Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.

Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel

yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut dan karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dengan yang diluar

sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang

sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan

didalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung

zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang

mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, sitrak,

dll.

Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air etanol atau

pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah

timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada

awal penyarian.

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara

maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Apa itu maserasi ?

2. Bagaimana cara kerja dari maserasi ?

3. Bagaimana syarat-syarat pelarut yang baik ?

4. Apa keuntungan dan kerugian dari maserasi ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui apa itu

maserasi, cara kera maserasi, syarat-syarat pelarut yang baik serta keuntungan

dan kerugian dari maserasi.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Maserasi

Maserasi adalah dengan tekhnik perendaman terhadap bahan yang akan

diekstraksi. Teknik maserasi adalah teknik pengekstraksikan yang paling klasik.

Sampel yang telah dihaluskan direndam dalam suatu pelarut organic selama

beberapa waktu. Kemudian disaring dan hasilnya dapat berupa filtrate. Proses

maserasi dapat dilakukan dengan dan tanpa pemanasan, dengan pengocokan

dan juga dengan ultrasonic. (Ibrahim, 2013)

Maserasi (macerare = mengairi, melunakkan ) adalah cara ekstraksi

paling sederhana. Bahan jamu yang dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope

(umumnya terpotong-potong atau diserbukkasarkan) disatukan dengan bahan

ekstraksi. (Voigt, 1994)

Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya:

1. Digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemansan lemah, yaitu

pada suhu 40-50 derajat celcius. Cara maserasi ini hanya dilakukan untuk

simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.

Dengan pe

manasan akan diperoleh keuntungan antara lain:


a. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya

lapisan-lapisan batas.

b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemisahan tersebut

mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.

c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding

terbalik dengan kekentalan, hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada

kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu

dinaiikkan.

2. Maserasi dengan mesin pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus waktu proses

maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

3. Remaserasi

Cairan penyari dibagi dua. Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan

cairan penyari pertama, sesudah dien dap tuangkan dan diperas, ampas

dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.

4. Maserasi melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari

selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir

kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat

aktifnya.

5. Maserasi melingk ar bertingkat


Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat dilaksanakan secara

sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah

terjadi. Masalah ini dapat diatasi dengan maserasi bertingkat. ‘

2. Cara Kerja Maserasi

- Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara : 10 bagian simplisia

dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian

dituangi dengan 75 bagian penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari

terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari sari

diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya

diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian.

Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2

hari. Kemudian endapan dipisahkan. (Dirjen POM, 1986)

- Maserasi dilakukan dengan merendam bagian tanaman secara utuh atau

yang sudah digiling kasar dengan pelarut dalam bejana pada suhu kamar

selama sekurang-kurangnya 3 hari dengan pengadukan berkali-kali sampai

semua bagian tanaman yang dapat larut melarut dalam cairan pelarut.

Pelarut yang digunakan adalah alcohol atau kadang-kadang juga air.

Campuran ini kemudian disaring dan ampas yang diperoleh dipress untuk

memperoleh bagian cairnya saja. Cairan yang diperoleh kemudian

dijernihkan dengan penyaringan atau dekantasi setelah dibiarkan selama

waktu tertentu. (Kumoro, 2015)


3. Syarat-syarat Pelarut yang Baik

Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor.

Kriteria cairan penyari yang baik yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil

secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah

terbakar, tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat yang dikehendaki. (Agoes,

2007)

4. Keuntungan dan Kerugian Maserasi

- Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan

kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya

kurang sempurna. (Dirjen POM, 1986)

- Keuntungan proses maserasi diantaranya adalah bahwa bagian tanaman

yang akan diekstraksi tidak harus dalam wujud serbuk yang halus, tidak

harus dalam wujud serbuk yang halus, tidak perlukan keahlian khusus dan

lebih sedikit kehilangan alcohol sebagai pelarut seperti pada proses

perkolasi/soxhlet dll. Sedangkan kerugian proses maserasi adalah perlunya

dilakukan penggojongan/pengadukan, pengepresan dan penyaringan,

terjadinya residu pelarut di dalam ampas, serta mutu produk akhir yang

tidak konsisten. ( Kumoro, 2015)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan (kamar). Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang

tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi

maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi

pada keseimbangan . Maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar. (Depkes RI, 2000)
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G . 2007 . Teknologi Bahan Alam , ITB : Bandung


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan . 1986 . Sediaan Galenik ,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Ibrahim, S . 2013 . Teknik Laboratorium Kimia Organik , Graha Ilmu :
Yogyakarta
Kumoro, A.C . 2015 . Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman
Obat , Plantaxia : Yogyakarta
Voigt, R . 1994 . Buku Pelajaran Teknologi Farmasi , Gadjah Mada
University Pre
ss : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai