daun Kaki kuda ( Centellae Herba ), Kencur

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
23

(Kaempferia galanga L.), Tapak Liman (Elephantopus scaber L.), Daun

Alpukat (Persea americana P. Mill.), Lengkuas (Langualis Rizoma) dan

Lempuyang wangi (Zingiber aromaticumVal.)

Uji aktivitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu ekstrak bahan

alam dapat menghasilkan antibiotik dan mengidentifikasi apakah

antibiotik masih sensitif atau tidak terhadap suatu mikroba penyakit.

Sebelum dilakukan uji aktivitas terlebih dahulu dilakukan skrining

fitokimia. Skrining fiokimia bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak

yang digunakan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri yang akan

diujikan atau tidak. Pada skrining fitokimia ekstrak dicampurkan dengan

media NA dan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas

auregenosa. Ekstrak yang dapat digunakan untuk uji aktivitas antimikroba

adalah ekstrak tanaman daun tapak Kaki kuda ( Centellae Herba ), Tapak

Liman (Elephantopus scaber L.), daun Alpukat (Persea americana P. Mill.),

dan Lempuyang wangi (Zingiber aromaticumVal.).

Uji aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan beberapa metode

yaitu metode disc diffusion, Metode E-test, Ditch-plate technique, Cup-

plate technique, Gradient plate technique, Metode dilusi cair dan Metode

dilusi padat. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode

disc diffusion karena selain pengerjaan di laboratorium mudah,tidak

rumit,peralatan yang di gunakan juga lebih sederhana. Selain itu

pengerjaan dengan metode disc diffusion sudah sering dilakukan dan

mudah untuk mengamati daya hambat pertumbuahan mikroba. Pada

metode ini, paper disk yang dilarutkan dalam ekstrak diletakkan pada

lapisan agar padat dalam cawan petri sehingga mikroba yang ditambahkan

dihambat pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau zona yang

disekeliling peper disk yang berisi larutan ekstrak.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
24

Mikroba yang digunakan untuk uji aktivitas antimikroba dari

ekstrak bahan alam adalah bakteri pseudomonas auregenosa.

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat,

berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil,

berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan

tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Bakteri ini merupakan

penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial.

Media yang digunakan untuk uji aktivitas adalah media NA.

Nutrient Agar (NA). Media NA merupakan suatu media yang berbentuk

padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-

senyawa kimia. Komposisi dari NA adalah ekstrak daging, pepton dan agar

sebagai pemadat. Agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang

mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam

sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Ekstrak daging dan

pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan

sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat

dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Media

NutrientAgar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang

memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari

sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan

bakteri.

Pada percobaan ini dilakukan pula pembuatan larutan ekstrak

dengan cara menimbang ekstrak yang akan digunakan untuk uji aktivitas

dan dilarutkan dengan air. Setelah dilarutkan, dimasukkan paper disk

yang nantinya berfungsi dalam perhitungan zona hambat dari masing-

masing ekstrak.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
25

Setelah pembuatan media, dilakukan uji aktivitas antimikroba

dengan cara menuangkan bakteri yang telah dipipet kedalam cawan petri

kemudian di masukkan medium NA dan dihomogenkan agar bakteri yang

telah berada di cawan petri merata keseluruh bagian cawan petri.

Kemudian dimasukkan paper disk yang telah dilarutkan dalam larutan

ekstrak bahan alam agar dapat diketahui zona hambat yang tebentuk.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada ekstrak tapak

liman tidak ada zona hambat yang terbentuk. Sedangkan pada ekstrak

lain memiliki zona hambat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut

tidak resisten atau sensitif terhadap ekstrak dan menunjukkan bahwa

bakteri tersebut tidak aktif. Resisten adalah suatu keadaan dimana

mikroba sudah peka atau sudah kebal. Resistensi dari bakteri tersebut

biasanya disebabkan karena bakteri tersebut dapat menghasilkan suatu

enzim yang dapat menghancurkan bakteri isolat tersebut.

Ada atau tidaknya zona hambat pada media dikarenakan oleh

kesalahan dalam proses pengujian aktivitasnyanya. Pada saat memasukkan

media kedalam cawan petri jumlahnya tidak sama sehingga terdapat

perbedaan pada tiap cawan petri yang digunakan.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
26

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

ekstrak tanaman yang efektif memiliki kandungan senyawa antibakteri

yaitu ekstrak tanaman daun tapak Kaki kuda ( Centellae Herba ), Tapak

Liman (Elephantopus scaber L.), daun Alpukat (Persea americana P. Mill.),

dan Lempuyang wangi (Zingiber aromaticumVal.). Sedangkan untuk

aktivitas bakteri Staphylococcus aureus sangat rentan dan sensitif

terhadap antibiotika, terutama pada estrak daun tapak Kaki kuda (

Centellae Herba ). Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya semua zona

hambatan dari sampel tersebut.

B. Saran

Saran dari percobaan ini adalah agar saat praktikum dilakukan dengan

sebaik mungkin dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan agar

hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
27

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah R, Sofa D. Alfian, Eva S. Tarigan dan Irma M. Puspitasari., 2012,


Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 1, No. 4.

