BAB V-VII New Erick 2016
BAB V-VII New Erick 2016
ekor, yaitu KKJ, KCMC, KAR, P1, P2, dan P3. Dalam bab ini diuraikan hasil
penelitian dan analisisnya yang meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis
statistik inferensial.
A. Hasil Penelitian
(MDA) serum pada kelompok KKJ, KCMC, KAR, P1, P2, dan P3 disajikan
malondialdehid (MDA) serum tertinggi ada pada kelompok KAR (kelompok yang
dipapar asap rokok dan Na-CMC 0,5%) yaitu sebesar 13,18 dan nilai kadar
malondialdehid (MDA) serum terendah ada pada kelompok KKJ yang diberikan
ekstrak kulit buah jeruk mandarin dalam Na-CMC 0,5% dengan dosis 500 mg/kg
BB/hari yaitu sebesar 10,29. Pada tabel V.1 menunjukkan adanya peningkatan
dengan jumlah sampel sebesar 24 buah. Uji ini dilakukan dengan menggunakan
SPSS version 20.0 dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Data pengukuran
jika nilai p > α. Sebaliknya, jika nilai p < α maka data mempunyai
distribusi tidak normal. Hasil pengujian yang diperoleh disajikan pada tabel V.2
dibawah ini.
Tabel V.2
Hasil Uji Normalitas
Variabel Penelitian ± SD p Keterangan
Kadar malondialdehid 11,67 ± 1,60 0,312 Distribusi data normal
(MDA) serum (U/L)
Sumber: Data diolah 2015
(MDA) serum mempunyai nilai p = 0,312. Hal ini berarti data pengukuran kadar
varians (uji Levene) yang bertujuan untuk mengetahui kelompok data (KKJ,
KCMC, KAR, P1, P2, dan P3) mempunyai varians homogen atau tidak. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan SPSS version 20.0 dengan taraf signifikansi (α)
jika nilai p > α. Sebaliknya, jika nilai p < α maka data tidak homogen. Hasil
Tabel V.3
Hasil Uji Homogenitas Data
Variabel Penelitian Df p Keterangan
Kadar malondialdehid 5 0,034 Data tidak homogen
(MDA) serum (U/L)
Sumber: Data diolah 2015
Berdasarkan tabel V.3 diatas, hasil uji Levene untuk kadar malondialdehid
(MDA) serum mempunyai nilai p = 0,034. Hal ini berarti varians data kadar
malondialdehid (MDA) serum tidak homogen (p < 0,05). Sehingga pengujian ada
malondialdehid (MDA) serum pada tikus putih jantan strain wistar (Rattus
norvegicus) yang dipapar asap rokok. Hasil ini juga dapat di buktikan dengan uji
Dari hasil output di atas menunjukkan signifikansi p-value = 0,030 yaitu <
α (0.05) maka ada pengaruh pemberian ekstrak kulit buah jeruk mandarin (Citrus
putih jantan strain wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar asap rokok.
Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test dengan uji Mann Whitney untuk
mengetahui lebih rinci mengenai pasangan kelompok sampel yang saling berbeda
secara signifikan dan pasangan kelompok sampel yang tidak berbeda (Triton,
2006) maka akan diketahui perlakuan mana yang paling berpengaruh terhadap
penurunan kadar malondialdehid (MDA) serum pada tikus putih jantan strain
Pada output tabel V.5 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
kelompok kontrol yang diberikan Na-CMC 0,5% dan kelompok yang diberikan
MDA antara kelompok P1 dengan kelompok KAR tidak terlalu berbeda jauh.
MDA antara kelompok P2 dengan kelompok KAR tidak terlalu berbeda jauh.
MDA antara kelompok P3 dengan kelompok KAR tidak terlalu berbeda jauh.
BAB VI
PEMBAHASAN
maserasi selama 5 hari dengan suhu ruangan. Semua maserat yang diperoleh
Kemudian ekstrak yang didapat dilarutkan dalam Na-CMC 0,5%. Kulit buah
jeruk mandarin diperoleh dari pasar darmo Surabaya, Indonesia. Ekstrak kulit
buah jeruk mandarin dalam Na-CMC 0,5% ini diberikan sekali dalam sehari,
pada pagi hari jam 08.00 WIB, setiap hari selama 4 minggu pada hewan coba
secara peroral lewat sonde lambung dengan dosis 350 mg/kg BB/hari, 500
berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Diketahui bahwa asap
2013).
(MDA) serum pada tikus putih jantan strain wistar (Rattus norvegicus) yang
dipapar asap rokok., terbukti dengan nilai signifikansi p-value = 0,030 yaitu <
α (0.05).
malondialdehid (MDA) serum pada tikus putih jantan strain wistar (Rattus
serum terendah ada pada kelompok KKJ yang diberikan ekstrak kulit buah
jeruk mandarin dalam Na-CMC 0,5% dengan dosis 500 mg/kg BB/hari yaitu
sebesar 10,29.
serum pada tikus putih jantan strain wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar
asap rokok.
putih jantan Strain Wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar asap rokok lebih
dapat meredam atau mengurangi dampak negatif radikal bebas dengan cara
terkandung dalam kulit jeruk mandarin dan merupakan senyawa yang bersifat
ekspresi onkogen N-Ras melalui inhibisi CYP1A2 dengan dosis optimal 500
malondialdehid (MDA) serum pada tikus putih jantan strain wistar (Rattus
norvegicus) yang dipapar asap rokok setelah diberi ekstrak kulit buah jeruk
perbedaan yang signifikan dengan kelompok yang dipapar asap rokok saja
tanpa perlakuan.
Hasil penguji yang dilakukan dengan uji Post Hoc Test dengan uji
kontrol yang diberikan Na-CMC 0,5% dan kelompok yang diberikan Paparan
Keadaan ini disebabkan oleh karena ekstrak kulit jeruk mandarin pada
penelitian ini tidak memiliki daya antioksidan yang kuat untuk menurunkan
kadar MDA serum. Hal ini dapat disebabkan oleh karena beberapa faktor
yaitu konsentrasi pelarut saat maserasi, PH, suhu, cahaya dan oksigen.
Faktor lain yang juga berpengaruh pada hasil percobaan ini adalah
adanya standar deviasi yang besar, dimana hal ini dapat terjadi karena adanya
bias pada saat pemeriksaan kadar MDA serum dengan metode TBARS. Bias
ini timbul karena adanya lisis dari eritrosit tikus coba pada saat pengambilan
darah sehingga diperoleh warna serum yang kemerahan yang akan
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelompok KAR (kelompok yang dipapar asap rokok dan Na-CMC 0,5%)
yaitu sebesar 13,18 dan nilai kadar malondialdehid (MDA) serum terendah
ada pada kelompok KKJ yang diberikan ekstrak kulit buah jeruk mandarin
dalam Na-CMC 0,5% dengan dosis 500 mg/kg BB/hari yaitu sebesar 10,29.
malondialdehid (MDA) serum pada tikus putih jantan strain wistar (Rattus
B. Saran
pemberian ekstrak kulit jeruk mandarin (Citrus reticulata) yang lebih lama,
rokok.