Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES

ACARA IV

PENGUKURAN STRATIGRAFI

Dosen Pengampu : Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si.

Oleh:
Nama mahasiswa : Degos Kirono Putro
NIM : 150722603192
Mata Kuliah : Geologi Struktur dan Proses
Offering :G
Tanggal Praktikum : 28 September 2016
Asisten Praktikum : Hendra Agus P
Ahmad Adi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
2016
ACARA IV

PENGUKURAN STRATIGRAFI

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu membuat Isobaths dengan indeks kontur 30, 60, 90, dan 120

2. Mahasiswa mampu mengetahui besaran dip serta ketebalan sejati (true thickness)

III. ALAT dan BAHAN

1. Alat
 Alat tulis
 Laptop
 Kertas kalkir
 Pena OHP
2. Bahan
 Peta

III. DASAR TEORI

Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang dan waktu, sedangkan
dalam arti sempit ialah ilmu pemerian batuan. Pengolongan stratigrafi ialah
pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian
aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut di
atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi. Batas satuan stratigrafi ditentukan sesuai dengan
batas penyebaran ciri satuan tersebut sebagaimana didefinisikan Batas satuan Stratigrafi
jenis tertentu tidak harus berhimpit dengan batas satuan satuan stratigrafi jenis lain, bahkan
dapat memotong satu sama lain. (Abdul Wahab, 1996)

Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil
(biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi pelajari
untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.

Pengukuran stratigrafi merupakan salah satu pekerjaan yang biasa dilakukan dalam
pemetaan geologi lapangan. Adapun pekerjaan pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran yang terperinci dari hubungan stratigrafi antar setiap perlapisan
batuan / satuan batuan, ketebalan setiap satuan stratigrafi, sejarah sedimentasi secara
vertikal dan lingkungan pengendapan dari setiap satuan batuan. Di lapangan, pengukuran
stratigrafi biasanya dilakukan dengan menggunakan tali meteran dan kompas pada
singkapan-singkapan yang menerus dalam suatu lintasan. Pengukuran diusahakan tegak
lurus dengan jurus perlapisan batuannya, sehingga koreksi sudut antara jalur pengukuran
dan arah jurus perlapisan tidak begitu besar. (Harsolumakso, 2008)

Ketebalan Stratigrafi menunjukkan jarak antara permukaan lapisan pada arah tegak
lusrus pada permukaan nya. Pada gambar dibawah, ketebalan lapisan (True Thickness TT)
yang merupakan jarak yang dibentuk oleh ketebalan vertical (vertical thickness / VT) serta
ketebalan horizontal (Horizontal Thickness / HT) dengan mempertimbangkan besaran dip
pada suatu lapisan geologi.
Ketebalan lapisan dan lebar singkapan

Ketebalan VT dapat dihitung melalui peta kontur struktur. Ketebalan vertikal


adalah perbedaan tinggi antara tpuncak dan dasar lapisan pada berbagai titik pengukuran.
Ketebalan vertikal juga dapat dihasilkan dari pengeboran dan merupakan ketebalan
pengeberoan dari atas hingga dasar lapisan pengeboran. Berdasarkan sudut dip, maka
keteblan vertikal berbeda dengan ketebalan sejati TT. (Richard Lisle, 2004)

IV. LANGKAH KERJA

A. Membuat kontur struktur geologi

1. Menentukan titik- titik singkapan geologi / outcrop yang merupakan bidang


kontak antar materi geologi, pada titik pertemuan antara batas / bidang kontak
dengan kontur topografi.

2. Menentukan kontur struktur geologi berdasarkan titik singkapan / pertemuan dan


beri indeks kontur (label)

B. Membuat kontur Isobath

1. Mencari titik pertemuan kontu topografi dan kontur struktur / titik singkapan lalu
menentukan kedalaman dengan rumus (ketinggian kontru topografi – ketinggian
kontru struktur.

2. Membuat kontur isobath dengan interval kontur 30, 60, 90 dan 120

C. Menentukan ketebalan sejati dan ketebalan vertikal

1. Menghitung ketebalan vertikal dengan cara menghitung selisih kontur topografi


di antara 2 kontru struktur

2. Menentukan besaran sudut Dip sebagaimana acara 3


3. Menghitung ketebalan sejati / TT (True Thickness) dengan rumus :

TT = VT cos (dip).

V. HASIL PRAKTIKUM

a. Peta pada lembaran (terlampir)

b. Peta pada kertas kalkir

c.Perhitungan dip & ketebalan sejati

VII. PEMBAHASAN

Pada acara ke 4, peta yang digunakan merupakan peta buta karena tidak adanya
judul pada peta tersebut. Peta yang digunakan sebagai bahan praktikum menampilkan garis
kontur topografi dan beberapa lapisan batuan didalamnya seperti pontycymmer, Llynfi
beds, Rhonda beds, Brithdir beds dengan memilik skala 1 : 10000.