Ditjen, POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen, POM, 1995 , Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Ganiswarna, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Farmakologi Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Kumar, G., Loganathan K. and Kokati V. B. R., 2010, Antibacterial Activity Of


Aqueous Extract Of Calotropis Gigantea Leaves – An In Vitro Study,
International Journal Of Pharmaceutical Sciences Review And
Research, Issn 0976 – 044x , Volume 4, Issue 2.

Nuria, M. C., Arvin F. dan Sumantri, 2009, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, Dan
Salmonella Typhi Atcc 1408 , Mediagro, Vol. 5 ,No. 2.

Rahayu T, Maryati dan Ratna S. F., 2007, UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI


MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum Basilicum L.) TERHADAP
Staphylococcus Aureus DAN Escherichia Coli, Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi, Vol. 8, No. 1

Siregar, F. A., Agus S. dan Delianis P., 2012, Potensi Antibakteri Ekstrak
Rumput Laut Terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas Aeruginosa,
Staphylococcus Epidermidis, dan Micrococcus Luteus, Journal Of
Marine Research. Vol. 1, No. 2.

Suhendi A, Frida R dan Haryoto., 2014, Uji Aktivitas Antibakteri Secara In


Vivo Fraksi Non-Polar Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta Angustifolia

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
28

[L.] Pers) Pada Mencit Yang Diinfeksi Staphylococcus aureus dan


Streptococcus mutans, Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, No. 1.

Susrama I. G. K, Irma S dan Suada S. I. K., 2012, Uji Aktivitas Antimikroba


Beberapa Ekstrak Bumbu Dapur terhadap Pertumbuhan Jamur
Curvularia lunata (Wakk.) Boed. dan Aspergillus flavus LINK, Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, Vol. 1, No. 2.

Utami Eka Rahayu., 2011, Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi,


Jurnal El-Hayah, Vol. 1, No. 4.

Yuniastuti. I, Fendi Nugroho dan Pri Iswati Utami., 2011, Evaluasi Penggunaan
Antibiotik Pada Penyakit Pneumonia Di Rumah Sakit Umum Daerah
Purbalingga, Jurnal Pharmacy, Vol.8, No.1.

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
29

LAMPIRAN

A. SKEMA KERJA

1. Uji Skrining

Ekstrak 0,1 gr
Medium NA 10 ml
API 1 ml

Dihomogenkan

Dituangkan

PA
SA
Diinkubasikan pada suhu 37oC 1 x 24 jam

Di amati hambatan mikroba

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
30

2. Uji Difusi Agar

Suspensi biakan bakteri Medium NA


Bakter
Dipadatkan
i+ NA

+ NA
Cawan Petri Steril

Ekstrak 0,2

Ekstrak 0,1 Ekstrak 0,3

Diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

Di amati

Diukur zona hambatannya

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
31

PERHITUNGAN ZONA HAMBAT

a. Kelompok 3 dan 4 (Ekstrak Lempuyang Wangi)


Diameter paper disk = 0,6 cm

B (cm) C (cm)

1 1,3

1 1,3

1 1

(1 − 0,6) + (1 − 06) + (1 − 0,6) 0,4 + 0,4 + 0,4 1,2


𝐵= = = = 0,4 𝑐𝑚
3 3 3
(1,3 − 0,6) + (1,3 − 0,6) + (1 − 0,6) 0,7 + 07 + 0,4 1,8
𝐶= = = = 0,6 𝑐𝑚
3 3 3

b. Kelompok 5 dan 6 (Ekstrak Daun Advokat)


Diameter paper disk = 0,6 cm

A (cm) C (cm)

1 1,4

1,2 1,3
(1 − 0,6) + (1,2 − 0,6) + (1,3 − 0,6)
1,3 1,4 𝐴=
3
04 + 0,6 + 0,7 1,7
= =
3 3
= 0,56 𝑐𝑚
(1,4 − 0,6) + (1,3 − 0,6) + (1,4 − 0,6) 0,8 + 0,7 + 0,8 2,3
𝐸= = = = 0,76 𝑐𝑚
3 3 3

c. Kelompok 7 (Ekstrak Tapak Kuda)


Diamater paper dick = 0,6 cm

A (cm) B (cm) C (cm)

1,6 1,5 1,1

1,6 1,4 1,4

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI


UJI AKTIFITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BAHAN ALAM
32

1,2 1 1,3

(1,6 − 0,6) + (1,6 − 0,6) + (1,2 − 06) 1 + 1 + 0,6 2,6


𝐴= = = = 0,86 𝑐𝑚
3 3 3
(1,5 − 0,6) + (1,4 − 0,6) + (1 − 0,6) 0,9 + 0,8 + 0,4 2,1
𝐵= = = = 0,7 𝑐𝑚
3 3 3
(1,1 − 0,6) + (1,4 − 0,6) + (1,3 − 0,6) 0,5 + 0,8 + 0,7 2
𝐶= = = = 0,66 𝑐𝑚
3 3 3

MELISA ARDIANTI (F1F1 13 031) INTEN WIDURI WULANDARI

Anda mungkin juga menyukai