Makalah Alsin Amin Fix
Makalah Alsin Amin Fix
HORTIKULTURA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran merupakan produk
hortikultura yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia sebagai sumber vitamin dan
mineral. Buah-buahan dan sayuran biasanya dimanfaatkan oleh manusia dalam keadaan
masih segar. Produk hortikultura ini ketika pascapanen sangat mudah mengalami
kemunduran kualitas yang dicirikan oleh terjadinya proses pelayuan dan kerusakan
yang cepat. dan sayuarn segar sudah menjadi bagian dari makanan manusia sejak
mulainya sejarah manusia itu sendiri. Akan tetapi, pentingnya nutrisi dari buah dan
sayuran secara penuh baru dicermati hanya beberapa waktu belakangan. Pada sisi lain,
bagi masyarakat dengan pola pengaturan makanan yang secara total vegerarian, apakah
dengan alasan kepercayaan atau ekonomi, adalah sangat tergantung pada buah dan
sayuran untuk bisa bertahan hidup. Dengan bantuan ilmu nutrisi moderen, pandangan
terhadap buah dan sayuran sekarang ini meningkat secara drastis, dan para professional
di bidang kesehatan, khususnya di negara telah berkembang, secara aktif menganjurkan
peningkatan konsumsi buah dan sayuran dan membatasi konsumsi daging. Nilai nutrisi
buah dan sayuran pertama kali dicermati pada awal abad ke-17 di Inggris. Salah
satunya adalah kemampuan buah jeruk menyembuhkan penyakit radang perut akibat
kekurangan vitamin C, yang pada saat itu diderita para angkatan laut Inggris. Kapten
angkatan laut tersebut mengetahui adanya penyembuhan dengan mengkonsumsi jeruk
dan mampu Produk pascapanen hortikultura merupakan struktur yang masih hidup
walaupun telah terpisah dari tanaman induknya, dimana sebelum dipanen dan pada saat
pascapanen produk pascapanen tersebut masih melakukan reaksi-reaksi metabolisme
dan masih mempertahankan sistem fisiologis sebagaimana saat masih melekat pada
tanaman induknya. Reaksi-reaksi metabolisme ini akan memicu kerusakan produk
hortikultura dengan cepat. Kerusakan pascapanen buah-buahan dan sayuran relatif
masih tinggi dimana menurut Kader (1985), kerusakan pascapanen buah-buahan dan
sayuran bisa mencapai 5 - 25 % pada negara-negara maju dan 20 - 50 % pada negara-
negara berkembang. Penanganan pascapanen hasil hortikultura bertujuan
mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak
dikehendaki selama penyimpanan seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, buah
keriput, umbi berwarna hijau (greening), dan terlalu matang. Penyimpanan pada suhu
dingin akan menekan enzim respirasi agar aktivitasnya serendah mungkin sehingga laju
respirasinya kecil serta dapat menurunkan sensitifitasnya terhadap gas etilen dan
mengurangi kehilangan air sehingga produk terjaga kesegarannya. Penanganan
pascapanen buah-buahan dan sayuran segar dapat dilakukan dengan pengendalian suhu
dan kelembaban relatif pada ruang penyimpanan. Kedua kriteria ini akan menghambat
kehilangan air dari produk. Kehilangan air dari produk sering diasosiasikan dengan
kehilangan mutu, karena adanya perubahan visual seperti pelayuan, pengkerutan, dan
dapat terjadi perubahan tekstur. Ruang penyimpanan buah-buahan dan sayuran pada
saat ini yang tersedia hanya untuk mengatur suhu saja, biasanya pengaturan ini hanya
bisa suhu dingin, sedang, dan sangat dingin, sedangkan setiap buah-buahan dan sayuran
memerlukan suhu yang berbeda-beda untuk jenis dan varietas yang berbeda.
1.1 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah mengetahui cara penanganan pasca panen produk segar
hortikultura ditinjau dari beberapa aspek.
1.2 Manfaat
Memberikan informasi cara atau penganan pasca panen produk hortikultura
ditinjau dari beberapa aspek.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Sumber dan struktur permodalan berasal dari pinjaman bank dan modal sendiri dengan
5. Biaya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus (straight-line method} yang
disesuaikan dengan umur ekonomi masing masing modal tetap. Perincian umur
Rp. 669.230.100.600
BEP =
Rp. 4.250 /Kg
BEP = 157.465.906 kg
2. BEP Pendapatan
𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Qi =
𝒑𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏−𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝑹𝒑 𝟖𝟐𝟓.𝟗𝟑𝟔.𝟎𝟒𝟎
= 𝑹𝒑 (𝟕𝟐.𝟏𝟔𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎−𝟒𝟒.𝟔𝟏𝟓.𝟑𝟒𝟎.𝟎𝟒𝟎
= 0.03
3.1. KESIMPULAN
Penanganan pascapanen hasil hortikultura bertujuan mempertahankan kondisi
segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama
penyimpanan.Perlakuan pascapanen yang mampu menghambat perubahan-perubahan
spesifik pada produk, dioptimal dengan pengendalian suhu. Teknik pendinginan dapat
menggunakan udara, air, evaporasi air, dan es sebagai coolant. Alat untuk
mendinginkan produk holtikultura adalah Room cooling, Forced-Air Cooling
Hydrocooling, Vacuum Cooling dan Package Icing .Vacuum Cooling memiliki
kelebihan lebih banyak dibanding alat lainnya namun dari segi biaya mahal.Pada analisa
finansial dari pembuatan gedung penyimpanan jeruk, memperlihatkan adanya
keuntungan dari pembuatan gedung tersebut, keuntungan sudah diperoleh pada akhir
tahun ke-2 dan gudang penyimpanan jeruk dapat digunakan dalam waktu 15 tahun.
3.2. SARAN
Menurut penulis, masih banyak yang harus dikembangkan dalam penyimpanan
produk hortikultura sehingga perlu dilakukan analisa lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Emi Y. Sagas1, Frans Wenur2, Lady C.Ch.E. Lengkey. 2010.Kajian
Penggunaan Kotak Pendingin Menggunakan Hancuran Es untuk Distribusi Pak Choi
(brassica rapa). Jurnal Teknologi Pertanian.[onlie].Vol V.No1,Hal 98-100
ANALISIS FINANSIAL
PENYIMPANAN HORTIKULTURA
3. Asumsi Dasar
Rp. 669.230.100.600
BEP =
Rp. 4.250 /Kg
BEP = 157.465.906 kg
2. BEP Pendapatan
𝑹𝒑 𝟖𝟐𝟓.𝟗𝟑𝟔.𝟎𝟒𝟎
= 𝑹𝒑 (𝟕𝟐.𝟏𝟔𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎−𝟒𝟒.𝟔𝟏𝟓.𝟑𝟒𝟎.𝟎𝟒𝟎
= 0.03