Pembuatan kontur struktur dilakukan dengan cara menarik ttik temu antara kontur
struktur dan lapisan batuan lalu ditarik garis lurus memanjang peta. Kontru struktrur yang
didapat pada tidak memiliki kontur yang interval secara urut seperti pada peta acara 3,
kontur struktur pada peta peta memiliki interval 30 yang jika diamati dari keseluruhan peta
nilai dari kontur struktur naik turun tidak dari kecil sampi besar atau sebaliknya. Naik
turunnya besaran kontur struktur karena lapisan batuan yang ada pada peta beragam
sehingga kontur struktrur mengikuti nilai dari setiap perbedaan lapisan batuan.

Penggambaran Kontur Isobath hanya dilakukan pada Lapisan Rhonda beds,


penggambaran kontur dimulai dari menentukan titik titik tampalan dari kontur struktur dan
kontur topografi dengan rumus pada titik pertemuan (kontur topografi dan kontur struktur).
Kontur Isobath yang di dapat pada lapisan rondha beds memiliki elevasi kedalaman 30, 60,
90, 120 yang tersebar pada lapisan ini. Pada titik temu, selisih antara kontur topografi dan
kontur struktur yang bernilai 0 maka bentukan lapisan nya berupa sebuah singkapan batuan
atau outcrop. Untuk selsisih nilai kontru topogarfi dan kontru struktur yang bernilai negatif
/ minus yang artinya kenampakan lapisan batuan di titik itu bersifat tererosi. Batuan
singkapan atau outcrop pada lapisan Rhonda beds berada diantara daerah yang memiliki
kontur isobath dengan daerah yang tererosi. Karena singkapan batuan memiliki sebagai
pembatas antara bentukan lapisan satu dengan lapisan yang lainnya maupun perbedaan
bentukan / sifat pada lapisan yang sama. Lapisan yang tererosi terletak pada daerah yang
berbentuk V. Karena pada daerah ini terletak dikaki dataran tinggi dan kemungkinan besar
terdapat sungai sehingga dataran yang dilewati oleh sungai sehingga lebih mudah terkena
erosi

Perhitungan Dip dan ketebalan TT (True Thickness) batubara berada pada lapisan
Llynfi beds. Perhitungan sudut dip pada lapisan Llynfi beds di ambil dari kontur struktur
dari selatan ke utara yaitu dari 230, 200, sampai 170. Pengukuran sudut kemiringan di
dapat dengan rumus kontur interval dibagi jarak antar kontur. Atau dapat diperjelas yaitu
sudut dip didapat dari selisih antar kontur maksimal dikurangi minimum lalu dibagi
dengan jarak sebenarnya (m) lalu dikalikan tan-1. Pada peta, titik di diambil pada daerah
batuan mudstone / daerah lereng. Hasil dari pengukuran didapat bahwa sudut dip memiliki
kemiringan sebesar 7,32°. Dip yang didapat memiliki proporsi dataran yang miring /
memiliki kemiringn litografi karena besaran di lebih dari 5°, jika kemiringan kurang dari
5° maka daerah yang dihasilkan landai atau datar.

Pengukuran TT (True Thickness) di dapat melalui rumus : TT = VT cos (dip).


Pengukuran ini untuk mengetahui ketebalan sejati pada lapisan Llynfi beds, ketebalan
sejati yang dimaksud merupakan ketebalan yang tegak lurus dengan dasar lapisan yang
jaraknya / panjangnya dapat diketahui oleh keteblan VT (Vertical Thickness) serta HT
(horizontal Thickness) dengan mempertimbangkan besaran dip pada lapisan Llynfi beds.
Ketebalan sejati / TT (True Thickness) dari lapisan Llynfi beds memilik tebal sebesar 89m
VIII. KESIMPULAN

1. Garis Isobath yang di dapat terletak pada lapisan Rondha beds dengan interval 30, 60,
90 dan 120. Pada titik pertemuan yang bernilai 0 yamg berarti singkapan / outcrop.
Sedangkan pada titik pertemuan yang bernilai negatif yang artinya lapisan nya tererosi

2. Besaran dip yang di dapat terletak pada lapisan Llynfi beds dengan nilai kemiringan
7,32° dan untuk ketebalan sejati / TT (True Thickness) memiliki ketebelan sebesar 89
m.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Harsolumakso, A. H., 2008. Buku Pedoman Geologi Lapangan.Bandung : Program Studi


Teknik Geologi, FITB ITB.

Lisle, Richard. 2004. Geological Structuresand Maps. Burlington : Elsevier Butterworth-


Heinemann

Masitoh, Ferryati.. 2016. Panduan praktikum geologi struktur. Malang : Universitas


Negeri Malang.

Wahab Abdul. 1966. Sandi Stratigrafi Indonesia.Jakarta : IAGI (Ikatan Ahli Geologi
Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai