Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku
yang disebabkan oleh penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang mempengaruhi tingkah laku, memori alam perasaan, proses pikir anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan pendidikannya. Gangguan penggunaan zat ini terdiri dari : penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu pola penggunaan yang bersifat patologis, yang menyebabkan remaja mengalami sakit yang cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak mampu menghentikannya. Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi cukup berat ditandai dengan adanya ketergantungn fisik yaitu toleransi dan sindroma putus zat. Penggunaan zat secara patologis dikelompokkan dalam dua kategori yaitu penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat. Ketergantungan zat dalam DSM IV- TR ditandai oleh adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang lebih banyak dari yang dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil, memiliki berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat, dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan teman-teman. Survei rumah tangga nasional tentang data penyalahgunaan obat tahun 2000 menemukan bahwa angka penggunaan obat terlarang pada populasi AS tetap tidak berubah dari tahun 1999. Sekitar 14 juta orang/6,3% populasi berusia 12 tahun keatas melaporkan bahwa mereka pernah menggunaakn zat terlarang setidaknya sekali dalam 30 hari sebelum wawancara survey tahun 2000. Diantara populasi berusia 12 sampai 17 tahun, 9,7% merupakan pengguna zat terlarang di tahun 2000, dibanding dengan 9,8% pada tahun 1999. Berbagai bentuk resiko yang berhubungan dengan penyalahgunaan obat antara lain intoksikasi, masalah medis sekunder, masalah psikiatrik sekunder, resiko ketergantungan, gangguan dalam sosial, pekerjaan, pernikahan, dan konsekuensi forensik